Dunia balap berhubungan erat dengan modal. Investasi besar yang telah ditanamkan dalam bentuk produksi akan diuji, salah satunya, dengan performa di ajang balap.
Itu sebabnya apapun (perlu) dilakukan oleh pihak sponsor dan produsen (motor/parts) untuk memastikan produk andalannya menang di balapan. Baik pada aspek teknis (regulasi terbaik, tim terbaik, pembalap terbaik, motor terbaik), hingga aspek non-teknis: pelaksanaan lomba di lapangan. Hampir semua pihak melakukan itu. Bedanya adalah ada yang dengan cara keterlaluan dan ada yang halus.
Begitu juga apabila kita amati pelaksanaan ARRC di musim 2017 ini. Ada beberapa lini pertempuran:
- Penentuan Regulasi dan tambahannya. Regulasi mendefinisikan kondisi bertempur secara signifikan. Regulasi yang menekankan pada kondisi standard pada kelas AP250 secara wajar menyebabkan motor yang diproduksi terakhir dengan spek standard tertinggi yang diunggulkan. Sebaliknya jika dibebaskan, tidak harus standard, motor yang sudah terlebih dahulu hadir yang diuntungkan karena hasil riset balap dan parts kompetisi sudah banyak tersedia. Contoh yang jelas mungkin bagaimana Yamamoto ngotot untuk pindah dari motor Kawasaki Ninja 250FI ke Honda CBR250RR setelah melihat kombinasi performa motor dan regulasi yang digunakan.
- Sponsorship balap. Uang tidak jatuh gedebokkk dari langit. Penyelenggara di tiap negara juga harus memiliki sponsorship yang kuat, agar seri di negaranya bisa berjalan dengan baik. Sementara itu ARRC bukanlah sekelas MotoGP yang berlimpah sponsor di setiap serinya. Sponsor tidak datang hanya dengan uang, tapi juga kepentingan. Yang bisa berwujud tekanan untuk mempengaruhi jalannya lomba. Maklum ini pertaruhan modal yang sudah ditanam. Itu sudah terjadi dengan campur tangan sponsorship local di seri Malaysia, dan terulang lagi di race Thailand. Maaf untuk yang ini nama dan informasinya tidak bisa dishare contohnya. UU ITE sob heheehe…
Pada ajang internasional seperti WSBK ataupun MotoGP pun, politik untuk mempengaruhi lombapun terjadi. Perbedaannya adalah:
- Kompetisi di antara sponsorship menyebabkan tidak ada dominasi sponsorship tertentu di seri-seri tertentu. Sehingga terjadi kondisi check and balance. Dan ini bisa memastikan fairness sampai tingkat tertentu.
- Campur tangan FIM yang besar pada ajang WSBK dan MotoGP. Ini pertaruhan nama besar federasi dan event. FIM memastikan regulasi fair, bahkan belakangan semakin ramah terhadap tim satelit untuk membuat lomba lebih seimbang dan ramai diikuti. Sementara itu di ARRC? Perhatian tidak sebesar itu. Kecuali ada disaster dan protes besar, barulah FIM bertindak.
FIM dan FIM Asia perlu memastikan penyelenggara dan sponsor sungguh menegakkan regulasi secara ketat. Contohnya — yang diduga menjadi sumber masalah di Serie Thailand — pada konsistensi kualitas dan inspeksi terhadap proses scrutiny itu sendiri.
Race butuh uang, dan bersama uang ada kepentingan/politik. Baik di tingkat federasi, penyelenggara ARRC, penyelenggara seri di tingkat negara, sponsor tuan rumah dan tentunya team peserta.
Race, sayangnya, di lapangan tidak sesederhana postulat teknis: Motor terbaik + pembalap terbaik = pemenang.
ARRC memperlihatkan aspek non-teknis/politik bisa dominan dan membuat frustasi. Pada akhirnya ini akan berpengaruh negatif pada kredibilitas dari event dan minat peserta utk ikut lomba.
Nyimak….
http://bakulkangkungjpr1.com/2017/04/16/warna-baru-new-honda-cbr150rmakin-fresh-dan-gagah/
Dear Kanjeng Pembaca sekalian..
Dengan Tangan terbuka, Juragan minta maaf kalo Juragan belum bisa Bikin Artikel mengenai AARC, karena belum dapet Reztu dari yg diatas..
