Akankah Honda Forza Tumbangkan Dominasi Yamaha Xmax di Kelas 250CC?

 

 

Beberapa jam lalu AHM resmi melaunching Honda Forza 250. Motor produksi Honda Thailand ini akan dihadirkan sebagai motor CBU di Indonesia dengan banderol harga (dari dealer) 70 juta. Seneng banget saya bacanya. Tambah seru dan banyak pilihan nih.

38173228_10156630927423464_3512172741383946240_n-001

Foto: Irwan Chaniago

Semenjak dilepas ke market XMax langsung menumbangkan penjualan motor sport 250cc di tanah air. Diserap pasar sebesar 1,300 sd 1,400 unit per bulan XMax menjadi dominator baru. Dominasi ini nampaknya jadi salah satu sebab Honda merasa perlu memanaskan market dengan mendatangkan Forza 250.

Bagaimana chance-nya?

Mari kita lihat satu-persatu:

SPESIFIKASI TEKNIS (Gridoto)

Yamaha XMAX 250 Honda Forza 250
Tipe mesin 4-tak SOHC 4-tak SOHC
Rasio kompresi 10,5 : 1 9,3 : 1
Sistem bahan bakar Injeksi Injeksi
Power 22,5 dk / 7.000 rpm n/a
Torsi 24,3 Nm n/a
P x L x T 2.185 x 775 x 1.465 mm 2.140 x 755 x 1.470 mm
Wheelbase 1.540 mm 1.547 mm
Tinggi jok 795 mm 780 mm
Kapasitas tangki 13 liter 11,5 liter
Bobot 179 kg 191 kg
Rem depan Disc brake Disc brake
Rem belakang Disc brake Disc brake

Informasi mengenai power dan torsi Forza belum muncul. Namun dengan asumsi selisih bore/strokenya tidak jauh, di atas kertas Xmax 250 berpotensi memiliki lepasan tenaga lebih besar berkat rasio kompresi yang jauh lebih tinggi.

Masih agak terlalu prematur untuk mengambil kesimpulan mengenai handling karena ini harus diadu langsung. Dari segi bobot XMax lebih ringan sekitar 12 kg dan wheelbase lebih pendek 7mm, di atas kertas harusnya handling bisa lebih agile/lincah. Nanti kita buktikan.

Keduanya juga sudah dilengkapi dengan traction control, di Forza disebut dengan istilah Honda Selectable Torque Control dimana perbedaan kecepatan antara ban depan dan belakang akan dikompensasi dengan mengurangi torsi mesin pada ban belakang.

Kalau dilihat dalam tabel, salah satu kelebihan Forza adalah seat height yang 19mm lebih rendah dibandingkan XMax. Buat mereka yang bertinggi di bawah 167 cm mungkin ini faktor penting.

Saya merasa dari segi teknis lainnya perbedaannya tidak signifikan.

 

ASPEK HARGA

Belum ada harga resmi yang diumumkan sampai saat kalimat ini ditulis. Namun harga yang sudah dicantumkan oleh dealer adalah Rp. 70 juta OTR DKI.

Not bad.

https://7leopold7.com/2018/06/09/analisa-persaingan-14-motor-all-class-250cc-2018-pasar-sport-masih-dominan-di-angka-53-9-matic-35-7-motor-apa-yang-paling-laku-di-kelas-ini/

Namun X-Max 250 saat ini masih dibanderol di harga Rp. 57,2 sd 57,8 juta rupiah. Selisih harganya sekitar 12,2 sd 12,8 juta rupiah atau sekitar 22% lebih mahal.

Hmmm mudah-mudahan ada koreksi harga dari AHM, tapi selisih harga ini untuk kelas pembeli 250cc cukup signifikan.

Lho tapi mas Forza ini mahal karena CBU, produk global wajarlah kalau dijual di harga segitu. Kualitas parts sudah pasti teruji. Hmmm XMax juga produk global sih ya, bedanya diproduksi di Indonesia sehingga bebas beberapa komponen biaya.

