READY TO RACE !
Ini tagline yang menjadi filosofi dasar KTM dalam mendesain dan memproduksi sepeda motor.
Filosofi ini memiliki beberapa implikasi:
- KTM akan selalu memilih segment pro atau higher-end pada suatu kelas. Baik itu pada kelas off-road, adventure maupun road racing. Marketnya dibuat terfokus.
- Pilihan spec nya (mesin, suspensi, chasiss dll) dibuat kompetitif pada kelasnya. Owner tidak perlu banyak melakukan upgrade. Kelihatannya mahal di depan, tapi awet dan irit untuk totalnya.
Begitu pula saat KTM memutuskan untuk mengembangkan kelas 250cc bagi market Asia. Pada saat pabrikan lain yang sudah memiliki basis produksi dan market yang lebih massif (Ninja 250, R25, CBR250R) KTM sebagai pemain yang relatif baru dan kecil perlu punya strategi yang berbeda.
Saya ngobrol-ngobrol dengan bro Yopie Kurniawan, manajer PP & PW (Power Part & Power Wear) PT MKI (Motor KTM Indonesia).
KTM engga menyiapkan strategi khusus untuk kelas Off-road menurut mas Yopie, karena pasukan penggunanya yang fanatik berdarah orange KTM sudah ada disana. Berapapun jumlah motor yang didatangkan pasti terserap.
Khusus untuk RC250 ini memang memerlukan edukasi khusus dan terus menerus ke segment yang saat ini sedang berkembang. Baik melalui event test ride maupun trackday.
Bro Yopie menambahkan bahwa salah satu target edukasi adalah mindset bahwa motor KTM mahal dibandingkan motor lain sekelas. Edukasi dan promosi akan diarahkan untuk memperlihatkan bahwa selisih harga itu memang dikarenakan spesifikasi motor yang memang lebih tinggi. RC250 merupakan RC390, award winning bike, yang di bore-down.
Mulai dari suspensi upside down. Spesifikasi suspensi ini memiliki performa yang lebih baik (dan tentunya harga yang lebih mahal). Material chasiss yang ringan akan sangat mempengaruhi handling motor yang lincah dan gampang ditekuk. Presisi dan material engine akan membuat mesin berkompresi tinggi melepaskan tenaga besar secara konstan.
Mindset lain yang juga perlu dihadapi adalah anggapan: lebih banyak silinder lebih baik. Ini terlihat dengan performa penjualan CBR250R dan Ninja 250 RR Mono. Meskipun prestasi di sirkuit mengkilat, namun karena bersilinder tunggal, kedua jenis motor itu nampaknya tidak memberikan sensasi baru bagi biker yang ingin naik kelas ke 250cc.
Kelas 250cc memang berkembang dan melebar. Bagi teman-teman yang baru memulai dan membutuhkan sensasi 250cc pilihannya memang banyak.
Tapi bagi mereka yang matang dan mencari pure sport 250cc dengan performa tinggi, desain Eropa dan pengalaman engineering Moto3, KTM RC250 adalah salah satu pilihan terdekatnya.
Ah ga bakalan bisa mengalahkan volume penjualan motor jepang 250cc mas!
lahh yg bilang KTM atau BMW atau MV Agusta berencana mengalahkan penjualan pabrikan Jepang siapa ?
Kalo harga 250cc nya lebih Tinggi Dari harga rata” pesaing yang Ada…mendekati ranah harga cc yang lebih besar…entah itu motor second Atau baru…Walau beda type (bukan kelas sport, naked misalnya) seperti ER6N…akan jadi pertimbangan sendiri … Walaupun KTM spek lebih Bagus .. Perlu kesabaran untuk edukasi nya..
Ckep nih motor pke konvoi taon br..sedeppp..
http://sebarkan.org/2015/12/28/miris-kisah-sedih-di-balik-topeng-badut/
Bener mas…
http://singindo.com/2015/12/28/17-selebriti-yang-paling-banyak-dicari-di-internet/
http://autos.maxabout.com/bikes/ktm/supersport/rc-250
Mahal karena dealer mau nya untung gedhe
Harga Di india otr rupee 195.000 atau Rp 42jt an
Kok di indonesia jual Rp 70jt lebih
Pdhl 250cc tidak kena pajak ppbbm
Tanya kenapa….?
