MV Agusta Pusat Dalam Kesulitan Keuangan, Lagi

MV Agusta adalah salah satu motor inspirasional yang pernah saya kendarai cukup intensif. Sangat indah namun juga powerful dan ringan. Ballerina. Penjualannya di Indonesia di bawah Moto8 dan mas Steven Oentoro juga jempolan. Bahkan masih ngelawan ATPM besar Jepang. Komunitasnya, MVOCI, juga terjaga dan berkembang dengan baik. Tapi MV Agusta pusat juga dikenal selalu rentan dengan permasalahan keuangan.

2016-MV-Agusta-F3-675-RC-static-white-05

 

Diskusi di forum CanberraRiders seminggu ini membahas persoalan ini. Saya mencoba membaca beberapa artikel yang dirujuk dan menemukan beberapa fakta ini:

 

  1. Bagi sebuah industry sepeda motor untuk bisa survive secara sehat selama setahun di Eropa, dibutuhkan anggaran sekitar 100 juta Euro.
  2. Pada saat Harley Davidson divestasi (hengkang) dari MV Agusta, keluarga Castiglioni meneruskan MV dengan hutang.
  3. Situasi moneter Amerika dan Eropa terpukul semenjak krisis 2008. Bahkan hingga 2010 praktis tidak ada bank yang bersedia memberikan kredit, apalagi pada MV Agusta yang dikenal financial instabilitynya.
  4. Masuknya AMG (Mercedez) sebagai pemegang saham 25% sedikit membantu dengan hadirnya dana segar dan yang terpenting kredibilitas di mata perbankan. Ada pinjaman jangka pendek sejumlah 15 juta Euro dari Banca Popolare di Milano (BPM) dan 25 juta lagi dari sumber perbankan lain.
  5. Dana ini yang digunakan untuk melakukan diversifikasi besar-besaran line-up MV Agusta. Mesin triple silinder 800 cc yang mereka kembangkan memang luar biasa, dan menjadi basis pengembangan Brutale, F3, Rivale, Dragster, Stradale, Veloci dll. Belanja dan produksi besar-besaran.
  6. Namun ada gap/jarak waktu antara uang yang digunakan untuk produksi (membeli parts, biaya tenaga kerja, pajak dll) dan ketika uang/keuntungan kembali. Gap ini berkisar antara 12-18 bulan. Disinilah persoalan cash-flow muncul.
  7. Karena cash-flow dan menunggu payment MV Agusta terpaksa memperkecil dan akhirnya per Februari 2016 menghentikan produksi di pabriknya di Varese Italy dan merumahkan sejumlah karyawan.
  8. Keluarga Castiglioni banyak mengambil keputusan bisnis berdasarkan intuisi ataupun passion sebagai pencinta sepeda motor. Keputusan yang belum tentu tuntas dan menguntungkan dari perspektif murni bisnis.
  9. Ada faktor margin, dibandingkan dengan pabrikan lain, MV Agusta memiliki profit margin yang tergolong kecil. Untuk motor dengan komponen yang sangat berkualitas tinggi (yang ngerti MV tahu betul ini) dan eksotik, profit marginnya tergolong kecil dan dekat dengan motor Jepang. Keuntungan yang disetel kecil memang menuntut volume penjualan yang besar. Penjualan yang besar perlu produksi yang besar. Produksi yang besar tidak mungkin tanpa pinjaman uang yang besar. Ini yang menyebabkan persoalan dilematis telur dan ayam.

 

MV Agusta dalam kondisi stale-mate.

Restrukturisasi hutang yang diajukan ke perbankan sekarang hanya menunda waktu jatuh tempo pembayaran hutang, namun tidak memberikan dana segar yang dibutuhkan,

Dana segar sumbernya dari dua: pinjaman baru dan investasi baru. Keduanya sangat sulit.