Untuk bisa mengganggu dominasi XMax, AHM perlu lebih agresif dalam pricing atau paket penjualan. Tidak mudah karena sebagai barang import tentu akan tergantung dengan nilai kurs rupiah vs dollar yang belakangan semakin tidak menentu.

 

ASPEK CBU

Ini tentu menjadi daya tarik bagi segment tertentu. Eksklusif dan pride CBU

Tapi ada tantangannya pula bagi AHM untuk bisa menjatuhkan dominasi XMax dg Forza.

Memiliki basis produksi di dalam negeri akan tetap lebih menguntungkan jika ingin battle. Keuntungannya apa saja?

  1. Ketersediaan parts. Parts akan lebih mudah didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau.
  2. Fleksibilitas volume produksi. Jumlah unit yang diproduksi bisa lebih fleksibel mengikuti kebutuhan di pasar domestik. Ini untuk mencegah indent yang panjang mengular. Karena pada produk CBU akan ada jeda lebih panjan jika ingin menambah unit jatah untuk Indonesia dibandingkan dengan produksi lokal.

Menurut informasi bro Wira Pekerti yang sudah indent, proyeksi motor akan dideliver pada bulan Oktober 2018 ini. Ya sekitar 2-3 bulan. First batch diperkirakan hanya ada sekitar 450 unit yang didatangkan. Batch berikutnya akan datang dari Thailand pada awal tahun depan.

Dengan mendomestikkan produksi Forza, AHM juga akan bisa membuat harga lebih kompetitif dan menarik.

 

ASPEK PERGESERAN DEMAND 250cc

Dalam artikel saya sebelumnya memang ada kecenderungan kue pasar 250cc semakin membesar. Pembelinya semakin banyak. Namun harus diwaspadai diversifikasi kelas ini juga gila-gila-an. Totalnya ada sejumlah 14 jenis motor 250cc yang berebut potongan kue disini. Akibatnya pergeseran selera market juga sangat cair, mudah berubah dan berganti.

Analisa Persaingan 14 Motor All Class 250cc 2018: Pasar Sport Masih Dominan di angka 53.9 %, Matic 35.7%. Motor Apa Yang Paling Laku di Kelas Ini?

KESIMPULAN

Dari aspek spek teknis Forza 250 tidak memiliki selisih yang signifikan dengan XMax 250. Artinya potensinya untuk mengganggu dominasi XMax sangatlah besar secara teknis. Unit to unit. Bagi pencinta brand Honda, tentu Forza jadi pilihan serius.

Faktor yang akan jadi kendala adalah Forza masih merupakan motor CBU. Konsekwensinya ada 3 setidaknya: 1) dari segi pricing Forza jadi 22% lebih mahal akibat biaya import dan kurs dollar; 2)  ketersediaan/harga parts CBU; 3) fleksibilitas produksi unit mengikuti jatah dari Honda Thailand.

Apakah AHM nantinya akan mendapat jatah untuk memproduksi Forza secara lokal seperti Honda Thailand? Nampaknya itu jadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan jika memang ingin fight di kelas ini.

 

 

 

61 thoughts on “Akankah Honda Forza Tumbangkan Dominasi Yamaha Xmax di Kelas 250CC?

  1. Yang membedakan produk global dibuat lokal afaik hanya QC, filtering untuk ekspor bisa 3x lipat, sementara untuk yang dilepas dilokal bisa disebut banyak permisif – alias masih oke lah, gpp lah, ah dikit ini dlsb .. Makanya kadang produk global yang dijual di lokal lebih sering terdengar kena trouble, sementara barang/ produk yang sama di luar relatif gada masalah..

    Catatan guweh, buat jok XMax menang telak hehe..

