Ini Dia Test Ride Versys X 250 ala 7Leopold7!

 

Wuahhh!!!!

Begitu perasaan saya saat turun dari Versy X 250. Masih dengan adreanaline yang terasa mengalir di lengan. Udara dingin jalur menuju Bromo seperti tak terasakan.

Jujur saja, saat pertama lihat motor ini, saya datang dengan skeptisme.

Adventure kok kelas 250cc?

img_2358

 

 

 

ERGONOMI

Saat naik, kedua tapak kaki menjejak dengan baik ke tanah (174cm, Riding boots). Baru kali ini naik motor adventure ga pake jinjit hehehe…

Ini membuat perasaan jadi lebih pede. Posisi lengan relax ke depan, hanya membentuk sedikit sudut ke bawah. Ruang kaki luas, sudut pada lutut juga nyaman.

Mencoba berdiri alias standing position, posisi stang cukup tinggi sehingga torso (batang tubuh) tidak perlu membungkuk. Dan tangan bisa menggengam handle bar cukup baik. Penting posisi ini untuk adventure.

 

IMG_2369.JPG

 

ENGINE

Ini skeptisisme ke dua, kok pake engine Ninja250FI?

Tapi ternyata saat dicoba, kebetulan cukup familiar dgn Ninfi sebagai salah satu owner pertama, mesin ini punya karakter yang berbeda. Mesin terdengar halus. Vibrasi minimal, lebih minim dibandingkan Ninja 250FI. Ringan berkitir ke 13,000 RPM tanpa hambatan di tengah.

Saat saya geber, terasa nafas pada gigi 1 dan 2 lebih berisi dan panjang ketimbang kakaknya Ninja 250FI. Saya ga yakin ada perbedaan engine mapping yang signifikan dibanding Ninfi. Maklum cuma 250cc dengan konfigurasi bore x stroke yang sama. Tapi ini mungkin lebih pada taller gear ratio di gigi bawah.

Kombinasi nafas yang panjang dan karakter mesin Ninja250FI yang smooth ala tourer membuat riding terasa lebih predictable dan tidak melelahkan. Pada saat cornering pun kita jadi lebih yakin karena lepasan tenaga halus rapat. Tidak nyendal kalau istilah jawanya.

Kalau teman-teman terbiasa dengan Ninja250FI dan jalur cikidang, tentu hapal dengan kebutuhan untuk sering pindah gigi agar bisa mendapatkan torsi maksimal saat melibas kombinasi tanjakan dan jalan rata (1-2-3). Dengan Versys X ini terasa torsi berisi terus dan lebih panjang.

gp011335-002

Kecepatan ke atas 100km lebih cepat diraihnya

 

SUSPENSI

Nahh ini menarik, suspensi depan empuk dengan travel yang panjang membuat compression (tekanan saat menghadapi benturan) dan rebound (pelepasan tekanan setelah benturan) lebih nyaman dan membuat kita tidak kehilangan control atas ban depan. Ini dibantu dengan diameter ban depan yang lebih besar dan velg jejari tentunya. Selama test ride, saya sengaja mencari lubang di jalan agar bisa merasakan ayunan suspensi depan. Kebetulan di rute ini tersedia cukup variatif, umumnya berukuran sedalam martabak telur spesial tumpuk tiga hehehe jadi lapar sob.

Kita bisa merasakan stang sepersekian detik turun tapi kemudian naik lembut lurus tanpa mengganggu kendali.

Suspensi belakang, lucunya, atau mungkin untungnya, justru cenderung stiff, kaku (untuk ukuran adventure). Jadi jika melewati jalan rusak pada posisi kosong (tanpa load dan boncengan), terasa hentakan di belakang. Namun, saat test ride dimana lebih dari 80% adalah kondisi jalan normal penuh tikungan, suspensi belakang yang cenderung stiff justru membantu sector belakang motor terkontrol dan ikut dengan menurut. Tidak bergoyang atau lari keluar. Kombinasi yang menarik.

