Prospek Motor 250cc Crossplane 2 Silinder (CP2) Menurut Yamaha Indonesia

 

Ini sebenarnya pertanyaan yang diajukan oleh Regis anak saya (17 th) ke mas Abidin GM Yamaha Indonesia melalui IG. Saya lalu ditunjukkan proses diskusinya, sangat menarik.

Bunyi pertanyaanya begini:

“Halo om, ini sekedar pertanyaan, mengapa Yamaha tidak menerapkan mesin dua silinder Crossplane di New Yamaha R25? Karena menurut saya mesin dua silinder Crossplanenya Yamaha (contohnya MT-07) memiliki potensi yang besar dan bisa membuat R25 di kelas yang berbeda dengan pabrikan lainnya. Terima kasih.”

2014_MT-07_engine

Mesin MT-07, produksi Yamaha Indonesia

Saya tanya Regis, kenapa kok nanya soal CP2 di 250cc?

Nampaknya dia terpesona melihat dan mendengar gerungan MT-07 yang banyak beredar di Australia. Suara seraknya sangat khas, bro/sis MESTI dengar sendiri dah. SUMPAH.

Lalu menurutnya kalau seperti R25 atau MT25 bisa pakai CP2 bakal jadi nilai lebih di kelas 250cc.

Sebentar babang Leo. Engine crossplane itu apa?

Yang sudah faham silahkan skip alinea dibawah ini.


Sederhananya ini istilah yang menjelaskan urutan pengapian pada mesin (minimal 2 silinder). Konteks artikel ini yang konfigurasinya inline (segaris). Perbedaannya dengan mesin inline yg biasa (flatplane) terutama adalah pada urutan pengapian (firing order), dimana selisih pengapian antara silinder tidak berinterval sama alias 90′, sementara pada flat plane intervalnya sama (180′). Ini sebabnya suara dan tenaga yang dilepaskan punya karakter yang berbeda: suara lebih serak, dan tenaga lebih bertorsi. Kekurangannya mesin crossplane membutuhkan balance shaft utk menegasi ketidakrataan firing order tersebut.


 

Di Yamaha, crossplane diterapkan mulai pada M1 Rossi, kemudian R1 sejak 2009, lalu MT09 CP3 (3 silinder crossplane – 2014), MT07 (2 silinder crossplane – 2015). Mesin CP4, CP3 dan CP2 kemudian memiliki banyak turunan, dipasang pada berbagai jenis motor yang berbeda dan jadi signature resmi Yamaha. Termasuk MT-10 yg saya kendarai harian ini.

Kembali ke soal obrolan Regis dan mas Abidin.

Mas Abidin menjawab dengan ramah: ” Halo Reggie .., Seneng lihat kamu selalu riding dengan papa 👍🏻👍🏻”

Beliau lalu menjelaskan “Engine Crossplane ..bisa saja diterapkan di Seri R25 atau R3”

“Karena MT-07 engine (CP2) sendiri sdh dibuat di YIMM Pulogadung mulai awal 2018 lalu”, jadi sangat mungkin dari segi teknologi kalau YIMM produksi crossplane 2 silinder untuk kelas 250-300cc.

Tapi. lanjut beliau, yang harus terus diamati dan dipertimbangkan adalah “perkembangan pasar di Eropa , Asia , Australia dan Amerika”, bukan hanya di Indonesia.

Penjelasan yg sangat logis, mengingat versi 300cc dari R25 dan MT25 yang digunakan di seluruh dunia adalah produksi YIMM di Indonesia. Jadi ga bisa diputuskan oleh Yamaha di Indonesia saja.

Faktor daya beli juga masih penting sepertinya menurut saya. Baik di Indonesia maupun di luar negeri. Motor crossplane biaya produksinya diatas flatplane, karena ada balance shaft, more moving parts. Padahal di Indonesia, peminat motor sport 250cc sebagian besar masih sensitif harga.

shaft.jpg

crossplane yg firing ordernya 90′ menyebabkan dibutuhkan balance shaft.

Sementara di luar negeri, meskipun daya beli mereka lebih tinggi, kelas motor 300cc ini masih masuk kelas SIM pemula atau A2, dimana penggunaan motor hanya sementara. Begitu mereka sudah berhak atas full-license, hampir pasti, motor mereka ganti dengan cc yang lebih besar seperti MT-07. Ini sebabnya mereka cenderung tidak berinvestasi/belanja besar pada motor kelas 250/300cc.

