Ninja ZX250R 4 Silinder Jawaban Kawasaki thd Tantangan 250 cc 2 Silindernya Honda dan Yamaha

Menyambung artikel sebelumnya tentang bagaimana Kawasaki harus menanggapi bermainnya Yamaha dan kemungkinan Honda di kelas 250 cc 2 Silinder. Langkah apa yang harus diambil oleh Kawasaki agar tetap aman sebagai penguasa di kelas ini.

Ada bbrp usul:

1. Masukkan Ninja 300 FI. Mungkin saja, tapi tembok PPNBM 60% tentu jadi kendala.

2. Kawasaki pede saja. Cukup pertahankan kualitas service dan dukungan ke komunitas.

Menurut saya, diluar usulan no 2 ada alternatif jawaban lain.

3. Hidupkan lagi ZXR-250 4 silinder.

Binatang apa ini sebenarnya?

ZXR-250 diimpor secara abu2, grey import dr Jepang

ZXR-250 diimpor secara abu2, grey import dr Jepang, bodywork sudah dicustom dijual dgn harga 25 jt kalau dirupiahkan, usia 8 tahun.

Continue reading

Hangatnya Sup Iga Aat – Cihuni BSD

Kalau engga ngobrolin motor enaknya ya ngomongin makanan…

buat komunitas goweser, salah satu track favorit adalah Cihuni.

Baik krn lintasannya, maupun karena ada warung Aat.

Aat ini adalah nama seorang perempuan yang bersama keluarganya mengelola warung yg menjual Sup Iga yang terkenal enak beserta nasi uduk.

Image

Continue reading

Imlek Ride to Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang Kota

Selamat hari minggu siang…..

Hari ini hari Imlek, perayaan Chinese Lunar New Year.

Saya dan bung Regis Bagas, anak pertama saya (11th), mengisi waktu dengan morning ride ke Kelenteng Boen Tek Bio, yg terletak di Pasar Lama, Tangerang Kota. Kelenteng ini didirikan pada tahun 1684, hampir seratus tahun sebelum berdirinya negara Amerika Serikat. Kelenteng ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan komunitas Tionghoa di wilayah Tangerang, dan bahkan kota Tangerang itu sendiri.

Kali ini bukan saya yg menulis blog, tapi Bung Regis. Berikut catatannya:

Continue reading

Review Knalpot Prospeed Blue – Ninja 250 FI

Selamat pagiii

Selamat kembali dr liburan panjang utk yg berlibur.

Welcome back to the real world .. Hehe..

Sebelum memulai minggu kerja yang bakal panjang, di subuh ini saya ingin sedikit menulis review atas knalpot Prospeed Blue yg sdh mengabdi selama dua tahun hari belakangan.

Bro dan Sis, kalau kita ngobrol tentang aftermarket exhaust utk Ninja 250 FI sebenarnya ada bbrp pilihan yang beredar di pasaran. Mulai dr VRX Sportisi, Yoshimura, Akrapovic, R9, Nassert Beet, Prospeed, Arrow, Two Brothers, Leopold Vince dan beraneka ragam lainnya. Belum lagi yang kreasi lokal atau custom dr bengkel knalpot.

Banyak sumber bisa menjadi acuan dalam memilih. Misalnya hasil Dyno test yang dimuat di media yang memperlihatkan perbedaan antara berbagai produk. Selain itu bbrp video yg diupload di youtube juga dapat memberikan gambaran atas penampilan dan suara.

Sumber lain adalah ngobrol dengan user atau saat melihat sendiri di jalan hehe

Pertengahan Agustus lalu, Otomotif membuat perbandingan, yang menurut saya jadi ukuran seberapa siap dan serius sebenarnya para produsen mengembangkan Research and Development untuk mengisi kebutuhan produk yang baru saja launching.

20130107-043720 AM.jpg

Buat saya selain kenaikan Horse Power, yang tidak kalah penting adalah grafik yang naik secara stabil dan tidak ada drop. Grafik di atas memperlihatkan bbrp produk drop di kitiran RPM 8000 sampai 10,000. Range yang menurut saya justru kritis. Yg grafiknya masih bagus disitu ada dua, apa saja? ayo lihat sendiri hehe
Kriteria kedua, saya juga mencari yg suaranya adem dan ngebas, tidak yg racing melengking. Yang istilahnya socially acceptable. Ga bikin masalah dg tetangga hehe.

