Krisis Ekonomi 2020 dan Apa yg Perlu dilakukan Produsen Roda Dua

Setelah perang dagang berkepanjangan antara China vs US, virus Corona 19, kita menghadapi perang dagang baru antara Arab Saudi vs Rusia. Efek dari tiga factor di atas akan sangat negative pada ekonomi.

logo

Virus Corona membuat sejumlah negara menutup perbatasan dan berdampak pada pariwisata,  transportasi dan manufaktur. Sejumlah negara yang terjangkit serius seperti Italia dan China akan memasuki resesi.

 

Bahkan sebelum Corona saja, tercatat sejumlah perubahan besar sudah mulai melakukan PHK bertahap akibat melesunya produksi dan perdagangan. Seperti Krakatau Steel, Bank Mandiri, Indosat, dan tak terhitung di daerah. Ini kita baru bicara bisnis inti, belum lagi dampaknya ke bisnis pendukung mereka.

 

Masyarakat kelas bawah-menengah sebagai target konsumen terbesar roda dua tentu akan mengalami dampak dalam bentuk PHK, pengurangan volume bisnis dll. Masyarakat akan berpikir lebih panjang untuk leasing motor baru.

 

Bagaimana pabrikan otomotif menghadapi kontraksi/perlesuan ekonomi ini?

 

  1. Mengandalkan product sejuta umat, atau volume-maker. Ini adalah kelas basic yang selalu dibutuhkan masyarakat karena digunakan untuk produksi (kerja, sekolah dll). Ini seperti Beat, Mio, Nex. Tentu akan terjadi penurunan, tapi kelas ini adalah core paling core dari penjualan. Ketersediaan parts dan penjualan akan lebih pasti. Yang akan menyelamatkan pabrikan menghadapi kondisi ekonomi ini.
  2. Line-up produk yang bersifat mid entry yang selama ini jadi incaran kelas menengah akan menurun volume jualnya. Padahal di kelas ini belanja promosinya juga tidak kecil, karena pride product. Pabrikan perlu berpikir ulang moment untuk menghadirkan high-end product.
  3. Menggenjot export terutama kelas volume maker. Meskipun pasar luar juga terpengaruh dg kondisi ekonomi, namun eksport dengan daya tukar yg lebih baik akan menutupi penurunan pemasukan pasar domestic. Yamaha dan Honda adalah dua besar pengeksport motor di Indonesia.
  4. Efisiensi biaya. Tentu akan ada pengurangan belanja. Mulai dari yang ringan belanja program dan promosi (order ke EO berkurang), hingga belanja modal (pengurangan line/pegawai, amit2 jangan sampai).

 

Yang saya tulis ini sesuatu yang bukan terjadi besok pagi, tapi pasti tahun ini secara gradual. Yang paling bisa mengantisipasi sejak awal tentu yang paling sedikit terdampak.

 

Yang paling berasa sih dealer ya.

Advertisement

25 thoughts on “Krisis Ekonomi 2020 dan Apa yg Perlu dilakukan Produsen Roda Dua

  1. Dunia sudah diambang krisis ekonomi, memang semua orang harus sudah memitigasi batuk batuk di depan mata ini.

    Kalo dari tulisan om Leo, jadi penasaran langkah K untuk lewati krisis gimana, karena mereka kan tidak jualan volume maker kaya beat, mio, dan nex. Lalu apakah ninja 250 4 silinder baru akan terkena dampak dengan kondisi ini?

  2. Dari awal 2019 perbankan untuk sektor investasi nya udah lesu.. suku bunga deposito ambruk sampe dibawah 5%, artinya perputaran kredit nya ga lancar, sekarang pasar saham yang mogok, reksadana” yang selama ini aman akhirnya banyak yang gagal bayar..
    tapi.. sektor tersier kayanya ga terpengaruh.. yang bakal turun penjualan kayanya sih untuk produk middle ke bawah.. karena itu masuknya keburuhan primer-sekunder.. untuk sektor barang mewah rasa rasanya ya masih stabil cenderung naek sedikit..
    itu zx25r sendiri peminatnya gmn kabarnya..? antrian indent sudah panjang kah..?
    jd kalo diambil kesimpulan.. kayanya jajaran flagship nya bisa digenjot.. disaat orang” pusing sama ekonomi, mereka bakal konsumtif ke hal-hal mewah buat ilangin pusing..

    • kelompok “barang mewah” ini juga spektrumnya luas Naf. Kalau bicara product di atas 400an juta, market ini ga akan terganggu. Tapi kalau rentang 80-200an ini masih sensitif harga dan ekonomi.

  3. Ya, motor kelas basic salah satu modal bagi masyarakat kelas bawah untuk meningkatkan taraf ekonomi. Modal untuk mengejar kelas menengah dan atas.
    Di ekonomi yg makin sulit ini, semoga mereka tetap bisa eksis dengan sumber penghasilannya. Tidak dibatasi ruang geraknya. Dan semoga pembatasan jalan buat kendaraan bermotor hanya sebuah wacana yg tidak terealisasi.

  4. Oh iya, bicara volume maker-kelas basic (utk pabrikan), maka ada celah oportunity di sektor pasar motor bekas. Kondisi resesi begini kadang cukup menggarahkan secondary market

    • War trade China-US, Corona, Arab Saudi- Russia. Kethok kalau mas ga nyampe mikirnya. Itu satu.

      Lalu kedua, ini final reminder utk ga ngomong politik di blog ini.

    • Apa coba kolerasinya periode 2 sama musibah yg terjadi secara global ini? Kalau udah kehendak Allah ya udah jalanin saja.

      Next mas leo orang2 cem gini di ban ajahh

    • Gw mah mikirnya kapan bisa makan lagi sate kepah pondok pengkang sama ayam bakar bu nina pontianak.
      Dah 8th blum menginjak tanah borneo lagi.
      Politik bodo amat.

    • goblog nih org, bahas musibah dunia diplintirin. sana maen blog laen aj, jgn disini.

  5. Kayaknya kelakuan saya yg homosek alias hobby motor seken bakalan hits lagi inih😂

    mudah2an covid19 segera berlalu sehingga ekonomi membaik, n sp tau moge Yamaha dilokalin juga jadi bs beli MT07 dgn jual 4 ekor sapi saja😁

  6. Pandangan yang menarik kak. Bagaimana pun pihak perusahaan akan memiliki kebijakan tersendiri terhadap penjualan/sales/marketingnya. Tidak semua company melakukan pemulangan dengan masif. Banyak pertimbangan yang mesti dikaji pihak perusahaan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s