CBR250RR VS Ninja 250 VS R25. Mana Yg Akan Anda Beli?

 

Ujung-ujungnya review motor baru, pasti sampai ke pertanyaan pamungkas ini: mana yg akan bro/sis beli? Kok beli bukan pilih?

Captured Videos-001

Karena memilih tidak berarti harus membeli yang berarti melepaskan uang kita. Pertanyaan ini jadi penentu bagi kita (yg akan menikmati motor tersebut) dan juga pabrikan (yg sudah berinvestasi dengan mengembangkan dan memproduksi motor tersebut).

Tahun 2017 saya sdh perbandingkan ketiganya CBR250RR dan dua motor lama R25 dan Ninja 250.

https://7leopold7.com/2016/12/12/ninja-250fi-vs-r25-vs-cbr250rr-road-test-to-rangkasbitung/

Thn 2018 awal saya perbandingkan lagi CBR250RR dg New Ninja 250 dan R25 lama.

https://7leopold7.com/2018/02/02/tes-jalanan-new-ninja-250-vs-r25-vs-cbr250rr-drag-test-400m-pilih-yang-mana/

Sekarang saya coba bandingkan CBR250RR, New Ninja 250 dan New R25. Ingat ketiganya motor 250cc twin silinder. Perbedaan ketiganya ada namun tidak signifikan dan fatal, faktor penentu lebih pada selera dan kebutuhan.

 

KARAKTER TENAGA

CBR250RR menurut saya masih merupakan motor yang paling spesifik untuk kepentingan balap. Karakter tenaganya relatif agresif dan rata pada tiap tingkatan RPM. Galak pada mode Sport +.

Ninja 250 dari hasil Dyno yang saya lakukan sendiri bersama Sportisi memiliki puncak tenaga tertinggi, namun karakter tenaganya pada putaran bawah-menengah masih terasa bercorak harian dan sport-tourer. Alias tidak seganas CBR250RR di putaran bawa-menengah. Namun diatas 9000RPM membanjir tenaganya.

New R25 memiliki karakter tenaga yang mirip sama dengan R25 lama: sangat padat dan responsif di putaran bawah-menengah. Bisa dikatakan, dan terlihat di dyno, paling agresif. Tapi R25 lama standard tidak perkasa di kitiran atas karena ECU disetting demi ketahanan mesin. R25 baru saya rasakan sendiri di kitiran atas 10,500 hingga menjelang 14,000 masih naik terus tenaganya.

Jadi ketiganya berbeda.

Buat yang riding stylenya demen galak dan agresif di penggunaan harian mungkin R25 baru dan CBR250RR pilihan yang lebih pas dalam kondisi sama2 standard.

 

ERGONOMI

CBR250RR menurut saya adalah motor dengan ergonomi yg paling menunduk dan sporty. Terasa dari posisi footpeg dan handlebar.

Ninja 250 masih mengikuti aliran sport tourer ninja 250 sebelumnya. Posisinya yang paling tegak dan rileks.

R25 baru terasa sedikit lebih sporty ketimbang New Ninja. Bisa dikatakan pertengahan antara Ninja dan CBR.

 

HANDLING

CBR250RR memiliki handling paling rigid dan agresif. Meskipun sama-sama suspensi USD dengan R25, namun CBR250RR lebih keras dan memungkinkan motor lebih nurut di kondisi jalan raya yang relatif baik. Di rute JLS Pacitan-Trenggalek menari di tikungannya enak bgt, tapi begitu masuk jalur yg keriting (Tulungagung sdg ada perbaikan jalan cukup jauh waktu itu) lumayan berasa.

Ninja 250 ini berasa sekali sport-tourernya. Suspensi telekospik namun ukurannya besar (41 mm vs 37mm) saya rasakan nyaman utk berbagai kondisi jalan yg penuh khianat, tapi juga tidak mengayun berlebihan saat mengejar kecepatan. Sementara itu konfigurasi suspensi belakang yg diikat langsung ke badan mesin juga mengurangi efek mengayun yang parah seperti di Ninja 250 2012.

New R25 mengadopsi suspensi USD, namun saya rasakan tetap empuk, tidak serigid CBR250RR. Efek mengayun dan membuang yang terasa saat cornering pada R25 lama, berkurang drastis. Kondisi jalan rusak juga lebih nyaman ketimbang CBR250RR. An improvement.

 

FEATURE

CBR250RR membanggakan throttle-by-wire serta throttle mode yang mengatur bagaimana mesin bereaksi terhadap betotan gas. Buat saya kedua feature itu menarik, tapi saya ga terlalu pakai, karena mode selalu dalam Sport +. Beli motor harga penuh, ya saya maunya tenaga penuh juga.

