Lho Ngapain Mas Leo Kok Indent YZF-R25?

Saya mendapat beberapa pertanyaan dari sobat komunitas maupun pembaca setia blog.

“lha mas kenapa kok indent R25?”
“Om apa yang kurang dari ER6N nya sekarang?”

Bahkan ada sobat sesama rider Ninja 250 zaman Bianka dulu yang setengah tidak rela.

“Bahh bukannya lebih bagus Ninja 250 FI bang?”

Hehehe membeli R25 kan ga harus berarti mengatakan bahwa sepeda motor lainnya jelek.

Ada beberapa alasan orang membeli motor. Mulai dari kebutuhan mencari nafkah sampai kebutuhan untuk menyembunyikan nafkah alias mencuci uang. Hehehe ekstrim ya. Normalnya orang membutuhkan sepeda motor karena alasan operasional, untuk aktualisasi diri, cari pacar, mejeng dll. untuk saya sih alasannya dua: Nostalgia + Penasaran.

NOSTALGIA

Motor pertama yang saya pakai untuk belajar saat di Kalimantan (1987) adalah motor milik oom saya: Yamaha RX-S. (belum ada RX Spesial atau King).
Masih saya bisa ingat siang itu sensasi mengendarai RX-S untuk pertama kali. Jadi sulit lupa karena saat itu ketahuan oleh Oom dan saya diomeli habis-habisan hehehe. Saat kuliah salah satu motor (pinjeman) andalan juga adalah RX-King.

20140523-052408 AM.jpg
Setelah bekerja (1999) sempat numpak Tiger, tapi hampir 5 tahum lebih mengandalkan Yamaha Scorpio (2005) dan Yamaha Vixion (2007). Selama waktu itu meriang naik turun berharap ada upgrade ke cc yang lebih besar. Sekarang ada Yamaha 250cc 2 silinder? Aspek sentimentil dan nostalgia yang muncul…

PENASARAN

Ini juga faktor lain. Sebagai seorang biker yang bersiap memasuki usia 40, naik motor adalah tentang joy dan experience.
Mengerti dan menikmati sebanyak mungkin dari motor. Selama masih bisa. Tanpa menjadi fanatik dan dibatasi oleh merk. Pada R25 ini rasa penasaran cukup kuat untuk tahu bagaimana sebuah pabrik seperti Yamaha menerjemahkan filosofinya menjadi sebuah motor 250 cc 2 silinder.
Kawasaki menginterpretasikan prinsip ketajaman, agresifitas desain dan daya tahan pada Ninja 250nya. Honda setia dengan prinsip elegan, kenyamanan dan praktikalitas pada CBR250Rnya. Bagaimana dengan Yamaha?

Advertisement

77 thoughts on “Lho Ngapain Mas Leo Kok Indent YZF-R25?

  1. yang lebih kuat adalah…penasarannya itu..lho…, rasa yg sdh melekat kuat..jambakan RX..apakah sebanding dgn generasi ini…., boleh tau Om di kalimantan mana waktu dulu ?

    • saya dari banjarmasin om…,nah mau cerita bhw ternyata benar yamaha telah ngetes R25 di jalan kota bjm juga,kemarin sore pulang kerja diselip motor ini dgn warna depan putih blk merah tanpa stiker,rider helmnya full face dgn ransel di punggungnya, klo liat desain bodi ramping dibanding ninja 250 yg lbh besar,suara knalpotnya malah hening Om ketimbang ninja (apa karakter rasio rapat dan agak berat? oh–ya gear belakangnya juga besar)…ni rider pas tau diikuti malah mata melotot dan tarik gas langsung kabur–sombong bener ni rider–, no platnya DA 3804 IA ..nggak tau ni plat bener ato aspal…., itu saja..Om…tks

  2. dari tulisannya terbayang kedewasaannya..tp ketika naik motornya terlihat kekanak-kanakannya..in the good ways lho bro..sedap.

    • Hehehehe krn riding sambil pakai celana pendek dan bawa botol minum ya? Kalau ada masukan pas ngeliat saya ugal2an di jalan disampaikan saja ga apa2 bro.. toh demi kebaikan saya juga 🙂

  3. menarik bro, kadang ane mikir kalo perilaku seseorang itu terlihat dari apa yang di kenakan (dikendarai; ralat) dan dari perilaku seseorang terlihat pola pikir seseorang bro, sama juga dengan arah kebijakan perusahaan terkadang terlihat dari produk yang dihasilkannya. ane ikut nimbrung request reviewnya bro..

    • Hehehe gitu ya.
      Untungnya waktu ngelepas Ninja 250 di harga yg masih bagus, jadi istri lebih oke dengan yg ini hehe

  4. Tolong ditanyakan dg kawasaki pak leo, apakah benar zxr 250 mesin 4 silinder akan reborn? Pake er6n tuk harian agak kurang pas bt sy. Terima kasih.

    • Kawasaki masih serius membantah hingga saat ini. secara global Kawasaki sudah tidak produksi lagi motor ini.
      Wah ZX250 lebih ga cocok lagi utk harian bro. Karakter tenaganya high scream. Di putaran bawah kurang..

  5. kalau motor diibaratkan wanita,pilihanya nanti kawincerai atau tambah bini.kalau bisa tambah bini aja,ada saat jalan2 santai sama Bini tua(Er6n) ada saat memacu sampai teriak2 siIstri muda(R25).

  6. enak diwoco tulisanya pak Leo.. nyoba berbagai montor adalah cita2 saya yg tertunda karena sementara kudu macul di negri orang.. 🙂

  7. wuiss…om sule..eh…om leo dulu kuliahnya di university of california, mantap !!! tapi kok sandal jepitan ? 😀

  8. manteb kang..kalo saya setia ama tiger 2008 saya ajah

    pingin sih R25, tapi masih bantu keluarga buat beberapa tahun kedepan, biayai istri S2 dan perbaikan rumah kang 🙂

  9. “KATANYA” sih di atas kertas R25 lebih unggul dari nunja 250fi, tapi kalau di atas “ASPAL” review spt itu beda 180 derajat om, ane juga “PENASARAN” tapi “PENASARAN” ane lebih gak sabar nunggu orang yg seliweran di jalan pake R25, apakah seheboh reviewnya itu, atau malah spt kata” di FILM FAST & FURIOUS TOKYO DRIFT “KAMU PINTAR BACA BROSUR”. Ane tunggu rider R25 di ken Park sirkuit Surabaya.

  10. Nostalgia + Penasaran + ada rezeki lebih :mrgreen:

    soalnya kalo Nostalgia + Penasaran. gak ada duitnya mah sama aja gak kebeli wkwkwkwk.. 😆

  11. saya ikut beli R25 juga karna inspirasi dari om Leo loh.. baca baca blog dan stelah sabina servis 2 saya lgsung ikutan beli. 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s