Pekerjaan Part-time Mahasiswa Perantauan

 

Kembali ke sekolah menjadi mahasiswa perantauan, salah satu dukanya adalah mengalami ‘gangguan pendapatan’ hehehe. Maklum karena periode studi PhD selama 4 tahun, saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan.Β  Pendapatan yang biasanya rutin dan relatif cukup, menjadi terganggu.

Beasiswa memang diberikan, dan terhitung sangat memadai untuk biaya single. Namun untuk family (1 istri + 2 anak), karena jumlah beasiswa yang didapat sama, ceritanya berbeda sekali. Komponen terbesar biaya disini adalah akomodasi, karena harus sewa rumah/apartment sendiri (hampir 70%). Sehingga setelah dipotong bills (listrik, gas, internet, telpon, asuransi dll) hanya tersisa $200. Welehhh di Jakarta aja utk hidup 4 orang hampir tidak cukup, apalagi di Australia.

Setelah sempet MANTAB (makan tabungan) selama beberapa bulan, saya berpikir engga lucu kalau 4 tahun begini terus. Dan akhirnya sayapun mencari pekerjaan sampingan selama weekend. Sayangnya sebelum masuk tahun ke-3 saya engga bisa bekerja di kampus. Jadi harus cari diluar.

Kalau beasiswa kurang kok masih bisa beli motor om?

Masih bisa beli motor krn hasil ‘ngelipet’ motor-motor yang di Indonesia πŸ˜€

Syukurlah kemudian ada dua part-time job yang saya dapatkan, dan untungnya keduanya berhubungan dengan jalan raya hehehe

  1. Jurnalis – hehehe alias loper koran.

Pekerjaan yang menantang dan memacu adrenaline karena menuntut kita untuk bisa mengantar koran ke kurang lebih 176 alamat dalam waktu 1.5 jam. Sudah mirip rally mobil. Menurut Regis, ini pekerjaan 3 orang sekaligus. Karena harus membaca daftar alamat dan koran, menyiapkan koran yang akan dilempar + melempar, sekaligus menyetir mobil. Dua minggu pertama lumayan berat karena saya belum hapal nama jalan dan rute tercepat. Tantangan lain adalah bangun jam 3 pagi. Untungnya adalah pekerjaan ini selesai dalam waktu 3 jam-an (termasuk melipat dan menyiapkan koran sebelumnya di kantor). Sehingga tidak terlalu menyita waktu karena jam 7 pagi kita biasanya sudah bisa sampai dirumah untuk mengelus-elus istri, dan anak :D.

980064_938890089540960_235026629671598060_o

11951848_10154177739956038_7711917680182144615_n

 

 

 

Β Β Β Β Β  2. PHD, alias Pizza Hut Delivery.

Ini pekerjaan yang juga asyik, karena jalan-jalan sambil di bayar hehehe. Untungnya Canberra ini seperti kota hantu, alias jalanan sepi. Tidak ada macet. Jadi kita bisa memacu kendaraan mendekati batas maksimal kecepatan. yah kadang-kadang lewat dikit ga sengaja. Ada temen yang bilang “Wah mas berarti dual degree dong”. Lho kenapa? “Iya selain PhD (Philosophical Doctor) juga PHD (Pizza Hut Delivery) ehehe” Bisa aja :D. Untuk PHD ini jam bekerjanya weekend sore (jam 5) sampai malam (10). Jadi saya ada kesempatan tidur sekitar 4 jam sebelum subuh bangun untuk loper koran.

Untuk PHD saya tidak teruskan karena istri juga mendapat kerja fulltime di Healthcare. Yang loper koran masih awet sampai sekarang.

—————–

Apa cukup om dari parttime itu?

Saya perjamnya mendapat sekitar $25. yah cukup sih. Terutama semenjak istri bekerja fulltime. Paling engga bisa untuk memenuhi kebutuhan bulanan, jalan2, sedikit hobi dan diusahakan menabung.

 

 

81 thoughts on “Pekerjaan Part-time Mahasiswa Perantauan

  1. the power of kepepet emang kadang manjur dan bikin dompet gak sampai kolap om. Ane dulu juga pernah ngalamin hal yang sama… Namun pas masih single. pokoknya apa yang ada didepan kita asal bisa mendapatkan duit sikatttttttt…..

  2. Njiirr… gaji AUD 25 /Jam?
    Kalo 1 AUD tarohlah IDR 10K, brati sejam bisa dapet IDR 250K, 3 Jam kerja dapet IDR 750K, seandainya dikalikan 24 hari kerja bisa dapet 1.800 AUD atau IDR 18.000.000 per bulan, edyaannn…, pantesan temen ane yg punya rekan yg lagi kuliah di Aussie yg juga sama2 nyambi part-time bisa membukakan usaha Toko Kelontong Gede buat orang tuanya, Om kira2 ada lowongan kerja gak di sana, jadi cleaning service aja gak papa deh πŸ˜‚

    • 18.000.000 per bulan tapi bayar ini itunya berapa? tau2 akhir sisa cuma 100rb hihihihi

  3. Semangat terus kang leo, kerja keras demi menempuh pendidikan di negeri seberang, dan disupport terus oleh keluarga tanpa meninggalkan hobi, Nantinya pasti akan berbuah manis. Sukses selalu.

  4. tadi katanya ga ada passion di mobil…
    tapi siapa tahu si om lempar korannya pas ngedrift…hihihi
    kan takumi aja ga ada passion di mobil (awalnya)

  5. Salut om..saya kpngen sprti om,saya iri tp keadaan tdk mndukung. Tenaga kemauan ada tp mau ngpaian,kmn? Indonesia ms jauh bs bgtu..yg ad tulang kebanting sana sini endingnya sakit tulang. Sehari ngindari mkn tempe,tp 3-4 bln kdpan makan tempe trs

  6. jangan diliat gedenya 25 dolar, tp liat jamnya, jam 3 pagi, kalo winter bisa nol derajad, belum kl tambah ujan. Jd ini butuh fisik prima. tiap hari lho. blm tentu semua orang kuat. Good luck bro.

  7. wah syip.. mantep om.. dari berbagai cerita yang saya denger dari mahasiswa indonesia di luar negeri memang jadi loper koran itu pekerjaan sampingan yang cukup difavoritkan..

    btw kenapa harus tahun ke3 om? aturan dari kampus kah? untuk jadi semacam asisten gitu ya?

    oya semoga sukses sekolahnya om! πŸ˜€

    • iya karena utk kerja di kampus butuh persetujuan Profesor pembimbing kita. Dan mereka tidak kasih sebelum kita selesai penelitian lapangan di tahun kedua.

  8. Om leopold, terima kasih banyak sharing pengalamannya baik tentang motor maupun study om. Jadi kepengen mengikuti jejak Om leopold, sekolah sekaligus bisa punya motor disana yang harganya disini selangit. hehehe. Sukses dan lancar terus Om studinya.

  9. Salut sama Pak Leo, jarang orang mau sharing seperti ini karena biasanya jaim/gengsi. Anda benar2 down to earth. Di samping soal motor kita2 semua bisa belajar juga suka duka tinggal di negeri orang. Sehat dan sukses selalu Pak Leo. πŸ™‚

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s