Tidak belajar kah dari penjualan duke 200 yg morat-marit?
Bung tau engga skema pajak utk motor CBU non ASEAN, tau harga impor R15 (zamannya blm produksi di Indonesia) dr India berapa?
Dpt analisa “krn dealer mau untung gede” itu bisa dishare disini perhitungannya?
haha KTM ya KTM, di negara dunia ke3 kaya Indonesia, tetep ini mainan big boys, saya pengen bgd beli ini satu buat harian, tapi saya masih muda dan belum cukup duit buat maenan kaya gini.
saya rasa rider KTM dimari justru bener-bener mapan bukan hanya dari finansial, tapi juga kepribadian.
bedalah ama rider KTM di negara2 eropa.
(cuma opini pribadi sieh)
https://kangmase.wordpress.com/2011/04/06/mahalnya-motor-impor-1-import-duty/
Silahken Hitung sendiri Om, bea masuk cbu india 20%
kalo gitu….ngomong2 cbu India yah….kenapa harga Pulsar series,sampe Pulsar 200NS gak semahal KTM Duke 200 yah?sama2 cbu India?
Iya sih… KTM menawarkan motor yang siap pakai… Part yang nemplok gak nanggung2, mau shock,chassis,engine,material,sampe detail.nya jempolnya.
Tapi ya itu dia Om,
yang gak bisa disuguhkan KTM RC ini gak menjual sisi suara khas Multi Cycllinder, kalo mau edukasi ke riders matang ya repot juga.. Udah main 250 twin, masa iya mau “turun” ke Single… Yang ada beliau-beliau tersebut naik ke atas…
Kalo buat “koleksi” baru… Mungkin masih masuk Om…. Hehehe..
Apapun alasannya seharusnya pricing strategy.nya lebih sadis lagi ya…
Cukuplah si Duke “kecil” sebagai pelajaran kerasnya market indonesia..
Hehehe….
IMHO CMIIW
Bravo darah Orange… Mainannya muahal-muahal Euy…
😀
jadi motor segmented yah om,? macem estrella n dtracker X..
Single cylinder tapi tetep aja ada yg beli.. cmiiw
Saya sering liat pameran KTM di mall2 blakangan ini. Saya pribadi tertarik sama RC250.
Dari segi model oke lah sexy (kcuali headlampnya saya gak cocok kyk patok ayam)
Tapi dari segi material dan finishing koq kurang ya mnurut saya. Terutama buritan dan body fairing kliatan tidak rapi, klo dipegang ya kriyep2, dan panel LCD jg trlalu minimalis jadi nggak wah.. Padahal di kelas 250cc paling tinggi harganya.
Partnya bagus ya (upsidedown ,rangka,arm dll), 1 silinder nya ini yang kurang menjual untuk biker indo
KTM memang memberikan qualitas dan performa pak. di ajang kompetisi sudah terbukti dg juara motocross dan moto3 musim balap 2012-2013. tapi spertinya akan jdi segmented market disini.
yang super duke 1290 keren dan lur biasa torsinya
fungsi airbox dan velocity stacks motor :
https://sepedamotorblok.wordpress.com/2015/12/27/fungsi-air-box-dan-velocity-stacks-motor/#more-14345
pendapat sy yg duke 250 lebih greget dari yg RC250. power dan torsi puncak nya sama
duke 250 :
https://sepedamotorblok.wordpress.com/2015/11/02/ktm-duke-250-serba-bisa-dikelas-250cc/
Sebenarnya Om Leo di Aussie ini mahasiwa atau sales KTM global sih?
Bung nanya serius atau becanda?
😉
karena saya beli KTM RC8 dari uang saya sendiri.