    Hore Honda Forza 250 2018 Indonesia Resmi Rilis, Ini Dia Harga dan Fiturnya

    • sama, gw bilang QC-nya yang beda..

      ceknya cuma sekali, buat ekspor 3x.. jadi kalau ekspor di cek kedua kali ada kurang, balik lagi, benerin.. dst

    • Line produksi dibedakan untuk lokal dan ekspor? Ribet ga sih? Belum seleksi per partnya

    • kalau ini saya setuju, tp yang kadang bikin keselnya, konsumen sering dibikin coba coba dulu, kayak kasus vario150 ngorok, cbr150 klotok klotok, cbr150 ranka putus, terakhir pcx150 shok bengkok, yang, batch 2nya sudah ada perbaikan langsung.. imho ya mas.. mungkin dengan adanya kasus diatas, ada penambahan beberapa inspection checklist mungkin..

    • kalau di pertambangan, quality control itu mengatur kadar atau kualitas bijih yang ditambang agar sesuai dengan permintaan pembeli. mungkin aja kalau motor untuk ekspor permintaan pembeli kualitas plastik, baja, dan aluminium alloy-nya berbeda. jadi menurut gue QC gak sekedar pengecekan tahap akhir doang, QC sudah ada dari perencanaan bagaimana kualitas/grade barangnya akan dibuat, misalnya kandungan carbon dan pengotor pada proses pembuatan baja/steel, dsb

    • Gak mungkin dibedakan QA/QC untuk produk lokal maupun produk untuk pasaran ekspor. Karena itu akan membuat peluang terjadinya kesalahan akan menjadi lebih besar dan biayanya akan menjadi sangat tinggi.
      Bayangkan jika terjadi pencampuran produk untuk lokal dan produk untuk impor. Berapa banyak waktu yang harus dihabiskan untuk mencari produk yang tercampur tersebut. Walaupun sekarang sdh ada bar code scanner dan lain2 tetap aja akan membutuhkan sumber daya untuk melakukannya. Dan peluang untuk melakukan kesalahan tersebut sangat besar. Sementara pabrik ataupun produk massal akan selalu mencari cara yang sesederhana mungkin, bukan mencari penyakit.
      Itu sebabnya walaupun CC nya beda, R3 dan R25 menggunakan body yang sama. Agar proses manufakturingnya sederhana dan material yang harus digunakan dalam produksi juga tidak terlalu banyak variabelnya.

    • Punya temen kerja di factory otomotif? Kalau gak cari satu dua orang ya.. Biar valid infonya.. Hehe..

      Info gw sih dari orang otomotif langsung orang QC.. Filter terakhir ya di QC, tapi memang lebih ke appearance, misal codet, retak halus, gak rata, sedikit dekok, dlsb..

      kalau soal bobot, formulasi, jumlah material, Cara cetak dlsb sama aja lokal/ekspor..

      Kenapa kenapanya silakan Tanya temen deh, kalau gw yg bilang tar dianggap mengada Ada wkwkwk…

      Oia ini bukan Yamaha doang, semua pabrikan yg ngelakuin ekspor sama aja filternya berlapis dibanding buat lokal..

    • D yamaha memang QC untuk barang export +- 3x lebih ketat (QC ini lebih ke appearance). Karna klo QC / spek Material sama aja..
      (bukan berarti QC utk lokal ga ketat, tetep ketat kok…)
      Dan jg pembeda produk eksport dg lokal hanya di kode/pnamaan part2 & part2 tertentu(menyesuaikan regulasi negara tujuan)
      Sklali lg klo masalah kualitas spek MATERIAL, sama aja lokal dg export.

    • si kobay semangat banget komen nya, efek jalan jalan ke thai ini, ahahah, gw bilang juga apa, artikel si kobay ending nya gw dah tahu siapa yang menang comparasi, di blog orang aja semangat banget apalagi di blog sendiri, hahahahahaha, maka nya sering sering jalan jalan dong yum yum eh yim yim

    • build quality materialnya sama kan mang??
      Tdk di bedakan antara eksport dan lokal.

