Membuktikan Apa Perbedaan Riding Mode Honda CBR250RR Diatas Mesin Dynotest (Part 1)

Honda CBR250RR sudah mulai didistribusikan ke konsumen. Saat yang tepat untuk menggandeng jagoan terbaru kelas sport 250cc ini ke atas panggung Dynotest dengan tiga tujuan:

  1. untuk mendapatkan data perbedaan dari ketiga riding mode (Artikel Part 1)
  2. untuk mendapatkan data perbandingan dengan sport 250cc twin silinder lainnya (Artikel part 2)
  3. untuk mengetahui karakter knalpot aftermarket yang cocok dengan engine CBR250RR (Artikel part 3).

Sabtu sore ini saya pun nongkrong bersama para punggawa Sportisi (mas Bram, Mas Koko) dan jurnalis kawakan dari Otomotif, kang AAN untuk melaksanakan misi ini dengan menggunakan motor Unit Test dari AHM.

Motor di run beberapa kali 5-10 kali di setiap riding mode untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk menjaga temperatur mesin tetap optimal big fan dinyalakan plus saya membantu menyemprotkan semburan halus air ke radiator untuk membantu pendinginan.

Dan hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

1479550418_hasil-dyno-all-new-cbr250rr-versi-otomotif

Ternyata memang ada perbedaan pada karakter dan besaran tenaga yang dihasilkan dari 3 riding mode:

  1. Pada riding mode Sport dan Sport Plus, tenaga tetap menanjak naik dengan sudut tajam hingga pada titik tertinggi 31.06 HP (Sport Plus);
  2. Sementara pada mode Comfort, meskipun tenaga naik, namun mulai RPM 8,700 grafik lebih melandai dan tenaga tertahan di angka tertinggi 28,98 HP;
  3. Jika diperhatikan data AFR (Air Fuel Ratio), nampak pada RPM bawah ketiga riding mode sama keringnya (rasio kandungan BBMnya rendah). Namun pada saat RPM melonjak ke atas, pada mode Sport dan Sport Plus, AFR menjadi lebih basah/kaya/boros. Ini salah satu faktor yang menyebabkan tenaga menjadi lebih meledak di putaran atas (pada mode Sport/Sport +). Tentu harus melihat parameter lain seperti derajat pengapian  yang mungkin juga diset oleh ECU lebih progresif salah satunya. 
  4. Pada Comfort Mode, ledakan tenaga atas tidak dibutuhkan, sehingga AFR pada RPM atas dikunci tetap lean/kering/irit dan tenaga tertahan.

Kesimpulan:

Masing-masing Riding mode pada CBR250RR memang memiliki perbedaan karakter dan besaran tenaga. Tentu karena kapasitas mesin hanya 250cc, perbedaannya tidak sesignifikan mesin ber-cc lebih besar seperti 600cc atau 1000cc. Pada CBR250RR, perbedaanya sebesar 2,2 HP pada titik tertinggi masing-masing mode.

Buat saya sendiri sih, riding mode standard CBR250RR ya yang Sport Plus. Itu real, standard power.

Manfaat dari adanya Comfort Mode adalah, salah satunya, untuk mengunci tingkat AFR pada agar supply fuel tetap lean/kering sehingga tenaga mesin tertahan dan bensin relatif lebih irit dalam kondisi yang tidak membutuhkan ledakan tenaga atas: macet, in-city riding, nganter calon mertua ke pasar.

15078786_1161509617279005_4187673583472958412_n

 

Terima kasih untuk Kang AAN dan Otomotifnet.com, saya sdh boleh ngintip tes nya 😀

Juga untuk AHM untuk pinjaman motornya, dan Sportisi untuk semuah-muahnya.

70 thoughts on “Membuktikan Apa Perbedaan Riding Mode Honda CBR250RR Diatas Mesin Dynotest (Part 1)

    • Apakah sudah ada Info dari Kawasaki untuk kelahiran ZX25R? lebih dari 10 orang rekan saya masih menunda beli CBR250RR krna menunggu kawasaki.

    • Kemungkinan begitu. Krn sepengakuan AHM ini kan compact engine yg brarti sensitif sama panas. Kl dikipasin dr depan minimal pake kipas sate bakal beda hasilnya.

    • tul juga ….mestinya ada kipas di depan buat simulasi kelajuan motor …..tp malah rumit jadinya, krn mesti menyesuaikan bukaan gas juga 😀

    • Hehehe bro di ruang Dyno itu ada dua kipas besar standard industri yang semenit bisa membuat masuk angin. Plus satu kipas langsung ke radiator.

