Apakah KPPU Akan Menemukan Praktek Kartel Honda + Yamaha?

Saya dua kali disundul-sundul disuruh komentar mengenai upaya investigasi KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) untuk menentukan apakah Honda dan Yamaha melakukan praktek kartel untuk memonopoli dan menentukan harga pasaran sepeda motor di Indonesia.

Saya bolak-balik news clipping dan dokumen-dokumen di website KPPU. Nampaknya status di KPPU masih dalam penyelidikan semenjak Mei 2015. Hmmm mengumpulkan bukti atas hal begini memang butuh waktu.

Ada beberapa hal yang dijadikan dasar oleh KPPU untuk memulai investigasi:

  1. Penguasaan pasar sepeda motor Honda dan Yamaha mencapai 93% di tanah air.
  2. Meskipun biaya produksi sepeda motor hanya 7-8 juta rupiah, namun harga jualnya mencapai 14-15 juta rupiah. Menurut KPPU normalnya berkisar di angka 12 juta rupiah.

Oke, fakta yang pertama memang sulit dibantah.  Namun perlu diingat didalam aturan, monopoli itu dibedakan menjadi dua hal:

  1. Posisi (atau keadaan) Monopoli.
  2. Praktek Monopoli. Dimana pihak produsen melakukan praktek-praktek usaha yang ilegal untuk mengontrol harga dan menguasai pasar dengan menyalahgunakan posisi monopoli.

KPPU harus membuktikan bahwa ‘kondisi monopoli” yang sekarang ada merupakan buah dari ‘praktek monopoli”. Bukan hil yang mustahal, namun juga bakalan luar biasa sulit. Membuktikan kedua pabrikan ini bekerjasama untuk menguasai mayoritas aktor dan proses produksi mulai dari hulu (pengadaan parts), medium (produksi), hingga hilir (marketing dan pelayanan after-market) bakal berat. Dan terbukti gagal sebelumnya. Ada dua putusan KPPU saat PT Astra mengakuisi produsen velg dan parts lain yang menyatakan tidak terbukti ada persaingan tidak sehat.

Tuduhan lain: Honda dan Yamaha berkonspirasi dan bekerjasama untuk menentukan harga? KPPU mungkin belum pernah nongkrong dan nonton bakar-bakaran sales di blog-blog otomotif papan atas hehehehe. Di pricing strategy sendiri, kedua pabrikan itu saling tikam.

Argumentasi saya di atas mungkin lemah, yang lebih kuat adalah coba bandingkan dengan harga motor sesama produsen Jepang (jangan Cina atau India) yang memiliki cost structure yang mirip: Suzuki dan Kawasaki. Kalau terjadi konspirasi Yamaha + Honda dalam upaya menentukan harga mestinya harga motor Suzuki dan Kawasaki dengan spec yang sama bakalan lebih murah.

Point ketiga dr KPPU: “Biaya produksi sepeda motor hanya 7-8 juta rupiah, namun harga jualnya mencapai 14-15 juta rupiah. Harusnya cukup 12 jt rupiah”

Lhooo mas, biaya yang harus ditanggung pabrik kan ga hanya biaya produksi. Pajaknya aja segambreng (BBN KB + SWDKLLJ + BPKB + TNKB + STNK). Ada juga biaya ATPM yang meliputi marketing dan promosi, transportasi, biaya research dan pengembangan dll.

Belum lagi kalau ada biaya ga jelas, yg dalam istilahnya “the cost of doing business” di Indonesia.

Lah kesemua biaya non-produksi itu yang harus nanggung siapa?

82 thoughts on “Apakah KPPU Akan Menemukan Praktek Kartel Honda + Yamaha?

    • pernah beli harga off the road kah? disitu ada eprbedaan harga 2.5 jt an (ini kalo motor harga 14jtan on the road yaa, pas dari harga off dijadiin on the road alias full paper urus sendiri abis 1.4jt an, artinya ada “biaya bisnis lain” sekitar 1.1jt, itu temen ane sendiri yg ngebuktiin). laen harga motor kayaknya laen harga lg..