New Ninja membanggakan slipper/assisst clutch. Fungsinya beragam: memperingan beban penggunaan kopling oleh tangan kiri dan juga mengurangi efek roda mengunci pada saat turun gigi. Kepake banget saat macet dan touring ketemu tikungan dadakan jelek. Juga dgn immobiliser yang bro/sis bisa beli terpisah utk motor lain.

R25 baru tidak menawarkan feature tambahan tertentu.

 

PERAWATAN

Pengalaman saya dengan CBR250RR selama 2200km akhir tahun 2016, mungkin kondisi sudah berubah. Motor sport keren ini memerlukan kita merogoh kocek lebih dalam. Utk ganti filter oli, saya biasanya tiap 2 kali ganti oli, biasanya ganti filter sekalian terkena biaya 262 ribu rupiah. Relatif lebih mahal ketimbang Ninja 250 atau R25 yang berada dikisaran harga 60-80 ribu rupiah. Harga lebih mahal mungkin dikarenakan part tersebut masih ori produksi Jepang.

https://7leopold7.com/2016/12/07/pengalaman-service-pertama-cbr250rr/

Untuk Ninja 250, jika ketersediaan parts new NInja = Ninja 250FI, untuk fast moving parts relatif lebih mudah dan murah dibandingkan CBR250RR. Barang tidak selalu ada, seperti footstep saya pernah patah, tapi dalam hitungan sehari bisa ketemu.

R25 berdasarkan pengalaman, biaya perawatannya paling terjangkau. Harga dan ketersedian parts nya cocok untuk penggunaan harian yang km nya tinggi. Kualitas parts masih kalah dengan Suzuki, tapi untuk harian masih okelah.

 

KESIMPULAN

Ketiganya motor 250cc twin silinder. Bukan 600cc atau 1000cc yang perbedaan antara brand bisa sangat jauh, Perbedaan ketiganya ada namun tidak signifikan dan fatal, Faktor penentu lebih pada selera dan kebutuhan.

Kalau bro kebutuhannya lebih pada balap di sirkuit, CBR250RR dalam kondisi standard yang paling ready to race. Dari segi desain fisik juga paling sporty.

Kalau butuh nyaman (kopling, posisi riding) dan nama besar Ninja, ya ambil Ninja 250.

Kalau butuh motor yang kenceng buat jalan raya, dengan perawatan terjangkau (karena km akan tinggi) menurut saya R25 yg pas.

Tentu dengan modifikasi perbedaan ketiganya bisa dibuat lebih tipis lagi.

Kalau sudah punya salah satu? bersyukurlah. Ga perlu gelisah untuk ganti motor. Masih ada banyak sekali rider lain yang hanya bisa berangan-angan memiliki motor seperti bro/sis.

Om Leo sendiri bakal beli yang mana?

Engga ada, anak saya mau kuliah, butuh biaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

46 thoughts on “CBR250RR VS Ninja 250 VS R25. Mana Yg Akan Anda Beli?

  1. harian: Ninja
    weekend ride: CBR

    new R25?
    power: ter rendah
    body position: nanggung (nunduk bgt kaga, tegak kagak juga)

    R15 aja bisa kok totalitas dan ter-advanced dikelasnya.
    nunggu yamaha comeback deh sama all new R25.

  2. “Om Leo sendiri bakal beli yang mana?

    Engga ada, anak saya mau kuliah, butuh biaya.”

    bikain saya ngakak om…. mungkin kalo jawaban om leo hanya sebagai candaan. kalau saya ego pribadi bener2 harus mengalah untuk keluarga. dulu 250cc cita2 sekarang cukuplah menjadi kenangan. bukan kenangan telah punya tapi setidaknya pernah punya kenangan punya cita cita memilikinya hahaha.

  3. iya ya…kalo dipikir2 dan dipaksakan ke budget yg hrus dikeluarkan dgn asumsi sgup tapi masih mikir…kyknya penawaran r25 yg paling masuk akal,suspensinya udh dpet upsidedown.padahal sebelumnya saya pengen ngebully motor ini

  4. Yes, bersyukurlah untuk yg udah punya, karena saya sampai hari ini masih jadi salah satu rider yang hanya bisa berangan-angan untuk memiliki motor 250cc 2 silinder

  5. Miara R25 itu kayak miara skutik 150cc atau Motor sport 150cc.
    Sparepartnya murah gila… udah gitu mudah didapat… sekalipun indent, jelas.. 7 hari ready.
    Buat yang perlu motor sport 250cc tapi dipake harian, R25 paling ideal.