Nulis review ttg KTM juga dr obyektifitas dan waktu yang saya sisihkan, tanpa dibayar ataupun kompensasi apapun. Atribut “sales” itu bukan saja tidak benar, tapi juga menghina intelektualitas dan karya tulisan saya bro.
Saya mohon maaf atas ketidak nyamanan Om Leo thd komentar saya tsb diatas, dan saya tidak bermaksud sedikitpun memandang rendah effort yg telah Om Leo lakukan lewat blog ini.
Pada dasarnya saya cukup “mengenal” siapa Om Leo lewat blog ini, namun mungkin kali ini pilihan kata saya sudah kelewatan. Untuk itu saya mohon maaf sekali lagi atas kelancangan saya tsb.
Lesson learned: pilihan kata “sales” sepertinya akan menjadi multi tafsir, karena sudah identik dg kosa kata pilihan para fans boy saat adu komentar yg tidak sehat
Saya juga minta maaf kalau reaksi saya terlalu keras mas. Memang istilah “sales” sudah menjadi sangat konotatif di dunia blog dimana ybs menghamba demi kepentingan pabrikan demi sejumlah bayaran. Dan insyaallah sejauh ini saya berusaha tidak seperti itu.
Terima kasih sdh bersedia menjelaskan bro
Happy New Year 2016 to You and your family 🙂
Endingnya itu lho mauuut..hehehe
saya sih tertarik sama KTM RC250 atw 200, dengan alasan yg sangat sederhana untuk badan saya yg imut2, bobot total yg ringan! senjata paling ampuh buat menyasar orang dengan spek kaya saya 😀
kalo soal bentuk yg ekstrim saya juga ga masalah, toh prinsip saya bike is built not bought, ya tinggal modip lah
and built is crime, isn’t..??
(Indonesian Law)
bahasa marketingnya mantap bgt mas…
klo sy rider matang pasti ambil ini
…
tapi emang bener, klo cuma “nyicipin” (250cc)
ya mending 2cylinder, merdu dan lebih murah
Dengan harga jauh lebih tinggi daripada pabrikan sesepuh lain di Indonesia,, saya pikir pasar disini bakal sangat eksklusif. Yang akan tertarik punya mungkin buat yang udah bosan sama pabrikan jepang. Sama halnya sama mobil2 eropa yg ada disini. Memang ga menargetkan kuantitas dulu. Dan juga ketersediaan after sales yang masih perlu diuji, membuat orang2 pasti bakal berpikir sekian kali untuk memilih produk eropa.
Well said
Di Surabaya dealer KTM cuma ada 1, nggak pernah buka juga (sering lewat tapi selalu tulisan closed). Jadi heran, ini orang niat jualan apa nggak sih?
Daerah endi mas ? Aku koq ndurung tumon ..
di Gayung Kebonsari, dekat kantor Telkom, kalau masuk dari Jl A Yani ke arah barat
ngahahaha
emang perlu edukasi khusus lagi yg lebih intens bahwa rc250 / duke 250 adalah made in “austria”
🙄
Ooo… Bukannya made in india ya ?
Austria tu negar yang ibukotanya Sydney ya kang? :V
(Perlu edukasi lagi beda Australia dengan Austria)
hehehehe
Tp suara 2 cylinder itu lho yg bikin puas telinga.. *jujur 🙂
Kalo suara inline 2 biasa bgt udh keseringan denger ….
Nah kalau TwinV ktm superduke baru itu mantap.