Tp pasti suatu saat Juragan akan bikin Artikel tentang AARC kalo ntar Sesembahan Juragan Juara..
Kapan itu???
Time will tell lagh…
Ciao..😉
Mantap pembahasannya Om Leo.
IMHO, Politik selalu berkaitan dengan konteks kekuasaan, bisa jadi dalam ajang balap, hal ini terwujud dalam sebuah perilaku dari organisasi tertentu untuk dapat memperoleh kemenangan, menjalankan berbagai aktivitas sebagai wujud kemenangan tersebut, dan yang terakhir adalah mempertahankan kemenangan. Politik juga selalu berkaitan dengan penguasaan sumber2 daya ekonomi, baik di sektor publik maupun privat, sama saja. Jadinya politik dalam dunia balap otomotif juga sangat jelas relevansinya terhadap marketing dan sales. CMIIW ya Om Leo. Thanks Om.
Melihat gelaran ARRC kemarin sngguh2 menyebalkan,,tingkah panitia maupun tim balap tuan rumah khususnya yamaha thailand sngguh merusak tontonan balap itu sendiri,,meskipun sy pecinta yamaha tp muak jg melihat kelakuan tsbt,,semoga yamaha indonesia tdk spt itu,,bertarung scr adil dg skill pembalap yg mmpuni dn motor yg kompetitif,,good artikel om leo.btw gmn kelanjutan antony west yg kabarnya mengundurkan diri dr ARRC om??
thai yamaha kok bisa sampai berkuasa bijitu…
Saya rasa permasalahan utamanya ada pada regulasi yg terlalu standar dan menyebabkan kecemburuan pada tim lain …..krn dipastikan motor yg lahir terakhir lbh tinggi speknya……masa sih balapan sekelas ARRC pake regulasi motor standar???haduhhh…..begitulah kenyataanya ..
Kan sudah jelas namanya asian production jdi mesti standar, klo merasa kalah tinggal minta principal buat memperbaiki produknya spti bikin aja sp ato se homogulasi
ARRC gak standar2 amat kok
btw r25 dengan anupab bisa kompetitif melawan cbr didepan, sedangakan herman baz yg pakai cbr juga gak bisa bersaing di depan
emang balap banyak variabelnya, mulai dari motor, pembalap, sama faktor luck
tapi kalau mau kompetitif nayatanya anupab bisa
soal peraturan baru kali ini aturan diprotes sampai sedemikian masif, padahal dulu r25 datang belakangan juga terlalu mendominasi, tapi pernah dengar kawasaki, honda gerak untuk mengganti regulasi?
ok honda bergerak, tapi tidak dengan cuap2, tapi bikin motor yg lebih kompetitif
kalau anda cukup pintar menerjemahkan tajuk dari kompetisi yg pake embel2 AP yg merupakan abreviasi asia production
maka anda sudah dgn sndirinya menyatakan bahwa anda cukup ceroboh telah mengeluarkan komentar demikian
smoga cepet sembuh pnyakit otak dangkal nya
terlalu banyak yg ikut campur ya Om??
jadinya runyam..
ada yang salah sama regulasi standar ? ssp300 buatan dorna aja regulasi standar ko hanya pembatasan rpm dan bobot motor saja yg dibedakan mengikuti besar cc motor.
iya sekarang pada teriak regulasi motor yang terakhir belakang bakalan menang otomatis ?
oke balik ke tahun 2015 saat ap250 diperkenalkan r25 turun sebagai motor baru. yg dominasi ninja sama cbr300, oke regulasi diirubah bobot motor 2 silinder dikurangi r25 berhasil naik podium di losail qatar. puncaknya 2016 r25 mendominasi, ada kah yg teriak regulasi ? nah sekarang siklusnya berbalik ke cbr250rr. bedanya sekarang datang langsung menang, katanya karena motor terakhir jadi otomatis menang unggul regulasi. nah r25 pada tahun 2015 motor baru keluar ikut balap tp gak langsung menang
buat bales komen alex nih
Penasaran regulasi 2015/2016 samakah dengan regulasi 2017?. Baca dari beberapa artikel kayaknya kok regulasi standard-an itu mulai tahun 2017 ini ya? Ada yg bisa kasih pencerahan?
