[Author: Regis]
[all wonderful pics here taken by om Kun Pocing, or with his arsenals]
Selamat pagi bro dan sis, kembali lagi dengan cerita pengalaman saya naik Versys 250 di Nusa kambangan.
Satu hal penting tidak akan saya lupakan : ini adalah riding off road pertama saya. Di Nusakambangan lagi.
Waktu ayah sempat membahas riding keliling Nusa Kambangan bersama teman2 biker lain, jujur saya sempat grogi karena saya diberitahu bahwa 80% jalan disana adalah off-road dan memang sebelumnya sama sekali belum pernah naik motor di medan off-road. Tetapi saya juga sedikit excited dengar mau riding kesana.
Leopold: untuk bisa ke Nusakambangan, tiap orang harus mendapat ijin dan didampingi oleh rekan-rekan petugas Pemasyarakatan. Ini area terbatas. Untuk riding kali ini ada om Arief Jarpul rekan lama Pemasyarakatan yang kebetulan memang ada tugas ke Nusakambangan. Juga ada mas Kris dari Lapas Pasir Putih yang hari Sabtu itu kebetulan kosong dan bisa mendampingi kami.
Jadi di hari Jumat siang, sekitar jam 4 sore, saya dan ayah memasukan motor pinjaman kawasaki yaitu KLX230 dan Versys 250 ke mobil pickup milik ASR, setelah selesai kami langsung gas ke Cilacap lewat jalan tol.
Jalan santai aja, la wong pick-upnya ga bisa ngebut, dan krn bawa dua motor ehehehe. Berhenti beberapa kali buat ngecek muatan dan ngisi perut dan ngopi. Santuy aja jalan berdua.
Sampai di Cilacap sekitar jam 00.30 di guest housenya ditjenpas, saya langsung menanamkan muka ke kasur.
Keesokan paginya saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman ayah. Kami berbincang-bincang mengenai perjalanan semalam. Kami setuju untuk keluar dari guesthouse setelah jam 10, berhubung mereka juga baru sampai jam 5.30 pagi. Saat mendengar baru sampai jam 5.30 pagi saya sudah terpukau dan takjub saja.
Jam 12 kami makan siang di warung sop di sebelah, ke indomaret untuk beli bekal dan sehabis itu kami langsung ke gedung ditjenpas. Impresi pertama Cilcacap untuk saya adalah betapa rapihnya kota ini. Meskipun tidak dilewati jalan utama, jalan yang lebar dan besar menurut saya terlalu overkill untuk kota kaya gini. But I love it! Sekitar 5 menit-an kami sampai di gedung ditjenpas. Gedungnya mirip seperti pintu masuk penjara.
Kami masuk dimana kita dicek seperti di airport. Tidak tahu mengapa tetapi setiap kali digadah sama petugas mukanya ayah selalu kelihatan gugup dan malu.
Selesai cek, kami diperbolehkan masuk ke pelabuhannya dimana saya bisa melihat pulau NK. Impresi pertama saya adalah pulanya seperti dari Jurassic Park. Pohon2 yang bertimpaan memberi kesan seperti menyimpan sesuatu miserius. Motor2 yang tadi ditinggal pun dimasukkan ke compreng atau perahu untuk transportasi antara Cilacap dan Nusa kambagan.
Setelah sampai di pulaunya, motor diturunkan dan kami berfoto di gerbang yang bertuliskan Nusa Kambangan.

(Dari Kiri) Om Jarpul, Om Bambang, Om Hengky, Om Moch, Leopold, Regis. (Yang moto) Om Kun.
Kami masuk lewat gerbang besar dan di depan ada pertigaan besar. Ke kanan ke arah barat pulau dimana lapas2 berada dan ke kiri ke arah mercusuar di gunung Cimiring.
Kami gas ke arah mercusuar yang tepatnya berada di sebelah timur pulau.
Tidak lama kemudian saya melihat jalan tanah yang ada di depan, saya berhenti sejenak dan berkata di dalam hati “Let’s do this”.
Saya disambut dengan jalan tanah yang dikepit ranting dan akar2 pohon nan sempit yang membara adrenalin dan memicu tactical thinking.
Saya beberapa kali suka mendengar rider2 maupun orang2 lain berbincang2 bahwa riding di tanah lebih fun dibanding di jalan raya. Saya sering skeptis dengan hal ini karena mindset saya waktu itu masih “ngapain naik motor kotor2an keluar? kan riding enaknya yang bersih dan nyaman kan? itu makannya kita berusaha hindari hujan atau becek? Aspek funnya dimana?