Skor kredit MV rendah, bank sangat ragu untuk meminjamkan dana baru. Ini seperti kita sudah menghabiskan total nilai kartu kredit kita. Dan mengalami persoalan dengan pembayaran. Menunggak. Apakah bank mau menaikkan batas kartu kredit kita. Atau apakah ada bank baru yang mau memberikan kartu kredit baru?

Investasi baru juga sulit. PAdahal ada sejumlah investor yang berminat. Tapi masuknya investor baru akan membuat persentase saham AMG turun dari 25% dan ini yang akan membuat BPM selaku kreditor akan meminta pengembalian pinjaman segera. Problem.

Solusinya adalah Castiglioni family melepaskan kepemilikan saham mayoritasnya untuk memberikan tempat kepada investor baru, Dengan demikian AMG tidak pergi bahkan mungkin berkembang investasi dan memperkuat kredensial MV Agusta di mata kreditor. Tapi ini adalah bisnis keluarga. Apakah mereka bersedia kehilangan veto dan pengaruh besar di usaha yang dirintis sejak awal ini?

sumber:

http://www.cycleworld.com/2016/03/23/mv-agusta-in-trouble-once-again-motorcycle-news/?src=SOC&dom=fb

The Precarious State of MV Agusta

http://www.cycleworld.com/2016/02/05/mv-agusta-and-mercedes-amg-marketing-partnership-cycle-world-industry-news/

Advertisement

50 thoughts on “MV Agusta Pusat Dalam Kesulitan Keuangan, Lagi

  1. Oalaaah ternyata gitu to om tak kirain salah satune raksasa otomotif eropa ternyata cash flownya ga lebih sehat viar,,,piye bro satar anda sepertinya harus speak up nih ojo nggur cuma nggawe ontran ontran thok,jare wong sugih noooh pabrik sembahan mu arep bangkrut di bantu doooong

  2. Secara prinsip, sepertinya di Italy gak sekuat dj Japan ya Om…
    Jadi tuh ya rentan banget sama hal2 yg sebenarnya sudah “ditakar”….
    Di Italy juga cenderung heboh… Tapi Moody..
    IMHO CMIIW
    🙂

    • Maksudnya kalo Japan…
      Dalam berbisnis… Prinsipnya kuat Om Leo… Matang perhitungannya…..
      😀

      Kalao dari sisi Italy.. glamornya, mewahnya, prestisnya dapat… Tetapi iklim pabrikan disana cenderung mudah goyah, moody..
      CMIIW
      😀
      Awam nih hehehe

  3. Motor cantik, anggun, elegan

    Sayang kalo nantinya nama MV Agusta bisa lenyap karena masalah keuangan…

    One of my life goals is threatened by money

  4. Ujung”nya volume penjualan yg musti digenjot… Butuh strategi marketing dari segala aspek, terutama untuk potensial market yg besar…seperti sasaran otomotif jepang, India Dan Indonesia … Gap cashflow 12 bulan lebih bener” high cost, Karena butuh kredit modal kerja yg jadi ikut panjang.. Normalnya industri gap cashflow 3-4 bulan … Banyak Hal Dari saat terjual Dan uang ter collect yg juga Harus jadi perhatian …

  5. dan pertanyaanya knp mv agusta mengambil profit margin yg kecil…. la tahun 2017 kn rencanya jg comeback ke motogp ap jgn2 batal ya mengingat pabrik pusatnya lg krisis

  6. Dilema kondisi seperti ini pernah dialami oleh Bugatti & akhirnya saham mayoritas pun dilepas ke Induk Volkswagen AG. Mini-cooper ke Induk BMW.. Lha koq perusahaan berbasis di German ini malah stabil ya ‘Mas Leo ? CMIIW

  7. paling diakuisisi amg full ujung ujung nya. toh brand italy lain juga udh banyak diakuisisi negara tetangganya kan. mungkin kalo berbicara masalah passion mv sendiri satu visi sama amg. prestis, ekslusif, eksotis.

