Untuk bisa jawab pertanyaan diatas, kita perlu kembali ke premis dasar:
Yamaha Indonesia adalah basis produksi motor R25/R3 untuk kebutuhan market global. Artinya kebutuhan dan perubahan market di tingkat global yang akan mendikte pengembangan kelas R25/R3. Ini cukup jelas dan rasional. Yamaha ga mau main-main soal volume. Trauma resesi global tahun 2008 memukul Yamaha cukup dalam. Apalagi mengingat porsi total kue sport 250cc makin mengecil di angka 400-500 unit di pasar domestik. Ngapain.
Nah sekarang kita liat trend kebutuhan market di kelas 250/300 cc di tingkat global. Penting, untuk tahu/deteksi arah perkembangannya. Ini berdasar pengalaman saya hampir 7 tahun tinggal di Inggris, Australia dan Afrika Selatan.
- Motor kelas 250/300cc masuk ke motor kelas SIM (surat ijin mengemudi) A1/A2 atau L/P. Artinya motor kelas pemula, sebelum mereka naik ke full license/CC yang lebih besar.
- Semua biker, tiada terkecuali, harus melalui penjenjangan SIM ini. Itu sebabnya demand untuk motor kelas ini cukup stabil dan tinggi. Yah kayak matic Beat/Mio lah kalau di Indonesia.
- Namun pengguna motor di kelas ini juga sifatnya transitional. Sementara. Mereka beli motor ini untuk memenuhi syarat penjenjangan sembari melatih diri.
- Karena itu mereka umumnya memperhatikan budget dan tidak mementingkan gengsi untuk naik motor latihan di kelas ini. Yang penting tenaga cukup dan ekonomis (harga beli dan maintenance)
- Dua faktor diataslah yang jadi nilai jual di dealer-dealer motor. Mereka ga akan bilang “ini motor gilak anjing banget parah banget tenaganya“. Pembeli, yang calon biker, akan lari membayangkan ribeutnya kalau accident dengan SIM yang sifatnya percobaan. Bisa disuspend bertahun-tahun. Rider awal butuh motor yang cukup tenaga, manageable dan ga menyulitkan untuk dikendarai.
- Kehadiran motor 250cc yang terlalu powerful dan juga mahal tidak cocok dengan kebutuhan di kelas ini. Yang mencari hanyalah hobbyist atau mereka yang butuh untuk track day.
- Setelah selesai SIM sementaranya, umumnya mereka akan jual/tidak pakai motor A1/A2nya dan beralih ke motor yang berkapasitas besar 500/600cc ke atas. Ini sebabnya beli motor mahal di kelas SIM A1/A2 itu tidak rasional.
Tolong dipahami 6 kondisi/nature diatas.

kagak ada cerita rider pemula naik motor gede. harus dari cc kecil semua.
Apakah ini berarti tidak akan ada pengembangan lebih lanjut om?
Oh tentu ada. Misalnya saat Ninja 300 diganti dengan Ninja 400. Ini mengikuti langkah KTM yang menaikkan CC dari RC200 ke RC390. Tapi harganya berkisar tidak jauh dari 60-70 juta rupiah (kalau dikurskan) atau setara UMR 2 bulan (tukang cuci piring). Lebih mahal dari itu sudah jadi tidak rasional karena CC yang lebih besar juga murah. Harga Ninja 400 hanya berselisih hitungan 1-2 juta rupiah dibandingkan Ninja 300.
Jadi kita bisa berharap Yamaha akan upgrade R3, misalnya dengan membenamkan mesin Crossplane 2 silinder. Ini bukan loncatan yang secara harga akan sangat tinggi dan masih bisa diserap pasar pemula. Atau dugaan saya menanamkan fiture ramah energi seperti VVA atau piranti elektronik demi kenyamanan (ASC) dan keamanan (traction control, ini kurang yakin, namun teknologinya sudah dipasang di XMax dan NMax).