But I was very wrong
Impresi pertama riding di tanah adalah bingung, karena tidak tahu mengapa mendapat fun yang lebih dengan kecepatan yang relatif lebih pelan ketimbang naik sport.
Untuk 5 menit pertama riding off-road, saya hanya ketawa kegirangan di dalam helm karena memang sangat fun! Pantai-pantai kecil di kiri jalan tanah pun memberi senyum karena keindahannnya.
Setelah berhenti beberapa kali untuk berfoto, kami belok kanan di pertigaan dan mulai naik ke gunung Cimiring. Jalan mulai menanjak dan medan jalan mulai condong ke semi trabas. Sambil berbincang via Packtalk, ayah menyarankan untuk hanya menggunakan gigi 1 untuk torsi yang maksimal. Naungan merdu mesin motor, medan jalan yang tidak karuan, hutan lebat yang mengilingi, hal-hal tersebut semua memberikan saya excitement yang berlebih dan di momen itu juga saya jatuh cinta dengan main tanah.
Untuk tanjakan dan turununan, beberapa jalan memang sudah di beton tetapi yang saya tidak mengerti mengapa di tengah posisi jalan dibuat celah. Saya kira memang dibuat untuk mobil tetapi mobil macam apa bisa naik di medan dan seterjal ini? Yang ada bisa membahayakan motor-motor untuk nyungsep di celah tersebut. Tetapi yang jelas jalan yang ada celah tersebut memberi adrenalin yang lebih karena saya harus berhati-hati agar tidak jatuh di celah atau jatuh ke jurang di kiri saya.
Tidak lama kemudian kami menemukan tanjakan pertama yang membuat kami berhenti. Tanjakan ini adalah yang paling miring dan tidak ada betonnya. Jadi beberapa dari kami bannya spinning terus sehingga kami harus gantian dan membantu rider-rider lain menanjak. Inilah dimana secara tidak sengaja, helmnya Om Moch menggelinding ke jurang 😂. Untungnya om Bambang atau Beng-beng, memberanikan diri untuk turun ke jurang untuk mengambil helm tersebut. Dikira om Bambang helm mahal seperti arai atau agv ternyata helm half face KYT 😂.
Setelah berhasil menanjak, rasanya membanggakan sekali, seperti wow saya barusan naik tanjakan seterjal itu.
Setelah itu mercusuar diatas gunung sudah mulai bisa dilihat. Pintu masuk ke area mercusuar lagi-lagi mengigatkan saya dengan Jurassic Park dengan pagar-pagar yang mirip dan papan tulisan besar WARNING dan PERINGATAN.
Ada tanjakan lagi tetapi tidak terjal sehingga kami bisa naik sembari di foto oleh Om Kun yang professional.
Setelah sampai saya bisa melihat semuanya ngos-ngosan. Saya membuka body armour dan membuka boots ahhhh leganya. Kami semua langsung mengkonsumsi minuman yang tadi dibeli di Indomaret. Saya sebenarnya sudah malas tapi ayah mengajak saya untuk naik ke mercusuar. Dan WOW, pemandangannya brokkk…. Hutan nan lebat menutupi NK yang di sekililingi laut memberi kesan isolasi yang berlimpah. Cilacap di depan, kapal2 tanker di kiri dan di kanan. Memang sangat2 indah. Kalau bisa sih saya nginep di mercusuar, tapi setiap kali melihat kebawah rasanya lambung ingin mengajak saya berdansa salsa.
Kami semua siap2 dan mulai turun. Dan seketika itulah saya baru tahu bahwa turun lebih menakutkan dibanding naik. Di salah satu turunan yang curamnya gila, saya betul-betul takut dan bahkan hampir mau lompat dari motor. Bagaimana tidak, saya sudah di gigi 1, motor melakukan engine brake tetapi motor masih melaju dengan cepat, saya sudah menggunakan rem belakang tetapi bannya sudah ngepot kesini kemari. Ya sudah saya turun dengan cepat dan itu rasanya seperti naik rollercoaster.
Adrenalin sudah meracuni tubuh. Saya berhenti sejenak dengan jantung yang berdebar-debar dan keringat yang tetap mengucur. Setelah mendapatkan fokus kembali, saya melanjutkan perjalanan turun. Jalanan yang tadi ada celahnya pun saya temui kembali dan jantung mulai berdebar lagi.