      Beda halnya dengan produk global di lokalin….

    • Oh artinya secara BQ sama tapi secara QC beda
      Kalo melihat tulisan mang kobay juga bisa diartikan terbalik yaitu produk lokal yang diglobalkan dibanding produk global yang dilokalkan juga bakalan beda QCnya

    • penjelasanmu absurb mang, pertama bilang lebih permisif, okelah dikit gini gpp, bosok dikit gpp, berarti ada pembedaan quality, pas ditanya, gak ada pembedaan quality’nya, klo sering trouble bukannya masuk keranah beda spec ya, bukan cuman sekedar appearance doank? trs yang bener yang mana? bisa kasih contoh produk global yang sering trouble di negara pembuat tp tidak di negara ekspor, dan bukan produk global yang dilokalkan lho ya

    • agak susah sih ya, intinya kalau QC lokal – misal bocel dikit doang gak terlalu kasat mata kecuali bener bener diteliti baru keliatan gakan masuk list NG, beda kalau buat ekspor udah dibalikin lagi dengan status NG.. padahal dari sisi kekuatan – mungkin atau sebenarnya – gak ngaruh.

      Nah dari situ kita bisa anggap QC untuk pasar lokal banyakan lolosnya mang.. definisi lolos disini jadi luas gak cuma 1 atau 2 part karena 1 motor aja partnya ada berapa ratus atau ribu tuh, kalau paham maksud ay tentunya.

      contoh produk global sesuai pertanyaan? Ga usah gw jawab yak, gw jelasin kek di atas aja banyak yang ayan sama nuduh macem macem smp kemana mana kok wkwkwkwkw…

      Review dan Test Ride Honda Forza 300 vs Yamaha Xmax 300, Panas! Saling Mengalahkan!

    • yaelah, kok mesti tanya soal punya teman di factory otomotif. Saya juga manager mutu ditempat saya kerja dulu. Dan orientasi 100% ekspor.
      Kalau benar yang terjadi spt itu, berarti mereka gak punya standar pemeriksaan dan alat untuk pengetesan standar, makanya harus ada lini tambahan untuk pengecekan khusus ekspor.
      Kalau sdh keluar dari pabrik, manager QC harus berani bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan.
      Berapa lumen cahaya yang ada dalam ruangan pengecekan warna harus terus dimaintain dari waktu kewaktu termasuk warna cahaya tersebut, sample warna juga harus dilindungi untuk menghindari terjadinya perubahan warna oleh suhu, UV dan lain2. Ketebalan cat harus diukur menggunakan thickness gauge, dll.
      Material2 lain juga harus diperiksa mulai dari gudang pabrikan yang menjadi supplier agar barang yang masuk ke perusahaan sdh terjamin mutu, spesifikasi dan lain sebagainya.
      QC yang ditunjuk oleh pembeli berasal dari luar negeri tidak pernah banyak komentar kalau memeriksa barang yang dihasilkan. Hal yang berbeda kalau dia pergi ke pabrikan yang lain.
      Tempat kerja saya dulu perusahaan dari luar negeri juga, jadi seharusnya gak goblok2 amatlah soal QC/QA.

  2. kalau yang saya lihat sih mas, honda sedang tes pasar dan mungkin… perkenalan untuk dilokalkan, dimana kalau kita lihat kasus kasus terdahulu seperti itu, cont. cbr150, cbr250, pcx150, menarik untuk dilihat nantinya apakah ada forza 250 regional indonesia, ataukah base produksinya bener bener dipindah ke indonesia.

  3. sulit menang lawan XMAX, karena di banding XMAX ya jelas kalah dr segi pricing
    kalo sdh lokal harga mepet2 pasti bs bersaing.

