Selamat malam Bro dan Sis
Sudah genap kurang lebih 3000 km battlax S20 terpasang di Bianka.
Sudah dipakai untuk ke Lembang pp, juga untuk harian kerja hampir 2 bulan lebih.
Saya mulai merasakan menjadi terbiasa. Nahh berarti ini saatnya menulis review.
Selama menggunakan ban standard IRC, untuk touring maupun harian, saya sudah beberapa kali mengalami slide saat menikung. Bahkan pada lintasan lurus saat mencoba knalpot baru di bawah hujan, ban sempat mengalami spinning. Berkintir cepat mencari jejakan.

Setelah hampir 4 bulan (Sept 2012- Januari 2012) memakai ban standard dan daripada kenapa2, saya memutuskan untuk mengganti ban dengan yg performanya lebih baik.
Yang terbayang di pikiran hanya ada dua pilihan
Bridgestone BT 090 (sport) yg soft compound atau Bridgestone S20 (Sport Touring) yg dual layer medium soft compound.
Bagaimana dengan merk ban lainnya? Sempat coba tanya kanan dan kiri ke komunitas Ninja NEX, NIO dan komunitas campuran lainnya. Sebagian besar merekomendasikan kedua ban tersebut dengan kecenderungan lebih ke BT 090.
Baiklah, dgn anggaran yang terbatas saya engga bisa coba-coba dengan sesuatu yang baru.
Pilihan dijatuhkan kepada S20 setelah melihat jumlah kilometer yang bisa diraih dibandingkan dengan BT 090. Bianka saya gunakan harian, bukan hanya utk racetrack, atau weekend. Saya butuh ban yg awet harian namun juga cukup mencengkeram di tikungan.
Setelah berburu online dan offline, akhirnya saya memutuskan satu toko di Bonjer 3 utk berbelanja. S20 satu set 120/150 dibanderol 2.3 jt, sementara BT90 pada kisaran 2.7jt.

Coba tanya dan tunggu S20 yg 120/160 namun ukuran 160 sulit sekali didapatnya. Dari tanya2 memang velg Ninja 250 FI dpt menerima ukuran 160 yg pastinya best look namun 150 most recommended utk best performance. Ada yg ga setuju?
Sedikit pelajaran saat memasang ban. Ternyata tidak semua toko ban mobil, paling tidak di bilangan BSD, meskipun peralatannya lengkap cukup pede untuk memasang ban motor, terutama kalau mereka belum terbiasa untuk bongkar pasar roda dari sepeda motor.

Begitu terpasang, Bianka pun saya hela pulang.
Ya ampun … hampir jatuh saya.
dari posisi tegak atau upright lalu mengayun miring ke sisi hampir tidak ada tahanannya.

sekian lama dg Ban IRC, dengan tapak cukup rata, kita selalu cenderung dlm posisi tegak. Utk bisa miring, kita harus cukup menekan. Ada effort atau upayanya. Saat akan cornering, kita sudah mempersiapkan sepersekian berat badan untuk membujuk motor miring mengantisipasi gaya sentrifugal.
Ninja adalah masternya understeering. Cenderung melebar. Sebagian faktor, selain sasisnya, menurut saya adalah dosa dari ban bawaan yang bertapak datar dan licin ini.
Dengan S20, yang terjadi justru kebalikannya. Motor cenderung oversteering. Saat kita entering corner, ban belakang justru seakan menawarkan atau menarik ke bawah. “Ayo masih ada”. Cukup kaget awalnya hehe..

Setelah 3000 km saya cukup puas, hampir semua sisi ban sudah saya pakai utk mereng-mereng hehehe. Tinggal kurang 1 cm lagi sisi luar ban yang belum dipakai.
Ini perbandingan dengan ban kawan2 lainnya.

Kesimpulan Akhir.
Dengan anggaran 2.4 juta, Battlax S-20 adalah investment yang perlu dilakukan. Baik demi keselamatan maupun kenyamanan. Ban ini secara total merubah feeling mengendarai Ninja. Memperluas confident zone kita dalam bermanuver. Yang awalnya ragu karena mudah slide, sekarang malah nyari rute2 yang memungkinkan cornering hehe. Efek jeleknya jalan sering muter mungkin ya