Rossi selalu numero uno. Baik di hati, brand image maupun pride Yamaha.
Saya jadi fan besar Rossi sejak 1999, berganti team, tapi pilihan saya tetap padanya. Apalagi kami sama-sama beranjak matang.
Namun menurut saya sudah saatnya Yamaha prioritaskan Vinales sebagai rider utama baik saat balap maupun dalam keputusan pengembangan motor.
Dan itu merupakan corporate decision yg sangat wajar dan normal. Pada akhirnya Yamaha mencoba melakukan yang terbaik agar Yamaha menang. Dengan pembalap manapun.
Mengapa?
Karena baik saat Lorenzo di tim Yamaha ataupun sekarang Vinales, rider utama yang feedbacknya paling menentukan arah perkembangan motor adalah Rossi. Sama seperti Marquez bagi Honda.
Wajar karena Rossi selama hampir 2 dekade selalu tepat dalam menentukan ubahan motor mana yang terbaik bagi kondisi sirkuit dan gaya ridingnya. Arah ubahan yang belum tentu pilihan terbaik bagi Vinales.
Hal sama juga terjadi di Honda. Tidak semua pembalap jago bisa tampil cepat saat harus bawa RCV karena motor ini sekian lama didesain utk menghasilkan yang terbaik dari Marquez.
Bedanya? Marquez on the rise, Rossi past his tops.
Vinales mengakui sendiri ia overshadowed, di bawah bayang2 Rossi di dalam team. Perasaan yang sama yg dihadapi Lorenzo. Dan juga kondisi yg sama yg akan dihadapi Quartararo jika ia bergabung menjadi pendamping Rossi.
Mas mau bilang Rossi jahat? Sama sekali tidak. Tapi arahan Rossi bagj arah besar pengembangan motor bukan selalu yang paling tepat bagi second rider.
Vinales, meskipun menjadi penyumbang juara terbanyak di Yamaha factory sejak 2017, merasakan masa depan dan kemajuan yang tidak pasti pasca 2020. Dengan kemungkinan bertahannya Rossi dan naiknya Quartararo.
Yamaha perlu reposisi ulang prioritas pembalap dalam timnya. Tetap menjadikan Rossi sebagai yang terbaik di hati Yamaha, namun juga menempatkan prioritas balapnya pada rider yg paling berpotensi meningkat dan menang di dalam tim, yakni Vinales.
Sederhananya: Ini tim Yamaha Factory Racing, in mission to make Yamaha champion, with or without Rossi.
Nahhh
Nhohh
Om Leo tergugah pasca Philip Island… Hehehe
sebenarnya udh sejak 2017 akhir sih mas
MV feat FQ, duet maut Yamaha di masa depan, VR kalo di sepanjang 2020 semakin engga kompetitif (meskipun udah ganti chief mekanik), memang diharapkan pensiun, ato kalo emg ngotot balapan dan ada sponsor kuat, dibuatin tim sendiri kaya jaman Nastro Azzuro dulu, biar bebas berkreasi tanpa menghambat kesempatan dan prestasi rider muda 😀
sama gue juga mengikuti VR sejak debut di GP500 tahun 2000 dulu sampe sekarang, enggak ngefans banget tapi seneng sama gaya balap dan selebrasi kemenangan yg selalu unik
salute for him, but his time to race will be over soon, demi masa depan Yamaha yang lebih baik
Organisasi punya siklus hidup lebih panjang drpd individu.
Wah ga nyangka orang setua om leo bisa bilang gini
http://kobayogas.com/2019/10/27/hot-gosip-honda-beat-2020-bakal-hadir-akhir-tahun-2019-frame-ringan-ala-genio/
Tenang saja sob, nanti th 2020 akan ada kejutan dr yamaha….
Ga nyangka gw tua kan. Wmang banyak yg kaget.
Bukan ga nyangka udah tuanya bwambwaaankk 😆😆
Saya koq liat mrip karirnya Schumacher di Ferarri F1, dlunya bersaing sbgai pembalap rank juara podium, tpi diakhir2 karirnya meski umur udh sulit bersaing dgn pembalap muda, tpi ttep ikut berlaga jg disirkuit F1, akhirnya cman jdi pesaing pembalap2 medioker aka papan tengan doang…mick doohan sprtiny bgini jg di ujung2 karir balap motogp ny, syndrome ogah mundur kah?..haha…
Woooiiii,,,,,
Mick Doohan begitu juara dunia yg ke 5 langsung pensiun Brooo,,,,bahkan kru chief Jeremi burghes dikasihkanbke Rosi,,,,
Gw liat Rossi ogah pensiun karena terganjal mau titel juara ke 10 nya….