karena saat itu r25 diseting untuk dijual dibawah harga ninja 250, namun dengan performa yang ‘cukupan’ untuk mengalahkan ninja.. mgkin bgitu…
ga usah nyebut tahunnya deh
bgitu kompetisi dikasi judul AP asia production
ya regulasi dan code of conduct yg dirumuskan para ahli- konsultan pnyelenggara tidak akan jauh2 dari visi misi pnyelenggaraannya (yg direpresentasikan dalam tajuk berupa embel embel AP)
dan jika anda sedikit saja lebih cerdas dari apa yg sudah anda sebutkan dalam komentar maka anda akan paham bahwa komentar anda itu useless.
knapa ributin regulasi di tngah jalan?
instead of bikin refreshment pada unit yg digunakan lomba
katanya yamaha kipas2 dolar
apakah ngga cukup utk R&D,
atau jangan2 dolar yg dimaksud dolar Namibia negaranya umuvwvwe osas
terus tentang kasus west kemarin om leo jika itu tembus ke FIM, lalu ada semacam penyelidikan ke ARRC. apa bisa misalnya ARRC di hukum atau bahkan ditutup gelarannya dan pihak” yg campur tangan ke ARRC bakalan kena banned.
Pokokya yamaha itu segalanya…#kataalexdiatas,
Karena sesembagan alex adalah yamaha..
Dan mungkin panutanya kanjeng tri, dan si alex liatnya di blog laen soalnya kanjeng tri ga bahas arrc..
Wkwkkwkwkk
#anebukanfensboi
Kalau ga ngerti peraturan 2016 dan 2017 mending diem aja deh …..
kalau ga ngerti apa makna asia production
shut davuck up jg buat elo
Emang apa sih makna asian production itu ?? Untuk atas saya
Soal ny saya ga cerdas2 amat, trus regulasiny gmn? Sjk kelas ini dibuat apa regulasiny sama sampai skg ???
Bisa kasih pencerahanan ga ??
Base on race 1 buriram, r25 Anupab imbang kok ma cbr250 Gerry dan Yamamoto. Tergantung “keberuntungan” manuver last lap/corner aja. Yamamoto last lap terlempar dari 1 ke 4 (cmiiw). Khas manuver pembalap2 muda pemula
Pembalap dgn motor dan timnya jadi bahan buat yang berduit
kenapa juga gak ada yang curiga (sampai protes) sama motornya Anupab Sarmoon. padahal paling kenceng diantara R25 yang ikut,
Thai Yamaha membully veteran motogp yg sama-sama bawa R6.
Motor standard keluar belakangan ngak selalu akan jdi gampang menang jga. Tetep skill pembalapnya berperan. Bisa jdi CBR250RR chassis geometri nya lebih mudah utk setup suspensi. Posisi titik berat masa motor ke bagian depan (frontend) yg tepat, grip depan jdi lebih lengket dibawa miring di tikungan. Dan daya fleksibilitas lateral frame berperan jga sebagai suspensi meredam goncangan pas motor ffull miring. Dg itu motor nurut dan stabil di tikungan kecepatan sedang-cepat. Mudah menjaga posisi tetap di line, ngak bikin nervous pembalapnya.
Klau faktor power beda 2-3 HP keadaan standard di rpm maksimum ngak begitu jdi modal kemenangan. Kecepatan masuk/keluar tikungan yg menentukan kemenangan & lap time. Handling mantap dan torsi utk akselerasi cepet.
Peraturan bolehkan porting dan ganti cyl head gasket. Ada potensi sedikit dongkrak HP lgi dri cyl head porting dan naikan rasio kompresi statik.
2.3.23 Cylinder Head.:
– Surface polishing is allowed.
– Gasket is free.
– Porting is permitted
kalo udah gini level balapan asia tidak akan berkembang, mending yang bener2 mau ke kelas internasional, ke balap eropa, tapi lagi2 modal jadi kendala, ga semua mampu
serba salah ya
(kasihan Anthony West)
Mngerikan memng ya om! Tapi sekali lagi konsep dari balapan khn bukan sinetron ato reality show!
Harusnya semua yg ikut sudah siap mental,dan sepaham dgn itu!
Ugh..uu ite kdng memng nyebelin
Tinggal keinginan penonton bagaimana. Suka lihat motor hebat menindas motor lambat atau suka lihat close race gontok gontokan.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/04/17/lebih-efektif-mana-antara-meningkatkan-dan-memperbaiki-fitur-keselamatan-motor-atau-buat-kursusan-safety-riding/
om bs dibahas masalah top 3 finisher scrutinering, sama scrutinering yang diminta oleh tim lain, aturan dan prosedurnya gmn, matur tengkiu
Nyimak Om..