Berani bertaruh walaupun mau diedukasi kayak apapun KTM RC250 bakal tetep gak di market Indo. Sdh terlihat jelas dr komentar2 diatas yg mengatakan bahwa suara 2 silinder lebih merdu dr suara 1 silinder. Jd mau anda edukasi apalagi. Rider 250cc butuh motor dgn sensasi moge bkn buat balap walaupun performa jg tdk bs dilupakan tp cukup 11-12. Terbukti lg dgn kegagalan Honda mengedukasi fansnya bahwa 1 silinder itu lebih kompak, lebih efisien dan blablabla tp nggak ngaruh jg ke penjualan. Mau bicara apa lagi? Kalo pabrikan baru mau mengalahkan penjualan Ninja 250 mk pabrikan hrs rela berkorban & rela untung tipis atau merugi pd awal kemunculan. Jd hrs memberikan motor yg serba wow baik dr desain yg moge look, performa mesin, suspensi, swing arm, rangka dll. Butuh upaya yg sangat besar utk mjd Ninja Killer krn Ninja telah memiliki Emotional Branding yg sangat kuat melekat di benak mayoritas konsumen motor di Indo. GoodBye KTM.
Saya bolak balik baca tulisan saya. Yg mengatakan mau “mengalahkan penjualan Ninja 250” itu dimana ya ? Dr awal sdh dikatakan segmented.
Istilah segmented dlm bahasa marketing merupakan 1 pilihan strategi dmn targetnya adalah mind share, heart share & target terutama adalah market share. Jd segmented itu hanyalah bahasa halusnya dr target mjd Ninja Killer. Jd berusaha mencuri ceruk pasar yg kecil sekali dr market 250cc. Berusaha menggerogoti secara perlahan-lahan & sedikit demi sedikit. Ada istilah semut mengalahkan gajah. Apabila Kawasaki lengah mk KTM akan memakan kuenya. Intinya adalah sama. Walaupun ngomong segmented target sebenarnya dr KTM tetap Ninja Killer hanya pd awalnya mrk basa-basi ngomong segmented kok & blablabla. Jelas mrk mengambil langkah yg berbeda dr Yamaha yg gembar-gembor mengatakan bahwa R25 adalah Ninja Killer tp begitu strategi itu gagal mk penjualan akan semakin anjlok. KTM tdk akan sprti itu krn jelas bendera mrk tdk sprti bendera Yamaha yg tetap berkibar meskipun R25 kalah sm Ninja.krn scr market share total Yamaha adalah no 2 & Kawasaki entah no 3 atau 4 tp khusus dikelas 250cc Kawasaki Ninja adalah market leader. Jelas?
saya berharap saya bisa jawab “jelas” terhadap pertanyaan anda.
Sayangnya dua kali saya ulangi membaca komentar anda saya malah tambah tidak jelas. “Segmented” = basa-basi?
Pihak KTM berbicara tidak tentang mau mengalahkan penjualan Ninja?
Atau seluruh penjualan motor jepang?
Inget bung Austria bukan jepang
Yg suka saling berebut kue..
Walaupun duke atau rc250 single cyl
Tapi part eksotisnya ga akan anda temukan di motor jepun 2 cyl kesukaan anda.
Kalo ada yg bilang bahwa pabrikan motor Austria KTM itu tdk suka berebut kue sprti halnya pabrikan motor Jepang mk itu sama sj dgn bullshit & munafik. Kalo memang tdk mau berebut kue ya gak usah produksi motor sekalian. Masak mau produksi motor tp tdk berharap mendpt kue yg ujung2nya profit yg didpt? Jgn ngibul lah. Masak sdh produksi trus mikirnya laku ora laku aku rapopo. Dermawan sekali KTM ini. Trus kalo gak laku yg nanggung kerugian biaya produksi siapa dong? Mknya sy bilang KTM ngomong kalo KTM RC250 ini motor yg segmented itu sebagai sebuah langkah basa-basi atau malu-malu kucing dlm menggempur pasar motor 250cc. Bahasa Marketing memang susah dipahami. Sama dgn Kawasaki yg dulu jg mengambil langkah yg sama dgn KTM ketika menghadapi Honda & Yamaha yg sangat kuat di pasar bebek skutiknya. Kawasaki memilih jualan motor yg segmented yaitu Ninja 150 2tak sblm kemudian merambah ke 250cc 2 silinder yg ternyata sukses membawa Kawasaki ke jualan moge-mogenya. Honda & Yamaha skrg tercengang melihat brand Kawasaki yg perlahan-lahan skrg brand imagenya identik dgn moge. Mk dr itu Honda & Yamaha pun sekarang jg berusaha main dikelas 250cc & moge. Apabila Honda & Yamaha tetap ngotot jualan bebek skutik & sport cc kecil mk suatu saat mrk akan dilibas oleh Kawasaki yg telah sangat identik dgn moge. Ketika sebuah merk telah mjd brand yg kuat bukan tdk mungkin ketika Kawasaki ikut terjun lagi ke bebek skutik mk bs mengalahkan Honda & Yamaha meskipun hal ini blm terjadi. Honda & Yamaha sdh bs membaca strategi ini. Semut mengalahkan gajah.