Sekitar 1 tahun lalu Regis (17 th) pernah DM mas Abidini GM Yamaha Indonesia dan bertanya prospek Crossplane 250cc diterapkan. Berikut jawaban beliau ketika itu.
Mas Abidin menjawab dengan ramah: ” Halo Reggie .., Seneng lihat kamu selalu riding dengan papa 👍🏻👍🏻”
Beliau lalu menjelaskan “Engine Crossplane ..bisa saja diterapkan di Seri R25 atau R3”
“Karena MT-07 engine (CP2) sendiri sdh dibuat di YIMM Pulogadung mulai awal 2018 lalu”, jadi sangat mungkin dari segi teknologi kalau YIMM produksi crossplane 2 silinder untuk kelas 250-300cc.
Tapi. lanjut beliau, yang harus terus diamati dan dipertimbangkan adalah “perkembangan pasar di Eropa , Asia , Australia dan Amerika”, bukan hanya di Indonesia.
CP2 masih sangat feasible. Dan sangat menarik. Bro dan sis perlu denger lansung serak dan gagahnya suara tak rata CP2. Mirip V-Twin. Mesin ini juga akan mengail torsi yang lebih besar dan cocok untuk kelas pengguna ketimbang HP yang tinggi. Apalagi kalau dikembangkan ke MT-25 atau Tenere 250 (aminnnnn).
Tapi kalau berharap Yamaha akan investasi teknologi 3 silinder apalagi 4 silinder di motor 250cc untuk dijual ke rider pemula yang butuh motor ekonomis dan sementara, itu tidak rasional secara bisnis.
-
Mesin CP2 nya MT
mantap. baru tahu saya dg mindset konsumen 250cc di luar negeri. apa itu sebabnya ya cbr 250rr tidak dijual di Eropa dan Amerika? (atau saya kudet)
ya berat juga R25 dan R3 hrus ngikutin selera pasar Eropa dan Amerika. krn pesaingnya juga gitu2 aja. tidak special banget.
oh ya apa mungkin ZX25R dipasarkan d Eropa dan amerika juga ya? jadinya kan ada jalan bahwa bkin 250cc 2 silinder powerfull gak salah juga. ya semoga Yamaha juga berkaca pada R125, dmana motor 125cc aja dr segi fitur sudah overkill (generasi kemarin aja ud USD, Radial kaliper, deltabox (meski besi), aluminium swing arm). dg pesaing RS4 125 yang juga fiturnya overkill. Honda malah msh pede CBR 125 dg body jaman baheula tidak ada update. tetap R125 banyak peminatnya (ya menurutku) Dan skrg nyemplung Suzuki GSX R125 yang secara fitur ya begitulah (tp enginenya special) dan Yamaha mggunakan R15 yg dturunkan cc nya (fitur ttp overkill)
ya semoga saja Yamaha Eropa memerintahkan untuk mbuat R25 dg spec yang maximal.
lawannya dari segi marketing itu Ninja 400 dan KTM RC390. Di arena balap juga.
Oiya, di Indonesia SIM khusus moge belum jalan ya…??
Kayaknya dulu sempat diwacanakan…
harus dengan ngubah UU mas
Sangat jelas sekali penjabarannya om
makasih bro
Untuk poin nomer 2, apakah ada rombongan masyarakat negara sana yang protes kok ada negara macam Indonesia yang asal cukup duit bisa langsung beli motor kubikasi besar (paling tidak naik kelasnya cepat sekali), seperti di Indonesia ada rombongan yang iri ngeliat skema pajak permotoran negara luar, Om ?
mereka sibuk membenahi negaranya sendiri
Wah fby harus semakin didepan dalam bersabar 🤣😂
ya jangan lama2
Honda apa juga liat market global dulu mas, sebelum develop cbr 250 4 silindernya?
betul, tapi mereka punya kecenderungan utk menunjukkan “kita bisa lebih” meskipun scr bisnis mungkin ga terlalu untung
singkat kata upgrade R25/R3 kemungkinan besar hanya seperti CBR250RR-SP (dengan pertimbangan harga naik karena fitur) atau crossplane untuk mengejar market yang berbeda.
persis mas
Kalo R25 kemaren di all new mirip R6 yakin moncer penjualannya.. lha ini face lift asal asalan kesini kagak kesono kagak akhirnya numpuk di gudang.
