Riding a Honda is mostly about comfortability and ridability. It may however lack of aggressiveness or beautiful design its competitors well-known for.
Itu statement pembuka saya.
Itu benar utk CBR1000R dan CB1000R, benar utk CBR600R dan juga sangat benar ternyata untuk CBR500R.
Beberapa artikel sebelum ini saya sempat kecele (opo iki bahasa Indonesianya) karena mengira dua motor ini adalah CBR 150 (lama, yang asli menurut saya lebih keren drpd yg baru) dan CBR250R. Ehh ternyata mereka adalah CBR125 dan CBR500R.
Weekend kemarin saya berkesempatan untuk test ride sebentar CBR500R milik Glen, seorang kenalan kerja saat di Jakarta yang sekarang sudah kembali ke Australia.
Kami short riding sekitar 120an km mengitari wilayah ACT dan NSW. Saya perhatikan dari belakang sepertinya asyik juga CBR500R ini.
Enteng bantingan kanan kirinya, dan saat melesat keluar tikungan cukup mengagetkan kalau dilihat dari dimensinya.
Jadi penasaran. Saat berhenti ngopi di Bungendore, sayapun tanya “can i have a short round with your ride?”
“Sure mate” sahutnya tersenyum lebar, mahfum dengan hobby blogging saya.
Perlengkapan lenong sudah siap. Sayapun melayangkan kaki kanan ke foot peg.
Walahh tenan tho, ini motor mirip banget dengan CBR250 baru dimensinya. Hanya lebih lebar dan berat sedikit. 11-12 lah.
Dashboard pada ukuran yang pas. Agak sedikit kecil tapi masih okelah.
Mesin ber-revving halus dengan sound character yang juga halus. Honda.
Markijal. Mari kita jalan.
Perpindahan gigi berjalan halus, tanpa bletak-bletak.
Saat mesin dua silinder ditarik ke RPM atas vibrasi juga terjaga baik. Honda.
Saat sudah di 65 km/jam dan akan melesat ke gigi dua halahhhh ketemu speed limit 40km/jam, school zone. Anyepp dah.
Selepas School Zone, siap-siap revving up…. lha ada police car ngetem di depan. Anyep lagi. Mesti cari rute lain.

Terlatih sebagai biker tanah air, mobil polisi dari jauh pun dah keliatan
Terpaksa masuk ke jalan yang lebih kecil supaya bisa lebih eksplore sedikit.
HANDLING dan ERGONOMI
Handlingnya asli comfortable banget.
Ergonominya bersahabat terutama untuk mereka yang baru naik dari Learner license (125cc) utk masuk ke level kedua (Probationary). Leg room atau ruang kaki cukup longgar utk berubah-rubah posisi. Paha dalam dan otot belakang bawah juga tidak perlu terlalu menyangga bobot tubuh. Rasanya kayak apa sih mas? coba kalau ketemu CBR250 di parkiran, sob naikin seperti itu deh ergonominya. Tidak terlalu sporty mungkin utk selera sebagian rider. Tapi okelah.
TENAGA
Delivery tenaga sangat halus, smooth, linear dan predictable. Saat akan menyalip mobil di highway, CBR bisa melesat dari 80 km/jam ke 128 km/jam dengan lekas tanpa ancang2. Karena saya mengendarai motor yang berkapasitas lebih besar, cukup salut dengan responsiveness 500cc dua silinder di RPM menengah ini.
KONKLUSI
Motor ini meskipun berdimensi kecil, namun fun to ride, and could be furious too.
Glen membeli CBR500R 2nd seharga (kalau dalam rupiah) 59 juta rupiah seumur setahun dgn KM 3rb. Terhitung baru kalau utk ukuran benua Australia. CBR500R termasuk best selling utk motor kedua paska SIM Learner, sebelum rider naik ke full driving license. Ini istilahnya motor antara sebelum kita boleh mengendarai motor yang ber-cc besar.
Akibatnya apa? CBR500R ini tergolong banyak populasinya dan cukup tersedia di bursa jual beli. Mudah perawatan dan nyaman dikendarai, saya kira dua hal itu yang jadi filosofi dan nilai jual CBR500R di Australia. Di Indonesia kedua nilai itu dihancurkoyakkan oleh yang namanya PPNBM.
Ppnbm… Fiuhhh
motor nyaman, sayang masuk ina jadi mahal.
kalimat terakhir sepakaatt…. ya, walaupun tanpa itupun masih blm sanggup beli heheheh
Wiih artikel pendek yang bagus menggambarkan riding feel. CBR dan produk motor Honda memang punya desain nyaman dan mudah dikendarai siapa saja. Walaupun secara pribadi saya fans merk sebelah yang punya julukan The Mean Green Machine alias si agresif ijo hehe
Ternyata riding di aussie lebih sulit ya karena tiap section jalan punya rambu top speed sndiri2. Klo main hajar sudah pasti tiket pa polisi melayang, no gocap gocap haha
Saya berharap ke depan dunia permotoran kita jg bisa maju. Asal mesin cc besar bisa dilokalkan (mengingat kt basis konsumen motor terbesar di asia tenggara), PPNBm bisa dihilangkan dan moge2 bisa dijual dengan harga pasaran umumnya, gak lebay seperti sekarang. Iri saya liat harga motor aussie yang bgitu logis dan pantes. 59juta bisa beli motor 500cc twin, nyaris baru pula. Standar gaji lebih baik pula wowwww sesuatu.