    • hehe…. tapi kayaknya butuh pembktian saja di lapangan. perkara angka kok saya pikir hal yg sudah pas kalo om leo yg tes dyno, hihi

  1. Makin penasarn aja ma ni cbr…

    Andaikata seumpama next ninja 250 dam new R25 dikasih fitur 3 mode riding kyk gni apakah muntahannya juga sama2 kisaran 30hpan om (mode boros) buat jaga keawetan mesin?

    Sadis nih cbr tggl tgg knalpotnya jd tmbh brp

    Josss cbr dah

  2. Nitip konsumsi bbm real dari ke 3 mode riding om…misal 1 mnggu bertahan di mode comfort trus 1 mggu k2 mode sport dst…

    Kira2 brp persen perbedan ato selisih tgkt keborosannya…

    Ma maping ecunya misal derajat pengapiannya disetiap modenya

    Juosss cbr 250

    • dari artikel wak haji sama iwb bisa mengganti mode riding saat jalan tapi gas harus ditutup untuk mengaktifkan riding modenya. kalau belum ditutup belum aktif dan tampilan riding modenya kedip-kedip.

      ===================
      yah telat, ternyata ada sayembara

  3. wees, berarti udah simulasi macam motor gerak lah. jadi ya sudah jelas bahwa top power segitu. dan sudah jelas ini unit milik om leo sendiri, hihi, tdk perlu ditanyakan lagi dach.

  4. Om mau nanya kalau pakai rbw itu bisa gak ya handlenya longgar seperti yang pakai tali gas kalau d sering d putar sampai habis?
    Newbie dalam hal beginian
    ._.

  5. Om Leo,kan sudah pernah coba Ninja,R25,dan sekarang All New CBR 250. Apa yang membuat perbedaan jika dulu mengendarai Ninja trus ke R25,dan sekarang dari R25 ke CBR 250? Secara garis besar aja om,biar kami sebagai orang awam yaa kurang lebih punya gambaran jika ingin membeli motor 250cc kedepannya,tks om

  6. motomazine pada November 20, 2016 pukul 2:18 am berkata:
    Kasihan mertuanya kang..wkwk

    Leopold S
    pada November 20, 2016 pukul 2:19 am berkata:
    hehehehe kalau beringasan bisa dipecattt

    Kobayogas
    pada November 20, 2016 pukul 2:26 am berkata:
    kasian duduknya kamsudnya ombroh wkwkkwwk

    motomazine
    pada November 20, 2016 pukul 2:45 am berkata:
    Nah itu yang justru lebih horor kang

    Leopold S
    pada November 20, 2016 pukul 9:18 am berkata:
    yaa kan kalau masih calon mertua bisa jadi calon istri.

    Waww4n pada November 20, 2016 pukul 3:09 am berkata:
    nganter Camer ke pasar pke 250RR ? …..kayaknya camer mantan lady biker yaa

    Leopold S
    pada November 20, 2016 pukul 9:29 am berkata:
    hahahaha calon mertua yg kepasar kan ga mesti yg perempuan bro

    ===================================================

    Leopold S
    pada November 20, 2016 pukul 9:18 am berkata:
    yaa kan kalau masih calon mertua bisa jadi calon istri.

    Leopold S
    pada November 20, 2016 pukul 9:29 am berkata:
    hahahaha calon mertua yg kepasar kan ga mesti yg perempuan bro

    ===================================================

    ternyata, ada yang kelepasan ngomong jujur…, :ngacir:

  7. Titip tanya pak Leo, kl versi ABS ganti ukuran velg+ban lbh besar bisa atw tidak pengaplikasiannya, dan atau perlu kalibrasi ECU jg kah klpun bisa, mengingat ABS punya bnyak sensor2 yg sdh disesuaikan balance dgn velg+ban standar bawaan pabrik, mohon bs dibuatkan artikel mengenai modifikasi kaki2 cbr250rr, terutama tapak lebar, tq.

  8. wah kirain punya om leo..klo pinjman masih ada yg ngedumel om.. krn gk murni punya konsumen..
    contoh nya yaa polsusblog yg dpt r25 power 29hp

  9. saya suka blog ini,selain informatif dengan bahasa yang lugas , netral dan juga karena ada kalimat sakti yang suka hilang di beberapa blog.
    “ntuk melaksanakan misi ini dengan menggunakan motor Unit Test dari AHM.”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s