Dan yang kriteria yang ketiga, pastinya yg harganya cocok. Makanya Nassertbeet yg mahalnya selangit (buat saya) engga dilirik babar blas.

Dengan mempertimbangkan harga, suara dan performa, ada dua besar yg saya pikirkan: Akrapovic dan Prospeed.

Akrapovic

20130107-044421 AM.jpg

Prospeed

20130107-044634 AM.jpg

Pilihan kemudian jatuh pada Prospeed, Akra sudah banyak sekali beredar, plus apalagi stlh mendengar Akra KW juga sudah mulai produksi dimana2.

Dari bro Herry group NIO (Ninja 250 Injection Owner) saya dapat kontak Bie Hau dan kemudian Sabtu kemarin janjian utk ketemu. Meluncurlah saya dan Regis, anak pertama saya (11th) dari Serpong ke workshopnya.

Bro Bie Hau ini orangnya asyik banget, sangat informatif dan sabar. Mau nanya apa saja diladenin. Dari pengalaman, engga banyak pedege yang seasyik ini.

Kurang dari sejam, Prospeed yg blue series pun terpasang.

20130107-044458 AM.jpg

Capcus, Biankapun diajak pulang…

Review Suara

Kesan pertama saat melihat tampilan terpasangan dan suaranya memang wahh sekali. Lebih baik ketimbang yang ada di youtube, karena range bass nya kurang terdengar disana. Suaranya berdenyut ngebass ke bawah. Rumble ….. Saat saya test decibel suaranya pada RPM 12,500 noise level menyentuh 95 DB atau hanya selisih 2 angka dari raungan maksimal knalpot standard. Artikel mengenai tes decibel knalpot standard ada disini.

Saya senang sekali dg timbre (warna suaranya) Prospeed yg Blue ini. Ngebas, tidak lebay, saat RPM naik juga tidak pecah. Hanya saja kalau habis ditarik, lalu mendadak tutup gas, dia akan “berdeham” sekali. Bukan nembak ya (pengalaman sbg Scorpio rider nih hehehe).

Review Performa

Selama dua hari ini perbedaan yang paling terasa buat saya adalah pada panjang nafasnya.
Kalau bro dan sis pernah bawa Ninja 250 FI, mungkin akan kerasa bagaimana torsi bawahnya Ninja itu nafasnya engga panjang dan harus sering ganti gigi pada gigi bawah.

Jadi berubah Bro..

Saya bawa Bianka minggu pagi ke daerah Foresta BSD untuk ditest range kecepatan per gigi. Hujan gerimis semenjak subuh. Yah tetap maju terus..

20130107-050133 AM.jpg

Kondisi motor standar habis. Tidak ganti injector, no PCV, ban sutandar yg licin itu.

Gigi baru saya pindah saat RPM menyentuh limiter. Untuk akurasi speedometer bisa dilihat di artikel saya yang ini.

Gigi Kecepatan
1     55 km/jam
2     84 km/jam
3     116 km/jam
4     131 km/jam

Data di gigi 5 tidak bisa didapat, krn saat kecepatan di 142 km/jam (sementara RPM belum mentok), ban belakang (standard) menunjukkan gejala spinning (berputar melebihi kecepatan jejak) dan bergoyang mencari jejakan. Genangan air kecil ada dimana2. Ini nampaknya yg membuat aqua planning (ban tidak bisa menjejak aspal dg baik akibat tekanan permukaan air) dan kemudian spinning.

Karena tidak punya data utk knalpot standar, saya coba lirik hasil test ridenya kang Taufik dgn Ninja 250 FI standard.

Gear 1 bisa mencapai 45 km/h
Gear 2 mencapai 75 km/h
gear 3 mencapai 90 km/h,
Gear 4 mencapai 120 km/jam
Gear 5 mencapai 150 km/h

Lumayan signifikan berbeda ya hasilnya

Kalau kang Taufik yg ngetest knalpot Prospeed mungkin hasilnya bisa lebih baik lagi. Krn beliau lebih berpengalaman dan postur tubuhnya lebih kecil dan JAUH lebih ringan hehe. Apalagi kalau bro dan Sis pakai ban kompon lunak seperti BT 090 DAN tidak di hari hujan.

Untuk sementara reviewnya itu dulu, anak2 saya sudah bangun pagi dan ini hari pertama sekolah. Rencananya minggu ini akan service yg kedua ( sudah 4600 km), sekalian resetting ECUnya.