“Apalagi kalau dikembangkan ke MT-25 atau Tenere 250 (aminnnnn)”
#HARDCASH eh KODEKERAS
WKWKWKWKWKW
you always thought everyting (about indonesian motorcycle update) veryyyyyy deeeepppppp om.
Please deh om, yg begini ini…
Jd bikin saya galau n susah tidur mikirin kedepannya harus punya banyak duit biar bisa nyicipin semua motor yg d bahas disini 😂😂😂😂😂😂
ahahahahah maunya saya lho itu, pabrikan kan bisa beda pikirannya
Apakah ini terowongan ehh terawangan?
aminnnnn
Selalu suka sama analisanya Om 👍👍👍
siapppp om
yes, setuju sekali CP dikasi ke R25/3 & MT25/3 next generation, suara serak ala V-Twin dan torsi besar jadi nilai jual utama, sekaligus diferensiasi dari mesin sejenis dari merk lain, yang R25 dan MT25 sekarang pun suara knalpot standar menurut gue sudah paling gahar, dibanding Ninja 250R dan CBR250RR
Suara serak V-Twin, peningkatan torsi dan power (36HP naik ke 38-40HP sepertinya bukan hal sulit), desain R Series & MT Series yang tidak setengah2, harga kompetitif, bakal jadi paket menarik, semoga beneran ada, bakal lebih cinta Yamaha kalo sudah gitu
kalo CP2 potensi tenaga tetep akan dibawah yg 180° biasa, dan akan lebih kesulitan kalo diajak buat screaming di RPM tinggi.
betul. lower HP, bigger torque and unique sound. dia ga akan bisa lawan 4cyl. tapi ini pilihan yang lebih baik ketimbang 2cyl lain
Salfok umr tukang cuci piring hehehe
hehehehehe emang segitu
mumpung mbahas mesin 250cx, Ada bocoran major facelift XMAX 250 ndak bang leo, secara life cycle ni produk harus di facelit? Atau Aerox 250cc mungkin
saya aminin aja yang kedua itu mas, semoga ya
“ini motor gilak anjing banget parah banget tenaganya“
Hehehe ane sering denger beginian di youtube om
eheheheheh
Om jangan latah ngomong kasar sama kaya kontent kreator yutub ya..
semoga dihindarkan ya sob
Jarang banget dapet ilmu guris seperti ini, jadi bisa disimpulkan bahwa Yams sangat memperhatikan kelas pemula secara global di mana value alias harga sangat diperhatikan, jadi kalaupun upgrade harus hati2, karena kalau kecolek budget line bisa bahaya, saya kok setuju ya Yams upgrade mesinnya tetapi tetap 2 silinder dan banyak gimmicknya, (asc, TC , QS) lebih gurih lagi kalau ada Cp, tinggal marketingnya aja kudu kerja keras, btw mungkin hasil penjualan after spinningnya zx25r dan new cbr250rr bisa jadi pertimbangan.
Thks for update om
betul sekali sob
wah ini konsultan analisa market dari ymh ya hehe? detail dan mencerahkan. btw homenya balik ke RC series menyesuaikan event kah ? hehehe
Yamaha race series? wah saya ga update mas
KaTeMi. ikut selebrasi brad binder ya om?
Ya memang saya ngikutin beberapa vlogger luar yang di US atau Canada, mereka vlogger yang mulai dari Sim awal kebanyakan Pakai R3, dan akhir-akhir ini mulai Ramai pakai Ninja setelah keluar Ninja 400.