sepertinya anda justru bingung sendiri dengan tulisannya. Saya ambil contoh tulisan anda sendiri aja ya.
“Kalo ada yg bilang bahwa pabrikan motor Austria KTM itu tdk suka berebut kue sprti halnya pabrikan motor Jepang mk itu sama sj dgn bullshit & munafik. Kalo memang tdk mau berebut kue ya gak usah produksi motor sekalian. Masak mau produksi motor tp tdk berharap mendpt kue yg ujung2nya profit yg didpt? Jgn ngibul lah. Masak sdh produksi trus mikirnya laku ora laku aku rapopo.”
“tidak berharap dapat kue” = tidak berharap produk dibeli.
“Tidak berharap dapat kue” itu berbeda dengan “tidak suka berebut kue”.
Kompetitif perlu, dengan memasang target. A pemain baru, dengan harga dan spek berbeda, target A di market adalah 5% mengingat segment pembeli yang saya kejar adalah B.
itu yang menurut anda “bullshit dan munafik”?
Hal kedua, saya dalam artikel selalu berusaha santun dan argumentatif. Menggunakan ekspresi “bullshit dan munafik”, “ngibul” menunjukkan anda (yang identitasnya dalam berdiskusi juga tidak jelas) sudah mulai kesulitan secara tertata menggunakan logika. Ini warning terakhir anda di blog ini.
Wah wah pake main ancam segala. Mentang2 lawyer ya bung? Ya sdh sy gak komen lg. Silakan diblokir / dimoderasi.
lucy…hidupmu berat ya…pemikiranmu bgtu,..
kalau mau segmented kanapa gk bikin yg superior 4cyl 20.000RPM 50HP ?
RC250 di tes warung sebelah performa 11 12 sm RR mono.
handling mendingan dikit.
bandrol SUPER jauh mahalnya.
CBR 250 sm MONO aja gk jalan di indo, malah maksa main premium 1cyl.
Perlu ditest lebih menyeluruh kalau mau lihat perbandingan. Jgn cuma akselerasi dan speed.
4 tak 250 cc plus deretan regulasi diberbagai negara..??
mau dibikin gimana..??
wong moto3 aja single cylinder.
@bang leo setuju memang perlu di tes menyeluruh untuk mengetahui kehebatan RC250 sebenarnya. istilahnya kata warung sebelah kalo cuma di pakai kebut2 n harian 11 12 ama mono performanya.
@baris93 ane sih buta soal regulasi silinder kendaraan, kenapa sampe 4cyl dimatikan. cuman kalo dari opini ane moto3 pakai 1cyl, koq produk massal dunia bisa 2cyl ?
apakah 4cyl cost produksinya gila ? menurut ane enggak.
semua pabrikan sudah punya moulding 4cyl (honda = CBR250RR,yamaha = FRZ250, suzuki = gsx250r, kawasaki = ZXR250R)
berkaca kepada honda CBR150 karbu di rubah ke injeksi padahal isi mesin sama. bahkan di downgrade ke rangka pipa dan harga masih normal dan peminat makin banyak.
cbr250rr 45HP (1994)
moto3 KTM250 55HP (2015)
bisa dibayangkan spek harian 4cyl sudah mendekati 1cyl “PROTOTYPE GP”. mungkin di ganti exhaust,CDI, camshaft bisa tembus 55hp (motor massal spek harian performa GP)
apakah karena regulasi HORSE POWER untuk kubikasi 250cc tidak boleh melebihi 30hp/40hp/50hp?
berkaca kembali ke aprilia RS125 (23bhp ikut regulasi) powernya beringas sehingga di restricted dan rider bisa derestricted agar power nya meledak hingga 33bhp.
entah lah….mungkin saya lagi lelah…curcol panjang lebar baper 4cyl.
