Era globalisasi, batas wilayah jadi nisbi. Produksi barang atau motor juga konsekwensinya begitu. Apalagi yang segmentnya terbatas, seperti 250cc ke atas.
Mengapa?
Setidaknya ada dua alasan.
Pertama, sangat tidak ekonomis jika setiap prinsipal merk melakukan riset, pengembangan dan produksi motor 250cc up HANYA untuk negaranya sendiri. Ada redundancy, proses sama yang berulang. Karena itu joint research and development dibutuhkan untuk bisa mendapatkan produk yang bisa diterima secara global. Ada kesepakatan sejumlah prinsipal negara. Produksi mesin, parts ataupun assembly keseluruhan akan dilakukan dimana. Produksi itu yang kemudian disebarkan secara global.
Penerimaan global ini bukan hanya sekedar harga motor, namun juga posisi motor tersebut terhadap market yang sudah ada. Misalnya: meskipun CBR250RR adlh salah satu sport 250cc terbaik, tetap akan sulit menjual CBR250RR di negara dimana CBR500R juga dijual dengan harga yang sangat dekat dengan CBR250RR. Di Australia harganya Rp. 65 jutaan. Jelas akan tidak ekonomis/masuk hitungannya. Bagi calon pembeli lebih akan memilih yg cc nya lebih besar, meskipun mungkin kalah feature.
Kedua, market 250cc up di dalam negeri, seperti di Indonesia sangat dinamis dan masih mudah berubah. Meskipun porsi pasarnya membesar, namun nilainya tetap kecil dibandingkan kelas lain dibawahnya. Karenanya akan sangat beresiko apabila menelurkan produk yang penjualannya hanya tergantung pada market Indonesia. Potensi ruginya sangat besar.
KESIMPULAN
Melihat dan mendengar akan hadirnya motor baru 250cc up, jangan hanya dihitung dari market domestik. Ga akan masuk. Kita itu makin banyak tuntutannya biasanya malah ga beli kok. Susah dipegang.
Perkecualian tentu ada seperti saat XMax diluncurkan utk market Indonesia. Tapi ingat Xmax ini tetap didesain utk market global dan saat itu di Indonesia ada pangsa/kekosongan besar di market comfort matic.
POTENSI PASAR motor kelas SIM PEMULA (A2) atau L/P, justru masih sangat besar SECARA GLOBAL. Dan akan terus berkembang.
Mengapa?
Pertama: karena di luar negeri, anda tidak bisa langsung loncat tembak ke SIM Full License. Namun harus melewati 2 tahap –> A1 (atau Learner) —> A2 (Provisional) —> Full license. Dan ini bisa makan waktu 2 tahunan.
Kedua: MCN mencatat trend pergeseran penggunaan motor dan mass transport kian tinggi pertahun. Ini diakibatkan efisiensi BBM dan kondisi kemacetan perkotaan. Karenanya dari segi volume market global, pasar motor kelas 250-500cc itu KAGAK BAKAL ADA MATINYA, bahkan masih sangat besar dan menguntungkan. Jadi sangat penting untuk mendesain motor 250cc up mengikuti selera dan pasar tersebut.
TAPI motor ini kategorinya sementara, begitu sudah full license, biker biasanya akan mengganti dengan motor yg lebih besar. Artinya mereka tidak akan berinvestasi banyak di motor kelas 250-500cc. Sehingga faktor harga juga tetap penting.
Sensitifitas mereka terhadap harga motor 250-500cc sama seperti kita memperlakukan matic sebagai motor pertama di Indonesia.
Segment 2A Bikes baik di Eropa dan mungkin juga Australia udah berdarah-darah banget.
KTM RC390 & Ninja 400 kian sangar, Yamaha R3 mulai keliatan kendor ya om Leo.
Rasa-rasanya mesin baru cross plane bisa jadi obat mujarab buat tampil lebih strong lagi baik dari segi penjualan ataupun diatas lintasan balap dunia macam WSSP300.
Btw, Ninja 250 4 Silinder apa masih ada kue pasarnya di luar negeri om Leo?
250/400cc utk Ninja selalu gandeng. berpikir global, jgn hanya indonesia
Berarti 250cc 4 silinder, kalo dianalisa nengok pangsa pasar mana aja Om?