Berdasarkan pendapat mereka sisi positif Motor pemula Jepang adalah easy to ride dan fun. Serta motor yang tidak rewel. R3 dan Ninja400 adalah yang paling banyak disebut.
Ya sekarang setelah beberapa dari vlogger itu beranjak lisensi yang full, mereka mulai beralih entah R6, ZX636, dll.
Beberapa rider yang lebih mature ada juga yang tetap riding R3 atau Ninja400 untuk daily ride kekantor tapi memang jumlahnya tidak banyak.
persis mas. thanks for sharing
yamaha ini kebalikan kawak, kawak dikelas 1/4 liter pasar terbesarnya ya asia tenggara makanya asia tenggara selalu dpt keistimewaan soal kelas 1/4 liter ini. sedangkan yamaha kasusnya sama kyk honda, telat mengembangkan pasar 250 di indonesia. jadi wajar sekedar meramekan saja di indonesia, beda cerita sama honda. niatnya bikin CBR 250 rr bukan sekedar meramekan kyk yamaha. niatnya memang merecoki pasarnya kawak, tapi telaaaaat. termasuk di 250 4 silinder, bakal telat lagi. udah ceruknya kecil, dibabat oleh kawak.
sekarang tinggal proyeksi awal kawak soal 250 4 silinder ini bagaimana, apakah volumenya ditargetkan sama dengan 250 dua silider, 1/2nya atau bahkan cuma 1/4nya. sebagai pasar terbesar, jelas pemenuhan proyeksi akan sangat berpengaruh ke strategi kawak kedepannya.
balik lagi soal yamaha 250 cc di indonesia, ya siap siap aja alakadarnya, cuma meramekan.
very good points mas
Ayo Yamaha, cepet diupgrade R25 n MT25 nya yaa.
(Berharap R25 yg sekarang bisa turun harga 2nd nya, biar sy yg golongan pake shampoo sachet an, bisa ikut icip2😊😁)
Jelaaassss sekali ilmunya Om Leo.
heheheheh makasih ya mas
kalau mengaca pada produk Global R3 lahir buat bersaing dengan Ninja 300 dan Rc390 namun setelah Kawak mengupgrade jadi Ninja 400 pihak yamaha hanya memfacelit R3 dengan tampilan depan tengah baru dan Upsidedown untuk menahan Ninja 400 tapi dari segi power sudah tertinggal dengan Ninja 400. Untungnya diluar sana motor segmen ini untuk kelas sim pemula jadi R3 masih bisa laris karena punya UpsideDown yang tidak dimiliki Ninja 400. Tapi ngak mungkin R3 bertahan terus apalagi katanya KTM RC390 udah mulai test gen terbaru. jelas penjualan bisa terkikis karena mulai banyak juga pemula yang sudah mencari begginer bike dengan power yang lebih nampol seperti Ninja 400 dan kemungkinan RC390 terbaru.
Makanya saya yakin Yamaha tidak tinggal diam feeling saya tahun Depan sudah diperkenalkan generasi R3 baru yang lebih powerfull dan bisa saja jadi R4 naik jd 400cc seperti Ninja 400. Dan Perubahan R3 pasti dikuti perubahan R25 yang lebih advance. Konsumen mengharapkan teknologi CP bisa dibenamkan di next gen R3/R25 agar Y bisa jual diferensiasi suara 2 silinder dan juga torsi dan power yang lebih strong
nah semoga begitu mas
opsi V-Twin sudut siku2 90° akan lebih menarik, karena mesin ini tidak perlu penambahan balancer-shaft, sehingga bisa berkitir lebih ringan dan lebih smooth, disebabkan model V 90 degree nya sudah memiliki natural balancer, gengsi jelas diatas dua silinder paralel meski masih dibawah inline 4. body bisa ramping
costnya lebih tinggi ini ketimbang menambahkan balancer-shaft mungkin ya mas