Semenjak diberlakukan pembatasan RPM pada motor ZX10RR, Tom Sykes, salah satu pembalap Kawasaki mengalami kendala menemukan konsistensi performa. Kadang kenceng kadang pelan. Tergantung track. Nampaknya gaya riding Sykes yang agresif tidak terlalu cocok dengan settingan motor pasca pembatasan RPM yang membutuhkan gaya riding yg silky smooth seperti Rea.
Demi kebaikan Sykes dan Kawasaki akhirnya keduanya berpisah. Kawasaki pun kemudian mendapuk juara British Superbike 2018 Leon Haslam.
Mengapa Leon?
- Leon terbukti konsisten dengan performanya dalam ajang British Superbike. 16 kali naik podium di tahun 2018. Meski ini ajang tingkat negara, namun tingkat kompetisinya sangat ketat dan sudah melahirkan sejumlah juara dunia WSBK seperti Carl Foggarty, Troy Bayliss dan Neil Hodgson.
- Leon yang berusia 35 tahun ini dianggap bisa mengkapitalisasi: memanfaatkan kelebihan dan menutupi kekurangan ZX10RR.
Apakah ini keputusan yang tepat?
Iya, bisa dilihat pada catatan yang ditorehkan Haslam semenjak pra-season testing hingga akhir balap kedua di Thailand. Pada pre-season test di Jerez dan Portimao, Haslam langsung duduk nyaman di posisi 3 dan 4 menghadapi pembalap lain yang sudah lebih berpengalaman dengan motornya masing-masing.
Begitu juga pada saat balapan. Dari 2 seri atau 6 balapan (race 1, superpole race, dan race 2) Haslam selalu berhasil finish antara posisi 3 sampai dengan 5. Hanya sekali ia terlempar ke posisi 15 pada race 1 di Philip Island akibat kendala teknis. Bahkan pada beberapa balapan, Haslam gebuk-gebukan, saling susul menyusul dengan rekan se-tim nya Rea.
Debut yang positif bersama Kawasaki ini berhasil mendudukkan Haslam pada posisi 6 klasemen. Prestasi yang cukup menjanjikan, mengingat tahun 2019 ini para rival tampil signifikan lebih menguat ketimbang 2018.
Goodluck Ron!
Serasa baca novel WSBK, ora koyok moco artikel. Terlalu indah mengekspresikan keindahan seorang pembalap dalam sebuah cerita blog hehehe.
Nikmaaaaaatttt
makasih apresiasinya mas, ga percuma saya angkatan nick carter