20130107-052214 AM.jpg

Immobilizer pd Ninja 250 FI

Selamat pagi Brother and Sister…
Semoga khabarnya baik…

Agak khawatir dgn trend perampasan motor, termasuk Ninja, di jkt,

Berita lain ttg pencurian dan perampasan motor yg menargetkan Ninja bisa dilihat dr googling disini, juga disini, atau disini

Kesemua kejadian tersebut terjadi mulai medio 2012 ini.

Apa yg bisa kita lakukan?

1. Salah satunya dg cara membuat motor kita lebih sulit utk dijadikan obyek tindak kejahatan (to deter).

misalnya dgn cara memasang kunci pengamanan ekstra, yg terlihat.
Saya sdg menggunakan alarm padlock, sebuah kunci yg punya 2 level peringatan apabila disentuh.
Peringatan pertama berupa beep beep selama 15 detik. Dan jika masih berlanjut gangguannya maka peringatan kedua berupa alarm dg kekuatan 115 desibel akan berbunyi terus. Dijual dg harga kurang lebih 120 ribu.
Cara deterrence lain adalah dg selalu memparkir kendaraan anda di tempat yg aman, atau terpantau oleh petugas. Utk menghindari perampasan kendaraan seperti link di atas adlh dg menghindari riding seorang diri pada jam dan di daerah rawan. Jikapun harus, usahakan anda dekat dg kendaraan lain yg melintas. Berkendara di depan mobil (dengan menyesuaikan kecepatan dan posisi di jalan tentunya) adalah salah satu caranya.

2. Menggunakan asuransi utk melindungi kendaraan anda. Saat ini sdh ada bbrp asuransi utk kendaraan roda dua, dgn kisaran nilai premi sebesar 2% utk Total Lost Only. Untuk Ninja berarti sebesar 1 juta rupiah/tahun. Lumayan juga ya.

Saya sendiri belum memuuskan utk asuransi, tapi coba dg menggunakan alam sensor. Detil feature scr umum bisa dilihat disini.

Lama pemasangan hanya 1 jam. Dikerjakan sendiri oleh Awen Lim, rapi dan cepat.

20121007-032959.jpg

Sudah dicoba pada bbrp kondisi/skenario berjalan cukup baik.

Hanya saja pada kecepatan lebih dr 110 km/jam, ada gangguan sinyal, ini yg sedang saya test lagi weekend ini dan sdh sampaikan ke Awen.

Oke, mari kita kembali tidur …

Ninja itu ada tiga jiwanya

Bro and Sist, semoga khabarnya selalu baik,

baik di jalan, di rumah atau dimanapun … Amin.

Kalau sedang di jalan dan melihat Ninja, mungkin Bro dan Sis akan melihat beragam model, gaya dan warnanya. Tapi sebenarnya kalau diperhatikan hanya ada tiga kutubnya.

Disebut kutub, karena sedikit sekali yang benar2 masuk kategori ekstrim, sebagian besar ada di tengah2nya, perpaduan ketiga2nya.

Kutub # 1: RACER 

Ini adalah tipe motor yang dikembangkan, di-upgrade oleh pemiliknya dengan orientasi utama mereguk akselerasi dan kecepatan tertinggi. Menjadi yg tercepat tanpa kompromi. Baik saat di sirkuit, maupun ketika begajulan (melanggar aturan membahayakan keselamata orang) ikut bali (balap liar) ataupun tarik2an di jalan raya.
Penampilan bling bling atau cling cling tidak menjadi perhatian utama.
Motor pun dibuat minimalis untuk memangkas aksesoris yang tidak perlu dan memberatkan. Bagi genre racer, ukuran pencapaian jelas dan obyektif: Top speed (kecepatan), torsi/akselerasi dan kestabilan. Memenangkan balapan di sirkuit adalah pencapaian tertinggi.

Kutub # 2: POSER

Ini adalah tipe motor yg dimodifikasi untuk mengejar penampilan dan pendengaran, memuaskan panca indera kita. Nah beda dg tipe racer,  untuk jenis poser, karena penampilan ini berdasarkan selera yg obyektif, ukuran keberhasilannya pun bisa beraneka ragam dengan style yg jauh berbeda. Paintwork, cutting sticker dan penggantian parts yg menunjang keindahan (menurut pemiliknya) menjadi andalan para poser. Memenangkan Bike Contest adalah pencapaian tertingginya. Anggaran dan cita rasa memang jadi faktor penting.