  8. Dibalik kemewahanya mv ternyata menyimpan simalakama untuk keluarga castiglioni…idealis boleh tapi jangan lupakan prinsip bisnis yg utama..akhirnya ya cashflow lambat ditambah margin kecil..ya ngeri

  9. Bisnis dengan basic segmented ya sebaiknya jangan dijadikan main bussines core..
    Harus punya bisnis utama yg secara profit layak dan panjang nafasnya. Baru main ke segmented bisnis..pasar segmented berapa persen sih dari popolasi manusia?
    Hitung2 melampiaskan hobi juga..

  10. mbah dukun mah simpel, MV Agusta bangkrut dia balik jualan Ducati lagi. sekarang aja Ducati di Indo gak ada yang pegang kan?? Agus Nugroho udah lepas Ducati. jadi bisa ketebak kan escape plannya gimana? hihihihihi….

  11. Escape plan bikin motor 150cc spek gila2an jual di indonesia tapi harga maksimum 35 juta sesuai kemauan orang sini wakakak

  12. waduh,, usaha keluarga jadi malah kayak nasib buah simalakama ya om Leo..

    ane doain mudah2an jalan terbaik akan menaungi MVA..
    btw kalo memang investor baru bisa masuk dgn saham yg lebih besar dari mercedes, kenapa tidak? kenapa harus takut dgn ditariknya saham 25% itu mas? so hak veto yg dimiliki keluarga masih bisa utuh.. ya walaupun berkurang sedikit ketimbang sebelumnya sih 😀

    tapi ane yakin mereka punya rencana yg lbh cemerlang ketimbang kelihatannya ya mas.. 🙂

  13. Menarik ini kalau bahas bisnis
    Biadanya akan ad dilema kalau sang foundernya sudah meneruskan usaha ini ke beberapa generasi
    😀

  14. MV Agusta harusnya bikin motor dengan cc kecil, 150cc atau 250cc, terus lempar deh ke pasar asia, khususnya Indonesia.
    Kalau laku, ya pasti keuangannya stabil..

    Tapi kayaknya mereka ga mungkin main motor dikelas kecil hehehhe

  15. menarik juga nh yg kata2 material mahal namun harga murah, pdahal jikalau dibandingkan fitur yg ada vs motor jepang kyk r1m dsb hrganya terpaut jauh di indonesia, apa mngkin di luar selisih harganya cukup jauh

  16. Sptx pbrikan cina yg beli saham mayoritas mv kdpn.. motor italia rs cina,hmmm. Bs menekan hrg motor,akhrx penjualan naik (krn dbuat d cina dgn upah buruh yg rndah). Mgkn..

  17. coba main di pasar 150/250 mungkin kalo diboyong kesini bakal laku, dengan catatan disain eksotisnya dipertahankan hehe

  18. untuk orang2 yg bekerja normal dan berpenghasilan normal seperti saya,yg merasa cukup dgn motor2 jepang. .bangkrut/matinya mvagusta tdk mmberi efek. .kecuali jika honda/yamaha yg bangkrut,efeknya bukan hanya keSaya saja

  19. idealis biarpun keuangan menipis,mereka bukan orang-bodoh…sebenarnya pemilik Mv Agusta bisa aja bikin motor cc kecil untuk mendapatkan banyak profit,atau nggak genjot kuantitasnya lebih banyak biar bisa nekan harga biar banyak yg beli motor2 Mv Agusta.
    tapi mereka tau klo hal itu bisa menjatuhkan image eksklusif brand yg udah mereka bangun berpuluh2 tahun.
    jangan dibandingin sama pabrikan Jepang,mereka (Honda,Kawasaki,Yamaha,Suzuki,dll)motor2 cc kecil mereka sebagai pengumpul dana,dan motor cc besar mereka sebagai flagship…dan harga yg harus dibayar pabrikan Jepang adalah kalah prestise dibanding pabrikan Eropa kebanyakan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s