Merespons Penjelasan Lanjutan YIMM Mengenai Standar Pengetesan R25 Mass Production

20140720_073322

Saya sebenarnya sudah ingin move on, dan mulai asyik dengan R25 saya di jalanan. Ingin menikmati jerih payah keringat saya sendiri dalam wujud R25 ini. Apalagi setelah pasang knalpot Prospeed tambah joss.

Tapi kemudian diberitahu bahwa ada penjelasan lanjutan dari Yamaha atas artikel saya

http://otomotif.metrotvnews.com/read/2014/07/20/268231/tenaga-yzf-r25-turun-yamaha-beri-penjelasan-lanjutan

Setelah membaca, ada beberapa hal yang sepertinya saya perlu luruskan agar pemahaman rekan-rekan utuh.

YIMM:

“Menjawab pertanyaan issue  ini, penurunan horse power adalah hal yang wajar jika masih berada diantara 2 dk, banyak hal yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Jika menginginkan horse power yang sama pastikan beberapa hal berikut, yaitu 4M + 1 E. Faktor Manusia, Machine, Material & Method + Environtment,” ungkap M. Abidin.

“Faktor Manusia, pastikan cara pengoperasiannya standard dan sesuai, juga dilakukan orang yang sudah terlatih. Faktor Machine, mesin dynojet yang digunakan untuk mengukur high quality measurement tools. Memiliki reliability yang baik dan di maintenance dengan baik jika sering digunakan.”

Leopold:

Utk faktor Manusia, tes ditangani sendiri oleh mas Bram dari Sportisi. Yang jelas sudah sangat terlatih. Untuk faktor mesin, mesin Dynojet milik Sportisi memiliki reputasi yang baik. Sehari sebelum test saya dan Bie Hau sempat berdiskusi mengenai tempat test mana yang bisa di percaya. Ada beberapa alternatif tempat, tapi akhirnya dengan mantap kami putuskan di Sportisi karena faktor reputasi dan kepercayaan. Ingat lho kami akan mengetest R25 + Knalpot Prospeed di Sportisi yang juga memiliki knalpot product Sportisi sendiri. Kurang independen apa coba. Saya independen (R25 dibeli dengan uang gaji sendiri), Bie Hau independen (krn kepentingannya memasarkan product Prospeed) dan Sportisi juga independen (sebagai service provider melayani semua).

Alasan yang sama saya kira juga dimiliki oleh Otomotif untuk melakukan test di Sportisi.

YIMM:

“Faktor Material, dalam hal ini motor yang dipakai untuk tes, harus dalam kondisi yang sama. Artinya masih baru, pastikan KM nol benar-benar fresh dari final inspection & setting motor juga harus sama. Kemudian Faktor Metode, tata cara sesuai metodologi yang tepat. Artinya ada standardisasi yang dipakai oleh pemerintah setempat.”

Leopold:

Soal baru, R25 saya benar-benar baru. Setidaknya begitulah yang ditunjukkan oleh odometer saat saya jemput sendiri dari Dealer Yamaha Era Pasar Minggu 24 jam sebelumnya. Untuk metode, metode pengetesan tidak dirubah dari standar yang sama yang digunakan untuk pengetesan test unit oleh Otomotif.

YIMM:

“Faktor terakhir adalah Faktor Environment atau lingkungan, suhunya harus sama. Kalau di pabrik kami melakukan tes dynojet, suhu rata-rata adalah 20 derajat celcius. Pastikan kondisinya sama saat tes serta berada di ruang tertutup. Jika semua persyaratan ini terpenuhi maka kita baru bisa menarik kesimpulan.”

Leopold:

Suhunya, ruangannya (indoor dengan tekanan negatif), mesinnya sama persis antara test oleh Otomotif dan saya. Karena itu saya menarik kesimpulan bahwa performa mesin test unit dan mass production sama persis sampai pada RPM 10.500. Setelah itu terjadi stagnasi pada mass production unit sementara pada test unit performa masih meningkat terus.