80-90 juta kah?
70an
Kita butuh waktu yang lama untuk merasakan rasanya motor 2 silinder atau lebih, sementara sebelumnya kita hanya bisa menikmati nya dari ulasan majalah motor atau melahap gambar poster moge. Kecuali kita tergolong keluarga yang mampu beli moge ber cc besar ketika RX KING,RGR,NSR,TZM,TIGER Merupakan raja motor 1 silinder dijaman nya, bertempur dengan 1 silinder diantara gempita 2 silinder dengan harapan muncul fans fanatik menurut saya sangat berat, bicara naik kelas jelas bicara naiknya besaran cc motor, diikuti oleh jumlah silindernya, bisa naik jadi 2 silinder, 3 silinder atau 4 silinder. Bicara model itu soal selera, bicara silinder soal rasa, bicara perfoma wow materi yang akan di up grade harus mumpuni. Bicara fanatisme apakah bisa di dapat dari harga yang diatas harga pesaing dengan model dan spec motor kompetitor beserta semua kemudahan yang ditawarkan kompetitor di negeri ini? Atau malah fanatisme bisa sirna oleh kesulitan perawatan motor? Material kualitas wajib bagus, tapi apa sanggup melawan trend dan kerinduan pecinta motor indonesia yang ingin merasakan silinder berlebih dengan model dan spec yang semakin modern? Sebelum melihat motornya, mendengar harganya dulu mungkin orang sudah berpikir…pilihan ready to race diantara kegemaran rakyat untuk hoby modif to race…
Motor 250cc yang laris terjual di negara kita adalah bukti ketajaman brand pabrikan yang mampu mengerti dan memahami keinginan serta kemampuan daya beli masyarakat.
Bravo mas Leo, ditunggu artikel lainnya.
terima kasih apresiasinya bro
@panjer, gw bgt opininya bung ini
KTM memang motor segmented, adanya ya dari trail, target penjualan juga ngga menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan (baca: ngga perlu jualam bebek matik untuk cari cash cow),produknya adalah global, artinya bukan cuma dicipta untuk negara tertentu (baca lagi: produksinya motor bukan untuk kepentingan lokal buatan lokal dg brand tsb). Kalau akhirnya disini segmented ya memang begitu adanya, lha wong pabriknyà aja pas winter tutup koq, kayak ngga perlu uamg gini, tapi tetep aja penjualan jalan terus. Masalah Di India murah, ya wajar dong, kan setelah mesin dan rangkà didatangkan dari Austria, dirakit disana, dan jangan lupa ada 39% sahamnya orang India disana, ada perlakuam khusus. Kalau orang Indonesia bisa beli saham banyak ,ya pasti harga disini juga miring. Tapi masih mendinglah Di Indonesia, coba bamdingin dg negara tetangga. Akhirnya semua sesuai selera, dg segala hal yg ditawarkan KTM , pemiliknya adalah pribadi yg unik, yg pasti peng-hobi motor tanpa menghiraukan harga, ambil resiko karena after sales yg tidak semudah pabrikan jepang, dan pastinya berani tampil beda, apalagi KTM mempunyai dukungan power wear yg membiat pemiliknya menjadi lebih Orange blood.
Oh iya KTM tidak memdasari pada cylinder, karna sampai Duke 690 juga 1 cylinder, dan yg paling besarnya Superduke hanya 2 cylinder, ini pastinya ada alasan tersendiri. Karena MotoGP 2017 maka KTM mengembangkan 4 cylinder, mari kita lihat performa Tim ini Di 2017 dg tag lainnya selain Ready to Race, yaitu Go Fast or go home..
katany irit, awet dan mahal d depan, tp ko banyak pengguna duke200 dl bermasalah dengan radiator/over heat..ini KTM india kan om
lagipula mindset orang indonesia KTM itu inul sih….hehehe
Banyaknya ada berapa om
Semuanya kah?
