Perkenalken saya Leo

memang benar kata orang2, memulai itu mudah. merawat dan menjaganya yg susah.

Sdh hampir seminggu sejak blog dilahirkan, tapi masih nihil tulisan. Blog dilahirkan dengan niat sbg catatan pinggir tentang saya dan pit montor. Tapi alasan untuk belum menulis selalu saja ada. Dasar malas.

Sedikit perkenalan.

Namah: Leo.

Lahir dan besar di Kalimantan, Pontianak tepatnya.

Hidup di kota kecil, montor jadi hal yg sangat penting. Ke pasar, sekolah, jalan2 (belum berani pacaran waktu itu)

Mulai belajar numpak montor (diem-diem) sejak kelas 6 (1986), pake Yamaha RX-S punya oomku. Motor 2 tak 125 cc yang luar biasa reputasinya saat itu.

Lalu setelah biasa, dan ortu pasrah, kemana-mana setiap sore pakai Vespa Sprint 1973. Sama2 sistem kopling dg RX jadi ga terlalu susah adaptasinya.

Setelah Bapak meninggal (1988), Vespa ini menjadi kendaraan resmi utk sekolah (SMP) sambil mengantar adik + sepupu. Ibu yang adalah guru meneruskan Vespa Spartan 200cc peninggalan Bapak untuk mengajar dari sekolah ke sekolah.

Bawa Vespa memang penuh suka dan duka. Sukanya adalah jadi kendaraan tercepat di lampu merah (alay zaman itu). 2 tak dan 150 cc boo …

Dukanya mungkin lebih banyak, mesin gampang banjir, tangan sering belepotan oli, kemana-mana bawa amplas, peniti dan oli samping.

Saat memutuskan merantau ke Jawa utk kuliah, Vespa dijual untuk biaya berangkat dan kost.

Sempat bbrp malam tidur di Malioboro dan stasiun tugu sebelum akhirnya dapat kos yg ‘pas’.

Selama berkuliah (1993-1998), gairah mengendarai motor tentu ga hilang. Tapi karena ga punya motor akhirnya hasrat tersebut disalurkan melalui motor pinjaman. Krn aktif di jaringan mahasiswa, perjalanan joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) dengan motorpun sering dilakukan. Honda GL 100 milik Sekretariat Mahasiswa dan GL Pro adalah kendaraan yg cukup sering dipakai, diluar kendaraan lainnya.

caption: sepulang survey, pake RX-Kingnya temen kuliah Bro Anton.

Setelah selesai kuliah, merantau di Jakarta (1998), mulai bekerja dan menabung (ga bisa kredit, krn sbg perantauan yg nomaden ga bakal dipercaya leasing haha). Kemana2 ditabahkan naik kereta dan bis.

Alhamdulillah tahun 1999, kesampaian untuk beli motor batangan, meski second, Honda Tiger 200cc lansiran 1997. Harganya 12 juta waktu itu. Yg baru harganya berapa ya 16 atau 17 jt lupa dah.

[Foto Tiger masih dicari]
Ceritanya entar saya lanjut lagi. Sdh ada session mau mulai bro.
Bangkok, 1 Sept 2012

 

Lanjutan. (ditulis 24 Juni 2014)

Tiger tahun 1999 masih belum banyak berkeliaran di Jakarta. Komunitas Tiger pun baru tercatat satu kala itu. Ada dua kali gubahan yang saya lakukan. Tentunya mengganti ban dan memasang fairing. Otista masih menjadi andalan. Tahap kedua lebih serius mengganti monoshock dan swing-arm. Beuh ganteng dah taon segitu.

Ga ganti knalpot mas. kagak perlu, dari jauh Tiger kalau mau lewat udah kedengaran. Dari bunyi rantainya hehehe

Tiger akhirnya terpaksa dilipet karena tahun 2001 saya dapat beasiswa S2 ke Inggris.

Motor dijual 12.2 juta full modif. Uangnya pas buat beli ticket pp Istri ke Inggris.