  1. Kalo boleh tanya, kenapa harga jual LEBIH BESAR dari NJKB. Kalo pake logika harga jual tanah juga umumnya lebih besar dari NJOP, ane nyerah.
    Cuma kalo liat dari definisi NJKB, disitu ditentukan harga pasaran umum. Artinya harga jual kan. Dan disitu artinya udah termasuk biaya2 yang om sebutin, ditambah keuntungan juga pastinya. Namanya juga nilai jual (kendaraan bermotor), pasti jelas bukan nilai produksi dong. Nah, maksud KPPU itu mungkin gitu, misal nilai produksi motor 7-8 juta, tambah biaya2 + keuntungan sekitar 4 juta, ntu motor dijual 11-12 juta udah cukup. Jadi NJKB nya 12 juta itu. Kenyataannya, misal motor tersebut dijual 16 juta, kan ada semacam penipuan. Motor harga 12 juta (misal) tapi seolah2 harga 16 juta (misal juga).
    Pertanyaannya, selisih antara harga jual dikurangi NJKB itu namanya apa? Namanya maruk… Eh, mark up, kan?
    Nah, disitu KPPU ‘keliatan’ (ga tau bener apa kaga) mau melindungi konsumen, supaya produsen tidak overprice. Harusnya motor bisa lebih murah. Harusnya program ‘1 orang 1 motor’ tercapai Harusnya jalanan lebih macet. Harusnya udara indonesia lebih polutif. Eh..
    Sebagai konsumen sendiri, apa ga gengsi waktu beli motor mahal (misal 20 juta) ternyata (NJKB) motornya cuma 14juta. Serasa beli barang KW harga ori.

    Oia, ane cuma tau, biasanya NJKB dipake kalo jual ke pemerintah. Masa jual pake harga NJKB kaga ada keuntungannya?
    CMIIW

    • wah om leo lom bales ya? Pada dasarnya ay setuju kalau harga motor itu jangan terlalu mahal, Profit yang wajar aja, meski efeknya akan sangat amat luar biasa banyak lagi kendaraan roda dua dan empat yang akan sliweran di jalan…

      Sementara soal harga “Mark-up” tadi, ay persisnya kurang paham, namun pada NJKB sendiri faktor faktornya jelas afaik, seperti pajak… Sementara harga jual yang lebih tinggi sekitar 20-100% sepertinya profit siluman dalam arti biaya marketing (termasuk diantaranya iklan, biaya media, biaya pembinaan relasi, biaya komunitas, biaya balap, dan “lain-lain”

      Btw tentu masih ingat NJKB Suzuki Burgman yang dulu cuma 14,7 juta ternyata dijual harganya 52 juta.. 😀

      http://kobayogas.com/2016/02/10/suzuki-burgman-200-lokal-tidak-akan-jadi-diproses/

    • mas coba deh di google definisi NJKB itu apa. Ada banyak sumber kok. Salah satu yang mudah dicerna itu artikelnya mas Taufik TMC.
      http://tmcblog.com/2014/03/10/cerdas-menyikapi-angka-njkb/

      NJKB adalah nilai dasar pengenaan pajak yang ditetapkan Dispenda berdasarkan informasi ATPM. Ini rumusnya:
      OTR = NJKB + BBN KB + SWDKLLJ + BPKB + TNKB + STNK + BIAYA ATPM.

      Biaya ATPM itu macam2 yang saya sudah sebut diatas. Semoga jelas

    • Ane idem dan paham soal NJKB itu harga patokan/dasar pengenaan pajak.
      Maksud ane gini
      Ane ambil satu peraturan contoh soal NJKB, yaitu pergub dki no. 201/2015. Di pasal 1 nomor 11&12, dan pasal 12 gambarannya gini :
      1. NJKB = biaya produksi + biaya X (bahasa tmcblog) + keuntungan.
      2. Harga off the road = NJKB + PPN
      3. Harga on the road = NJKB + PPN + BBNKB + PKB