250/400cc utk Ninja selalu gandeng. berpikir global, jgn hanya indonesia
and then, Jadi rilis opo ora zx25 r ee ? Wkwkw
kesimpulan masbro gmn
Wong indonesia kebanyakan jas jes jos tok tapi ORA tuku 😂
hehehehhe
Om dikelas 250-500cc yg paling rame genre apa om kalo di luaran sana? Bisa di bahas jadi artikel juga hehe
sport yg friendly seperti CBR500, Ninja 400 dan R3
Utk pasar indo makin kesini motor jenis sport dan jenis kopling pd umumnya makin gk diminati, lebih ke matic. karena utk saat ini jenis mtor sport gk ada yg bener” baru&istimewa di kelas bawah.
Coba kalau dikelas bawah ada semacam barang penarik, misal cc kecil 4 silinder dgn harga lbih terjangkau…
Sy yakin akan bergairah lagi tuh motor” jenis sport dan batangan pada umumnya…
Apalagi kawasaki jualanya di indo, bnyak yg sport/motor kopling/batangan.
Kecuali kawasaki ingin sama” terjun ke motor matic, ya gk usah ngluarin motor sport istimewa.
Hitungan bisnis nya sulit buat motor nanggung dan gak make sense kaya 250 cc 4 cyl, mau di jual di negara mana lagi? Apalagi di negara maju dengan batasan noise and emisi euro 4 ke atas yang butuh riset dan biaya yg gak murah dan bikin performa tercekik pula. Di tambah perkiraan harga 130-150 juta (karena pasti konsumen pengen fitur wah macam dobel disk dan usd) yang kuenya jelas makin kecil dibanding sama 250 2 cyl yang bahkan market keseluruhannya pun sedang loyo. Saya pribadi sih pesimis kawasaki mau nekat kalo cuma buat pasar indo doang sih.
Ane yakin bakal bnyk yg beli… Wkkk.
Teori hanya sekedar teori.. hahaha… Dbat cuma di medsos… Tp konsumen real gk terdeteksi di medsos…
Sprti 2008 kmrn, wktu mash jaya”nya 2tk, dibilang motor kemahalan, pasar mana ada, gk kenceng vs 2tk, dll. In the end… menikmati hampir 1 dekade… Hahaha.
Kalau skrng emang beneran motor dah siap, ngapain diundur”. Toh biaya riset dah keluar, kecuali motor belum siap… Haha..
Apalagi skrng gk di indo saja, orng memandang image jauh lbih penting drpd 1 dekade yg lalu.
Belum lg bnyk orng beranggapan kepuasan psikologis penting banget (krn kalau stress jg mahal amit obatnya).
Liat aja pajero berkeliaran, pdahal tbakan saya 90% gk akan sesuai kantong pendapatan mereka, ntah drmn bisa beli… Hahaha…
Yg makai jg rata” cewek, atau ibu” muda… MACAN mama” cantik… Wkkk
betul, ga bisa deteksi market hanya dari medsos. Yang rame bisanya ga beli, yg beneran beli ga rame2, tau2 ada di garasi.
saya ga bilang 250cc di artikel ini ya, Tapi kalaupun itu 250 cc, di pasar global yg beredar versi 400 nya. Utk pasar indonesia pasti sangat2 segmented
Gegara om Leo ini menyinggung 4 cylinders dari Kawasaki, isu mulai kembali digoreng dan pada ramai yang bertanya ya om hehe. Tapi sukanya saya artikel om ini, karena juga dijelaskan pentingnya produksi motor mulai dari 250 cc up, tidak hanya memandang salah satu market, tapi juga secara global. Ternyata sangat banyak sekali faktor yang bisa mempengaruhi keputusan akhir apakah sebuah motor akan diproduksi atau tidak, sangat menambah wawasan.
Dan jujur imho, bilapun benar Kawasaki akan mengeluarkan kembali motor dengan mesin mirip-mirip ZXR250R yang pada zamannya pernah membuat heboh, mungkin 62 atau 62,25 cc per cylinder, dengan segala tantangan yang ada pada zaman sekarang, menurut saya Kawasaki pusat memang cukup gila juga wkwkwk.
kan saya nulis 250cc ya mas di artikel itu
Kalau pada artikel ini saya sih menangkapnya maksud om Leo, berlaku untuk motor 250 cc up, maaf om kalau saya gagal paham.
Dan model yg menurut saya masuk akal buat genre 250cc itu ya main di segmen retro. Nih segmen gak ada matinya, mau market indo atau global bakal diterima :v
butulll