Pada kecepatan medium-tinggi di atas jalan yang bumpy, suspensi membuat motor relatif menjejak pada aspal untuk menjaga kendali akan motor (lihat video).

 

HANDLING

Saat duduk di atas motor, posisi handlebar dan windshield membuat motor ini terasa tinggi. Tapi sebenarnya ini adalah adventure terendah yang pernah saya naiki. Paling bersahabat dengan ukuran tubuh orang Asia.

Dan ini. Dan ini. Berpengaruh sekali di jalan raya. Pada umumnya motor adventure memiliki centre of gravity (titik tengah gravitasi) yang tinggi. Ini menyebabkan pada saat flicking (berpindah sisi saat cornering dari kiri ke kanan dan sebaliknya) terasa ada perpindahan massa yang harus dikontrol. Banyak latihan atau terbiasa dengan motor, flicking akan terasa lebih alami. Tapi dengan Versys X yang teknologinya sangat sederhana ini (dibandingkan kelas dewa adventure), flicking terasa mudah.

Centre of gravity yang rendah memungkinkan kita berpindah sisi, melahap tikungan dengan sangat ringan. Derajat perpindahan massa sangat minim. Bahkan relative lebih nurut dibandingkan Ninja 250FI.

GP020014-002.jpg

Catatan: Kita bisa menggunakan counter-leaning untuk jalur berliku pendek cepat. Counter leaning adalah mengarahkan posisi tubuh ke arah kebalikan motor untuk mengkompensasi keseimbangan. Namun ini tidak recommended pada tikungan panjang dan dalam karena posisi motor lebih rendah daripada seharusnya.

SAYA CURIGA: Kawasaki melakukan perubahan diam-diam yang menyebabkan Versys X ini malahan lebih mudah belok dibandingkan Ninja 250FI yang sudah berusia hampir 5 tahun. Gejala understeer yang umumnya terasa di NinFI di tikungan sempit, terasa sekali berkurang.

PROs:

  1. Tinggi motor yang sangat bersahabat dan membuat lebih banyak biker bisa menaiki motor ini
  2. Handling saat cornering yang ringan (dan sepertinya lebih baik dibandingkan NinFI). Versys X bukanlah sekedar Ninja250Fi yang direpackage. Ada selisih 5 tahun teknologi yang diterapkan pada Versys X.
  3. Karakter tenaga yang padat gigi 1-2 namun minim vibrasi
  4. Kapasitas tanki full to empty bisa mencapai 425 km dengan asumsi 25 km/liter
  5. Bentuk dan material seat yang nyaman untuk long range riding

CONs:

  1. Desain yang belum biasa di Indonesia. Mungkin kalau menggunakan dual lamp seperti New Versys 650 atau Ninja250FI akan lebih masuk ke selera pasar. Ini juga akan membantu kelompok biker yang masih senang dengan tampilan sporty untuk pindah ke adventure. Kawasaki perlu pertimbangkan ini di edisi revisi.
  2. Knalpot standard yang terlalu patuh dengan aturan emisi dan mengekang potensi tenaga di kitiran bawah-menengah. Perlu dipertimbangkan mengganti dengan aftermarket hehehe..
  3. Pannier bawaan versi tourer yang sepertinya tipis.

gp011335-005

KESIMPULAN:

Versys X tidak ditujukan untuk menantang para raksasa adventure di kelas maha diatasnya – range harga 500-800 juta. Tapi untuk harga 60-70 juta, motor ini akan pergi kemanapun mereka pergi di Indonesia. Bahkan mungkin bisa lebih jauh jika sama-sama pergi tanpa safety car atau support car.

Motor ini tidak ditujukan, dan mungkin tidak menarik, bagi biker pemula yang levelnya poser. Blink-blink, clink-clink, no touring.

Motor ini didesain untuk mereka yang lebih menginvestasikan uang dan waktu dalam hidupnya untuk pergi menjelajah tempat yang menarik, berkenalan dengan teman baru, berusaha menjadi biker yang lebih matang dan baik. Untuk mereka, Versys X adalah pilihan adventure terbaik yang ada di pasar saat ini.