  • Anggaran besar tapi kalau referensi seleranya rendah, jadinya Ninja Wagu (aneh)
  • Anggaran Kecil tapi seleranya bagus, jadinya Ninja Rapi, menarik dan mencuri pandang.
  • Anggaran besar dan seleranya indah, Jadi Ninja Elegan dan membuat lemas terbayang2.
  • Tapi sudahlah anggaran kecil plus selera rendah, ya jadinya Ninja Kebanting atau alay.

Berikut adalah contoh modifikasi poser (diambil dr tokobagus.com):

  • kondom tangki 650ribu
  • veleg belakang 4,5 inch 2,1jt
  • stang jepit bikers 1,2jt
  • lampu HiD 800 ribu
  • slang rem depan belakang bikers 600 ribu
  • hendel rem dan kopling bikers 450 ribu
  • tutup firing bawah fiber 300 ribu
  • tutup radiator bikers 150 ribu
  • Cover Kaliper Bikers Red rem depan 400 ribu
  • spakbor ban belakang 300 ribu
  • lampu LED belakang seperangkat 550 ribu
  • penutup lobang shock depan bikers 400 ribu
  • bandul penahan kenalpot 250 ribu
  • fiber jenongdi atas firing 350ribu

Contoh modif mulai dr yg normal

yg sedikit mentel

yg hardcore agak kebablasan

Sampai yang super duper ekstrim

Kutub # 3: FUNGSIONAL
Ini adalah tipe motor yg digunakan dan dikembangkan ke arah fungsional.
Bukan berarti tidak dilakukan modifikasi, modif tetap ada namun lebih berkisar pada aspek kegunaan dan kenyamanan. Umumnya pengguna Ninja harian yang harus berjalan/commuting 50-100 km/hari (di atas 1 jam sekali jalan) memikirkan aspek fungsi dan kenyamanan. Bukan hanya sekedar penampilan (POSER) dan top speed (RACER).

Para Ninja fungsional itu mulai dr yg paling ekstrim, plastik pembungkus dr dealer pun belum dibuka (lebay, mana ada), sampai kepada mereka yg memasang raiser setang supaya berkendara jauh enak, memasang knalpot racing utk mengisi torsi low-medium (supaya overtaking low speed di kemacetan nyaman). Mereka yang bisa juga merupakan beginner untuk Poser ataupun Racer.

Sekali lagi, ini adalah kutub, artinya tidak ada pembatasan yang sangat rigid.

Dalam diri satu Ninja bisa saja ketiga kutub itu ada.

Jadi para racer bisa juga poser? Oh tentu saja bisa.
Pembedanya adalah saat memiliki dana apakah fokus mereka lebih pada peningkatan tenaga dan kecepatan atau penampilan/pendengaran. Misalnya saat memilih knalpot racing, apakah yg diperhatikan dgn modal yg sama adalah suara yg merdu/membahana ataukah seberapa banyak eksta tenaga kuda dan torsi yg bisa diraih.
Begitu juga saat pemilihan ban dan komponen lain.

Nahh sekarang tergolong jiwa Ninja yang manakah anda (baik punya ataupun tidak)

Tes Akurasi Speedometer Ninja FI

Hi Brother and Sister
Apa khabarnya? Semoga selalu sehat!

Setelah minggu lalu Bianka Valkea (artinya putih, illuminating) selesai masa in reyen (break in) nya nahhh.. saatnya nih utk kita coba2.

Coba2 yang pertama adalah melihat seberapa akuratnya speedometer digital Ninja 250 FI ini.

Sudah jamak diketahui bahwa speedometer yg terpasang di kendaraan tidak 100% akurat.
Baik karena alasan keselamatan (tidak terlalu ngebut), mematuhi peraturan jalan raya (agar saat kita menyentuh batas maksimal kecepatan, kecepatan real kita sebenarnya belum sampai ke angka itu), maupun alasan marketing produk atau pertimbangan lainnya.

Mengapa tes akurasi speedometer?

Agar sbg pengendara kita jadi betul2 tahu seberapa lambat atau cepat sih sebenarnya kendaraan kita. Informed rider istilahnya. Apalagi ini ada hubungannya dg odometer (penghitung jarak tempuh kendaraan).

Bagaimana caranya?

Dengan cara membandingkan kecepatan yg ditunjukkan oleh speedometer motor dan catatan pada GPS.

Apa saja yg dibutuhkan?

1. Dibutuhkan tentunya 1 unit motor, sebaiknya yg terpasang speedometer digital karena lebih presisi angka kecepatannya.
2. Aplikasi GPSpeedOmeter. Aplikasi ini akan mencatat jarak, kecepatan saat ini dan kecepatan maksimal yang sudah diraih. Aplikasi ini bisa didownload bebas.

