Dipinjami Motor Oleh ATPM = Konflik Kepentingan?

Sebenarnya saya sudah beberapa kali mendengar tudingan ini agak lama. Timbul tenggelam. Tapi ga saya reckon/reken. Mending waktunya dipakai untuk hal produktif lainnya. Belakangan muncul lagi, bahkan nama saya dipakai sebagai contoh oleh Vandra MMBlog.

Mereview Motor Pinjaman Pabrikan Tidak Objektif? Harus Beli Sendiri? WADUH! Saya Bukan Pahlawan Kesiangan! Hanya Blogger Yang Ingin Berbagi!

kayanya agak kesel dia, judulnya panjang banget.

APAKAH DIPINJEMI MOTOR OLEH ATPM = KONFLIK KEPENTINGAN?

Potensi tentu ada. Namanya orang timur tentu ada rikuh. Tapi ATPM akan lebih respect pada reviewer yang menemukan 10% yang kurang dan mengkomunikasikan ini secara baik daripada pada reviewer yang serba memuji bahkan menjilat.

Fakta obyektif aja ya: Saya belum pernah nemu satu sepeda motor, sebagai kesatuan, yang faktor positifnya hanya 70% aja. Tidak ada motor yang sempurna, tapi kalau problemnya sampai 30% itu bubarin aja pabriknya. Niat ga sih bikin motor.

Dan dari semua motor yang pernah saya test, jujur aja jarang ada yang faktor negatifnya lebih dari 10%. Pasti ada kekurangan pada desain area depan, spidometer aneh, fuelling pada RPM rendah yang kurang pas dll. Tapi secara keseluruhan mereka adalah motor-motor baik DAN TEPAT BAGI GENRE dan MARKETnya.

Motor 150cc ya ekspektasinya harus disesuaikan dan jangan disamakan dengan 500cc. Mereview motor bebek ya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan target pasarnya.

BENEFIT OF THE DOUBT

Tentu sebagai tester kita akan bertemu dengan faktor-faktor tertentu yang potensial negatif tapi kita tidak yakin. Dalam kondisi tidak yakin atau ragu tersebut, saya sebagai tester ada dua pilihan. Menginvestigasi lebih jauh – KALAU PUNYA KESEMPATAN. Atau diam (saya memberikan benefit of the doubt kepada pabrikan). Mengapa? karena menulis sesuatu yang negatif berdasarkan keragu-raguan itu selain secara etika tidak baik juga berpeluang digugat secara hukum. Ini kalau saya lho. Saya kira Rasulullah SAW juga pernah mengatakan bicara yang baik (benar dalil dan faktanya serta secara santun) atau diam.

REVIEW MOTOR SENDIRI LEBIH OBYEKTIF?

Saya kira karena kita lebih punya banyak kesempatan mengeksplorasi motor kita itu. Jika motor pinjaman, mungkin dari 5 skenario/kondisi di jalan raya, kita hanya merasakan 2 skenario. Sementara kalau motor sendiri malah mungkin ketemu 6 skenario.

Saat masih punya dan pakai Ninja 250FI, ER6n, Ninja 1000 dan sekarang ZX10R, saya menemukan sejumlah kelemahan yang saya tulis di blog sebagai masukan bagi publik. Saya juga berbagi rekomendasi ke KMI.

Saat pakai R25 dan MT-09, bahkan di hari kedua saat saya dyno test di Sportisi, saya berbagi ke publik temuan saya. Bahkan kemudian diskusi panjang lebar dengan pihak YIMM mengenai ini.

Kedua hal itu tentu tidak bisa saya lakukan kalau hanya sekedar dapat pinjaman dari ATPM, karena saya ga bakal menemukan dan merasakan sendiri persoalannya. Bukan karena saya menyembunyikan sesuatu atau tidak fair.

Kekhawatiran bahwa mendapat pinjaman dari ATPM = berpotensi tidak obyektif? saya selalu anggap sebagai kokok ayam jago yang mengingatkan pagi. Sebagai reminder agar kita tiap detiknya berusaha lebih berwawasan sekaligus amanah. Tahun 2015 amanah, tahun 2016 belum tentu.

Kepada brothers/sisters yang mensyaratkan “review motor harus punya motor sendiri dong”, mohon agar tetap tetap rendah hati dan menghindarkan diri dari sikap arogansi atas amanah yang dititipkan Allah dan bisa sewaktu-waktu diambil dari kita.

 

 

 

103 thoughts on “Dipinjami Motor Oleh ATPM = Konflik Kepentingan?

  1. blogger sok suci ah si vandra bawa2 agama…. kalau saya sih lebih suka ama review dari om leo, om leo profesional, om triatmono juga profesional, iwan banaran, kobayogas ok semua reviewnya bagus

    • orang religius di bilang sok suci,
      boleh2 aja kan kalo ad biker yg alim,
      udah lah, jangan mengkomentari seseorang ttg agamanya, nggak etis!!!!

      (lagian si Vandra juga gak jelek2in om leo kan?)

  2. benar sekali yg om leo sampaikan disini, akan tetapi mereview motor dari pinjaman ATPM juga ga boleh langsung di hakimi sepihak. Semua tergantung the man behind MC, bisa fair dan mengurangi rikuh nya ga? ato bahkan ada khusus yg menerima amplop semcam gratifikasi.

Leave a reply to ardiantoyugo Cancel reply