Selama ini kita mengendarai motor mungkin tidak dengan niat atau tujuan agar badan menjadi sehat.
Kita naik motor untuk berpindah dari titik A ke titik B, entah itu karena tuntutan pekerjaan atau karena lebih efisien ketimbang menggunakan moda transportasi lain.
Ada juga yang memiliki alasan lain: sebagai hobby, aktualisasi diri, pelepasan atau katarsis dari stress harian.
Sebagai pencinta sepeda motor (baik untuk harian maupun touring), saya sedikit penasaran, apakah mengendarai motor itu juga baik untuk kesehatan?
Saya pernah menulis sebelumnya, mengendarai motor sehat bagi otak menurut University of Tokyo. Tapi bagaimana dengan tubuh kita? apakah juga ikut sehat?
https://7leopold7.com/2013/04/24/riset-univ-of-tokyo-naik-motor-sehat-bagi-otak/
Saya coba melihat beberapa aplikasi fitnes yang menawarkan kalkulator menghitung jumlah kalori yang dibakar.
Salah satunya adalah
http://www.caloriesperhour.com/index_burn.php
Menurut kalkulator ini, apabila seseorang dengan berat 90 kg mengendarai motor selama 1 jam ia akan membakar kalori sebanyak 225 kalori. Atau setara dengan berlari 10km/jam selama 15 menit. Wow…
Berarti setiap hari saya commuting (berangkat pulang pergi) ke kantor (rute Serpong-Blok M) mengendarai Er6n yang berbobot 220 204 kg selama 2 jam pp saya telah membakar setidaknya 450 kalori dong (menurut calculator ini).
Atau saat touring ke Bukittinggi kemarin, dalam sehari perjalanan saya bisa membakar 2250 kalori. Lumayann..
Kenapa om kok bisa dalam satu jam membakar sampai 225 kalori?
Kan naik motor hanya duduk?
Tahukan anda pada saat mengendarai motor ada banyak gaya yang terjadi pada tubuh kita.
1. Gaya sentripetal (gaya tarik ke dalam tikungan) terus menerus. Untuk menjaga keseimbangan dan motor berjalan lurus, setiap kali motor cenderung mengarah ke dalam (membelok/menikung), kita mengkompensasi dengan menambah kecepatan dan mengarahkan motor ke arah luar. Ini peristiwa yang terjadi terus menerus tanpa henti selama kita berjalan.
2. Saat membelok, kita mengkompensasi gaya sentrifugal (gaya mengarah keluar, atau gaya yang berusaha motor tetap luru) dengan cara membetot lengan dan stang sekaligus memiringkan sepeda motor ke arah dalam tikungan. Pernah menghitung berapa kali anda harus membelok dalam perjalanan?
3. Saat mengegas dan mengerem, kita harus menarik kopling (utk yg manual), menarik handle gas dan rem. Ini membutuhkan koordinasi otot bahu, lengan dan pergelangan secara kontinyu.
4. Pada saat akselerasi (percepatan) dan deselerasi (perlambatan), tubuh kita menerima dan harus mengkompensasi gaya tarik ke belakang (akselerasi) maupun gaya dorong ke depan (deselerasi). Bagi pengendara kita beruntung karena ada stang yang akan membantu menahan. Bagi pillion atau pembonceng mereka akan lebih lekas lelah karena harus mengkompensasi gaya ini dengan menahan tulang belakang.
5. Goncangan yang terjadi terus menerus (gaya naik-turun) selama perjalanan, meskipun anda pakai BMW GS sekalipun juga harus dikompensasi oleh otot-otot di dalam tubuh.
Belum lagi kondisi alam tropis dimana suhu jalan raya dan tubuh saat mengenakan jaket bisa lebih tinggi dari normal. Pernah dengar dong “naik motor? males ah panas”. Jadi ada kemungkinan kita membakar lebih banyak kalori ketimbang para biker di wilayah yang lebih dingin.
Hehe tapi namanya aplikasi tentu tidak bisa akurat. Dan tujuan tulisan ini bukanlah mendapatkan angka yang paling akurat, tapi untuk mengetahui bahwa pada saat kita menikmati mengendarai sepeda motor, pada saat yang sama tubuh juga sedang menghasilkan beraneka gaya dan membakar kalori. Bonus yang sehat bukan?
Tambah satu lagi nih alasan mengendarai motor. Sehat bagi otak dan bagi tubuh…
disclaimer: naik motor tentu tidak akan bisa menggantikan aktifitas olahraga yang lebih intensif seperti berlari.