Bangun pagi. Diputuskan rombongan tetap dipecah dua. Maklum rombongan kedua dari Pontianak baru masuk hotel tengah malam. Tentu butuh istirahat lebih. Murray, saya, Vito dan Hendri Pontianak akan berangkat duluan.
Tapi sebelumnya kami bersama Ketua YROI Lamandau, bro Didien beserta member dan juga perwakilan dari Honda Verza Club Lamandau akan singgah di Dealer Yamaha Duta Indah Lamandau untuk silaturrahmi dengan Panti Asuhan Annur.
Dealer Yamaha Lamandau ternyata luas dan megah. Tiba di lokasi, bro Murray menggunakan kesempatan untuk cek ringan R25nya. Ternyata selepas dipakai nyentul, filter udara lupa dipasang lagi. Hehehe jagoan tenan.
Kamipun kemudian ngobrol-ngobrol ringan dengan pak Haji Ahmad, pimpinan panti asuhan. Ternyata beliaupun penyuka motor dan bercita-cita linta Kalimantan sama seperti kami. Namun tugas melayani dan membina anak-anak yang menjadi tanggungannya menyita waktu dan perhatiannya. SALUT pak Haji!
Tidak lupa kami menyerahkan sedikit bantuan untuk panti asuhan, tidaklah seberapa namun semoga bermanfaat.
Siap2 gasss jam sudah menunjukkan pukul 10.45. Lumayan, bakalan masuk Palangkaraya saat gelap nih. Perjalanan Lamandau-Sampit-Palangkaraya diperkirakan memakan waktu sekitar 6-7 jam perjalanan. Dan langit mulai berawan.
Dilepas dengan doa oleh pak Haji dan pihak dealer, rombongan Yamaha For Borneo pun meninggalkan Lamandau dengan didampingi bro Didien beserta anggota. Pom bensin selepas Lamandau ternyata habis pertamaxnya. Kita pun beli eceran pertamax yang banyak dijual 20 meter dari pom bensin 😀
Perjalanan dimulai menembus ratusan kilometre belantara Sawit. Perbedaan kontur jalan raya mulai terlihat disini. Meskipun jalanan relative mulus, namun kurang lebih 5% rute terkontaminasi tumpahan dan ceceran CPO (crude palm oil) yang perlu diwaspadai. Terutama saat cornering, pilihlah line yang berbeda dengan garis tumpahan CPO karena licin. Pada beberapa tempat, titik tekan ban truk juga membuat jalur aspal berbeda ketinggian. Untungnya kami lewat jalur ini saat terang hari dan tidak hujan.
Perhentian pertama: Simpang Runtu. Kurang lebih 1 jam selepas Lamandau. Ini adalah pertigaan besar yang memisahkan jalur antara tujuan Sampit dan Pangkalan Bun. Kesempatan dipakai untuk hidrasi, minum karena temperature mulai naik.
Di titik inilah kawan-kawan Lamandau berhenti menghantarkan dan harus balik kanan. Maklum hari kerja. Terima kasih banyak untuk sambutannya bro Didien dan kawan-kawan Lamandau semuanya, termasuk dari R series club dan Honda Verza Club.
Perjalananpun lanjut digasss menuju Sampit. Masih belantara Sawit dengan kota kecil setingkat kecamatan di kanan dan kiri.
Lalu lintas mulai ramai di kota-kota kecil itu. Kebiasaan berkendara masyarakat desa sepanjang trans Kalimantan beda dengan di area perkotaannya. Di pedesaan, masyarakat sudah terbiasa dengan mengendarai motor rapat sekali di sisi kiri jalan, untuk memberi jalan angkutan antar kota termasuk bus, truk, mobil yang berjalan relative kencang. Sementara di area memasuki kota, budaya slonong boy terasa betul.
Tidak terasa, karena trek kebanyakan lurus, 2 jam kemudian kami memasuki kota Sampit. Karena MT-09 cukup haus, saya harus berhenti dua kali untuk isi BBM. Kami sudah ditunggu oleh bro William senior Yamaha R Series Sampit di satu RM Padang. Bayanginnn…. Lapar-lapar, jam 2 siang, RM Padang.
Sembari ngobrol tidak terasa saya sudah memindahkan satu porsi rendang jengkol dan tunjang. Hehehehe. Mengikuti bro William dan teman-teman, kitapun mengarah ke dealer Yamaha Sampit yang sudah menunggu untuk silaturrahmi dan ngopi2. Passss….
Waktu menunjukkan pukul 4.30. Saatnya gass lagi.