Untungnya jalan sudah mulai landai dan pantai tadi dilewati sudah mulai kelihatan lagi. Kami berhenti di salah satu pantainya untuk berfoto lagi, kali ini Om Kun ingin foto dimana motornya melewati air laut sehingga memberi kesan foto yang majestik. Berhubung ini off-road pertama, saya memutuskan untuk tidak ikut dulu dan biar ayah saja yang foto.
Kami lanjut ke arah pelabuhan tadi dan sekitar 15 menit kita pun sampai. Setelah isi bensin, kemi melanjutkan perjalanan ke arah barat pulau. Dan untugnya jalan sudah beraspal jadi tangan dan pantat saya bisa lebih rileks.
Pemukiman warga dan lapas besar di kiri dan di kanan jalan pun mulai bermunculan.
Kondisi jalan mix beton, aspal dan pasir membuat saya tidak bosan dan ngantuk. Sekitar setengah jam dari pertigaan pelabuhan tadi, jalan kembali menjadi off road.
Tetapi karena musim kemarau berkepanjangan, kualitas tanah jadinya gambur seperti bubuk indomie. Ini saya merasakan traksi ban depan yang mulai slip dan kemana-mana.
Awalnya medan jalan memang membuat grogi, tapi lama kelamaan grogi tersebut berubah menjadi kesenangan. Sedikit demi sedikit kecepatan mulai ditambah dan kesenangan yang didapat pun bertambah. Tahu-tahu orang yang dibelakang sudah saya asapi dan tidak kelihatan lagi seperti Lorenzo di Yamaha.
Segera setelah itu, saya mendapat crash pertama saya. Ban depan berada di tengah2 gundukan dan secara insting saya berusaha menaikan motor keluar dari gundukan. Karena bobot Versys yang relatif berat, kemampuan saya untuk mengkoreksi dengan cara membalas stang ke kiri dan ke kanan adalah kecil. Sehingga ban sudah keburu kehilangan grip dan saya pun jatuh seperti Marquez di setiap free practice. Saya suruh Ayah yang ada di depan untuk foto saya. My first off-road crash! haha norak banget…
Kami tetap gas sampai ke pantai yang indah sekali, macam resort gitu. Itu juga kebetulan pengalaman pertama riding di pasir pantai.
Kami regroup sebentar dan ke ujung pantai untuk foto2 sambil memanfaatkan cahaya sunset. Om Kun sang professional fotografer mengarahkan kami bagaimana posisi foto yang bagus sambil semaksimal mungkin, memanfaatkan sinar cahaya matahari terbenam.
Dengan sunset yang indah dan angin laut yang menerpa, kami beristarahat sambil mengonsumsi roti yang dibeli dari Indomaret. Kami disana sampai matahari betul2 terbenam dan mulai gas kembali saat sudah gelap.
Setelah berhasil keluar dari perangkap pasir pantai, kami kembali melewati jalan gembur tadi tetapi di malam hari.
Riding di malam hari, di antah berantah hutan, badan sakit dan capek bukanlah perasaan terbaik. Belum lagi rasa takutnya saya dengan hutan saat malam hari. Dari dulu saya tidak suka bentuk pohon di malam hari. Hantu… penampakan…. ihhhh. Apalagi di Nusa Kambangan katanya sering ada penampakan karena napi2 yang dihukum mati memang jauh di dalam hutan yang sekarang saya lagi berada…
Saya kira2 jatuh 3 kali lagi layaknya Marquez, udah malam gelap buta lagi dan setelah setiap kali jatuh badan jadi tambah capek. Disini pun amarah dan komplain terhadap diri sendiri mulai berkobar.
Ini kapan selesainya, terus-terus aja. Ngapain gua naik motor di tanah gini, badan pegel, sakit, kotor, keringeten, bau kayak kebo. Mending di rumah aja ada ac, bisa main hape, makan, santai, bisa tidur! anjir jatuh lagi.. jatuh lagi. tai udah lah gua nyerah aja
Meskipun keluhan konstan yang ada di benak saya, malam itu hanya ada satu hal yang membantu saya untuk tetap maju dan tidak menyerah, yaitu kemauan untuk sampai ke tempat tujuan. Saya tidak peduli mau ada arwah atau hantu lah yang mengelingi saya, pokoknya tetap maju dan sampai di tujuan, no matter what.
Salah satu teman ayah (Om Awenk) yang sering trabas, pernah memberi tahu saya, bahwa jikalau saat naik motor off-road kita mempunyai pikiran dengan keluhan-keluhan seperti diatas, ingatlah bahwa hanya dua opsi yang kita bisa pilih. Menyerahlah sekarang dengan kondisi meninggalkan motor di hutan dan dilanjutkan dengan jalan atau tetap riding terus sambil berdoa agar sampai ke tujuan dengan selamat.