Motor 600cc brand new disini hampir 300jt klo legal, yaelah semewah apa sih motorsport bgitu harus ya dikenain pajak BM tinggi wakakakakak
Iya d.an pajak masuk kantong pejabat. emng enak jd pejabat indonesia.
hahaha
monggo jadi pejabat indonesia, bukttin dari pajak ato dari uang yg laen masuk ke kantong sampean
enak juga kali yak om klo di Indonesia nerapin kepmilikan kendaraan roda 2 berdasarkan kategori SIM (SIM learner, dst, dst)
Video ride-nya diupload juga dong om hehehe…
ngeri bakal jadi evidence tilang bro hihi. speed limit sering kelewat.
Yang diupload yang sopan2 aja, yang gak sopannya untuk arsip pribadi haha…
Honda global YES , ahm NO NO NO
Hmm..liat jalanan kosong-kosong begitu jadi ngiri euy…!!
sama kang, kalau disini kosong yaa begal hahahahha…
Hahaha
Manteb klo alay2 indo migrasi Kesono, gasspoll trus 😂
Polis nya monitor terus walau jln keliatan sepi gitu. Makanya mas Leo hrs nyari jln yg aman utk dpt sedikit plintir gas..
suka quote yang ini “Terlatih sebagai biker tanah air, mobil polisi dari jauh pun dah keliatan”
kayanya hasil latihan di jalanan jakarta dan sekitarnya amat membantu ya om leo ?
hhaha iya
Motor paling pas dah menurut saya
Dimensi gak gede” amat tapi bertenaga
bener bro. compact bertenaga.
Pajak larinya ke Gayus 😀
http://motorrio.com/2015/03/09/ducati-multistrada-1200-masih-manual-assembly-nya-ternyata/
dalane suepiii puoll…. (y)
disana trafficny emng kosong bgitu y? wah subsidi negara / org mahal bnget donk? infrastruktur bgono cuma dipake sedikit org
Canberra daerahnya memang sepi bro. Kalau di Sydney atau Melbourne relatif lebih ramai.
di australi ada suket juga ya Om..?! 😀
jan joss tenan koyok di Australia masbro… 😀
PPNBM indonesia 125% ya om??
http://balimotorider.com/2015/03/08/serba-serbi-singkat-cornering/
Koneksi wi fi nya gmn om? pasti kencang. secara uda 500 cc ma 2syl. pasti lebih kencang dari indo punya nih
lol
kok wifi?
itu om
tanduk belakang CBR yang mirip WIFI
hahahaha
om leo kecele..dikira apaan ternyata malah sarkasme..hahahaha
“Terlatih sebagai biker tanah air, mobil polisi dari jauh pun dah keliatan” Quotes of the daaaay!!!
hahahahaha.. asli sumpah ngakak bacanya.
wah…kepekaan pada mobil patroli polisi terbawa ke Australia 😀
hahaha iya mas
Zona waktu kita sama sekarang, ngopi dulu,Pak. 🙂
Saya 4 jam di depan Jakarta mas. 1 jam di depan Jayapura berarti. Mari ngopi hitamm
Nggih..,monggo.. 🙂
kecele is tertipu
Om Leo, itu CBR 500 posisi panel klakson sama lampu sen kebalik juga ya? Apa jangan-jangan itu diterapkan ke produk honda secara global?
engga bro. yang dikanan itu saklar lampu hazard.
ppnbm motor >250cc
ppnbm mobil >2500cc
Government logic
kok murah tho om moge disana? bikin iri saja,,
kalo saya hidup disana bisa punya 1000 CC kali yak?
harganya relatif sama dengan negara lain. Thailand dan Malaysia juga relatif lebih terjangkau. Indonesia saja yang PPNBM mahal tapi industri domestik ga ada.
Satu lagi artikel Om Leo yang makyuss ….
Melihat artikel Om Leo, saya mengira2 motor ini cenderung kalem, stabil, anteng di jalan .. tapi kalaw mau di bawa kenceng bisa juga …. bener ngga yah ? .. he2 …. Mungkin sesuai dengan pribadi biker yang sudah memasuki usia dewasa X yah mas ? … di mana speed bukan menjadi prioritas ,, tetapi ergonomi & kenyamanan yang menjadi point utama (kecuali para speed lover loh yah) … btw, cukup terjangkau jua yah mas .. dengan harga 59 jt dapat 500 cc, kalaw di sini yang saya tau .. hanya dapat 250 cc …. =p
iyahaha sedih ya kita
Pingback: Test Ride Honda CBR125R – Regis Review | 7Leopold7