Tapi saya yakin, opsi crossplane 2 silinder bagi kelas 250-300cc ini masih sangat terbuka, apalagi ketika persaingan kelas 250-300cc atau SIM A2 semakin sengit. Ingat prediksi MCN bahwa market pengguna sepeda motor secara global akan meningkat.

More new blood, and they need something different and more advanced.

Gimana menurut sob? CP2 for the next gen of R25 or MT25?

 

Selamat berakhir pekan, silahkan tinggalkan jejak di komentar, biar semangat lagi nulis blognya 😀

 

 

Advertisement

56 thoughts on “Prospek Motor 250cc Crossplane 2 Silinder (CP2) Menurut Yamaha Indonesia

  1. perlu deh dikasi CP di R25 / R3 ke depan, secara teknis dan marketing ada poin plus nya, yang susah ditiru pesaing

    mungkin nanti nunggu trend matic bongsor mulai mereda, baru genjot pasar sport lagi dengan mesin ini, kalo sekarang emang mungkin percuma, engga seberapa menaikan penjualan (dari kasus CBR250RR yang sudah komplit fitur tapi tetap kurang laku dibanding XMax)

    • matic 250cc akan punya track dan diversifikasi marketnya tersendiri mas. baik scr domestik maupun global. kelas sport memang akan terbatas, itu fenomena global juga

  2. Yamaha keluarin R25 Crossplane…..Kawasaki keluarin zx250rr 4 silinder….yg Crossplane meski cuma 2 silinder tp suaranya kasar serak torsi besar sdh dapat di rpm rendah…..yg 4 silinder segaris suaranya khas 4 silinder dgn tenaga lembut di rpm bawah tp melejit di rpm tengah ke atas…..hmmmm…..
    Mengkhayal dulu ah……hahahaha..,..
    Eh tapi yg 250cc 4 silinder tahun ini bakal brojol ya? 😊😊😊 🤭🤭🤭

  3. Melihat pasar indonesia ky sekarang seperti ny sulit dikabulkan…paling hanya dianggap gimmick marketing hahaha

    • market yang dibahas ini bukan hanya market sport 250 Indo yg kian sempit. Tapi juga market global bagi SIM pemula/A2. R25/R3 justru bukan marketnya di Indo. Kalau hanya utk jual di Indo, seperti CBR250RR plus sedikit Jepang, gw rasa memang akan rugi.

    • Itu dia kamsudnya, apalagi kalau global , kalau prediksinya gakan bisa dpt banyak ya buat apa.. tapi kalau ketok palu jepang sih kudunya dana ada Dari mereka lah ya wkwkw…

  4. Mnurut saya si kepentok harga
    Paling deket aja ada cbr250rr ya g beda 1jt??padahal kandungan lokal di r25 90%lokal masa bedanya cuman 1 jt? Harusnya bisa lebih murah

    • kalau perbandingannya CBR250RR, saya rasa CBR dijual tidak di harga normal nya Honda ya. Harga, terutama dari sisi global, memang jadi pertimbangan penting

  5. Kalau untuk kelas 250 cc khusnya R25/MT25 pada bagian kerangkanya yg rentan patah serta kurang kuat sudah banyak terjadi kasus seperti itu.
    Kenapa tidak didesain seperti MT07 atau kelas yg dibawah seperti vixion yg lebih kokoh
    Karna saya penguna MT25 jadi was-was mengunakannya.
    Maaf cuma saran

  6. Like father like son …. Pengamatan akan pasar dan motor menurun berdasar pengalaman bermotor bersama ayah … Sippp mas Regis ….
    Sukses terus Om Leo, tetap semangat dgn tulisan blog nya yg berbobot 👍

  7. Jadi kepikiran ninja 250 inline 4 vs mt07 CP2 kalo dalam price range yang sama, mending pilih mana ya. Hwehwehwe.

    • Walaupun mesin sudah rakitan lokal? Berani juga pricingnya. Padahal dalam price range segitu ada z900 & MT09.