Hutan kembali menjadi sempit, ranting yang tidak putus diatas dan dibawah motor. Ranting bahkan sempat menjerat kamera diatas kepala saya. Untungnya karena saya sering Limbo, ranting yang terjerat hanya sesaat.
Kira2 setengah jam kemudian jalanan mulai terbuka dan jalanan beton mulai terlihat. Kami berhenti di sebelah lapas supermax baru, istirahat sebentar untuk mengiisi energi.
Kami lalu jalan kembali ke arah pelabuhan. Perjalanan kira2 setengah jam. Beton yang sudah jadi dan aspal rusak memberi perjalanan yang menjauhkan saya dari kantuk.
Saat melihat pelabuhan dari kejauhan rasanya lega sekali, ahhhhh….. hampir ngompol.
Sambil menunggu untuk comprengnya saya merem sebentar dan baring.
Motor dimasuki ke compreng, perjalanan kira2 memakan waktu 15 menit untuk sampai ke Cilacap. Sesampai di Cilacap kami lagsung kembali ke tempat penginapan. Saya langsung terbaring mati di kasur. Sebelum merem saya berfikir, what a day.
Keesokannya paginya motor di naikkan ke pickup, pamit dengan rider-rider yang lain lalu kami ke arah pulang.
Saya semakin jatuh cinta dengan Cilacap, kota yang sepi, jalan lebar anehnya mengingatkan saya dengan kota Canberra di AUS.
Di jalan ga lupa, kami berhenti untuk makan siang Empal Gentong yang khas. Yang juga kebetulan pertama kali saya menyobanya. Jujur, kuah rasanya mirip soto betawi atau soto bogor. Yang saya sangat sangat suka. Ayah ga makan, ngorok.
Singkat cerita, sorenya kami sampai di rumah dengan selamat.
Sekian dulu bro dan sis tulisan saya, pengalaman riding di NK adalah pengalaman yang paling mengesankan, pertama kali riding off road, terus di NK lagi wahhh…..
Nahh jika bro dan sis mempunyai waktu untuk riding off-road, ambillah kesempatan itu, saya yakin pasti tidak akan nyesel. Saya tidak tahu mengapa, tetapi naik motor dimana traksi ban minim, kondisi jalan tanah yang terus gonta-ganti, adrenalin naik turun gunung memberi saya pengalaman yang tidak ada duanya.
Dan walaupun dengan waktu setengah hari di NK, pengalaman dan skill off road riding yang didapat itu sangat kepake di jalan raya, mungkin secara tidak langsung saya merasakan perubahannya tetapi otot2 halus di tubuh saya sudah terbiasa dengan ban kehilangan grip dan bagaimana menanggulaninya.
Orang2 dan saya dulu pun juga pernah bertanya mengapa dibela-belain jauh2 keringatan dan capek2 naik motor? Pengalaman. Karena menurut saya meskipun motor bro dan sis dimodif semahal apa pun, pengalaman berpergi ke tempat yang jauh dari rumah itu penting dalam mengajarkan kita berbagai hal krusial dalam hidup. Bahwa setelah touring saya lebih menghargai waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan bahwa hal terpenting saat touring adalah untuk sampai di rumah dengan selamat.
Saya ingin berterima kasih terhadap Ayah yang sudah mengajak saya untuk ikut meskipun saya sempat skeptis. Om Kun juga selanjutnya karena sudah menghasilkan foto2 yang spektakuler yang bisa dikenang selamanya. Dan pastinya Om Jarpul, Om Moch, Om Kris, Om Kun, Om Bambang dan Om Hengky yang sudah memeriahkan dan membuat sesi riding di Nusa Kambangan suatu momen yang tidak akan saya lupakan. Until next time boss!
Why? because skill can’t be bought, it is earned.
Leopold: Kawasan Nusakambangan memiliki potensi besar dari berbagai aspek. Bukan hanya sebagai tempat bagi warga binaan menjalani pidananya, tapi juga potensi keindahan alam dan pariwisata. Andaikata ini bisa diregulasi dan dikelola dengan baik oleh Pemasyarakatan ke depannya akan sangat maju.
Terima kasih PT Kawasaki Motor Indonesia untuk pinjaman unit-unit motornya.
Terima kasih pada rekan-rekan jajaran Pemasyarakatan yang sudah berkenan mendampingi meskipun di hari Sabtu.