Langkah-langkahnya apa saja

1. Pertama, aplikasi harus direset (0km, 0 max speed) dan kemudian Bianka dijalankan pada kecepatan yg ingin diukur selama 5 detik. Kenapa 5 detik? Utk memastikan data kecepatan tersebut betul2 tercatat oleh GPS.
2. Harus dipastikan kecepatan tidak melebih tingkat kecepatan tersebut.
Jadi misalnya kalau ingin menghitung real speed dr 60 km/jam yg ditunjukkan oleh speedo kita harus pelan2 mencapai kecepatan tersebut, dan menjaganya agar tidak menyentuh angka 61km/jam. Begitu melewati, batalkan, ulangi dr langkah 1.
3. Setelah kecepatan tersebut dicapai selama 5 detik, kita bisa berhenti dan membandingkan kecepatan maksimal yang dicatat oleh aplikasi GPS.
4. Buat table dan perbandingkan hasil pada beberapa tingkat kecepatan untuk mengetahui selisih. Misalnya 60, 90 dan 100 km/jam

Yak marih kita mulai.

BSD – Summarecon Serpong Connection Road ternyata sdh ramai sekali Sabtu sore ini. Jalan adalah akses baru yg menghubungkan dua wilayah besar perumahan. Jalan baru ini aspalnya masih mulus, masing2 arah terdiri dr 3 lajur dan truk/angkot tidak bisa masuk. Di jalan baru ini juga tidak ada banyak persimpangan jalan, sehingga rider bisa mengembangkan kecepatan dg baik. Di bangku belakang, ikut Regis (11 thn) anak pertama saya.

20120930-051233.jpg

Test pada 60km/jam

Kita mulai dg kecepatan 60 km/jam. Dengan hasil aplikasi GPS menunjukkan kecepatan maksimal adalah 58.5 km/jam atau selisihnya adalah 1.5 km/jam lebih lambat.

20120929-213658.jpg

Test pada 90 km/jam

Kita tingkatkan menjadi 90km/jam selama 5 detik, dan hasilnya adalah 88.2 km/jam menurut GPS.
Not bad, selisih terjaga di 1.8 km/jam.

20120929-214019.jpg

Test pada 100 km/jam

Sudah cukup sulit menjaga di kecepatan ini selama 5 detik, krn lalu lintas semakin padat. Hasilnya GPS menunjukkan angka 98.1 km/h
Mulai menunjukkan selisih antara speedometer dan GPS semakin melebar di 1.9 km/jam.

20120929-214753.jpg

Lalu lintas semakin ramai di Sabtu sore ini, sudah tidak safe utk meneruskan.
Memaksakan diri bertahan di kecepatan 115 km/jam selama 5 detik sdh tidak bisa. Maksimal hanya 2 detik kemudian sdh harus meliuk atau mengurangi kecepatan krn posisi2 kendaraan lain.
Besok pagi2 akan saya ulangi lagi sendirian tanpa Regis.

UPDATE – 30 Sept 2012 – 06:48am

Test pada 131 km/jam

Pagi ini mencoba lagi di lintasan yang sama dengan harapan jalanan lebih sepi.
Ternyata sudah mulai ramai juga dg goweser dan pelari pagi.
Speed yang bisa diraih 136 km/h, namun krn hanya bertahan 1 detik (ada goweser pindah jalur) tidak bisa dicatat dan diperbandingkan.

Yg cukup sah adalah speed di 131 km/h. Rencananya pada 130 km/h, tapi engga mudah naik pelan2 pada kecepatan seperti itu. Karena bablas akhirnya saya pantengin di 131. Dan …. hasil GPS menunjukkan speed saya saya adalah 128.9 km/h. Wihh lumayan dekat juga.

20120930-070445.jpg

Berikut tabelnya

Speedo ——GPS————Selisih
—————————————————————
60 km/h —– 58.5 km/h — 1.5 km/h atau 2.5%
90 km/h —– 88.2 km/h — 1.8 km/h atau 2%
100 km/h — 98.1 km/h — 1.9 km/h atau 1.9%
UPDATE
131 km/h — 128.9 km/h — 2.1 km/h atau 1.6%

Jadi nampaknya selisih antara kecepatan speedometer dan kecepatan real tidak dipatok oleh Kawasaki pada angka relatif persentase (krn persentase selisih justru menurun saat kecepatan bertambah), tapi pada angka absolut, speedometer lebih cepat up to 2 km/jam.