Rute Sampit-Palangkaraya ternyata sudah banyak berubah dari terakhir kali saya kerja di Sampit. Jalan raya mulus dan lebar. Kecepatan bisa berkisar di 130-150. Paling drop ke 90an saat cornering panjang.
Persis jam 5.45 kita memasuki kota Kasongan.
Teman-teman berhenti untuk maghrib, sementara saya mengarah ke kantor Pengadilan Negeri Kasongan untuk bertemu teman kuliah yang saat ini bertugas sebagai Kepala Pengadilan Negeri.
Ngobrol panjang dan lebar sambil ngopi, tidak terasa jam menunjukkan pukul 20.30 malam. Saatnya lanjut nih, masih 1 jam lagi ke Palangkaraya.
Gasss karena jalan lurus puluhan km. Saya perhatikan dari jauh ada mobil Honda Jazz Putih yang memacu kecepatan di angka 110-120an. Hmmm okelah saya nobatkan dia sebagai RC, saya ikuti di jarak 100an meter. Lumayan utk indikasi kondisi jalan di depan, dan tameng dr lampu traffic di depan. Kurang dari 20 km memasuki kota, RC terpaksa saya salip karena mulai melambat hehehe.
Oleh bro Vito yang sudah sampai duluan, saya dishare location dan mengarah ke hotel. Sesampai disana, sudah berkumpul rombongan besar antara tim Yamaha For Borneo Rute Timur (yang berjalan dari Kaltim melalui Buntok) dan tim Yamaha For Borneo Rute Barat (rombongan 1 dari Pontianak).

Di Hotel bertemu Tim Rute TImur. photo: Agus Palangkaraya
Sebelum istirahat, kita cari minuman jahe hangat duluuu…
YAMAHA FOR BORNEO Hari Ketiga Selesai.
Nice riding kang
https://motomazine.com/2016/08/29/impresi-pertama-riding-harian-honda-supra-gtr150-torsinya-melimpah/
Maksihhh kangg
Pengen jane kang.
rute lamandau – simpang runtu bagi yang suka cornering cocok banget, banyak tikungan dan naik turun bukit
Banyak tumpahan CPO
Juosss.. Sepi juga pak?
Enaknya keliling Kalimantan…
🙂
Pokoknya bagaimana pun, R25 is the best lah..!
Bravo YROI, ROCK….
😀
Mantap om, jd inget tahun lalu nyenrang ke pulau jawa via pangkalan bun
palangka raya pangkalan bun 500km bersihnya 4 jam naik kembarannya sabina hehehe
Semoga jalannya sekarang semakin bagus
Jd pengen balik garap tesis di kalimantan
Yang bener palangkaraya – pbun cuma 4 jam? Almost impossible…
Mantap om, jd inget tahun lalu nyenrang ke pulau jawa via pangkalan bun
palangka raya pangkalan bun 500km bersihnya 4 jam naik kembarannya sabina hehehe
Semoga jalannya sekarang semakin bagus
Jd pengen balik garap tesis di kalimantan
Pake helm full pake balaclava pake kacamata apa ga ngembun om?
Koq saya helm open aja ngembun ya
Di kecepatan segitu engga. Kalaau jalan pelan atau berhenti mungkin iya
Treknx bikin tangan kanan nakal.
Hehehehep
menarik sekali ceritanya om leo, ditunggu lanjutannya 😀
Terima Kasih Om Leo dan Pak Ketum Murray atas kedatangannya di Bumi Bahaum Bakuba – Lamandau…mohon maaf apabila sambutan kami kurang berkenan, jangan kapok untuk silahturahmi dengan kami disini…
Salam hormat dari kami YROI Lamandau Chapter
W R More Than Friend We R Family…
Didien
YROI#834
luar biasa pengalaman riding nya om Leo.. salam dari pengguna R25 Bali 🙂
yookk yang di area Bali bisa cek:
http://hyundaibalieggy.blogspot.co.id/
Edyann….simpang runtu-sampit 2 jam…terbang itu mah 😁😁
My borneo my adventure…
Pak Leo, yang bener Ketua Pengadilan Negeri atau Kepala Pengadilan Negeri?
Yang benar adalah Ketua bro
Gak ada video riding nya om leo, penasaran kaya gmana jalan lintas kalimantan digeber 130kmph
saya blm ada waktu editing video bro, bertumpuk2 kerjaan lain. Minggu depan semoga bisa
Thanks bro, mau mampir.. sorry kl menunggu (tamu kok malah menunggu tuan rumah).. maklum pas ada tugas negara di pedalaman Katingan… baca review-nya jd ngiler pingin gabung jg.
Udah banyak berubah memang om jalanan sampit skrng yah