  4. ahm sadarlah numbangkan xmzx berat,

    seberat cbr 250 rr kalahkan image ninja.

    tapi mereka tau, ada loyalis mereka.

    mereka jual ini sekedar manjaga imae aja, bahawa mereka bisa sediakan produk yg konsumen mau.

    masalah melokalkan mah itu dh kebijakan prinsipal

  5. menurut bloger Jepang, Forza performanya tidak sebagus XMax. traction controlnya juga tidak sebaik XMax. mungkin…. image XMax sudah begitu kuat, jadi Forza dianggap tidak bagus. tapi mereka memuji Forza juga di lain hal.
    kalau harga di Jepang, Forza ¥646.920 (Rp.82.805.760) sedangkan XMax ¥642.600 (Rp.82.252.800)

  6. Saya tertarik dengan status CBU-nya, tapi terkendala harga. Seandainya AHM bawa Forza 125 juga, dengan harga 40jt-an, bakal saya ambil deh (nggak terlalu peduli sama kapasitas mesin, karena semua yang saya harapkan di sebuah matic sudah ada di motor ini).

  7. Nti ud beli mahal2.. Eh tiba2 dilokalkan..kyk cbr 150 n pcx.. Kasian owner sebelumnya yg beli dng harga lbh tinggi..hehehehe.. Dng hrg segitu pilih kymco downtown 250 aja 😄

    • kayaknya mereka tau kalo ngga akan ada masalah yang berarti. Ada protes iya tapi sampai mengganggu penjualan, kecil kemungkinannya bro. Silakan flashback kembali. Jadi kalopun nnt Forza 250 dilokalkan, mereka ya tetep pede. kicauan konsumen yang sudah beli versi CBU dianggap angin lalu .

  8. Ngga kali ya kalo 70an juta.
    Secara Xmax lebih value for the money.

    Kayak punya gw 57juta plus paketan YP 300 20juta masih lebih jossssss…. ngoooahahahahaha…

    Tapi ngga tau juga kalo ngAhaem bikin lokal, itupun kalo shok nya ngga bengkok visual.

  9. Desain lbih seneng forza ini drpd xmax. Lbih proporsional. Dan lbih elegan aja mnurut ane.

    Xmax lama” dilihat trutama bagian blakang terlalu lebar dprd ban nya, jd aneh, sprti liat binaraga dgn kaki kecil. Lol.
    mnurut ane pribadi mlah proporsional nmax drpd xmax.

  10. Saya mah lbh pas aerox verza 150 macet stop n go dki sakit bila bawa ukuran + parkir klw dah banyak ngk istimewa lg, ukuran logis daya tampung cukup toh ngk buat touring, klw luar kota bawa mobil min pulsar

  11. Berat kalo dilokalkan, mksudnya ijin dr prinsipal honda jepang, selama ini thailand udah megang lama produk2 premiumnya honda dan berhasil dipasaran global, AHM sepertinya kebagian cc kecil aja, apalagi melihat kasus cbr250rr yg bahkan tdk bisa dipasarkan scr global dan cenderung gagal di pasar lokal.

  12. Di atas ada yang ribut2 kualitas.

    Beberapa waktu lalu ada petinggi honda yang datang mengunjungi sebuah perusahaan, sebut saja perusahaan x.
    Dalam pertemuan dengan petinggi perusahaan x, petinggi honda menyampaikan bahwa mulai tahun 2018 honda sedang memperbaiki “pondasi quality” di perusahaan mereka.
    Yang puncaknya akan selesai pada tahun 2021, dan produk2 buatan honda indonesia dapat di eksport minimal ke kawasan asia.
    Yang disayangkan, saya tidak tau apakah ini honda mobil atau honda motor, dan ini bukan hoax.
    Demikian informasi yang ingin saya bagikan.

    • Saya pastikan ini honda otomotif, entah motor atau mobil saya tidak tau. Karena perusahaan x menjadi vendor untuk beberapa perusahaan otomotif motor & mobil.
      Artinya, ditahun 2018 ini honda baru memikirkan “kualitas”?
      😂

Leave a comment