Mulai dari era 2002 sampai 2005 bisa dikata hobby otomotif harus saya tahan dan telan. Karena konsentrasi untuk studi, membesarkan anak pertama dan bekerja.

Barulah akhir tahun 2005 saya memutuskan untuk menggandeng pulang Yamaha Scorpio.

Lho kenapa om? kok engga beli Tiger lagi. Lahh kan sudah pernah coba.

Thunder 250 waktu itu juga beredar, tapi setelah coba ga berminat.

Pilihan jatuh ke Yamaha Scorpio 225 cc si raja torsi pada waktu itu.

Ini motor memang berandalan banget. Apa aja dilawan. Sampai kereta api lewat aja dilawan haha.

Saya pun awal tahun 2006 join ke MiLYS (Mailing List Yamaha Scorpio) dengan nomer anggota 440. Aktif kopdar, nobar, dan touring, saya menemukan kegembiraan yang lama hilang.

Scorpio tidak mengalami banyak ubahan:

1. Arm relay versi 3. Lumayan sporty jadinya, tidak ambles. Keras tapi cocok dengan bobot saya.

2. Ganti ban dg Mizzle, depan belakang naik 1 stop.

3. Pasang box givi dengan bracket geser made in MiLYS

4. Stang raiser.

Knalpot nyaman saja dengan yang standard.

Hobby nongkrong di Kalibata kalau Rabu Malam, Parkit Senaya kalau Jumat Malam dan Bengkel Paul Depok kalau Sabtu Malam.

sampai kemudiannnn… Maling Jahanam itupun membawa lari Yamaha Scorpio saya di tahun 2007. Sakitnya itu jauh di dalam dada.

Beberapa bulan saya menghukum diri. Hingga akhirnya memutuskan untuk move on dan beli Vixion. Kok ga Scorpio lagi om? lahh kan sudah pernah.

Ndilalah Kawasaki waktu itu belum mengeluarkan Ninja 250.

Meskipun sudah ber-Vixion ria, saya kemudian tidak aktif di komunitas, karena hamil anak yang kecil dan mulai pusing kerja untuk cari rumah.

Prioritas tetap; keluarga, rumah, mobil barulah seneng2 motor bro hehehe

Setiap hari menahan rasa tiap kali lihat Ninja 250 atau motor besar lewat…. sedihh….

Sampai kemudian urusan rumah beres, si kecil mulai besar, tahun 2012 saya come back ke hobby otomotif dengan memutuskan beli Ninja 250 FI (dapet batch pertama) dan mulai blogging sampai saat ini.

 

Lanjutan

(ditulis February 9, 2016)

Sebagai salah satu pemilik pertama Ninja 250FI, yang saya namakan Bianka, sayapun bersama teman-teman mendirikan NIO, Ninja Injection Owners yang berkembang cukup baik hingga sekarang. Eksperimen dan eksplorasi Ninja 250 menjadi tema utama blog yang saya tulis dan saya mendapat banyak teman dalam proses itu. Baik dari komunitas lain, bengkel maupun pabrikan. Genap setahun, di Agustus 2013, saya memutuskan untuk melepas Bianka dan upgrade.  Ingin rasanya membeli Z800 yang baru saja dilaunching dengan harga menarik kala itu. Tapi saya sedang dalam proses seleksi beasiswa untuk melanjutkan studi ke tingkat PhD (S3) ketika itu. Tidak bijaksana membeli motor baru yang harganya pasti jatuh ketika akan dijual. Akhirnya saya memutuskan membeli Verde, Kawasaki Er6n. Second, milik teman di ASR (Always Safety Riding). Lumayan KM masih 3000an dengan harga yang juga relatif ‘friendly’.

Dengan Kawasaki Er6n ini main saya bertambah jauh dan teman bertambah luas.

