Riding Impression Yamaha WR155R: Test Jalan Raya Pertama

 

Yamaha WR155 ini motor dual sport. Artinya: untuk jalan raya, dan juga jalan non-raya, alias tanah. Bijimana performa jalan rayanya? ini impressi pertama saya.

 

IMG_0588

Jadi begitu duduk, saya langsung mikir, ni motor kok kayanya lebih rendah dari yang dilaunching ya? Saya dan Regis ukur pakai meteran, beneran itu tinggi seat nya 880 mm sesuai brosur. Tapi kok berasa lebih antep napak kaki saya, padahal cuman sendal jepit.

Ada kemungkinan settingan suspensinya lebih keras saat launching nih.

Karakter Tenaga

Nyalain mesin, rengggggg…. lah kecil banget ya suaranya, beda banget ama suara motor dual merk lainnya. Smooth.. too smooth mungkin.

Masuk gigi 1, ratio nya pendek dan cepet habis (cocok buat tanjakan bengis). Gigi 2 nya panjang dan lebih nampol. Pindah gigi 3 dan ke atas seterusnya, tenaganya ngisi terus. naik ke gigi 4 mentok di 107 km/jam (bandingkan R15 dapat 113km/jam).

Screenshot 2020-03-18 at 10.24.24 pm

Setelah 115 km/jam di gigi 5 speed mulai melandai naiknya.  Saya ga tau gigi 6 dapat berapa. Jalanan habis.

Square engine (ratio bore dan stroke nyaris sama) memang membuat tenaga motor cenderung linear dari bawah ke atas. Plus ditambah VVA.

Jadi beda dengan karakter motor dual lain yang lebih galak dibawah dan habis di tengah apalagi atas. Ini lebih kalem di bawah, tapi ngojok2 terus sampai ke atas.

Handling

Handlingnya friendly, enteng, Posisi handle bar lebih tinggi dari KLX150. Jadi ga butuh raiser buat saya. Beda tipiss dg rivalnya soal keentengan handling. Saat dipakai utk putar balik dengan cara berdiri counter steering, memang terasa lebih berat ketimbang counterpartnya. Saat hajar naik ke atas 100 km/jam motor tetap anteng, tanpa kecenderungan godek atau vibrasi berlebihan.

Suspensi buat saya terasa lebih keras compressionnya. Cocok utk speed track. Saat hajar polisi tidur dengan kecepatan sedang, rebound juga cukup (berat 94kg), kendali motor ga goyang. Cocok utk supermoto. Untuk kondisi jalan tanah perlu ditest terpisah. Utk penampilan, memang USD seperti pada CRF ataupun KLXBF akan memberikan kesan yg berbeda.

Desain

Gagah cing…. apalagi berwarna biru.

 

IMG_0571

Selama ini liat motor dual mayoritas hijau atau orange. Merah mulai belakangan. desainnya sleek dan nyulik dr YZ. Orang akan mikir ini motor bercc besar. Desain ini juga saya rasa membantu motor tetap stabil ngebut di jalan raya. Shroudnya mungkin paling gede di jajaran dual sport 150cc. Bagus untuk menangkap angin ke radiator. Namun kalau terlalu lebar juga resiko nangkap ranting dan semak kalau di offroad.

Dashboard

mungkin paling informatif dibandingkan rivalnya, maklum seperti saya bilang ini motor lebih road oriented. Ada tachometer utk RPM. speedometer standard, fuel gauge, indikator gigi. Sayangnya nih, ga ada indikator suhu dalam bentuk bar. Hanya ada indikator engine error dan overheat. Pdhal ini perlu utk mesin dgn kompressi tinggi dan beradiator ini.

