Total perjalanan Sabina bersama Power Commander V for R25 sudah melewati 3200 km.
Baik dalam kondisi pemakaian harian (bermacet-macetan, normal), touring dekat, maupun trackday (geber full 18 lap) saat di Sentul Oktober kemarin. Awal bulan ini unit prototype PCV yang ada di Sabina diambil untuk dipelajari oleh Dynojet. Dilihat kondisi komponen di dalam modul, dan diuji konsistensi performa. Ini dilakukan untuk memastikan apakah ada yang perlu ditweak sebelum masuk ke phase produksi.
Kurang lebih seminggu kemudian, saya diberitahu Mas Bram Sportisi bahwa hasil pengechekan unit prototype oke semua dan unit produksi siap di minggu ketiga Desember. Mantapp….
Hari Sabtu pagi kemarin, setelah ganti oli rutin di DDS Cempaka Putih, saya pun mengarah ke Sportisi untuk pemasangan modul piggyback unit produksi.
Perubahan yang saya lihat kalau dibandingkan dengan unit prototype adalah material casingnya lebih baik, kualitas serat pembungkus kabel yang lebih tebal namun tetap elastis dan tentunya sticker logo Dynojet.
Yang menarik adalah manual dicetak resmi oleh Dynojet dalam bahasa Indonesia. Ya iyalah.. lha wong dikembangkannya di Indonesia kok. Dan sampai saat ini pasar terbesarnya masihlah Indonesia. Oh ya, ada peringatan tambahan bahwa bensin yang digunakan setelah menggunakan PCV dan merubah timing pengapian wajib minimum RON 92. Wajib.
Baiklah PCV sudah dipasang dan kemudian di test running.
Hasil Dyno dengan menggunakan mapping yang baru dan knalpot Scorpion GP juga menunjukkan data yang konsisten. Kenaikan total hampir 5 HP dari kondisi standard pabrikan: 32.12HP pada Torsi 20.29 NM. Maknyuss…
Hasil di test di jalanan memang beda. Mesti coba sendiri.
Dalam periode beberapa minggu riding Sabina tanpa Piggyback lumayan terasa penurunan tenaga, terutama saat ditarik menengah keatas (8000an RPM ke atas). Jadi maless.. hehehe. Begitu terpasang lagi mantappp… lepasan tenaganya lebih responsif dan tebal bertenaga di setiap RPM.
Engga di test di Sentul mas saat ITS (Indonesia Trackday Series) tanggal 20 Des kemarin?
Mestinya begitu ya, tapi sudah terlalu dekat dengan tanggal berangkat nih.
Mas kenapa sih kelihatannya obsesif banget dengan PCV dan menaikkan tenaga Sabina?
Pertanyaan yang bagus. Karena saat riding dengan Bianka (N250Fi) dan Verde (Er6n) saya itu tidak merasakan kebutuhan kuat untuk mengaplikasi PCV. Dengan Bianka lebih karena yang saya cari adalah kenikmatan riding harian touring dan berkomunitas. Meskipun sudah bolak-balik diracun oleh bro Angga AR-1 ttg PCV ya hehe. Sementara dengan Verde, raw power yang saya dapatkan sudah lebih dari cukup.
Dengan R25 mungkin karena saya merasa ada potensi besar yang pernah saya rasakan saat beberapa kali mencoba unit test R25. Dan saya mau itu kembali. Dan kalau bisa lebih.
Kenapa menggunakan PCV mas, dan tidak mencoba ECU aftermarket?
Karena untuk dua alasan.
Pertama, soal kompleksitas fungsi yang ingin diakses.