    Jangan sampai deh punya motor yang urusan after sales kebalikannya.. udah harga partnya mahal, keberadaannya “ghoib”… kalo indent ga jelas kapan datengnya..
    Hehehe

    • Ini salah satu kelebihan yamaha yg jarang diketahui, yamaha id punya katalog sparepart di webnya sedangkan yg lain susah mau cari katalognya

    • tapi kalau bicara part catalog (bukan bahas cara akses maupun fitur harga sparepart) menurut saya Honda paling oke.

      kenapa? karena kalau part catalog honda hampir selalu (cukup sering) menampilkan dimensi maupun kode seri part.. misal begini:
      1. oil seal, mur, baut, dsb. kalau honda dicantumkan dimensinya sehingga kalau kita butuh urgent namun barang tidak ready ya kita bisa cari alternatifnya (baik merk lain maupun ke glodok kalau di Jakarta)
      2. bearing, tidak jarang honda mencantumkan kode bearing pada part catalog. positifnya ya seperti nomor 1.

      kalau dahulu Honda menyediakan file pricelist part dalam bentuk pdf (di websitenya), kemudian sekarang tidak ada (dulu sempat ada lagi di website HEPS yang bisa sekalian buat order)

  6. CBR 250 RR ganteng sejak lahir, siap balap
    Ninja 250 lembut dan enak dikendarai
    R25 motor mentah, mau saingi CBR bisa dengan banyaknya sparepart pihak ketiga, dengan dana paling ekonomis (mau jadiin R3 gampang siapin duit 10jt)

  7. Pahit rasnya pernah cari butuh part goib, duit ada….motor nggletak tak berdaya…. jual aja – akhirnya kita harus rela pd realita ,tdk bisa memaksaka khendak diatas mimpi mirip motoGp, cbr250 lampu sempak dulu baru muncul bohlam aja susah 😂wkwkwk + part moving yg lain….pd. tinggal tetngga di jl dewi sartika JakTim

  8. Ikut komen ttg biaya perawatan, saya jg owner R25 gen. 1

    Spare part R25 memang betoel adanja, (relatif) terjangkau, kecuali utk part kampas rem depan-belakang, piringan cakram belakang…yg 3 ini termasuk sering ganti (odometer saya 35957, sudah ganti kampas rem depan 3x, belakang jg sama 3x, dan pringan cakram belakang 1x.

    Malah yang lumayan nguras dompet itu bensin nya dan dandan nya, apalagi kalo gabung komunitas haahhaha.. 😀

    • Btw lupa ngga cantumin.harga nya: kampas rem depan 320k, kampas rem belakang 140k, piringan cakram belakang 200k..itu blm termasuk ongkos jasa pasang (kalo seandainy memang tdk memungkinkan utk pasang sendiri)

    • kampas rem depan-belakang sih memang mahal dan sangat abrasif, ga heran situ uda ganti piringan belakang di odometer segitu.. klo ane kebetulan sudah mantau hal ini dari awal, sehingga piringan belakang ane belum terkikis parah (sekitar 2mm) meskipun saat itu kampas rem belakang terkikisnya belum sampai 1mm. untuk cakram depan ane relatif aman karena emang jarang pake rem depan. saran ane pakai kampas rem aftermarket yang harganya relatif lebih murah, namun performanya lebih baik dari bawaannya.

  9. Suka dengan kalimat terakhir.
    Enggak ada anak saya mau kuliah butuh biaya.
    Kebutuhan primer lebih diutamakan. Sekunder jika yg primer sudah terpenuhi. Sama om saya malah jual beberapa motor untuk kuliah.
    Note : saya kerja dulu baru kuliah.

  10. kalo ada duitnya saya ambil CBR
    kapan lagi AHM bikin beginian
    walau tampang depannya ga masuk selera saya
    untuk weekend aja ya
    kalo harian matic aja, jalanan udah gila gini hahaha

  11. “Kalau sudah punya salah satu? bersyukurlah. Ga perlu gelisah untuk ganti motor. Masih ada banyak sekali rider lain yang hanya bisa berangan-angan memiliki motor seperti bro/sis”

    Very on point.

    Udah lama pengen R25 old. Gak se pasaran Ninja, gak se overkill CBR250RR (buat harian), dan biaya perawatan murah. Apalagi setelah liat New R25 yang minor facelift.

    Sepertinya akan nyari R25 old second, terus ganti USD new.

  12. Wkwkwk bisa aj statement terakhir om Leo. Ya wajar ga mau beli lg, lah udah pernah punya kesemua motor 250cc tg disebutin (kecuali new R25). Dan tunggangannya jg udah moge di Aussie.
    Mantap om Leo ulasannya sip. Kalo saya sudah pernah punya old R25 dan skrg masih enjoy dng new Ninja 250

  13. Karena sdh bicara ttg Ninja 250, saya mau tanya hal sedikit di luar itu tapi masih dlm konteks.
    Utk Z250 2016, teman2 di komunitas banyak yg mengganti filter oli orisinal dg filter oli Nissan Grand Livina. Apakah kedua filter oli tsb mempunyai daleman yg sama? Atau cuma kebetulan diameter drat nya aja yg sama?
    Tks Om Leo

Leave a comment