72 thoughts on “Ini Dia Test Ride Versys X 250 ala 7Leopold7!

  1. Wahh jadi ngilerrr… Dari awal kepingin versys 650.tp masak baru ambil z8 lgsg nambah lagi versys650.. Bisa di “pecel” ..hehe.
    Kalau ambil yg x250 gimana ya? Secara touring benernya gak perlu tenaga terlalu besar krn kondisi jalanan juga unpredictable.. (Macet, lubang, pasir, dll). Cuma kebiasaan pakai z8 apa iya masih exited naik 250 lagi? Ada saran om Leo?

  2. “Selama test ride, saya sengaja mencari lubang berjalan agar bisa merasakan ayunan suspensi depan”

    emang ada ya om lubang berjalan? 😉

  3. Ahhh..Thank you om Leo ,review-nya trnyta tdk meleset jauh dr y sy bayangkan.Yg pasti trnyta cocok dgn kebutuhan sy yg suka ngebolang,sy pikir unit ini sdh cukup mewakilinya , ,,hehehehehe…Msh berharap suatu saat bisa ngobrol asek ambil ngopi sm anda…
    Akhirnya sy kubur impian buat Minang yg 650cc.hehehehe…

  4. Mas leo, aku baru berkunjung ke blognya ni lgsg disuguhkan dengan versys 250 yg mrupkan motor turing yg sangat saya suka semenjak perkenalannya kemaren.. reviewnya sangat saya tunggu2. Melihat videonya kesemsem saya lihat kemampuannya. Mas, saya mau sekalian nanya krn mas leo pasti sudah merasakan big bike touring juga.
    1. Untuk menjelajah yg sangat jauh misal 2000 km lebih enakan yg 250 atau 650 mas?
    2. Untuk konsumsi bensin, dengar dengar yg 650 ulasannya berkisar 21 km/liter. Trus pernah denger ninja fi 250 juga 21-25 km/liter. Apa iya bisa sama mas konsumsi bbm nya?
    3. Saya ngebayanginnya, cc 650 bakal memberikan torsi bawah yg lebih nampol dibandingkan cc 250, jadi tidak perlu buka gas terlalu dalam motor 650 sudah ngacir bgt sehingga bisa lebih hemat, apakah pemikiran saya bener mas?

  5. Motor ini cocoknya untuk yang suka perjalanan jauh dan masih suka modif motornya adventure wannabe.
    Misalnya megapro modip turing, matic atau bebek yang suka modip2 turing dan suka jalan ke pelosok.
    Jadi lebih cocok bagi yang masih punya motor under/sama dengan 200cc dan ingin naik kelas tapi tetap motor adventure dengan tujuan meningkatkan jam terbang petualangan bermotornya.

    Buat yang udah punya moge adventure, mending buat pergi aja duitnya daripada beli motor gini, hehe
    Rugi kan punya motor adventure masih kesitu-situ aja.
    Salam.

  6. sy buka indomotoblog.net. di TMCBlog ada review verys 250 ini. bukannya saya buka, malah sy cari blog om leopold dulu. semoga om leopold juga ada tulisannya. dan ternyata ada. Yeaaayyy….

    saya selalu suka tulisan om leopold. Terus nge-blog yah om……….

  7. Maaf OOT.
    Mau tanya Bang Leo, ini motornya setelah di kuras habis2an waktu test ride, biasanya apa langsung di scrap atau dijual dengan status second di kemudian hari ;D
    Kan sayang kalo mulus2 gini, di scrap ;D

    • Inilah bedanya komentar yg ngerti dan gak ngerti motor. Motor trail off road sama adventure-tourer jelas beda segment dul. Harga Husqvarna TE/FE 250 itu seharga 2 Versys X 250 di Indonesia. Husqvarna 450-501 seharga Versys 650. KTM harganya kurang lebih sama. Itu motor trail dipake buat lompat lebih dari 2 meter keatas. Kalo ancur, kite beli baru lagi. Dasar anak bawang!

