Vixion dan Xabre – Beda Genre Beda Market

 

Manusia itu memiliki sifat, selera dan kebutuhan hidup yang sangat berbeda-beda. Tidak tunggal. Begitu pula kebutuhan dan riding stylenya. Sepeda motor sebagai alat transportasi dan media aktualisasi/ekspresi diri pun mengikuti trend yang sama. Kekhawatiran bahwa munculnya Xabre akan mematikan Vixion menurut saya terlalu terburu-buru dan kurang mendasar.

Semakin berkembangnya pasar di satu kelas juga menuntut diversifikasi produk. Diversifikasi di kelas 650 dan 250 cc adalah buktinya. Begitu pula di kelas sport 150cc. Jika sebelumnya Yamaha mengandalkan Vixion sebagai produk andalan 150cc, kini tidak lagi. Sudah ada R15 dan juga Xabre 150 di jajaran ini. Dan dalam keyakinan saya ketiganya menargetkan selera dan kebutuhan pasar yang berbeda.

Vixion yang dikembangkan lebih awal menargetkan spektrum penggguna yang memang paling luas. Penggunaan harian, ekonomis, daya beban yang cukup besar, desain sporty namun handling tidak terlalu sport murni dibuat tetap nyaman. Karena didesain memenuhi kebutuhan umum, tentunya muncul beberapa kompromi disini: tidak terlalu track-oriented baik pada handling ataupun power.

cropped-2013_08_31-er6n-002.jpg

Vixion ini saya beli thn 2007 (pengganti Scorpio yg hilang) untuk ngantor.

Sampai awal tahun 2014 konsumen Yamaha di Indonesia, apapun sifat ridingnya, belang bonteng kepalanya, hanya punya satu pilihan produk kelas 150cc dari Yamaha: Vixion. Sisanya silahkan dimodif seturut selera, kebutuhan dan budget masing-masing.

Di titik ini kemudian Yamaha memperkenalkan R15.

285162_620

en.tempo.co

Namun market pun tetap membutuhkan sesuatu di kelas 150cc yang berbeda. Lebih spesifik dari Vixion, si raja all-rounder, namun bukan utk race seperti R15. Sebuah kelas yang lebih motard, lincah dan bertenaga, dan kita tiba pada Xabre 150 di awal tahun 2016 ini.

12573787_10204404984165275_2231600401669904504_n

Itu sebabnya menurut saya Vixion, R15, Xabre (dan product sport 150cc lain yang mengikuti tidak lama lagi) tidak akan saling mengkanibal. Justru ini memungkinkan Yamaha menangkap potensi market yang tidak puas hanya dengan Vixion saja. MArket share R15 dan Xabre, sebagai focus bike, tentu saja tidak bisa diharapkan akan sebesar Vixion.

Hal lain yang perlu dicatat, tentu diversifikasi menuntut perubahan bukan hanya pada marketing ataupun packaging. Namun pada substansi karakter tenaga dan handling. Dan di titik ini tiap pabrikan memiliki pendekatan dan komitmen yang berbeda. Yamaha memulai dengan berinvestasi dengan teknologi VVA di matic sportnya. Atau suspensi USD, yang bahkan di kelas 250cc pabrikan Jepang belum dipakai, untuk kelas 150cc Xabrenya.

Saya jadi tertarik untuk test bareng 3 motor 3 rider ala MCN nih. Jalur Tangsel-Curug-Pandeglang asyik juga nih. Rute ini variatif jalan perkotaan, pinggiran kota, dan semi off-road (kalau pas kering).

Bergantian untuk dapat perbandingan dan kesimpulan: how diversified and tough these 150cc bikes are? Seberapa berbeda dan tangguhnya motor-motor 150cc ini?

Berminat join?

 

54 thoughts on “Vixion dan Xabre – Beda Genre Beda Market

    • seperti yang sudah banyak blogger bilang konsumen motor dibawah 30 jutaan itu sensitif harga, dan masih mikir fungsionalitas harian, sekarang ni motor si xabre di line upnya yamaha mau dijadiin apaan, cash cow ga mungkin..liat aja total jualan R15 ma cbr 150 ga nyampe 20 rebu per bulan ceruknya kecil. tetep naked dibawah 26 juta yang bakal jadi cash cow..saya justru khawatir ma perang dikelas 26 juta kebawah ini.. perang mindset udah milik AHM, vxion meskipun ganti ganti baju, tapi masih barang lama, jgn sampe perang mindset melangkah ke barang gress lawan produk jadul…

  1. Ikut dong Om……
    Siap cuti kerja nih….
    😀

    Anyway… Daya tarik Xabre ada pada penggunaan USD.. Dan penutup kekosonhan area mesin..
    Sehingga motor ini gak keliatan kayak motor 150cc .

