Royal Enfield Himalayan: Kesan Pertama 7Leopold7

Saya senang baca blognya Noraly Schoenmaker, cewek belanda yg ngebolang dg RE Himalayan (dibahas di artikel terpisah). Apalagi kemudian beberapa temen ASR excited banget, bahkan ada 4 orang yang beli buat nambah jajaran jelajahnya. Kebetulan sampai tanggal 10 Agt kemarin ada promo lumayan menggiurkan, disc harga menjadi 85 juta dari yang normalnya sekitar 105an.

Kalau dengar komentar mereka yang beli sih oke nih. Positif.

Saya sebenarnya agak skeptis dengan produk RE ini. Yang Classic. Sudah pernah test dan ga suka dengan vibrasi dan performa tenaga di range harga tersebut.

Penasaran, saya dan Regis maen ke CMC, Canberra Motorcycle Centre, dealer aneka motor. Langsung mengarah ke pojok RE.

Disana sudah bertengger Himayalan dg livery camouflage white (?).

Desain

Ternyata ga gede-gede amat seperti yang saya lihat di vlog media Indonesia dan Noraly. Atau mereka yang mungil badannya?

WhatsApp Image 2019-08-18 at 9.23.12 AM.jpeg

Regis. Keliatan proporsional utk ukuran Asia

Himalayan ini sejarahnya unik. Bukan merupakan desain asli RE saat masih dimiliki Inggris seperti Bullet atau Classic. Himalayan didesain khusus oleh Pierre Terblanche. Kenal dong?

Pierra ini designer motor kawakan Ducati dan Motoguzzi yang sudah membidani banyak motor sukses seperti Ducati 888, Multistrada dan Hypermotard.

Tahun 2014 akhir Pierra bekerja bersama RE selama 20 bulan untuk mengembangkan khusus Himalayan. Inspirasi motor memang diambil dari jajaran pegunungan Himalaya yang keras, berbatu, penuh tanjakan terjal.

Ini sebabnya dipilih mesin yang bertorsi, kompresi rendah, jarak service panjang sehingga tidak rewel dalam perjalanan jauh. Desain juga dirancang dengan ground clearance tinggi, namun seat height yang sangat bersahabat. Sangat bermanfaat utk hadapi jalanan berbatu licin dimana jejakan kaki sangat membantu kontrol motor.

Ini sebabnya desain Himalayan secara fisik sangat unik dan berbeda.

Saya bisa melihat sentuhan adventure sekaligus retro klasik disana. Praktis, ga basa-basi, serba fungsional namun tetap enak dilihat.

Contohnya yang saya sangat suka adalah mounting di sisi kanan kiri tank. Selain utk melindungi tangki juga dapat diguakan sebagai dudukan utk jerigen bensin. Keren dan praktis kan. Tidak mengganggu titik tengah berat motor.

Area dashboard juga paling jelas aura klasik adventurenya. Masih menggunakan indikator analog yang besar dan mudah dilihat dipadu dengan secondary digital indicator.

Ergonomi

Saat saya duduk, posisinya netral banget, dan bisa terasa ada cukup banyak ruang di area lutut dan tumit. Fleksible utk rider dengan berbagai ukuran (panjang kaki, torso dll).

Lengan cukup santai, stang cukup tingginya. Saya coba berdiri, pas. Ga perlu raiser.

WhatsApp Image 2019-08-18 at 9.23.12 AM(1)

Jok juga the best kalau dibandingkan Versys 250 atau CRF250 Rally. Boncenger alias pillion seat bertingkat lebih tinggi. Jadi kalau goncengan dengan pasangan cukup nyaman utk keduanya. Helm ga beradu melulu, dan kalau mereka pegangan ke dada kita cukup pas.

Intinya moto ini didesain utk masih oke utk “two-ups” alias riding berdua.

Motor juga termasuk yang paling bersahabat untuk ukuran adventure. Hanya di 800mm. Hanya sedikit terasa lebih tinggi dibanding VersysX 250.

 

Build Quality and Finishing

Ini area yang saya masih agak ragu.

WhatsApp Image 2019-08-18 at 9.23.12 AM(4).jpeg

Secara visual, motor dengan buid quality dan finishing begini mungkin akan sulit keluar dari QC pabrikan Jepang, apalagi Eropa. Ini terlihat di sambungan las-las-an dan tepi-tepi logam. Mungkin hanya sekedar visual, saya ga tau. Cuma membuat saya agak berpikir dengan ketahanan sasis dan komponen lain terhadap gaya benturan terus menerus.

Chassis cukup chunky besar, dan masih terbuat dari baja. Masih menggunakan teknologi metalurgi dan wieldinf Tanki dan bagian body lain juga begitu. Tidak aneh motor ini lumayan berbobot di angka 191 kg.

Saat saya coba google dg keyword ini “chassis RE himalayan defect” datang dengan berbagai result. Kasusnya saya lihat kebanyakan di tahun 2017. Tahun dimana bahkan ada gugatan hukum dicatatkan oleh customer.

Setahu saya sebagian besar defects yang dilaporkan sudah ditangani oleh RE. Termasuk penggunaan sistem injeksi menggantikan karburator.

 

Kesimpulan Awal

Idealnya tentu motor ini harus di gas untuk tahu bagaimana desain keren ini menghadapi jalanan. Dan saya rencananya akan gas bertiga dengan Regis dan mas Awenk temen ASR owner Himalayan muter-muter Banten. Akan didampingi juga dengan VersysX 250 dan CRF250 Rally utk dapat feel perbandingannya.

Secara umum, saya suka, dan salut dengan desain Himalayan by Pierre Terblanche ini. Praktis, fungsional namun enak dilihat. Berkelas, punya karakter. Ini bakal jadi salah satu alternatif light adventure terbaik di Indonesia.

Yang saya masih wait and see adalah durability motor ini pasca revisi pertama tahun 2018. Apakah 40 isyu yang diaporkan sudah beres ga ada ganjalan.

Kemudian hal kedua adalah soal harga. Himalayan dijual dengan harga Rp. 35,5 juta di India. Harga yang sangat menarik. Tentu dengan adanya bea import dan PPNBM harga pasti berbeda. Namun menurut saya menjual Himalayan dengan harga 105 juta rupiah atau 3 kali lipat di Indonesia agak pricey. Apalagi mengingat teknologi yang diusung.

Untungnya adalah kompetitor non-Jepang di kelas harga tersebut relatif kosong utk kelas adventure. BMW GS310 di harga 150an juta. Dan KTM 390 Enduro juga diprediksi di atasnya.

WhatsApp Image 2019-08-18 at 9.23.12 AM(2)

 

 

 

Advertisement

24 thoughts on “Royal Enfield Himalayan: Kesan Pertama 7Leopold7

  1. Beli saja satu mas. Memperkaya khasanah garasi. Visual is no doubt aman. Kemarin banana absorber dah terbukti aman 💪👍

    • Selama masih import dan ada ppnbm sepertinya pasti lebjh mahal. Saya kira angka 80an masih oke memgingat harga dasar dan teknologi yg diusug

  2. Pernah lihat review RE oleh orang India di youtube. Kayaknya build quality dan terutama kelistrikan serta keplastikan agak kurang. Sudah ada perbaikan blm ya?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s