Saya lebih suka trabas daripada touring om,,,,
lebih banyak dapat adrenaline dan fun nya ya?
-Regis-
Waah seru nih, saya ke Nusa Kambangan cuma ke pantai yg ada peninggalan Portugisnya saja
Kemarin saya malah belum sempat kesitunya, bagus ya?
-Regis-
Agak serem sih, cocok buat uji nyali 🤣
nah kan seru dan enak kalo offroad .. nagihnya itu lho yg susah hilang hehehe
Bener sob, racunnya itu beda sama naik motor on-road. Abis seminggu nga off road udah mulai gatel2 pengen lagi hihihi
-Regis-
ditunggu cerita off-road nya lagi ya regis. .. 😁
Siappp
Mantap, jadi pengen juga trabas 2…
cobain deh bro, jamin nga nyesel
-Regis-
woh keren banget Om…
Makasih bro!
-Regis-
Berapakah kata Indomaret muncul?
Semangat Regis…
sepertinya cukup untuk disenggol jadi sponsor 🙈
-Regis-
wkwkkwkkw sikatt bung
{Leo}
Heran saya, tulisan sepanjang ini tetep aja asik untuk dibaca, babe n son ini memang TOP😁.
Om Leo kok keliatan aneh ya nyupiri Grenmek, mirip saya pas nganter beras wkwkwkwkkwk…aura MT10 nya langsung ilang🤣🤣🤣 peace ya Om Leo. Btw kok gak nyemplak Trail yg 450 cc ya Om Leo😃. Mudah2an Allah selalu limpahkan kesehatan utk Om Leo sekeluarga. Aamiinn
Mudah2an kapan2 bisa icip2 off road disana kayak mas Regis n Om Leo.
hehehe saya memang driver sayur buat nutup beasiswa bro.
jangan kalah ga dapat pengalaman atau kematangan hanya karena gengsi
Until next time boss!!.. 👏
‘Next time;
in the dirt,
when in doubt;
..Just throttle out!’
Pick your line and respect your engine
Cheers Regis👍
Thanks for the advice!
-Regis-
Mungkin ban versys nya terlalu aspal bung regis makanya sering hilang traksi
Kemungkinan besar iya, pemakaian ban pacul mungkin lebih cocok untuk medan di NK.
-Regis-
Tul banget, juga Versys cenderung berat di depan, dibanding KLX, koreksi steeringnya lambat
Very very nice story bung regis. Membaca cerita bung regis saya merasa terhanyut seakan-akan betul2 merasakan berada dalam situasi dan kondisi yg bung regis alami. Well done
Btw, mungkin ayah Leo grogi waktu d periksa penjaga karna yg meriksa nya bukan cewe tp cowo2 kekar jd rasanya geli2 gmana gitu wkwkwkwkwkwkwwkwk
coba klo cewe pasti g kan grogi malah minta d lama2 in
(buat masalah ini silahkan konfirmasi langsung sama babang Leo😂😂😂)
Wah terima kasih banyak sob komennya. Wkwkwk minta di lama2 in 😂
-Regis-
saya mah pasrah aja dan mengikuti kemauan petugas hukum bro
ntar kalo Regis dah ga mau jadi keluarga Senior Royal Leopold gimana Um….???
mau bikin keluarga sendiri? ya harus dong
wah jadi tandem yg pas ini. duet maut hehehe. btw kalau motor pinjaman kalau jatuh spt pada tulisan ini statusnya gmn? apakah ada penggantian dari pribadi?
tergantung kejadiannya bgmn juga bro
Wihh.. bareng pembalap andalan, om Bengbeng
iya topp banget mas Bengbeng itu
aduh…nyiksa ban.
heheeh
hehehhe jalurnya masih ringan
Om, rumah di serpong kan? coba sepedaan XC di cihuni atau bukit batu. Rasanya mirip mirip. Tapi lebih capek aja. wkkwkwk
Belom kesampaian riding pake versys
Eh tapi entah knapa part copotan 0km dari versys kok banyak bertebaran y
Entah speedo , velg set dll
mungkin krn dr awal pada pake part aftermarket?
selamat datang di kota saya om wkwkw
meskipun “kota mati” ga seperti purwokerto tapi emang bener kata om leo
potensi pariwisatanya lumayan
cuman memang pengelolaan dlm hal pariwisata masih kurang maksimal di banding pangandaran
betul mas, karena kota disudut, orang mau kesini ya memang niatnya ke Cilacap