Selama hampir 3.5 tahun tinggal di Australia, bisa dikatakan 2 tahun lebih waktu riding saya habiskan bersama Zeus, my ZX10R. Ini tergolong record, karena dengan motor-motor sebelumnya, saya hanya riding berkisar 6-8 bulan.
Sebagai blantik, tentu Zeus sudah saya iklankan sejak dini untuk mengamati pergerakan harga pasar. Hanya selang beberapa bulan Zeus sempat ditawar $1,200 lebih tinggi dibandingkan harga saya beli. Dan pembeli pun (beda negara bagian) sudah DP $500 masuk ke rekening saya. Tapi asli saya galau, ga happy berat. Saat sang pembeli ternyata butuh tempo 1 bulan lebih utk bisa ambil motor dan dia menawarkan utk cancel, saya justru merasa senang, dan saya kembalikan sebagian DPnya. Lega dan bahagia. Norak ya?
Tapi ZX10R memang merepresentasi apa yg saya cari, Ringan, lincah, streamlining terhadap angin, power yg sangat smooth, posisi riding yang neutral dan cocok dengan postur Asia. Harganya juga paling valued di kelasnya, bahkan di Indonesia juga saya rasa begitu. Dan cantik. Kemanapun parkir pikatan garis body dan warna hijaunya sulit diabaikan.
Setelah 2 tahun dan 7000 km kemudian, di awal 2018 saya sampai pada moment dimana saya harus memutuskan apakah sampai selesai PhD saya di Australia saya akan akhiri dengan motor ini?
Pertanyaan ini kian valid karena semenjak banyak beredarnya 2nd hand New ZX10R generasi 5, harga ZX10 generasi ke -4 ini mulai melemah.
Saya juga menghitung opportunity cost, kesempatan untuk mengenal berbagai jenis motor lain yang akan hilang.
Akhirnya saya putuskan dengan berat hati untuk Zeus pergi ke seorang kawan.
Apakah cerita selesai? belum.
Mengetahui saya tetap berkomentar baik dan kangen pada Zeus yg diposting di medsos, si pembeli pun sempat menawari saya utk buy-back Zeus… wahduhh mak… CLBK?
Setelah berpikir panjang saya jawab dengan berat: tidak.
Bon Voyage Zeus! baek-baek selalu dimanapun kamu berada ya..
Ditunggu review MT10 nya Om Leo 😊
siapppp
I hate when “cost calculation” meets passion
realitas hidup
karena eh karena merusakkan pikiran…
http://kobayogas.com/2018/08/17/mengapa-honda-thailand-basis-produksi-global-dan-ekspornya-kuat/
belum bisa jadi kolektor kayak om
dengan kebanyakan motor trennya selalu terdepresiasi, memang bukan langkah yang bijak berlama-lama dengan satu motor. apalagi di atas sudah disebutin soal opportunity cost, jelas kalo sudah eksplorasi seluruh sisi si motor, segera tawarkan ke bursa sebelum harga makin turun
tepat itu dia bro
Aseeekkk…bs review motor ‘baru; lagi neh dr om Leo!^_^
siappppp
sesuai slogan Kawasaki ya om Leo, “Let The Good Times Roll” maunya rolling terus waktu2 indah bersama si ZX10 itu, hahaha
betul mas hehehe
Lah, kirain langsung nyambung ke motor barunya pak. Ternyata ada season 2 kayanya, ditunggu lho pak 😁
hehehe dikit2 yak
Gk sabar episode 2 with MT-10 om
siapppp
hmmm besok gantinya zeus apa nih ? hehehe
https://jipmania.wordpress.com/2018/02/04/suzuki-jimny-ja71-jimny-pertama-yang-menggunakan-mesin-turbo/
Udah ada nama belum om?
Kalau saya di posisi om leo kayaknya bakal sering ganti motor, karna kalau udh balik Indonesia susah punya karna pilihan cukup terbatas
Om leo saran dong.
Saya mau ambil zx6r tp dnger2 th dpan zx6r ada yng baru, mnrut om leo ambil yng skrng aja atau tunggu yng baru th dpan? Apa yng baru ubahannya bnyk dri yng versi skrng om? Thnks.
Yg baru tampilannya lebih segar, beda gwnerasi dg tampilan Ninja 250 yg dianggap terlalu dekat.
Pingback: Mengapa Akhirnya Meminang si Gagah Galak Ganteng Yamaha MT-10? | 7Leopold7
entah kenapa saya seneng motor tapi kalo di adelaide enakan nyetir V8 kok om,,hal yg sulit didapat diindo dan mahal,,disini murah meriah