176 thoughts on “Perkenalken saya Leo

  1. bang, mau nanya, kalau ganti swing arm Delkevic di ninja 250 fi itu apa langsung pnp? lalu jarak sumbu as roda belakang dengan gear depan apakah masih sama seperti arm standard atau bertambah panjang? terimakasih… =D

  2. Salam kenal bro,
    Dulu saya juga tinggal di Pontianak lohh.. Hehee
    Di tahun 1993 – 1996 zamannya ABG di Pontianak. Kalau pernah denger ada club motor namanya GBZ 🙂 tiap malam minggu kongko di jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Jl. Ade Irma Suryani. Disitu club motor berjejer.. Antara lain CCDL, CONS, CLP dll.. hehee masih ingat saya. Kalau sudah diatas jam 12 malam mulai ritual trek trekan menunggangi astrea grand 🙂 motor gaul di zamannya..
    Kalau sore kongkow di GOR sambil nonton trek trekan..
    Di zaman itu ABG stay tune di radio MM aka Mitra Mahardika.. Heheheee..

  3. Halo mas leo, salam kenal. Saya boleh dibilang secret admirer Anda 😄 selalu mengikuti posting2 tp gk pernah komen. Baru kali ini, pertama kali sy komen. Knp? Bbrp hari lalu sesuatu yg sy tunggu2 akhirnya datang sampai k rumah: Kawasaki Versys 2015. Menurut dealer, saya konsumen pertama yg dapat Versys keluaran baru ini. Saya mau share pengalaman motor ini ke Mas Leo krn anyway artikel2 Anda lah yg menuntun saya utk memilih Versys 2015 ini. Silakan dijajal sambil sy jg mau bertemu muka dgn abang senior “suhu” dunia motor. Yuk mari janjian, ditunggu kabar Mas Leo via email saya. Salam, Krisna.

    • Bro Krisna, selamat utk Versysnya. Ini motor luar biasa enak pada kelas (harga)nya. Tawarannya menarik sekali. Tapi Posisi bro Krisna memangnya dmn? Saya kan di Australi.

    • Oo, saya kira mas leo posisi di Jakarta 😄. Soalnya dari artikel2, terutama ttg versys, arah berangkat dari jakarta. Posisi saya di jakarta (timur).

  4. “Meskipun sudah ber-Vixion ria, saya kemudian tidak aktif di komunitas, karena hamil anak yang kecil dan mulai pusing kerja untuk cari rumah.”

    Kok rasa janggal ya om.. Om hamil? Ehehe, JK mate.

  5. Salam kenal mas Leo,
    Saya termasuk pendatang baru untuk penikmat motor 250cc (n250fi}, 2005 – 2008 tiger, 2010 – 2014 hayate (skywave), belum punya (baca : agak minder, hehe) komunitas motor apapun sebelumnya, termasuk sekarang (250cc).
    Setelah 2 bulan terakhir membaca-baca postingan mas Leo dari awal hingga akhir, menyenangkan sekali membacanya… Runut, analitik, obyektif sekaligus penegasan mas Leo ada di posisi yang mana dari tulisan yang mas Leo angkat.
    Cukup banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan dari tulisan-tulisannya….
    Thanks saya sudah dipertemukan dengan blog yang mencerahkan…..
    Salam,

  6. selamat malam om leo.. saya salah satu silent reader blognya om leo… perkenalkan saya ary dari surabaya. saya sering baca artikel tentang cbr250rr (4cylinder). bisa dibilang saya kepincut sama si babyblade itu 😀 singkat cerita saya mau impor tuh motor dari aussie. kebetulan om leo posisi ada di sana. kalo boleh (ngarep :D) saya minta saran dari om leo secara (mungkin) om leo pernah nyicipin si babyblade atau (mungkin) sedikit mengerti kebijjakan ekspor disana… terimaksih om leo..