IMG_0592

Kesimpulan

Ini motor memang asli lebih road-oriented jika dibandingkan dengan CRF150L ataupun KLX150 series. Dia punya tenaga lebih didesain melahap jalan raya secara lebih superior. Pada saat kecepatan tinggi, motor ini lebih stabil. Kalau saya lihat scoopnya, juga lebih lebar dibanding dual sport lain. Tujuannya mungkin utk menjaring lebih banyak udara ke radiator. Feature2 seperti passing light juga road oriented. Kalau di jalan tanah masak nyalip kebo kita pake passing light.

WR155 bakal jadi bahan supermoto yang oke dari segi engine dan tampilan.

Performa non jalan rayanya bgmn om? nah tunggu ya. Kita adu dengan yang lain sekalian.

 

 

Advertisement

63 thoughts on “Riding Impression Yamaha WR155R: Test Jalan Raya Pertama

  1. Mantap Om Leo ulasannya, berarti Yamaha datang dengan teknologi yang baru dari pada rival nya, mudahan bisa di terima pasaran

  2. “Kalau di jalan tanah masak nyalip kebo kita pake passing light.”

    Gak usah om.. teriakin aja “MINGGIIIRRR COOOOK…!!!!”

  3. Menurut Om Leo apakah Yamaha sengaja mendesain WR155 ini supaya gampang dimodif jadi supermoto? seolah memberi “arahan” untuk modif. Ya kalaupun ndak jadi supermoto juga sudah cukup keren lah modelnya

  4. Ni kyanya motor 150cc paling asik buat touring disegala medan, fiturnya lengkap bisa diandalkan buat salip menyalip kendaraan lain dijalan raya antar provinsi yang memang butuh speeding lebih, dan saat memasuki hutan dan pegunungan maka motor ini siap melibas tanah basah dan bebatuan serta tanjakan ekstrem , saat melihat lampu speedometer di gelapnya malam juga akan terlihat keren dan mewah sehingga menambah kenyamanan berkendara, dengan fitur radiator tak perlu kuatir saat tidak ada angin lewat, tenang kipas radiator dan water coolant yg segar sperti es sirup siap bekerja mendingin kan mesin disegala cuaca dan kondisi jalan. Motor ini cocok buat jiwa petualang (real adventure partner)

  5. Knapa kok ripiyu nya gak pernah brubah ya Om Leo ini, stiap baca serasa kayak lg ikut naek motornya…😊😊😊
    D best banget pokoknya Om Leo, maju trus pantang mundur…

    Nb: cek medan tanahnya wajib di nusa kambangan ini, ngeri2 sedap kek nya, sepi pula jd meminimalisir wabah virus yg lg melanda negri kita

    • Yang grang grong grang grong kayak bisa nyalip kagak tau Om sapa yg naek WR155 ini, kalo tau yg naek suhu moge, pasti ampun2 dia Om😁😁😁.

      Sukses slalu Om Leo n Mas Regis, salam dari Salatiga

    • ahaha kebetulan jalannya menikung nikung dg speed bump dimana2. Makanan renyah utk dual sport. Kalau jalan lurus mulus lempeng sih KO kita wkwkwk

  6. Untuk jadi Supermoto nambah biaya karena suspensi depan juga harus ganti, untuk off-road karakter tenaganya harus diubah mungkin harus ganti gear belakang … Digedein.

  7. Desain yang keren langsung hilang ketika plat nomor nempel di jidat haha..
    Om Leo apa ada niatan untuk mengajukan uji materi soal plat nomor depan di motor? Selain isu safety, peniadaan/penggunaan stiker untuk plat nomor depan lumayan mengurangi ongkos produksi dan bisa mempercepat proses pembuatan plat oleh kepolisian

  8. Salam bro Leo,
    Dengan karakter mesinnya; siap jadi supermoto yang oke. Dengan genre’ nya yang dual sport, pasti tetap mumpuni dan oke buat aspal/beton jahanam dan nyaman untuk B-road,backroad juga fire road.
    Mild off road oke lah, kalau single track/trabas mungkin buat rider professional atau nyang hardcore aja; just my twocents😆

    #sambilnungguvideoselanjutnyah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s