Kejadian berturut-turut pembullyan dimuat di media social. Yang miris adalah yang terjadi di lembaga pendidikan atau oleh siswa sekolah. Menurut saya jangan heran. Itu hanya cerminan kondisi kehidupan bernegara kita yang penuh dengan praktek pembullyan. Termasuk di jalan raya.
Anda di jalan raya. Siapa yang banyak, kuat, berkuasa dialah yang berhak bertindak semaunya. Aturan? Mbelgedhes!!
Ini tercermin mulai dari kebiasaan pejabat yang semaunya memaksa kendaraan yang sudah terjebak mampet di kemacetan harus menyingkir. Minggir kemana lagi pak? Apakah ini bully? Ya ini bully!
Begitu juga siapa yang banyak dan menang galak. Counterflow di jalan raya? Begitu ketemu teman-temannya udah semua jalur disikat, mengandalkan jumlah. Apakah itu bully? Ya itu bully!
Di Indonesia ini yang penting adalah jumlah atau kekuatan. Soal norma dan aturan belakangan. Setiap kesempatan untuk menikmati kekuasaan, kepada yang dianggap lemah/kalah, itu yang dilakukan.
Itu sebabnya kita bukannya berlomba-lomba menjadi lebih baik, tapi menjadi lebih kuat dan berkuasa. Baik dengan mengandalkan uang, jumlah ataupun kekerasan.
7LeopoldRegis7 
Jangan heran pokok nya kang…apalgi yg disiarin di televisi pun bnyk model bully gtu…
Inalillahi..
http://bikermendowan.id/2017/07/18/line-up-lengkap-bursa-transfer-motogp-jelang-2018/
Aku mesti jadi laper tiap baca komentarmu bro
Maafkan sayah om
Negara wong edan.. Wkakak..
Setuju Om Leo
Wkwkwk mbelgedhes!
Cenderung membenarkan yg biasa, bukan membiasakan yg benar
kebiasaan.. tenggelamkan!
Ketinggalan linknya om
https://indoride.com/2017/07/18/ngintip-yamaha-all-new-vixion-r-warna-hijau-putih-nyentrik-dan-unik-banget/
sebenarnya kasus bully membully itu bisa jadi berasal dari kebiasaan kecil di keluarga dan lingkungan sekitar, secara tidak sadar kita (termasuk saya) dibiasakan untuk menari & tertawa diatas penderitaan orang lain contoh sederhananya ketika ada anak kecil yang terjatuh orang-orang dewasa disekitarnya dengan kompak bukannya menolong tetapi malah menertawakan, hal-hal seperti ini sudah turun temurun & menjadi kebiasaan, akhirnya menjadi mindset bahwa kalau ada yang jatuh ya ditertawakan bukan ditolong, dari situ berkembang ke aksi bullying yang lebih besar seperti yang Om Leo bahas di artikel ini
Pendidikan Karakter, barangkali bisa menjadi salah satu solusi untuk kondisi yang kurang beradab seperti ini. Saatnya Pendidikan Karakter diimplementasikan di semua lembaga pendidikan yang ada di negara kita tercinta ini.
Yang ngebully di dunia nyata kalau diposting di facebook pasti bakal dibully habis habisan. Bahkan hasil akhir yang dialami mereka bakal jauh lebih parah dari yang mereka bully.
Memang tukang bully di mana mana.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/07/18/melihat-peluang-suzuki-di-wsbk-dengan-menyimak-hasil-mereka-di-motoamerica-dan-british-superbike/
wah yang dijalan raya sih ngeri juga, berenti depan garis malah dikatain “maju beg*” kemaren juga di pulo gadung berenti di lampu merah di klakson2, pas dikasih jalan taunya dia mau nerobos lampu, emang udah gila ya orang2.. mungkin ini salah satu alasan kenapa saya pengen banget tinggal di negara yg taat aturan lalu lintas, seperti om Leo yang tinggal di Australia
Ayok sini
Racun 😂
Kyak kalau ada lakalantas. Sy heran semua orang mau berhenti melihat lalu bikin macet. Sy pikir, apa sih yg menyenangkan dr melihat orang kemalangan. Kalau bukan mau menolong dan hanya mau melihat, lebih baik gak usah berhenti.
Sudah bisa (dibully)
Wkwkwk..
Bisa atau biasa
Biasa om
Typo 😀
Saya yg kagum sm fenomena social justice warrior alias tim nyinyir. Nggak malah adem dan bijak malah siram minyak ke api
siapa saja yg memutuskan silaturahmi mereka akan masuk neraka ….. Ngeriii … naudzubillah
Bener, kalau mau direnungkan, banyak sekali perbuatan kita yang bersifat pembully-an, setiap olokan walau sifatnya bercanda sebenarnya nayoritas itu bully
ketika anak TK menjelang masuk SD di tuntut berpestasi setinggi tingginya dengan nilai, bisa nulis bisa baca, apalagi yg diharapkan selain pelampiasan emosi seorang anak yg harusnya menikmati masa bermain dengan riang gembira, berubah jadi anak anak yg agresif, sulit berempati, cenderung mau menang sendiri mengabaikan disiplin, tatakrama yg ikut bergeser gara gara mental anak kecil yg cuma butuh kegembiraan dipaksa untuk belajar nulis berhitung dan harus bisa untuk masuk SD, kentir…
Masuk TK saja ada beberapa yg mensyaratkan anak sudah bisa baca om. Sedih saya 😔
Masuk TK saja ada beberapa yg mensyaratkan anak sudah bisa baca om. Sedih saya 😔
Apa perlu pelajaran tata krama dan moral serta agama sj yg masuk ujian nasional baik pratek dan teori untuk menentukan kelulusan..
hehehe
makanya saya bersyukur tinggal di desa,dan kalopun ke kota jarang2 ke kota crowded,bully yg paling saya rasakan klo ada rombongan moge yg mepet2 ke kita
Di warung sebelah jadi ajang bully antar komentator om…. Klo di sini amaannn… karena yang punya warung ngeri2 sedap…. 😁😁
Saya ada hampir seratus kata yg jadi filter. Begitu nulis kata itu kena moderasi
Syukur bisa ngadem disini.
jadi inget video yang viral tentang pemotor yang marah, banting helm dengan gerakan tubuh seperti mengancam aktivis koalisi pejalan kaki yang meminta penggunaan pedestrian atau trotoar dikembalikan fungsinya untuk para pejalan kaki … saat otot mengalahkan otak, terjadilah bully
Tinggal keluarga yg sehat yg mendukung utk anti ngak mempan di bully, yg tahu akibatnya utk nahan diri membully, jangan kagetan jangan sombong jangan baperan. Itu pembelajaran hidup agar bisa bawa diri tong
Rasa malu yg semakin pudar om
negara bully dan negara nyinyir 😀
Habis dicontohin sama yang di atas. Merasa punya kuasa semena-mena membubarkan ormas tanpa lewat pengadilan, sama persis Senior SMA membuli yuniornya. 19 Juli 2017 adalah HTI : Hari TERSURAM Indonesia.
Setuju om leo. Kalau di Makassar iring iringan mayat yg disertai banyak motor mengusir semua orang. Kan sdh ambil ful satu jalur. Di situ toleransinya. Lah ini mau ambil jalur yg berlawanan arah lalu usir semua kendaraan kuak usir binatang pakai kayu dan semacamnya.
Ga separah jepang pembullyannya kayanya.