Ngaso sambil foto2 sebentar.

20120930-033244.jpg

Dilanjut dg nongkrong di angkringan nasi kucing di sektor 1 BSD. Minum es teh dan es jahe segar sekali disini …

20120930-033522.jpg

Kesan saya, Ninja 250 FI ini meski dipakai berboncengan di atas 100 km/h tapi tetap stabil dan tidak chatter (bergetar) sehingga kita menjadi confident dalam mengembangkan kecepatan.

Getaran mesin serta ayunan perahu pada roda depan yg saya rasakan sewaktu bawa Honda Tiger (1999-2001) dan Yamaha Scorpio (2006-2008) kalau kecepatan sdh diatas 90 km/h tidak muncul saat bersama Bianka.

Yah memang karena ketiganya adalah makhluk yg diciptakan dengan tujuan yg berbeda.

Service Ninja FI pertama

Bro and Sis, semoga keadaannya selalu sehat dan baik2 saja.

Tidak terasa odometer Bianka sudah masuk pada kisaran 660 km. Dengan semangat pagi2 tadi Bianka dibawa untuk diperiksa pertama kalinya.

Workshop yg dituju adlh Super Sukses Motor (SSM) di Fatmawati. Tiba di lokasi pukul 08.00 pertamaxnya gan … 😀

Sembari menunggu Bianka mulai diperiksa saya ngobrol2 santai dgn penunggang ninja lainnya di ruang showroomnya SSM yg lumayan adem. Asyiknya, di Showroomnya ini juga tersedia aneka apparel mulai dr gloves, seat bag. shirt, leather jacket, sampai aneka ragam Ninja bike.

Yg terbanyak dipajang adalah Er6n dan Er6F. hadeuh …bikin ngilerr..
Sementara ileran, datang satu truk yang berisi 8 Er6x ke SSM. Laku sekali..

20120929-045545.jpg

Memang menurut salesnya Er6 series ini sangat dicari, “krn kita bisa dapat moge di kisaran harga yg relatif terjangkau di bandingkan moge lainnya dan …”

Udah mbak, engga usah dilanjutkan ceritanya. bisa ngeces lagi nihh…

Er6F biruh…

20120929-045717.jpg

Akhirnya Bianka pun mulai diperiksa dengan manisnya.

Pertama2 mekanik langsung menghubungkan laptop dgn socket ECU yang ada di balik back seat. Ada kurang lebih 5 test yang dilakukan. Mulai dr injector 1, 2 dsbnya.

20120929-050036.jpg

20120929-050109.jpg

Semua bagus dan normal.

Lanjut dengan menguras oli Bianka sembari membersihkan filter udara.

20120929-050216.jpg

Ini kondisi oli yg baru.

20120929-050259.jpgb

Ini oli kotor yang dikeluarkan, ngeriii, kotor bro and sis.

20120929-050403.jpgb

Filter oli juga diganti, dengan alat yang khusus. Seperti Kop (untuk menarik kepala bayi yang akan lahir).

20120929-050452.jpgb

Total oli (spek 10w40) yang diganti, jika filter oli diganti adalah 2.6 liter.

20120929-050541.jpg

Krn Bianka sekali jalan bisa sampai 1 jam (ke kantor atau pulang), saya minta settting idle rpm di 1250an.

20120929-050746.jpgb

Kesan saya terhadap workshop SSM Fatmawati:
Sistem antriannya rapi, ga diselah-selah. Ruang tunggunya jadi satu dgn showroom, jadi cukup nyaman. Mekaniknya terlihat cukup terlatih dgn menggunakan netbook dan aplikasi servis utk injeksi. Cukup komunikatif saat kita ajak obrol. Bengkelnya sendiri kecil, bisa 4 motor diperiksa bersamaan, kebersihan okelah, ga bersih2 banget, tp masih oke.
Problemnya, dr jam buka jam 8.30, sdh banyak antri, tapi belum bisa mulai karena mekanik briefing dulu selama 40 menit… Hadeuhhh…

DONE! hanya dlm 35 menit service pertama selesai. jam 09.45. Service masih gratis, tapi kalau bayar ongkosnya 105 ribu rupiah.

Tak lupa memberi tips secukupnya, Bianka pun melanjutkan perjalanan ..

Tambah halus saja power dan suaranya Bianka. Yihaaa!! Saatnya bergerak di atas batas inreyen….