Oh y salah, doohan stop karir balapnya sepertinya krna prnah kecelakan hebat stlah jurdun’98 di circuit spanyol jerez dith’99. 😅
menurut mas Leo gimana skill #FQ20 ? sudah terlihat kah atau kita masih harus melihat musim depan? soalnya menurut saya pribadi performa dia lumayan oke saat race dibanding pembalap Yamaha lain yg selalu mengeluh kesulitan dengan M1…
sudah lewat masanya. istirahatlah mbah, fokus ke pembibitan rider2 muda sepertinya malah lebih produktif
Bang Leo.. knapa blog abang diblok otomatis di internet kantor ane ya..
Balikin aja si Hohe. Kasian kagak berkembang di Honda.
Opini saya sebagai penikmat GP angkatan lama
Sependapat sm om leo
Malah saya berandai andai yamaha ad 3 team
Dan spek motor semua sama
Factory team
– Zarco
– Quartararo
Petronas team
– Vinales
– Lorenzo
Sky VR46 team
– Rossi
– Morbidelli
bagus ini, cm biaya nya MUAHAALLL 🤣
kalo biayaya mahal entar iuran bpjs di naikan 500% buat biayanya.
Entahlah sejak ngeh n faham dengan motogp ya memang Om Rossi yg sy jagokan. Sedih banget pas dia crash padahal memulai balapan dr pole position n finish 13. N menyerahkan jurdun pada alm Om Nicky Hayden.
Yamaha yg kelir kuning Camel kalo gak salah.
Untuk saat ini ya cm Om Rossi yg tahu posisinya sm Yamaha Fact, SETUJU skali sama Om Leo mas Vinales harus dikasih porsi lebih, masalae Om Rossi ki memang menarik dr segi marketing kayak e.
Rossi ora melu balapan ora seru😁😁😁
Eh baru ngeh juga ada nama mas Regis diatas. Mantabs Om Leo n sukses buat mas Regis😁
” Dan itu merupakan corporate decision yg sangat wajar dan normal ”
Jangan2 ada yg masih terjebak dg mindset (dan pride) bahwa “kita ini tim balap”, dan seolah lupa kalo dibelakangnya ada korporasi yg punya kepentingan finansial di setiap sen yg dibelanjakan.
Saya setuju dengan opini om leo. Walaupun saya mengidolakan VR46 dari tahun 2005 dan melihat konsistensi balapan sampai sekarang dengan segudang pengalaman dan trofi yg sudah di berikan untuk Yamaha, rasa2nya di tahun 2020 Akan menjadi tahun terakhir rossi di Paddock Yamaha. Konsistensi dan feel terhadap motor sudah menurun, saatnya Vinales jadi Pengembang motor Yamaha selanjutnya. Vina ingin power Yamaha bisa bejaban dengan Honda dan Ducati, tetapi Rossi tetep keukeh dengan Filosofi Speed Corner dan Friendly to use all rider. Jadi patokan power dan Top Speed bukan segalanya untuk Rossi. Sekarang saatnya Yamaha prioritaskan masukan Vinales agar team satelit bisa berjibaku dengan team factory ducati dan Honda HRC.
Nice artikel babang Leo. Menurut saya ini salah satu (bisa jadi malah satu2 nya) artikel tentang rossi yg memang bertujuan “mengingatkan” agar legowo tp tanpa menyakiti hati “fans” n rossi nya sendiri
Mungkin krn saya juga fans Rossi sejak 1999. Thanks masukannya mas
Om bahas ppnbm moge diatas 500cc yang turun dong. Dari 125 persen jadi 95 persen. Seberapakah impaknya ke bandrol moge di indo.
Artikelnya seakan-akan yang lebih baik adalah Om Leo yang menggantikan Lin Jarvis sbg manager Yamaha..
Haha keren om. Objectif memang pendapat Om.. Prioritas lebih penting daripada sekedar “popularitas”, bukankah begitu om?
Duhh saya hanya remahan berlian eh rengginang mas
Kereeen dah Aerox. Kalo sama NMAX emang menurutku beda pasar dan kebutuhan. Tapi keduanya sama-sama juara
Aerox terbaik dah emang. Dulu gw taunya sekedar nyaman aja makenya. Bagus nih artikelnya. Jadi pengen beli jadinya
Makin percaya lah sama produk-produknya Yamaha. Kalo dihitung-hitung uga NMAX sama PCX masih oke NMAX