Saya senang baca blognya Noraly Schoenmaker, cewek belanda yg ngebolang dg RE Himalayan (dibahas di artikel terpisah). Apalagi kemudian beberapa temen ASR excited banget, bahkan ada 4 orang yang beli buat nambah jajaran jelajahnya. Kebetulan sampai tanggal 10 Agt kemarin ada promo lumayan menggiurkan, disc harga menjadi 85 juta dari yang normalnya sekitar 105an.
Kalau dengar komentar mereka yang beli sih oke nih. Positif.
Saya sebenarnya agak skeptis dengan produk RE ini. Yang Classic. Sudah pernah test dan ga suka dengan vibrasi dan performa tenaga di range harga tersebut.
Penasaran, saya dan Regis maen ke CMC, Canberra Motorcycle Centre, dealer aneka motor. Langsung mengarah ke pojok RE.
Disana sudah bertengger Himayalan dg livery camouflage white (?).
Desain
Ternyata ga gede-gede amat seperti yang saya lihat di vlog media Indonesia dan Noraly. Atau mereka yang mungil badannya?

Regis. Keliatan proporsional utk ukuran Asia
Himalayan ini sejarahnya unik. Bukan merupakan desain asli RE saat masih dimiliki Inggris seperti Bullet atau Classic. Himalayan didesain khusus oleh Pierre Terblanche. Kenal dong?
Pierra ini designer motor kawakan Ducati dan Motoguzzi yang sudah membidani banyak motor sukses seperti Ducati 888, Multistrada dan Hypermotard.
Tahun 2014 akhir Pierra bekerja bersama RE selama 20 bulan untuk mengembangkan khusus Himalayan. Inspirasi motor memang diambil dari jajaran pegunungan Himalaya yang keras, berbatu, penuh tanjakan terjal.
Ini sebabnya dipilih mesin yang bertorsi, kompresi rendah, jarak service panjang sehingga tidak rewel dalam perjalanan jauh. Desain juga dirancang dengan ground clearance tinggi, namun seat height yang sangat bersahabat. Sangat bermanfaat utk hadapi jalanan berbatu licin dimana jejakan kaki sangat membantu kontrol motor.
Ini sebabnya desain Himalayan secara fisik sangat unik dan berbeda.
Saya bisa melihat sentuhan adventure sekaligus retro klasik disana. Praktis, ga basa-basi, serba fungsional namun tetap enak dilihat.
Contohnya yang saya sangat suka adalah mounting di sisi kanan kiri tank. Selain utk melindungi tangki juga dapat diguakan sebagai dudukan utk jerigen bensin. Keren dan praktis kan. Tidak mengganggu titik tengah berat motor.
Area dashboard juga paling jelas aura klasik adventurenya. Masih menggunakan indikator analog yang besar dan mudah dilihat dipadu dengan secondary digital indicator.
Ergonomi
Saat saya duduk, posisinya netral banget, dan bisa terasa ada cukup banyak ruang di area lutut dan tumit. Fleksible utk rider dengan berbagai ukuran (panjang kaki, torso dll).
Lengan cukup santai, stang cukup tingginya. Saya coba berdiri, pas. Ga perlu raiser.
Jok juga the best kalau dibandingkan Versys 250 atau CRF250 Rally. Boncenger alias pillion seat bertingkat lebih tinggi. Jadi kalau goncengan dengan pasangan cukup nyaman utk keduanya. Helm ga beradu melulu, dan kalau mereka pegangan ke dada kita cukup pas.
Intinya moto ini didesain utk masih oke utk “two-ups” alias riding berdua.
Motor juga termasuk yang paling bersahabat untuk ukuran adventure. Hanya di 800mm. Hanya sedikit terasa lebih tinggi dibanding VersysX 250.
Build Quality and Finishing
Ini area yang saya masih agak ragu.
Secara visual, motor dengan buid quality dan finishing begini mungkin akan sulit keluar dari QC pabrikan Jepang, apalagi Eropa. Ini terlihat di sambungan las-las-an dan tepi-tepi logam. Mungkin hanya sekedar visual, saya ga tau. Cuma membuat saya agak berpikir dengan ketahanan sasis dan komponen lain terhadap gaya benturan terus menerus.