Ya namanya barang produksi massal buatan manusia lagi ya wajar kalau berapa persen ada yg trouble.
Ada apa dengan india -_-
Pasti selalu di pandang sebelah mata.
Padahal mereka kan cuma merakit saja
Ya kalau masalah orang mengira ktm austria adalah ktm inul
Dapat dipastikan orang tersebut awam.
emang susah laris yang brand beginian mas..tau sendiri orang Indonesia..:)
http://www.autoreviewmobil.com/2015/12/harga-dan-spesifikasi-suzuki-new-ertiga-dreza-gs.html
intinya yang mau beli ktm itu ya golongan orang berduit. gue mau, gue suka, gue beli.
gak peduli 1 cyl atau 2 cyl. pelan atau kenceng. apa iya estrella laku karena bisa ngebut? nggak kan. yang beli juga pasti liatnya motornya lucu nih desain retro, ga bisa ngebut? aah bodo amat motor buat dipake kok.
frasa “motor buat dipake kok” ini biasanya hinggap di biker yang mindsetnya dewasa. gak ngoyo motornya kudu bisa ngasepin ninja atau r25. yang penting bisa jalan2, keren, gak pasaran, udah cukup. kalo berkaca ke luar negeri spt om Leo, pasti bisa bilang kalo moge disana ya motor biasa untuk antar orang dari titik A ke titik B. gak kayak dimari punya motor = gengsi. makin kenceng = gengsi makin naik wkwkwkwkwk….
harganya cenderung tinggi dibanding lainnya 😀
————————-
Beberapa Regulasi Baru MotoGP16
http://rpmsuper.com/2015/12/29/regulasi-baru-motogp-2016/
Dalam kontek matang sebagai rider sebenarnya tergantung orientasi rider nya, orientasi sebagai hobby main motor atau memang kebutuhan akan motor sebagai media menaklukan lingkungan dimana rider tinggal, semua tergantung oleh kreatifitas dalam menikmati sensasi seberapa banyak seorang rider merasakan berbagai motor yang pernah dicoba atau dimilikinya untuk ahirnya menentukan motor seperti apa yang cocok untuknya, untuk brand motor sukses bisa dilihat dari pabrikan yang menang di motogp,wsbk,TT isle atau gelaran balap bergengsi lainya. Bung Leo mungkin sekedar memberikan opini bahwa KTM merupakan salah satu pilihan, masalah pilihan tergantung individu masing masing, walaupun aktualnya KTM pasti sudah melihat seperti apa pertempuran di 250cc di Indo, mau main di segmen kue yang besar bersama pabrikan yang eksis di Indo atau main di segmentasi hobby / kolektor sebagai brand Eropa. Tapi menurut saya KTM yang 200 / 250 soal sensasi masi 11-12 lah sama brand lain yang silindernya sama, tidak terlalu signifikan perbedaannya.
boleh share perbandingan test ridenya bro
Saya hanya mengandalkan feeling saya yang subyektif bung Leo… karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman serta teknologi…Maklumlah saya puber di era RX King hehehe… Tapi jika saya sesukses Bung Leo saya suka motor yang rasanya seperti MT-09 atau brutale…duke dan RC diawal memang menjadi konsen saya untuk mencoba memiliki salah satunya…tetapi review bung Leo untuk MT – Brutale lebih menggoda saya untuk bersabar menunggu salah satu dari mereka bisa parkir dirumah menggantikan si twin.