    Dijejerkan dengan Z800 aja masih gagah..
    Hehehr
    😀

    • Maksud loe mesin pembasmi serangga?
      Kalo cb series itu lebih lebih ramai,krn dari jauh ajah suara rantai sama mesinnya aja bisa nutup suara knalpotnya…tank aja suaranya lebih sunyi

    • bro ndas lele kalo mau komen macam begitu, di warung lokal saja (iwb, kobay, dll)
      respek sama om leo yang sudah mau menimba ilmu ke ausie, tapi masih tetap berbagi

    • Disini khusus buat komengtator yang berintelek, yg asal jeplak mending ke warung sebelah aja, temenin sono noh si dharmo, bajol dkk…

  2. Bro Leo
    Analisisnya indah banget
    Hehehe , keren.
    Cuma harga 30 jutaan dah mepet ke salah satu produk kompetitor nih, kebetulan saya juga ditawarin produk yg 250cc yang tahun kemarin belum terjual, di harga 35 jt sj. Lebih worthed yg satu ini kayaknya deh, hehehe, so bagaimana pun sudah DOHC, 250cc, naked bike, merk Japan juga lagi.
    Sehat selalu ya Bro Leo…..

  3. Sependapat om leo, Ibaratnya xabre ini membuka market baru, mirip kasus ninja 250 awal2 dulu, dr pihak kompetitor n downline nya pada kompakan membully, tp bgitu sukses mereka tinggal melangkah di jalan yg udah duluan dibuka oleh yg mereka bully sebelumnya, liat n tunggu aja!!

  4. “…dan product sport 150cc lain yang mengikuti tidak lama lagi….”
    Sepertinya sudah tahu betul, kalo MT-15 bentar lagi brojol, ya Mas !!! (semoga aja basis desain ambil MT-125)

  5. Baru seminggu ini ketemu blog om Leo, langsung begadang baca-bacaim postingannya hehe. Tulisannya bagus, om.

    =========
    “Itu sebabnya menurut saya Vixion, R15, Xabre (dan product sport 150cc lain yang mengikuti tidak lama lagi) tidak akan saling mengkanibal. ”
    Kayaknya clue nih hehe, mungkin mt-15 beneran. Desain ciamik, dan semoga torsinya diatas vixion atau xabre. Biar ga malu-maluin nama mt kan.

    ===========
    Saya lagi penasaran sama diversifikasi kelas motor 250cc yg kabar-kabarnya mau masuk Indonesia, om, seperti Versys 250, G-Storm 250, benelli leoncino 250, sukur2 ada benelli trk 502 yg pake mesin 250cc hehe.

    Salam kenal, om

  6. Gitu ya om,,, Yamaha coba memberi sesuatu yg lain,dan beda di banding latah berDOHC…

    Karena yg berDOHC saja merubah kontruksi enginenya supaya lebih bertorsi, dimana itu identik dengan engine SOHC clan Vixion.

  7. posisi yamaha ni galau, mau bikin DOHC nanti dibilang ikut2an tetangga dan ngk ada perbedaannya, tetep SOHC nilainya kurang menjual dari DOHC
    ibarat kita disuruh milih cewe yang tikus darat(tinggi kurus dada rata) atau semok aduhai tapi ngk cantik2 amat…. kan galau :v

    • Mau DOHC atau SOHC bagi yg melek otomotif tidak menjadi persoalan. Tuh di atas sudah ditulis om Leo:
      “saya ga tau ya ga pusing itu dengan SOHC atau DOHC, disesuaikan saja dengan karakter mesin yang ingin didapat. Sisanya menurut saya lebih pada marketing war.”

      Perkara DOHC-SOHC hanya dipermasahkan oleh (1) korban pembodohan otomotif, dan (2) sales kompetitor.

      Faktanya, power DOHC-SOHC di mesin 150cc cuma beda nol koma sekian HP, sama sekali tidak signifikan. Lagian juara kejurnas motor 150cc malah motor Yamaha yg mesinnya SOHC 4 klep. Yang DOHC malah finish di belakang atau malah meleduk mesinnya DNF.

      Kelihatannya Xabre mencoba memberikan pilihan rasa motard kepada konsumen kelas 150cc. Dan beberapa kali di jalan saya menemukan pengendara Vixion dan merk lain yg sejenis memodif motornya seperti Xabre, mulai dari memendekkan bagian buritan hingga lebih menunggingkannya. Ketimbang modif2 motor menjadi seperti Xabre, tentu lebih ekonomis dan praktis kalau langsung beli jadi saja. Dan tentu lebih safe terhadap tilang dengan alasan “memodifikasi motor”.

    • Honda ga gitu juga bro,,, dohc overborenya kalah torsi kalah irit, mau ikut sohc 4klep nnt di bilang ikut2n..
      akhirnya dohcnya jadi near-squre/over stroke, ngakalin kejar torsi.
      Di Engine Honda ketemu solusi, Yamaha yg belum

  8. sayangnya di atas kertas tenaga xabre=vixion ya om, karena sayangnya lagi memang positioningnya motor untuk mejeng, tidak menyentuh ke perbedaan performance..justru power to weight ratio malah lebih besar vixion. imho

Leave a reply to jbminerva.com Cancel reply