      Jadi, yang link om kasih itu (tmcblog) merupakan perhitungan berdasarkan pendapat penulis, yang menyalahi (contoh) pergub yang saya sampaikan di atas, dan sesat serta menyesatkan. Karena seolah-olah melakukan pembenaran atas hadirnya biaya X yang jelas2 siluman.
      Sesuai pergub tersebut, tidak ada namanya ‘biaya X’ untuk penetapan harga on the road atau off the road. Kalau biaya X dimasukkan ke NJKB, masih sesuai pergub tersebut.
      Kalau sampai digunakan (ada tambahan biaya X untuk harga on the road), berarti pabrikan melanggar pergub, kan?
      Nah, ini kayanya ane yang gagal paham soal pergub tersebut, soalnya kejadian ini (harga jual lebih dari NJKB) udah dari dulu, dan pemerintah adem2 saja.

    • kenapa di NJKB ada biaya x y? bukannya biaya produksi adalah HPP + OH? klo + keuntungan jelas, usaha mesti ad profit, lha biaya x itu masuk mana? perusahaan masuk keuntungan, klo biaya x merupakan biaya promosi pengembangan riset cs, harusnya untuk perusahaan masuk OH di biaya produksi kan? lha ada biaya x punya siapa? pemerintah kan udah dapet dari PPN + BBN KB + PKB + TNKB + SWDKLLJ, dealer dapet dari harga on the road minus punya pemerintah (pajak)

  2. klo ane pribadi bagus2 aj bro klo kppu kritis
    soal praktek kartel monopoli terbukti apa nggak bisa kebukti, nanti coba kita lihat klo ini kasus masuk ke tahap persidangan di pengadilan

  3. Mana mungkin berani diusut. Jokowi dealing kereta cepat dengan china aja japs langsung ngambek sampe narik toshiba & panasonic.

    Biaya pajak? Emangnya perusahaan Jepang diindonesi ada yang bayar pajak?
    Hwehwehwe.

    • kang kebiasaan kita kan gitu kang, ada motor produksi siswa smk, ee ujung2nya siswanya dibajak sama produsen, mahasiswa bikin mobil listrik, nggak ditanggepin pemerintah, malah pemerintahnya malah sibuk ngurusin mobil negara lain. kalo produsen elektronik nyerah kan gara2 buruhnya minta umr naik terus.. mereka milih lari la dari negara kita, upah buruh mahal, pajak nggak jelas, biaya preman nggak jelas, plus buruhnya nagihnya macem2.. btw itu termasuk biaya yang dihitung kayaknya sama pabrikan motor & mobil, masuk biaya atpm. jadi inget filem fast5 dimana hernan reyes ngasih quote bagus.. sumber:”https://bennythegreat.wordpress.com/2011/09/01/strategi-hernan-reyes-fast-five-dan-kondisi-transportasi-indonesia/” thanks to om ben..

  4. buka tabungan lageeeeeeee…hehehehe

    bagus om jarang2 dibahas yang beginian. tp yang saya heran om kok d luar negeri harga motor/mobil murah (bahkan moge n supercar) di banding di indo tp kenapa kok di indo kendaraan bisa bejubel gak karuan??? dari mulai yang murah sampai yang muahaaaaaaalllllll ada aja yang sanggup beli hehehehe.

  5. “Belum lagi kalau ada biaya ga jelas, yg dalam istilahnya “the cost of doing business” di Indonesia.”
    hehehe….

    Dibalik gemerlap pabrik, euforia lounching motor baru, sesi poto2 sama SPG.
    Banyak orang nggak tahu, dunia dibalik pabrik serem, banyak begal, berseragam atau berkedok…
    sama aja….

  6. Makanya, usir semua pabrik penjajah Jepang dari Indonesia. Udah puluhan tahun gak ada transfer of technology. Panasonic dan Toshiba udah angkat kaki, ayo, siapa lagi yang mau nyusul? Masih banyak produk otomotif dan elektronik dari negara2 sahabat yang tidak pernah menjajah Indonesia, seperti China, RRC dan Tiongkok. Bye Jepang, welcome yang lain.