      LEO: Diskusi tetap santun disini. Tidak perlu menyerang pribadi. Itu tanda kematangan kita sebagai pribadi.

  8. Om Leo, gimana caranya supaya bisa memberikan penilaian objective ketika test ride motor yg enginenya lbh kecil dari motor yg biasa om Leo bawa? Soalnya kalo liat motovlogger2 indo, rata2 kalo test ride motor yg mesinnya dibawah motor mereka, komennya jd kaya kurang objective. Krn feeling yg paling berasa adalah ‘underpower’ ya. Mhn pencerahannya om Leo. Maaf sblmnya.

    • sejak awal kita harus sadar kita punya bias/subyektifitas. Itu yang harus disadari. Sesuaikan mindset dengan motor yang akan di test. Lewati fase eksistensi diri (ah gw biasa pakai yg gedean/kerenan).

  9. Kelemahan utama versys x250 adalah ban yg masih tube. Sangat merepotkan buat yg suka turing.
    Tadinya saya berniat ganti z250 ke versys x250, tapi batal karena persoalan ban.

    • ada bener nya bro… tapi menurut saya pasti ada kelebihan dari pelek dan ban ini yang akhirnya d sematkan ke motor adventure tourer dan rata2 motor adventure ya emang gini ban nya… cuma kalo emang kebutuhan nya lebih banyak city ride mungkin emang jadi masalah sih bro… apalagi ranjau paku dmana2…

      g kebayang dorong motor 250 cc di tengah kota nyari tambal ban… -_-

      mohon pencerahannya om leo… apalagi kalo ada new artikel dgn gaya bahasa nya om leo ttg ban ini pasti maknyus nih…

    • Tinggal ke tukang stel velg ato ke tukang tambal terdekat aja om. Biasanya dah pada tau gimana caranya bikin spoke wheel jadi tubeless. Ane juga dah nyoba n dah 3 taun lebih aman.

  10. Mas Leo, sy numpang tanya. Dlm kecepatan diatas 80, windshield ini membuang angin kemana? Leher atau di atas helm?
    Lalu apakah di kecepatan tinggi, windshield ini menghasilkan suara berisik berlebih krn angin?

  11. Halo om Leo,

    Salam kenal saya Akbar, sengaja buka lagi tulisannya tentang Versys 250 karena mau bertanya.. Hehehee…

    Tadi siang sama istri kebetulan ada waktu maen2 ke dealer mulai dari kawasaki, honda, sampai yamaha

    Rencana mau ganti motor harian diatas 200cc (dipakai berdua boncengan) rute pasar minggu – salemba PP, syarat dari istri sih cuma 1:
    – Istri saya minta porsi jok buat dia wajib nyaman.

    Dari semua pilihan kawasaki, honda dan yamaha menyisakan 2 model, yaitu versys 250 tourer dan CB500X nah (kan)….

    Ada saran om?
    Pertimbangan saya hanya 2:
    1. Ini motor harian berdua, sehingga model naked/ tourer saya pikir akan nyaman (kalau buat sendiri mungkin beda lagi)
    2. Membandingkan Versys 250 dgn CB500X memang bukan tempatnya, tapi memilih CB500X kawatir terlalu berlebihan untuk harian

    *harga CB500X insyaAllah tidak masalah hanya nunggu few months lg saja sampai dana cukup.. Hehehee….

    Terimakasih om Leo… Moga bisa bantu jawab.. Hehehee….

  12. Kalo bisa beli yg gede ya beli yg gede aja sekalian mas…..

    Waduh sebelumnya sdh 80% yakin akan beli ini, dilihat dari harga dan kemampuan motor. Tapi begitu ada kalimat ini kok ga yakin lagi. Saya senang turing. motor yg pernah dimiliki dan sering dibawa turing r25, KlX 150BF dan terakhir ninja 650F yang saya modif turing. Tetap kurang pas krn bgitu handle bar naik, kaki tetap nekuk, dan tenaga meledak ledak. Cape bawanya. Jadi mohon saran Bang Leo, versys 250 atau nabung utk versys 650. Trims

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s