    • harga baru Z900 dan MT09 sudah ga di range itu mas. MT07 kemungkinan besar antara 180-200. Sangat dekat 200 malah. MT09 edisi 2015 saja 250, yang baru bakalan 20-30 juta diatasnya

    • Mas Leo isi blognya berbobot..tapi lama updatenya…btw Dek Regis tinggal diarahkan tuh Mas…hehehehe
      Btw bisa saja YIMM buat CP250 tapi saya setuju market to valuenya ngga bakal dapet, apalagi di luar banyak pilihannya
      Salam sesama budak Ponti neey

  8. kalau soal balance shaft, sebenernya R25 maupun motor 2 silinder lainnya juga sudah pakai. bahkan vixion juga sudah pakai, jadi sepertinya bukan karena hal ini.
    menurut saya lebih kepada statement “minimum pumping loss”, yang mana pihak Yamaha ingin mendapatkan HP yang besar (meskipun ternyata tidak sebesar kompetitor, dan belum lagi soal sunatan massal).
    kalau menurut saya, ada baiknya R25 maupun R3 dibuat CP2 karena hal tersebut akan membuat R25 & R3 menjadi alpha female. yang mana pendekatannya bisa berbeda, misal seperti konsep the best full faired 250cc (dibuat jago akselerasi dari 0-140km/h misal).

    • mas martin, balance shaft utk crossplane jelas butuh lebih besar, utk mengkompensasi firing order CP dibandingkan yg flat plane. Nah ini tentu ada extra cost yang perlu diperhitungkan.

  9. hehe menarik mas, sama salut, pertanyaanya sudah dijelaskan dengan baik mas oleh regis. menarik juga kalau melihat dari pembahasan pak abidin, beliau masih mempertimbangkan untuk investasi besar di segment 250cc, salut juga sih karena masih memperhatikan komentar ig.
    balik ke topik mas, untuk 2 silinder cp, apakah mungkin untuk menjawab kawasaki 4 silinder diberikan cp 2 silinder, dan saya belum tahu firing order dari cp2 silinder, bahkan 2 silinder yang beda setau saya hanya patabi-nya benelli. dan menurut saya hampir gagal,karena 2 silinder, performanya serasa 1 silinder.

  10. Menurut saya ini bisa jadi salah satu peluang cukup besar Yamaha untuk berinovasi. Bila benar2 diterapkan CP2 ke generasi 250 nya yamaha, Yamaha bakal punya ciri khas sendiri yg ga dimiliki kompetitor lain yaitu suara crossplane.
    Ingat om, orang Indonesia lebih suka suara ala2 moge, buktinya banyak yang modif header knalpot dicabang jadi 4 biar keliatan suaranya kaya moge tp hasilnya nihil.

  11. Ga ada om…..sekedar mengkhayal aja ini mah…..wakakakak……mengkhayal mah bebas tanpa batas…..ga bayar lagi……wuakakakaka…….

    🙏 🙏

  12. Semoga trus semangat menulisnya Om.
    Om request dong bahas mengenai sudut pandang orang Indonesia mengenai alasan honda bisa menguasai pasar Indonesia, perbedaan arah pengembangan honda di Indonesia dan Yamaha di Indonesia krn pasti menarik untuk disimak…dan knp Kawasaki jalan nya beda sendiri. Atau boleh juga bahas mengenai tehnik berkendara dari sudut pandang pribadi sebagai pemotor.
    Semangat trus Om, rublik nya selalu menarik untuk disimak.

  13. Masih klasik. Ujung-ujungnya biaya lalu harga jual.
    Tdk adakah opsi dibuat scr terbatas 250 versi crossplane? Katakanlah 200-300 unit per tahun utk pasar global. Setidaknya bisa utk uji pasar, inovasi pabrikan lbh merata, customer terpuaskan..

    • tergantung tekanan dari kompetisi juga ya mas. Saat ini di pasar global tekanan dari Ninja 400 dan RC/Duke 390 cukup lumayan. Di Australia yg saya perhatikan datanya paling tidak.

  14. Seperti biasa om nice article, sampaikan terima kasih saya ya ke anaknya om sudah bertanya hal ini pada pak Abidin hehehe.

    Entah apakah Yamaha Indonesia mau mempertimbangkan hal ini, mungkin harus konsultasi sama Yamaha pusat dulu kali ya biar bisa bikin motor for segmented market khusus wilayah Indonesia seperti CBR250RR (cmiiw om apa betul CBR250RR memang khusus buat Indonesia saja).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s