    • kang, mohon mangap yaa, setau ane semua yang melakukan bisnis sama deh kelakuannya, kalo posisi akang di top of bod, pasti mikirnya juga sama kayak kompeni jepang deh kang…

  7. Btw tentu masih ingat NJKB Suzuki Burgman yang dulu cuma 14,7 juta ternyata dijual harganya 52 juta.. 😀
    ——————————————————————————————
    nah itu dia sampai sekarang ane ngerasa ada yg aneh, ngak masuk akal… 🙂

    kalo bicara harga kendaraan sesama produsen jepang, kok serasa ada “konspirasi harga” coz harganya 11-12…. xixixixixixixi
    kalo bicara spec kendaraan sesama produsen jepang, kok serasa ada “konspirasi spec” coz performanya 11-12…. xixixixixixixi

    untungnya ada TVS bisa sebagai menyeimbang. harga murah kualitas ngak kalah.
    untungnya ane sadar, bahwa kita sebagai konsumen kita lah yang menentukan penjualan produk mereka.
    akhirnya ane sebagai pengamat harus tetap kristis terhadap pabrikan….. xixixixixixi

  8. tim marketing tiap APM dan Tuhan lah yg tau… 😀 😀 😀
    ibarat memang bener ada “monopoli” oleh produsen ya pimpinannya yg nanggung dosa seluruh bawahannya..
    disamping itu karakter orang indonesia yg konsumtif jg ikut andil dalam melonjaknya penjualan segala jenis kendaraan bermotor…
    dan yg pasti lakonnya astra grup

  9. Tuduhan lain: Honda dan Yamaha berkonspirasi dan bekerjasama untuk menentukan harga? bercanda ya, KPPU pasti ga pernah nongkrong dan nonton bakar-bakaran sales di blog-blog otomotif papan atas hehehehe. Di pricing strategy sendiri, kedua pabrikan itu saling tikam.

    Argumentasi di atas mungkin lemah, yang lebih kuat adalah coba bandingkan dengan harga motor sesama produsen Jepang (jangan Cina atau India) yang memiliki cost structure yang mirip: Suzuki dan Kawasaki. Kalau terjadi konspirasi Yamaha + Honda dalam upaya menentukan harga mestinya harga motor Suzuki dan Kawasaki dengan spec yang sama bakalan lebih murah.
    ============================================================================

    Kalau yg ini fixed terbukti melakukan price fixing 😉
    mo cth suzuki dan kawi ?
    liat aja suzuki nex produksi jumlah sedikit kualitas ekspor bisa lebih murah dari bletak dor ?
    r25 ama ninja 250, lokal ama impor beda 4,5 jt ??
    belum lg yg dibandingkan ama impor dr indihe yg lebih jauh :mrgreen:
    tanya kenapa om ?
    komoditas pada turun, harga motor masih naik itu kenapa om ? :mrgreen:
    Dan skrg yg lg hot fortun komponen lokal diatas 70% bisa lbh mahal dari pjro yg imporrrr !!!
    dan sedikit tambahan informasi “Pajaknya aja segambreng (BBN KB + SWDKLLJ + BPKB + TNKB + STNK)” <– ini semua customer yg nanggung om termasuk biaya iklan dan spg :mrgreen:

    Dunia ini panggung sandiwara~~~

    • Lhooo mas, biaya yang harus ditanggung pabrik kan ga hanya biaya produksi. Pajaknya aja segambreng
      ================================================
      lah om bilang pabrik yg nanggung ???
      semua dibebankan ke customer termasuk undang blogger ngebolang :mrgreen:
      Bagaimana om ? bisa ngebantah price fixing yg terjadi ? 😈

    • oke coba diulang sebelum cengar cengir.

