PENGANTAR

Pada saat Versys 650 dilansir dan beredar di Indonesia di kwartal ke empat 2012, euphoria market atas Er6 (baik yg n maupun f) sebenarnya relatif sudah agak mereda. Daftar inden Er6 sudah memendek. Timing yang harusnya sangat tepat untuk merelease Versys, saudara muda 650 cc ini.
Harusnya. Namun market sepertinya punya respons yang beragam. Cukup banyak rider yang saya temui punya dua komentar jujur saat melihat Versys: “bentuknya aneh” dan “terlalu tinggi”.
Hmm mungkin kita perlu mundur sedikit ke pertanyaan “Mengapa sih Versys lahir?”
Kawasaki mendesain motor ini di tahun 2007 awalnya khusus untuk pasar Eropa. Sebuah kontinen yang memiliki karakter jalan raya yang berbeda dengan Amerika. Di Eropa jalan raya cenderung lebih twisty atau berkelok, kualitas jalan sangat beragam tergantung negaranya (ada 50 negara di wilayah yang besarnya dari Sabang sampai Merauke), kondisi alam yang lebih ekstrim. Kemampuan kendaraan untuk menaklukan kondisi jalan yang beragam — atau “any road” principle — dalam bahasa Italy, Portuguese dan French disebut dengan: Multistrada. Pernah dengar? Hehehe. Ya seperti apa yang dilakukan Ducati terhadap Ducati Multistrada di thn 2003, Kawasaki merancang Versys sebagai penakluk dan penjelajah jalan raya di Eropa.

Ducati Multistrada 1000 DS 2006 – masih blm secantik versi terakhir 1200
Versys yang merupakan kepanjangan dari “versatile (kemampuan beradaptasi dengan situasi/fungsi yang berbeda) system” ini pun kemudian dibawa oleh KMI ke Indonesia dengan misi yang sama: menjelajah Indonesia.
Apakah Versys sanggup dan cocok melaksanakan tugas itu?

Untuk menjawab pertanyaan itu saya mengajukan permintaan untuk melakukan test ride Verys 650 kepada KMI yang kemudian direspons positif. Saya pun berkesempatan selama 8 hari dan hampir 900an km melakukan test ride dalam beberapa kondisi/scenario:
- Touring jarak dekat ke Lampung (450 km)
- Adventure-touring ke Rangkasbitung melalui jalur alternative (170 km)
- Empat hari pulang pergi ngantor BSD-Kebayoran Baru utk simulasi harian (240an km).
- Sedikit performance test (cornering, akselerasi) di lintasan Alam Sutra-Summarecon-BSD (40an km)
Hasil dan kesimpulan test ride akan saya bagi dalam beberapa artikel. Di artikel pertama ini saya akan menceritakan first impression saat pertama memegang dan mengendarai Versys ini.
FIRST IMPRESSION
Setelah mengambil Versys di Kawasaki Grisenda, dihantarkan oleh Pape (Setiawan) dan Rudy Chow ASR, saya langsung menjajarkan Versys tersebut di rumah bersama Er6 untuk mendapatkan perbandingan langsung head-to-head kakak beradik ini.

Harus diakui penampakan melalui layar computer dan ketika langsung berhadapan dengan Versys sungguh jauh berbeda.
Versys harus diakui tidak fotogenic, eitsss sebentar dulu. Dalam kamus sederhana ala saya, fotogenic itu berarti fotonya lebih bagus ketimbang aslinya. Nah Versys ini tidak fotogenic karena aslinya ternyata jauh lebih menarik ketimbang fotonya hehe.
Apa saja sih yang membuat menarik saat melihat?
1. Kaki-kaki
wow… kaki jenjang namun padat. Versys diperlengkapi dengan shock up-side down bawaan dari Showa. Jarak travel yang tinggi dan keindahan sistem upside-down terlihat begitu mencolok bila kita jajarkan dengan Er6 yang berkaki Kayaba.

2. Pinggul
Membekap roda belakang, arm alumunium indah melengkung.
Arm ini diklaim lebih ringan, namun juga fleksible dibandingkan pipa tubular Er6.

3. Tinggi semampai
Nahh kalau bro dan sis sudah merasa kewalahan dengan tinggi Z800, Versys jauh lebih tinggi lagi.
Versys 4 cm lebih tinggi ketimbang Er6 series. Motor tertinggi di jajaran sport/sport tourer Kawasaki.

Memang sebagai motor yang desainnya merupakan perkawinan antara supermoto dan sportbike, Versys terlahir sebagai motor dengan ground clearance dan seat height yang tinggi. Begitu pula Ducati Multistrada 1200 yang seat heightnya sampai 850mm.
Saya justru merasa nyaman dengan tinggi di atas rata-rata ini. Membuat mengendarai Versys memiliki visibility yang lebih baik dibanding motor lain.

Jika anda mengendarai matic, motor mayoritas di jalanan, dan melihat Er6 sebagai motor yang cukup besar, maka Versys 650 akan terlihat gigantic.
4. Berat
Nah ini yang menarik, meskipun pada penampakan Versys terlihat jauh lebih besar ketimbang Er6n ataupun Ninja 650, namun bobotnya saat kita dorong terasa lebih enteng.
Mas Lexy Leksono juga merasaka demikian dalam share artikelnya. http://lexyleksono.com/2013/11/06/test-ride-kawasaki-versys-650/
Dan saat kita intip speknya, ternyata memang Versys 650 lebih ringan ketimbang Er6n/Ninja 650 meskipun tidak terlalu signifikan.

Diduga ini karena perbedaan sub-frame dan swing arm alumunium Versys sementara Er6n masih menggunakan baja tubular.
5. Ergonomi
nah ini sedikit tricky. Saya sebenarnya tidak suka posisi duduk yang up-right alias tegak.Dan Versys ini, tegak sekali sodara-sodari. Dirancang untuk kenyamanan dan daya tahan berkendara jarak jauh.

Saya akan membahas di artikel selanjutanya bagaimana ke 5 komponen di atas sangat berpengaruh terhadap pengalaman riding Versys 650 saat diujicoba di beberapa scenario. Juga bagaimana saya sampai pada kesimpulan bahwa Versys 650 = 90% Er6 + 30% Comfort.

Next: Test Ride Kawasaki Versys 650 Part 2 – Lampung Trip with ASR
Picts taken by Regis Bagas