Saya hanya ingin mengakses derajat pengapian dan supply bahan bakar. Plus open limiter sbg bonus. Saya tidak perlu mengakses sekian banyak fungsi-fungsi lain yang dikelola dalam hitungan nano-second oleh ECU. Untuk fungsi-fungsi lain saya percayakan ke ECU Denso yang sudah dipilih oleh Yamaha berdasarkan riset panjang. Untuk diskusi lebih panjang mengenai ECU or Piggyback bisa disimak link ini:
http://bengkelsepedamotor.com/2014/05/18/piggyback-atau-stand-alone-ecu/
Kedua, soal durabilitas. Kita berencana menggunakan Piggyback untuk jarak belasan bahkan puluhan ribu kilometer. Ataupun kalau hanya untuk track, dalam kondisi geber yang cukup ekstrim. Disini saya butuh menggunakan produk yang reliable kekuatannya. Yang bukan sekedar murah tapi setelah beberapa ribu km/bulan presisi output modulnya berkurang. Engga butuh banyak lho cukup turun sepersekian volt dan itu sudah membuat performa mesin tidak konsisten.
Tapi apakah sesuai dengan harganya mas? Mahal
Kalau kita bersedia mengganti ban hampir 4 juta, mengganti knalpot 3-5 juta, memasang koil racing, plat dan per kopling, pasang lampu projie, harga 4.5 juta (tanpa dynotune untuk yang didaerah) atau 5.2 juta (lengkap dgn dynotune/test) menurut saya masih pantas, dan akan menyempurnakan semua ubahan kita sebelumnya.
Scorpion gp gmn suara dan perbedaan power dan torsi dibanding knalpot lain om?
Tunggu artikelnya bro
mantab
https://78deka.wordpress.com/2014/12/22/beat-125-lahir-tergantung-mio-m3/
Ga coba pake gbr om leo 😀
Sudah bro. Mantapp. Reviewnya blm selesai nulis.
D tunggu om leo artikelnya
Coba pake avionic exhaust om, hehe….. PCV masuk list sy selanjutnya 😀 thanks ulasannya om Leo 🙂
Udah ga keburu nih kalau mau review kayanya.
Gimana dengan Sakura Om Leo…kapan ya release…
mayan jga harga nya 😀 http://ridertasik.wordpress.com/2014/12/22/first-impression-with-mio-125-mio-m3-apa-mio-ml-ya/
PCV…menarik gak ya kalau dipasang di skutik?
————
http://kobayogas.com/2014/12/21/komunitas-nonton-bareng-hobbit-3-bersama-we-love-honda-community-seru-banyak-hadiahnya/
woh naiknya signifikan sekali 5 hp
http://orongorong.com/2014/12/21/evolusi-yamaha-rx-z-malaysia-dari-masa-ke-masa/
hanya PCV + Knalpot + Filter replacement itu
kalau cuma pasang pcv n ga ganti knalpot n filter kira2 naik berapa ya Om Leo?
antara 1.5 sampai 2.5
dikit banget…. gak sesuai ama nilai uangnya
Manfaat PB bukan hanya menambah DK. Ah ga dibaca artikel sebelumnya nih.
sayang, RX KING saya ga bsa pake 😦
om coba dong om piggyback dalam negeri, merek speedspark
nice artikel om leo (y)
ecu stand alone aje
https://subjectdani.wordpress.com/2014/12/22/nob1-muffler-mau-mengeluarkan-produk-baru-yang-mau-beli-tunda-duluuu/
kalau pakai knalpot slip on, filter ferox lalu pcv5 pengaruh signifikan gak ya bro leo
kenaikan dg knalpot slip on engga akan besar. tapi kalau dipadu filter dan pcv mungkin total kenaikannya bisa sampai 3 HP dr standard.
Jozzzzzzz
Teori disertai praktek
Dan hasilnya real
Gk kyk sesembahan fbh kambing yg cuma corat coret dikertas burem
Giliran dipake race,mesinya jebol bin mbrodol
Ngoahahahahahaha
UNTUK PEMAKAI R25 LUAR JAWA APA NANTI PCV5 NYA BISA LANGSUNG DI INSTALL TANPA PERLU DI SETTING LEBIH LANJUT ATAU HARUS DISETTING DI DYNO TEST? KAN SETIAP MESIN BEDA2 SETTING NYA
Pc5 bisa dikirim dengan diisi map sesuai spek motor anda.atau map diemail dan anda isikan sndiri dgn software pc5nya.asalkan sportisu sdh memiliki database mapnya hasilnya akan optimal walau tdk sesempurna jika ditune diatas dyno
Apa jadinya jika pcv 5 dan ecu daytona dipasang bersamaan?
overkill. malah ga akan optimal.
intinya, ECU oribinal tetep pilihan utama ya ombro??