      OTR Price = Biaya Produksi + Biaya ATPM (marketing dan promosi, transportasi, biaya research dan pengembangan, biaya investasi after sales service dll) + Pajak (BBN KB + SWDKLLJ + BPKB + TNKB + STNK) + Profit ATPM.

      pertanyaan anda “lah om bilang pabrik yg nanggung ???
      semua dibebankan ke customer termasuk undang blogger ngebolang :mrgreen:
      Bagaimana om ? bisa ngebantah price fixing yg terjadi ? :twist”

      Pada saat customer membeli, ya semua biaya yang muncul yang tadinya ditanggung oleh produsen jadinya dibebankan ke customer, termasuk pajak yang muncul akibat pembelian.

      Price fixing saya yang membantah? Anda yang punya dalil, anda yang membuktikan dong.
      Kalau kalimat “liat aja suzuki nex produksi jumlah sedikit kualitas ekspor bisa lebih murah dari bletak dor ?
      r25 ama ninja 250, lokal ama impor beda 4,5 jt ??” ini anda anggap sebagai bukti yang cukup, ya silahkan selamat menjalankan keyakinan itu deh.

  10. tapi tetep gue sebagai orang yang tidak punya skill apapun di bidang otomatif.
    gw ngerasa beli motor itu sangat sangat murah sekali.
    ngeluarin cuman 14-15 juta udah dapet motor matic siap pakai kemana2 enak anti macet meskipun tidak ada kenyamanan xD
    yah klo dibandingin ngeluarin uang 14-15 juta terus bikin motor sendiri xD
    sampe mati juga tuh motor belum tentu kelar xD

  11. Kalo mw lbh simple lg. Hrg motor di Indonesia cukup beruntung, krn dgn motor yg sama … Lebih murah drpd motor yg dijual d vietnam dan malaysia.

    Btw. Xabre lbh murah di Indonesia lho, dibanding Thailand. Bisa lbh murah 3 jt an. Hehehe.

  12. zluubbb kalau kata mbah darmo :mrgreen:

    ini nih yang buat ane betah baca artikel om leo , isi nya ilmu semua.. setiap selesai baca artikel om leo , ane ngerasa ilmu ane dangkal sekali 😀

    semangat nulis nya om..

  13. apa lagi harga sparepart, bikin ngilu. kampas rem ori dari suplayer sekitar 6~8 rebu/pcs, nyampe di bengkel resmi 30~70rebuan, mika lampu 50rebu/pcs masuk bengkel resmi 400rebuan, cuma beda di marking aja.

  14. Ane sih berharap, KPPU bisa menemukan bukti, trus jadi kenyataan motor2 bisa di jual lebih murah hehehehehe

    Klo yg bioskop gimana tuh om,,, dulu juga sempet ribut2 urusan pajak sama monopoli grup tertentu…. skr sih udah ga ada kabarnya lagi

  15. Ada data valid kalo kertel blogger terkoordinir? Atau hanya sebatas khayalan? Orang gila juga bisa bilang begitu.. Coba buktikan ucapan anda
    Anda yang katanya berpendidikan tinggi pun bsa bilang tak ada kartel harga, apa perlu saya jabarkan langsung? Ada 2 kemungkinan anda tau tapi dengan sengaja menutupi alias sampah masyarakat atau memang tidak tau sama sekali alias sok tau

    • wkwk setuju om
      cabe aja ada kartelnya, dunia otomotif ada ga ya ?:roll:
      belajar ke aussie bisa jadi “naif” ya
      oh iya kenapa diblok ya komen aye :mrgreen:

    • saya ga masalah komentator tidak mencantumkan identitas jelas.
      tapi begitu sudah mulai menggunakan kalimat/kata yang insinuatif, contoh terakhirnya menuduh saya naif, silahkan posting tampak muka dan jelas dengan siapa saya bicara. Saya ga akan berpolemik dengan orang yang ada di balik semak-semak.

    • wow… serius sekali sampai mengatakan saya “orang gila”, “sampah masyarakat” dan “sok tau”.

      Bahasan ini silahkan dilanjutkan ketemu langsung atau dengan identitas yang jelas ya.