Chassis cukup chunky besar, dan masih terbuat dari baja. Masih menggunakan teknologi metalurgi dan wieldinf Tanki dan bagian body lain juga begitu. Tidak aneh motor ini lumayan berbobot di angka 191 kg.
Saat saya coba google dg keyword ini “chassis RE himalayan defect” datang dengan berbagai result. Kasusnya saya lihat kebanyakan di tahun 2017. Tahun dimana bahkan ada gugatan hukum dicatatkan oleh customer.
Setahu saya sebagian besar defects yang dilaporkan sudah ditangani oleh RE. Termasuk penggunaan sistem injeksi menggantikan karburator.
Kesimpulan Awal
Idealnya tentu motor ini harus di gas untuk tahu bagaimana desain keren ini menghadapi jalanan. Dan saya rencananya akan gas bertiga dengan Regis dan mas Awenk temen ASR owner Himalayan muter-muter Banten. Akan didampingi juga dengan VersysX 250 dan CRF250 Rally utk dapat feel perbandingannya.
Secara umum, saya suka, dan salut dengan desain Himalayan by Pierre Terblanche ini. Praktis, fungsional namun enak dilihat. Berkelas, punya karakter. Ini bakal jadi salah satu alternatif light adventure terbaik di Indonesia.
Yang saya masih wait and see adalah durability motor ini pasca revisi pertama tahun 2018. Apakah 40 isyu yang diaporkan sudah beres ga ada ganjalan.
Kemudian hal kedua adalah soal harga. Himalayan dijual dengan harga Rp. 35,5 juta di India. Harga yang sangat menarik. Tentu dengan adanya bea import dan PPNBM harga pasti berbeda. Namun menurut saya menjual Himalayan dengan harga 105 juta rupiah atau 3 kali lipat di Indonesia agak pricey. Apalagi mengingat teknologi yang diusung.
Untungnya adalah kompetitor non-Jepang di kelas harga tersebut relatif kosong utk kelas adventure. BMW GS310 di harga 150an juta. Dan KTM 390 Enduro juga diprediksi di atasnya.
Modelnya klasik banget, cocok untuk om2 😁😁
ahahahha retro adventure bro. Cocok buat ke Leste nih. yok ikut.
Mirip megapro modifan 😂
orang melihat berdasar kemampuan menilai dan referensinya
kok tumben ya om pierre terblance bikin design yang biasa biasa saja. kayak gak ada signature dari om pierre nya
jauh lebih ganteng design yang twin nya menurut saya
Beda genre mas
Utk ukuran motor adventure harga 35 juta rupiah di India menurur saya desain Himalayan ini istimewa dan fungsional
Jadi dibelikah🤔🤔🤔
Mas masak tiap motor dibeli
Beli saja satu mas. Memperkaya khasanah garasi. Visual is no doubt aman. Kemarin banana absorber dah terbukti aman 💪👍
Yang ini harus test jalanan dulu
Spek nya belom dijelasin sekalian om?
Nanti sekalian saat test jalanan
pake ADV 150 aja om
Beda spek dan genre mas
wihh jadi Itchy Boots juga om
Saya udh sejak awal pantau sebenarnya
Hmm andai di Indo harganya nggak jauh beda sama India yg 35 juta, kayaknya bakal laris nih 😅
Selama masih import dan ada ppnbm sepertinya pasti lebjh mahal. Saya kira angka 80an masih oke memgingat harga dasar dan teknologi yg diusug
Pernah lihat review RE oleh orang India di youtube. Kayaknya build quality dan terutama kelistrikan serta keplastikan agak kurang. Sudah ada perbaikan blm ya?
antara generasi pertama dan selanjutnya katanya sudah ada mas. enaknya memang ditest dulu
Om leo bahas himalayan karena di pake darius ma istrinya keliling daerah himalaya jg kali ya om, haha
malah baru ngeh baru2 aja itu soal Darius. saya mantau Himalayan dr taun lalu sebenarnya, terus rame lagi krn disc