Penelitian: Kredit Sepeda Motor = Perangkap Kemiskinan?

 

Detik.news awal tahun lalu merilis artikel dari saudara Media Wahyudi Askar, mahasiswa PhD University of Manchester. Intinya mengatakan bahwa kredit sepeda motor adalah satu perangkap kemiskinan bagi masyarakat kelas bawah. Benarkah?

Intinya ada dua alasan yang disampaikan dalam artikel di Detik itu:

Pertama, kebanyakan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki pengetahuan finansial yang terbatas sehingga mereka tidak memiliki perencanaan finansial yang baik dan terjebak dalam rayuan marketing tukang kredit motor.

Kedua, masalah kekayaan dan kesejahteraan ternyata bukan semata-mata tentang kalkulasi ekonomi tetapi juga kemampuan seseorang mengendalikan egonya.
Ternyata banyak masyarakat melakukan kredit motor bukan atas dasar kebutuhan melainkan untuk menjaga harga diri dan penampilan meski harus mengorbankan investasi untuk masa depan dan hal-hal yang lebih penting.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset Financial Inclusion Insights menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan sepeda motor melalui kredit dan tingkat penghasilan masyarakat Indonesia. “

Promosi gencar dari dealer dengan iming-iming  discount, cashback, hadiah emas 2 gr, barang elektronik dll dari leasing memang menjadi tawaran yang sangat menggiurkan bagi masyarakat. Sehingga tanda sadar mengikatkan diri pada kewajiban jangka panjang yang cukup memberatkan.

th

Keluarga kurang mampu di Indonesia bisa berkomitmen jangka panjang 3 tahun untuk memiliki sampai 2 motor atau bahkan lebih dengan total bunga melebihi 25% dari nilai motor.

Ini tentu mengganggu cash flow dan keuangan keluarga kurang mampu. Biaya yang harusnya bisa dialokasikan untuk mendorong nutrisi keluarga, pendidikan dan kesehatan atau investasi lain jadinya terserap. Belum lagi kalau kredit macet dan motor ditarik oleh leasing, ruginya berganda dan ngenes.

Lalu bagaimana Mas?

Menurut kredit motor punya sisi positif ASALKAN faktor dibawah ini diperhatikan:

  1. Di tingkat keluarga, hendaknya kalaupun akan melakukan pembelian motor melalui skema kredit, pastikan itu untuk alat produksi (menghasilkan pemasukan) bukan sekedar untuk memenuhi rengekan anak ataupun gaya-gaya-an karena panas dengan tetangga. Anak kita butuh pendidikan untuk bisa survive di masa depannya.
  2. Usahakan ambil jangka kredit yang tidak panjang. Menurut saya 1.5 tahun cukup ideal. Kalau memang berat, berarti jangan menambah dengan kredit dulu.
  3. Ambil motor bekas dengan kondisi baik. Depresiasi harganya cukup jauh. Kalau untuk bekerja harusnya sudah memadai.
  4. Pastikan nilai total cicilan kredit atau hutang tidak melebih 30% pendapatan total keluarga.
  5. Bagi pabrikan tentu yang terpenting nilai volume penjualan yang tinggi. Namun perlu juga untuk memperhatikan praktek penjualan yang dilakukan oleh dealer dan leasing agar tetap sehat.
  6. UNTUK PEMERINTAH via Otoritas Jasa Keuangan. Kebijakan untuk memperketat penggelontoran kredit dengan DP sangat murah tapi dengan bunga gila-gilaan tingginya merupakan praktek yang harus diawasi dan diperketat. Harus ada tindakan dan pengawasan yang tegas.

 

Bagaimana menurut rekan-rekan?
 

Advertisement

79 thoughts on “Penelitian: Kredit Sepeda Motor = Perangkap Kemiskinan?

  1. menurut saya justru kredit sepeda motor adalah motor penggerak perekonomian Indonesia jauh-jauh hari, selain pangsa pasar yg diciptakan oleh pabrikan motor maka dengan sepeda motorlah, mobilitas yg selama ini hanya diperoleh oleh mobil pribadi bisa didapat juga oleh pengendara motor,.
    masyarakat kelas bawah yg selama ini naik angkutan umum, dengan sepeda motor bisa secepat dan seluwes mobil pribadi dalam hal angkutan org dan barang.
    blom lagi bicara tentang kesempatan kerja baru yg dibuka oleh penggunaan sepeda motor.

  2. sepertinya lebih ke alasan keinginan bukan kebutuhan om. warga masyarakat melakukan kredit kendaraan bermotor. bisa dlihat dari motor yg dibeli, dibandingkan penghasilan rata2 masyarakat. masih lebih dari 30 % penghasilan untuk mengangsurnya. gengsi mengalahkan segalanya. mungkin perlu ada survei tentang tujuan warga masyarakat mengkredit kendaraan bermotor.

  3. Kebijakan untuk memperketat penggelontoran kredit dengan DP sangat murah tapi dengan bunga gila-gilaan tingginya merupakan praktek yang harus diawasi dan diperketat. Harus ada tindakan dan pengawasan yang tegas.

    Sepakat banget Bro Leo….

  4. Saya juga dulu terpaksa kredit motor karena mendesak untuk kerja. Walaupun sudah tahu bunganya yang gila-gilaan. Angsurannya pun 30% lebih dari income saya 😆 Tapi Alhamdulillah akhirnya lunas tanpa pernah telat membayar 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s