      Kalau memang ada kartel harga motor, kerjasama antara Yamaha dan Honda, silahkan sampaikan bukti-buktinya ke KPPU atau ke publik, saya rasa kita sangat membutuhkan itu.

  16. Om Leo……Mertua saya asli orang jepang….Tiap datang ke tanah air pas jalan2 kadang klo liat Mobil baru suka nanya harga mobil tersebut yg juga di produksi dan di jual di jepang….Ketika saya kasih tau harganya di tanah air Beliau pasti Kaget dan bilang haaaaaahhhh…?? Mahal….itu kata yg selalu terucap….di jepang harganya mungkin separuhnya.

  17. Belum ketemu terang aja bukti kartel nya….krn bnyk “hand of god father” d indonesah raya ini….jdi tertutup rapi…dn maaf Om leo bukn nya sya menyangsikan keilmuan Om d bidang Hukum…krn mungkin lebih tepat lgi klo yg membahas soal monopoli ini sarjana hukum khusus di bidang hukum bisnis jdi akan lebih bnyk dn tajaam lgi analisa ttg monopoli Y dn H ato bahkan S,K jg sbnrnya ikutan hehe…(dn Om psti lebih jago d bidang hukum khusus yg skrg Om geluti tmsk yg lgi d ambil doktoral nya d aussie)…ya sya jga gak salahin Om bahas hal ini…krn sya setuju klo artikel ini bsa sbg pembuka wawasan bgi sya dn yg lain yg masih awam ttg kasus monopoli ini….sya suka dg bahasan2 d artikel Om leo krn adem dn menambah wawasan hehee

  18. Lhooo mas, biaya yang harus ditanggung pabrik kan ga hanya biaya produksi. Pajaknya aja segambreng (BBN KB + SWDKLLJ + BPKB + TNKB + STNK). Ada juga biaya ATPM yang meliputi marketing dan promosi, transportasi, biaya research dan pengembangan dll.

    Belum lagi kalau ada biaya ga jelas, yg dalam istilahnya “the cost of doing business” di Indonesia.

    Lah kesemua biaya non-produksi itu yang harus nanggung siapa?
    _
    KPPU mungkin om yang nanggung, syukur2 besok ada yang nanggung pajak 125 % ….
    sebenar lagi fajar menyingsing, dan bangung tidur

  19. Pingback: Apakah Honda Melakukan Monopoli Pasar Roda Dua? | 7Leopold7

  20. Poin paling penting diatas “kalau terjadi konspirasi yamaha + honda dalam menentukan harga, mestinya harga motor suzuki dan kawasaki akan lebih murah dalam spec yang sama, tapi kenyataannya kita semua tahu kan?” Dan juga yang ini “the cost of doing business di indonesia (biaya buat ngasih tip ke tikus-tikus) kan yang nanggung pabrikannya”
    Lalu kenapa motor murah seperti tvs dll bisa lebih murah (sebenernya gak fair bandingin dg tvs)? Jelas karena beda benefit untuk para karyawannya, iklan dan harga produksinya sedikit lebih kecil

    Pendapat saya cukup wajar lah harga segitu, dan setuju sama penulis 😀

  21. Wajar aja sih, aye pnh magang di salah satu pabrikan sepeda motor, di sana karyawannya digaji tinggi, kenaikan gaji per tahun tinggi, bonus berkali2 lipet bs 8-14x, kesehatan karyawan & keluarga ditanggung perusahaan 100% (sampai Milyran pun ditanggung), dan upah anak magangnya aja lebih tnggi dr UMR

    Jadi wajar yah cost productionnya tinggi, karyawanya sejahtera, anak magang aja sejahtera.

    Jualan itu bebas sih menurut aye ambil untung berapa, kan pilihan tergantung konsumen, suka beli g suka ya jgn beli, ngerasa kemahalan ya jangan beli.

    Aye jg pnh ngobrol sm tukang cakue, cost produksi dalam satu adonan 125rb, dijual habis bs jadi 400rb lebih loh, penjual tetapin harga, pembeli cocok ya beli, pembeli ga cocok ya ditinggal pembeli

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s