  7. Salam om leo,om mau tanya tanya nih ttg perihal R25 dalam waktu dekat ini saya beli R25 ABS,apakah ada kontak yg bsa saya hubungi?
    Pin BBM saya 51FEB609 terimakasih sebelumnya om

  8. salam kenal om leo…wahhh satu pulau, satu provinsi, cuman beda kota aja om…saya di kecamatan sandai kab. ketapang om. alhamdulillah sandai-pontianak sekarang cukup di tempuh dgn waktu 4,5 – 5 jam aja om (turing speed 90 – 100 an km/jam). klw udh balik k NKRI sempat kan ya om turing lagi ke kalbar..kbetulan saya member komunitas Byonic Ketapang korwil sandai, saya mau ajak om leo turing dari sandai – banjarmasin bolak balik (klw om nya bersedia).
    email saya ; ranobambang@gmail.com, fcbook: Rano Blue Byonic.
    dan yg penting saya bukan fansboy merek, saya pilih motor yg enak di kantong dan yg enak buat d pakai harian/bekerja….wassalam dari Borneo om leo…

    • Cita2 saya tu, setelah tutup buku sumatra rencananya nyelesaiin kalimantan. Pontianak – Palangka – Banjarmasin – Bpapan. One way tapi, pulangnya dikapalkan ke jkt motornya

  9. “Prioritas tetap; keluarga, rumah, mobil barulah seneng2 motor bro hehehe”

    Setuju yang ini om, ane baru keluarga dan mobil (motuba), masih nabung rumah, seneng2 motor masih tertahan 😦 ..

    “Setiap hari menahan rasa tiap kali lihat Ninja 250 atau motor besar lewat…. sedihh….”

    Saya sekarang lagi dalam tahap ini om,, semoga suatu saat bisa kaya om, main moge dan beasiswa keluar negeri, aamiin..

    salam kenal (lagi) ya om.. Walaupun udah 2x kopdar di senayan bareng geng Kobayogas hehe..

    http://travelmotoblog.com/

  10. Salam kenal Bang Leo. Saya 2x jalan Canberra-Wollongong sendirian. Mbok sesekali saya diajak jalan yang deket-deket. Maklum motor kecil, seperempat liter saja. Kali ada waktu yang cocok.
    Btw, sampean suka parkir deket Melvill Hall bukan ya?

    • Hallo mas, maaf baru lihat halaman yang ini.
      Boleh mas, weekend depan rencananya mau jalan nih sama temen sini.
      Depan Beryl Rawson Building yang jelas mas, saya malah ga hapal Melvill Hall 😀

  11. om di tolong di bahas tentang moge vs elanto yg lg heboh itu dong om…secara kan bpk ahli hukum, kapan lagi kalo bukan skrng memberikan pencerahan kpd masyarakat.tks.

  12. Salam kenal Bang Leo, saya Firly A Maulana, pengguna baru kawasaki er6n, saya juga pakai harian untuk ke kantor BSD – Manggarai, saya tinggal di bsd juga sektor 1.1, kapan kalau ada waktu boleh bang kita kopdar, thanks

  13. assalamualaikum bang… bermanfaat sekali ulasannya, terutama bagi sy yang masih pemula… oiya bang kalo berkenan minta kontak personnya ya… terima kasih
    email / fb sy golden_edy@yahoo.co.id
    terima kasih banyak
    ditunggu lagi ulasan2nya
    wassalamualaikum

  14. selamat siang mas, maaf sebelumnya mas leo, saya adalah pembaca setia blog mas leo hehehe, saya berniat buat meminang Benelli TNT 250, mas ada info gak soal motor ini mas worth to buy kah,? terima kasih mas sebelumnya hehehe salam kenal yah mas heheheh

  15. ga nyangka bgt riwayat hidupnya dari awal pake vespa trus ninja sampe yang supersport rc8 bisa kejajah semua ditambah bisa merasakan riding di Aus. awesome
    moga aja saya juga bisa kebeli supersport idaman (R1N – panigale1199)

  16. terharu baca biografinya om leo (eh kok kaya panggilan ujinyali jaman dulu ya)..

    udah sering baca ulasan artikel dari test ride, compare bike, aplikasi preformance part, sampe DIY light maintenance motornya. semoga bisa menjadi motivasi ane biar bisa sekolah diluar negeri juga dapet beasiswa dan yang terpenting bisa riding real sportbike di highway. hahaha..
    ane sih masih belia dan masih berusaha ngelunasin motor ninfi yang dibeli dengan keringat sendiri dan sedikit subsidi.. hehehe..
    sementara di Indonesia masih ribut moge berkeliaran si om leo ud berkeliaran naik moge ngajak ribut dinegara orang.. keep going and keep rolling om.. masih setia nunggu ulasan dan baca2 artikel yang menggugah penasaran..

    cover blognya motor idaman ane tuh KTM RC8.. blar blar..