iya ya, saya sdh buat perbandingan MT-09 dengan Z800 tapi belum antara MT-09 dan MV Agusta 800 triple silinder
Mungkin aok lelah jk balik ke 1 cyl 🙂
Bung aok ,
Ternyata saya br ngeh ketika anda fokus di sudut pandang rider matang, trus ga terlalu ambil pusing dgn cc 250
Bener jg sih rider matang tu mang ga bakal pilih mtr klo ga yg dipilih bener bener signifikan bedanya.brapapun cc nya yg penting cucok sama keinginan. Setuju bung
Bener, point rider mateng ini yg sangat subyektif, klo mateng pasti nyarinya yg beda, mateng jg ngrawat motornya, jk pake ktm mestinya ktm jg diedukasi buat bertanggung jawab stok sparepart di indo, jd ga cm edukasi beli aja ya
Betul betul, jika konsep rider mateng yg disarankan untuk memilih ktm mungkin mmg hrs di liat kesiapan ktm sbg penyedia produk, bbrp thn ini ktm mmg lebih kliatan mo jualan aja, mungkin test taste buat orang kita. Masi lamalah klo ktm mo tanam image ke rider yg matang di sini, klo liat komunitas motor segala cc sepertinya dominan brand jepang, entah karena modelnya yg pas ma selera indo, spek mtrnya ok, atau 3Snya ok, mungkin harga jg pas, ngomong ngomong di moto3 ridernya bukanya masi remaja semua yak? Kecuali ducati yg mmg brand mtr eksotiis jd mslh harga sepertinya orang maklum aja
kereeennnn
Minggu pagi lagi nunggu temen mau ikutan sunmori dipinggir jalan dikampung ane,
dari jalan sebelah kedengeran suara blar….blar…blar……
pas nengok ke jalan sebelah, Nampak motor putih + oranye…wooooowww…KTM RC…
entah yg 200, 250 atau 390…yg ane tau, itu penampakan KTM RC.
Aura sport nya kental bener, sekental kopi yg biasa ane minum.
kalo liat langsung KTM RC ngaspal dijalan, wooooowwwww……luar biasa.
mungkin kalo liat di gambar, dealer, atau media lainnya, KTM RC seperti biasa aja,
tapi pas liat langsung motor ini ngaspal dijalan….motor yg lain nothing.
desain lampu depan yg aneh & unik, ini salah satu ciri khas motor DNA eropa, jangan harapkan desain lampu cantik atau manis supaya motornya laku keras.
Kecuali Ducati, motor eropa yg lain desainnya jarang yg sedap dipandang.
BMW GS 1200 kira kira cakep gak ya desain lampu depannya??
MV Agusta manis gak sihhh lampu depannya???
KTM kan menyasar sbg motor hobi
jadi ya ga mikirin kuantitas penjualan
memang mantep om RC 250 kalau liat langsung ganteng pol,kemarin sempet tes ride juga.Overall oke lah om RC250 itu harga 76jt udah dapet abs shock usd model anti mainstream minusnya geter aja si kerasa banget.Oiya sedikit info si kemarin di tawarin kalau mau beli ongkir motor buat yg di kotanya ga ada dealer di tanggung KTM(kata salesnya si)
Soal pilihan motor sebenarnya simpel…kembali ke kebutuhan masing² dan finansial rider…bukan pandangan dari sisi pabrikan apalagi menelan mentah² promosi pabrikan…tapi memang susah juga menyadarkan orang yg sudah dicuci otak dengan pabrikan yg uda lama di Indonesia…saya senang dgn ulasan soal KTM ini
Cuma bisa ngiler dengan KTM.. model keren tidak pasaran, sudah kencang dari awal
Bung leo kalau emang ini bore down dari RC390 artinya spek nya tetep pake slipper clutch dong yah trus peak power mampu teriak hingga 14000 rpm?? Seperti kakaknya RC390 yang ganas itu wkwk
1 thn sudah, sudah ada perubahan
Om Leo, terima kasih untuk ulasan2 anda tentang KTM, khususnya RC 250. Saya menikmati membaca blog ini, matang dan bermutu. Saya domisili Denpasar, namun hingga hari ini di kota sebesar inipun tidak ada dealer KTM yg bagus. Padahal banyak rider yg butuh edukasi 🙂