Saat makan siang dengan teman, Gatot Goei, di sela pelatihan petugas Lapas Rutan Nusakambangan saya sedikit komporin “gowes yuk di NK”. Eksekusi pencarian sepeda dan speak-speak ijin dilakukan Gatot dengan cepat. Tipikal pengacara LBH.
Selasa jam 6 pagi, perjalanan sekitar 32 km (25 km pp pulau + 7 km pp pelabuhan-hotel) pun dimulai. Udara masih sejuk, laut masih tenang, Compreng (kapal kecil penyebrang) bergerak.
Tidak pernah ada banyak hal berubah di Nusakambangan. Seperti dicekal erat oleh jaman. Jalan yang sempit diapit bukit di kiri dan selat di kanan. Masih melihat gerombolan ubur-ubur yang sama di sepanjang garis pantai. Juga gerombolan demi gerombolan sapi menghadang di jalan.
Semakin dalam memasuki pulau, track yang sempit mengayun ke kiri kanan dipadu tanjakan memanjang.
Mau kemana? kemanapun rute ini berjalan dan sisa waktu mengijinkan.
Melewati Lapas Batu, Besi, Kembangkuning, Narkotika dan Lapas Terbuka. Juga untaian panjang kebun Buah Naga yang dikerjakan para napi.
Menjalani rute yang para petugas memiliki banyak cerita tentang mereka yang pernah dieksekusi mati namun tidak pernah benar-benar pergi.
Perjalanan ketika cahaya masih halus memang terasa lain. Pemandangan, akan perbukitan dan lebatnya hutan, ditangkap perasaan secara berbeda.
Pukul 7.30. Sudah 12.3 km menanjak. Sessi pertama dimulai jam 9. Tentu ga terlalu lucu kalau trainernya telat. Kitapun putar balik memanfaatkan gravitasi turunan untuk mengejar compreng kembali ke tanah utama Jawa.
lah kok segitu doang om? enak nih bacanya. hehe
Berhenti saat masih enak 😅😭
Adain tour om buat para napi, tour de Nusakambangan
Hehehe
kok kelihatan serem ya heheh
Oalah… jebule pit-pitan aka sepedaan… tapi kayaknya seru juga om
https://dslazer.wordpress.com/2016/05/27/7-alternatif-pilihan-selain-supra-gtr-150/
Wah gowes nih jossss
Menjalani rute yang para petugas memiliki banyak cerita tentang mereka yang pernah dieksekusi mati namun tidak pernah benar-benar pergi.
maksute piye om ??
Diartiin ndiri 😀
Angker bro….
Sereeem…pergi tapi nggk bener2 pergi
Sekalinya kunjungi LP Batu.. Hiii sereemm auranya
mana kebon buah naga-nya om?..
Ga kefoto 😅
sampai kapan ada di cilacap om?? meet and great sama silent reader yaa… saya orang cilacap kok
Saya sdh di pontianak skrg bro
iya kapan2 kalo lagi di cilacap kopdar om
Wah kampoeng halaman, dah lama gak ke-nusakambangan,,,,,
Besar di NK mas?
Ra ngomong mas leo..tak samperin anak2 komunitas moge clp dan purwokerto..
Banyak loh… Namun nongkrong di pwt..di mugello motorsport..
Wahehehe ini tugas soalnya mas. Sewaktu2 jadwal bisa betubah.
Okelah mas..sukses lah..
The story goes, saya sangat menikmati tulisan anda, setiap perjalanan dan kisah, benar2 bisa menginspirasi, thanks mas Leo
Wah … nanggung bener nehhh … haha
Sapine masih liar ya om..alias ga ada yg punya..
Maaf mas leo, OOT, minta sumbang sarannya. Saya pemakai ninja 250 RR Mono sudah 1,5 tahun. Umur 39 tahun TB 163 cm BB 70 kg, berencana naik kelas ke 250 2 cyl, pilihan masih meragu di antara Z ataupun Nin Fi mana yang lebih nyaman. Oh ya pemakaian paling sering tiap minggu purworejo – wonosobo 65 km naik turun berkelok jalan tidak pernah mulus sempurna.
Kalau beli Z tp masih kepikiran Ninfi ya mendinf beli Ninfi
Hehehe ada itu
ada mizi kunjungan para napi ya suhu
Artikel rileksasi yg khas om leo. Kali ini sedikit bumbu mistis yang malah bikin kita paham sedingin apa embun disana. Jadi inget jaman SD brgkt sekolah nungguin rombongan sapi lewat dulu.
Melanjutkan konsultasi, sebenarnya lebih prefer ke ninfi, saya pernah mencoba sebentar saja. Yang masih menjadi pertanyaan, apakah perbedaan kenyamanan riding position ninfi VS nin RR mono itu signifikan Mas Leo? Kalau si Z, saya yang rada illfeel itu half fairing nya Mas, 🙂
Kenyamanan? Mnrt saya ga signifikan bedanya. Rr lebih ringkas.
mohon ijin, nitip …
😀
https://ahstravelling.com/2016/05/30/riding-to-denpasar-sensasi-gasspolll-sejauh-420-km-d-bag-4/