Kelebihan menggunakan piggyback selain simple pemasangan dan tune. Anda msh bs mengandalkan kehandalan ecu orinya yg komponennya jelas paten dan teruji. Kekurangannya fitur tdk selengkap ecu standalone.namun utk r25 spt yg sdh kami uji.pc5 sdh sangat cukup utk pemakaian harian dan bahkan disirkuit
mantab, trims atas infonya… 🙂
Hmmm PCV dedicated for R25 ya….. Menarik….
Nice review, om bro Leo.. Mau join latian tanggal 26? Kali aj gw boleh nyoba Sabina beberapa lap 😀
Maklum babyemon masih std cuma modal header doang, mau nyoba selingkuh sama yang ud upgrade..
Yahhh gw msh di pontianak. Kalau engga bawa aja.
Akhir taun, broo… Masih di seberang ajaa……
Moga next bisa riding bareng
ternyata R25 biru yg pake rear hugger byson itu punya om leo toh -.-‘
Hehehe ketemu dimana?
saya yang kemarin tanya2 ban dan spakbor kolong di dds.. haha
makin ajibb om
http://lightsin.wordpress.com/2014/12/24/2-hal-yang-harus-diperbaiki-yamaha-untuk-r15/
Om, kalo di piggyback kayak si Sabina gitu ngaruhnya banyak nggak yah ke fuel consumption buat dailynya? maklum predatorku buat ngider harian 😀
Krn fuel supplynya ditambah, Dibuat lebih kaya, tentunya jadi sedikit lwbih boros.
belom lagi pake cam racikan dach 32+
gimana kalo dach pake….biuhhhh….. 😀
sayang om leo dah mau berangkat, soalnya ada knalpot “over racing” bisa power up sampe 33,xxHP… pengen tau aja pendapatnya om leo… hehehe….
ane kasi linknya ya om.
cicakkreatip.com/2014/12/19/aplikasi-knalpot-over-racing-pada-yamaha-r25-tenaga-tembus-33-3-dk-dan-torque-21-6-kok-yo-mantep/
Saya sdh comment sih. Tanya berapa baselinenya di dyno engine itu utk motor R25 standardnya.
Permisi om saya masih bingungbnih ..
Kalo di pakai harian boros banget apa bagai mana yah ?
Salam saya yroi chapter tangerang 🙂
Engga juga. Hampir ga kerasa bedanya di 250cc kalau pakai PCV.
Om tolongin temen saya dong, r25 dia engga bisa starter dengan kondisi di bagian display spidometer indikator sign dan lampu jauh menyala, sudah dibawa di beres mereka memvonis regulatornya rusak karena ada beberapa kabel di socket regulator yg hangus tapi beres tidak punya stocknya dan harus menunggu 1 bulan lamanya, al hasil karena masih kepikiran motor rusak akhirnya temen saya mendatangi pusat pergudangan yamaha di jakarta namu tetap saja tidak ada regulatornya lalu teman saya dapet informasi regulator ada di daerah pasar sparepart di kebon jeruk dan dia berhasil dapat regulatornya teruss setelah dipasang masih dalam kondisi yg sama atau dengan kata lain beres salah vonis dan sekarang 27 des 2016 masih dalam kondisi rusak, tolong bantuannya abang abang sekalian ini kontak teman saya 081314511161
Coba kirim email ke Trias permanatriaz@gmail.com atau ke WA +62 812-8891-6554
Itu.cuma ganti piggyback.ya mas bro sm.knlpot gak senggol2 yg lain ?