Pertanyaan saya sebernya simple. Apakah gelar di ARRC dapat mendompleng penjualan motor bersangkutan secara signifikan? misalnya bisa, maka pabrikan seharusnya bukan teriak teriak regulasi. Yaaaa update aja motor nya dan homologasi. Biaya riset mahal? loh kan gelar ARRC bisa balikin modal yang dipake pabrikan buat riset motor barunya. as simple as that. hehee
saya kira prestasi di balap memiliki efek marketing bagi calon pembeli yang memang race-oriented, dan sebagian yang ingin terlihat racy. Tapi bagi mayoritas calon pembeli, efeknya tidak sebesar kelompok yang pertama tadi.
menurut kang taufik tmcblog regulasi th 2016 dan 2017 gak ada bedanya kok…kalau ada yg nyalahin regulasi y kebangeten…
lagian sederhananya saja kalau “memang benar” regulasi 2017 mengebiri regulasi 2016 kok lap timenya semakin cepat sekarang….jadi apa mungkin ?
Regulasi yang menekankan pada kondisi standard pada kelas AP250 secara wajar menyebabkan motor yang diproduksi terakhir dengan spek standard tertinggi yang diunggulkan. Sebaliknya jika dibebaskan, tidak harus standard, motor yang sudah terlebih dahulu hadir yang diuntungkan karena hasil riset balap dan parts kompetisi sudah banyak tersedia
========================================================
semoga anda membaca point ini, siapa yg paling untung dan di rugikan dalam hal ini, pabrikan mana yg bisa merubah regulasi? ya yg lari dari IRS pasti nya
Mmm…. mungkin kalo saya coba mikir diluar hal2 teknis dari artikel om leo dan komen dari temen2, saya lebih berat ke pangsa pasar dari ARRC sendiri,maksud saya adalah penoton dominan balap ini.
Ya ibarat sih kayak orang2 yg upload video di youtube dengan judul yg diharapkan jadi daya tarik viewer.. pemasukan dari sisi itu justru paling dominan kan?
Gue kok tetep kagak mudheng, jadi anthony west itu pihak yg dirugikan apa emang dia salah.
Jdi pertanyaan mengapa Yamaha & Kawasaki ngak bikin motor sport 250cc lngsung ke zona batas antara balap dan jalan raya. Apa karena kurang riset ya? Tpi sy sangsi jga kalau itu jdi faktornya. Krena teknologi balap sperti motogp & WSBK udh sampei puncak. Mulai dri engine, chassis, suspensi, elektronik dll. Yamaha & Kawasaki spertinya susah kalu dibilang defisit teknologi di motor sport 250cc nya.
Sama seperti Honda CBR1000RR dulu kalah performa di sirkuit, Tpi jdi lain cerita utk jalan raya dimna motor justru punya keunggulan, handling yg mudah, stabil, power delivery yg linear walaupun masih analog belum ada bantuan elektronik.
CBR1000RR kurang performa di sirkuit bukan berarti wktu itu Honda kalah teknologi dg pabrik lain. Memang motor sengaja di rancang utk utamakan.pemakaain jalan raya.
Begitu jga skarang motor 250cc Yamaha, Kawasaki kalau kalah unggul disirkuit bukan berarti teknologi mreka udh mentok. Terutama R25 gap nya masih bisa deketan di Thailand kemaren.. Bisa jdi kurangnya R25 pd fchassis geometri, dan itu mungkin jdi keunggulan CBR250RR skrng di tikungan medium-high.
Mungkin ada pendapat lain?
Artinya dengan beberapa aspek yg dijelaskan om leo di atas, meskipun race ARRC digelar di indonesia tetap ada kemungkinan terjadi seperti yg di thailand?
Tuan rumah selalu dalam posisi yg lebih diuntungkan
Balap, dasarnya adalah kompetisi, artinya berlomba-lomba dalam menghadirkan part kompetisi yang terbaik, ARRC saya melihatnya adalah sebuah kemunduran
http://elangjalanan.net/2017/04/24/download-video-motogp-austin-2017-marquez-akhirnya-juara/
Pingback: Perlukah Dibuat Dua Kelas (Stock dan Non-stock) 250cc di Gelaran ARRC? | 7Leopold7