  17. Malam bang…

    Mohon infonya donk, seat bag kawasakinya beli dimana. Saya tertarik akan seat bag nya bang.

    Thx,
    Denny Bandung

  18. Bang Leo, tolong kasih advise diantara street twin triump, xsr 900 yamaha dan scramble ducati mana yg lebih value for money dan riding qualitynya bagus. pls advise biar gak salah pilih. rgds, rudy

  19. Salam kenal Om Leo. Saya adalah salah satu pembaca blok 7leopold7.com yg biasanya cuma Silent Reader. Hehehe..
    Sekarang saya memberanikan diri nulis komentar, karena menurut saya ini urgent banget 😀 Menurut Om Leo, dengan budget sekitar 30jt-an, lebih baik saya beli motor sport apa ya? yang sudah ada di pikiran sih :
    1. Ninja RR 150 (bekas) – Cita-cita sejak SMA 😀
    2. CBR 150R K45 Gen 2 (baru) – body nya cakep om.. Haha..o
    3. CBR 250 Thailand (bekas)
    4. Ninja RR Mono 250 (bekas)
    Niatnya sih bukan untuk harian, karena sudah ada satu unit skuter matic di rumah.
    Mohon sarannya Om. hehehe..
    Bales via email aja ya om. Makasih.

    • kesemuanya bagus. CBR150R keliatannya menarik, tapi kalau pribadi saya cenderung sarankan ambil yang kapasitas mesinnya lebih besar.

  20. gan leo, sy mau tanya,

    z250 saya speedometer ngembun parah, tapi saya beli dari orang pertama yg beli di dealer, sy jadi pemilik kedua.

    apakah masih bisa dapat garansi atau penggantian???
    motor sudah 1 setengah tahun dari tanggal pembelian.

    mohon info, terimakasih.

  21. Bang leo mau tanya cara ngelepas sticker kayak cbr 250 rr nya bang leo yang warna merah gimana bang,biar keliatan polos

  22. om mau nanya nih. cbr250rr saya pake knalpot prospeed viper (tanpa piggyback) db killer dilepas. kalo motor dipake rpm tinggi ada nembak di knalpot. itu kira2 normal ga? klo ga normal gimana cara ngatasinya om? padahal saya pasang knalpotnya di bengkel resmi Wing Honda.

    • itu waktu pemasangan knalpot di dealer udah disetting sama mekaniknya. dan sama mereka setting rpm dinaikkan untuk ngurangin nembak. tapi kok tetap aja ya tiap shift up pasti nembak om. ada saran?

  23. Halo om mau tanya-tanya, kalo kurang berkenan mohon maaf ya.

    1) Kenapa ya PPnBM untuk 251cc – 500 cc tidak dikecualikan untuk produk-produk yang dirakit di dalam negeri jika memang tujuannya untuk melindungi pasar dalam negeri?
    2) Mengapa bebas PPnBM untuk motor hanya sampai 250cc? Mengapa tidak sampai ke 300/350cc ya Om?

  24. Bang, ada rekomendasi beasiswa ke inggris gak? atau tips-tipsnya biar bisa dapat beasiswa kek abang. hehehe
    saya termotivasi dengan cerita abang ini.
    sejak kecil memang bercita-cita pengen menikmati pendidikan di eropa sana.
    semoga aja terwujud apalagi setelah pandemi ini berakhir. amin

Leave a reply to Mahmuddin Nurul Fajri Cancel reply