2014-07-021 2014-07-020

116 thoughts on “Merespons Penjelasan Lanjutan YIMM Mengenai Standar Pengetesan R25 Mass Production

    • Momok sih, asalkan menjelekan yamaha pasti ga valid bro

      Kaya ga tau aja bloger ternakan yamaha tapi suka teriakin tmc sama iwb sebagai bloger ternakan

      Dia mana berani teriakin om satar, niat di kamplengi dan di kasih tau apa kebobrokanya dia

  1. Mencret si yamaha, emang yamaha banyak tipu tipu

    Tar kawak ninja upgrade power karena lebih overbore di 33 bhp aja bisa tuh power on whell ngamplengi sunatan masal

  2. sebenarnya saya gak begitu masalh sama masalah power tapi yang jadi ganjalan kenapa Yamaha gak transparan ya? apa karena takut gak bisa mengimbangi tetangga sebelah.. tapi saya tetap suka yang penting stylenya 😀

  3. Whew…
    YIMM harus memberikan konfirmasi nih. Masak max. power hanya 27.63HP di 10.500RPM padahal di test unit bisa 29.21HP di 12000-an RPM, kan artinya ada 1500-an RPM yang disunat padahal itu masih bisa deliver more power.
    Gak sesuai dengan kenyataan itu; gimana enak digeber di 13.000RPM kalau peak power ketemu di 10500RPM?! Udah loyo dong…
    Mungkin YIMM lakukan ini utk durability (CMIIW), tapi mgkn sebaiknya dari awal gak usah jor-joran dan publikasi kemana2 kalo emang akhirnya gak pede sama produk sendiri, masak test unit beda sama mass-pro.
    Too good to be true akh..

    Jadi makin males tinggalkan yg ngebul2 nih..

  4. Ayo om leo,…jangan hiraukan anjing” menggong gong,..jika memang kenyata’anya tenaga r25 punya om leo bener” turun 2dk dari unit tes,..itu penipuan konsumen,karna sebelumnya yimm obral power yang 36dk,..ini yimm malah bikin statemen seolah om leo/pengetes r25 om leo se’orang yang ga tau cara naek motor semprot,…keterlaluan nih abidin.

  5. ” dari dulu sampe sekarang bohong itu adalah
    bisnis yang yang paling mudah meraup untung ”
    # benar bisa saja kalah, namun benar tidak
    pernah salah

  6. Om Leo motornya kan blum inreyen. Sedangkan unit test udah melewati inreyen. CB saya dulu lemot pas awal beli tapi stelah lewat inreyen jd kenceng. Coba ngetesnya setelah mesin memang udah siap digeber. Pihak pabrikan ngegeber juga pake perhitungan apalagi untuk urusan dyno, dan btuh pngetasan lebih lanjut. Inget ga kasus dyno RR Mono aja kayak kasus R25? Semua orang anggap wajar ko karena masih inreyen. Lah om leo masih newbie dengan R25 udah sok tau. Betapa ambisiusnya penjelasan om leo.

  7. Sy slh satu penginden online,dan kmren sudah lunasi motorny.sejatinya sy kecewa mlhat perkmbangan rumor2 yg beredar mngindikasikan yimm mmng mlakukan “trick n threat ” dlm pmasaran.dlm hal ini sptnya yimm brhrap konsumen akn “upgrde” mtornya biar sesuai dgn ssi test ride.
    1.Yimm produksi ecu ,sapa coba yg mau beli klo motor sandart udh mumpuni .utk yg suka race aj ,,plngan jg 10% dr knsumen.tp dgn versi masspro kek gni bs mendongkrak pnjualn ecu 50% utk pnggila power .keknya ini hrapan yimm
    2.Dgn pemkaian ecu garnsi mesin ilang ,keenakan to pabrik e .ga mkirin klaim konsumen msin ambrol.
    Kesimpulan unit sesi testride itu beda.pabrikan ga mau ambil resiko thd ketahanan mesin.so…krn sy dah ambil jd sy akn pake ,ap yg jd kekurngan y legowo mskipn aslinya y kecewa brt ,ibarat klo ketemu orngnya y dupak congore hehe

  8. Sebenernya gampang aja lihat spec mesin mak power ada di rpm brp? kl di dyno gak sampai situ brarti ada setting di bawah standar (lihat grafik sebenarnya sama kaya unit test cm emg mentok di 10.500) balikin aj ke pabrik buat remap ke standar, trus di dyno sama pabrikan, liat bareng2, kl bilang garansi hangus gara2 remap, tantangin aj lha wong masih sama kya yg tertulis di spec mesin koq hangus lgian yg remap jg pabrikan khn

  9. Cuma share aja, kemarin abis ke beres balikin setting limiter ke 14000 (awalnya diset ke 7000 berhubung masih masa “belajar”) iseng-iseng ngomong ke mekanik yang megang “mas emang kabar disunat 2 HP itu bneran ya mas?” sambil senyam-senyum mekaniknya bilang “iya”, dalam hati cuma bisa komen “WTF !!!!”

Leave a comment