Sudah Saatnya Pabrikan Produksi Motor 500-750cc di Indonesia

Downloads1

 

Setidaknya sejak tiga setengah tahun lalu, pada banyak kesempatan pertemuan dengan pihak pabrikan, terutama Jepang, saya selalu sampaikan baik saat media briefing ataupun ngobrol-ngobrol informal, sudah saatnya pabrikan memproduksi motor kelas 250cc di Indonesia.

Ada banyak keuntungan yang didapat, baik dari segi harga, fleksibilitas dan marketing. Bagi rider ketersediaan spare part pun tidak lagi menjadi masalah.

Jawaban dari rekan-rekan pabrikan umumnya menyetujui pertimbangan tersebut. Dan memang akan menguntungkan prinsipal Indonesia apabila bisa seperti itu. Namun nampaknya keputusan plant produksi memiliki banyak faktor yang keputusan akhir ada di Jepangnya.

Sampai kemudian akhirnya motor 250cc pun diproduksi di Indonesia mulai tahun 2014 oleh Kawasaki (RR Mono), Yamaha (R25), dan Honda (CBR250RR) menyusul.

Beberapa malam lalu saya ngobrol via WA dengan seorang sobat penggila motor, sebut saja namanya bunga, hehehe..tentang perkembangan market motor yang saat ini sudah memiliki tuntutan yang sudah berbeda.ย  Memiliki motor 250cc sudah menjadi sesuatu yang biasa. Kebutuhan pun berkembang ke segmen diatasnya.

Sudah saatnya pabrikan memproduksi motor ber-cc besar 500-750 cc di Indonesia. Setidaknya mulai dari kelas non-sport deh. Masing-masing pabrikan memiliki andalan di kelas tersebut saat ini. Mulai dari box-seller Er6 families Versys dan Vulcan, CB500 families, MT-07 dan GS750.

Selama ini Thailand atau India masih dipercaya jadi basis produksi bagi moge-moge itu. Lah sama-sama makan nasi, kenapa mereka bisa kitanya engga bisa?

Dulu 250cc engga bisa diproduksi di Indonesia tapi sekarang nyatanya bisa. Persoalan infrastruktur dan ketersediaan parts? dibuat bertahap aja.

Ada beberapa keuntungan perlu produksi di Indonesia.

Keuntungan Pertama:

Untuk mengatasi hambatan bea impor, bea masuk, biaya shipping dan insurance, dan harapannya mendorong revisi skema pajak yang mendorong manufacturing di Indonesia

Untuk kelas diatas 500cc biaya yang bisa dihemat cukup signifikan.

Keuntungan Kedua:

Alih teknologi dan daya serap tenaga kerja serta modal. Tentunya ini akan mendorong tumbuhnya vendor/supplier nasional yang memiliki kualitas global. Tentu ini harus bertahap. Wajar kalau di tahap-tahap awal masih mengandalkan supplier regional. Ketersediaan parts nasional berkualitas tinggi adalah salah satu syarat penting untuk tumbuhnya industri otomotif nasional. Siapa tahu kemudian akan muncul industri nasional.

Keuntungan Ketiga:

Ikut membangun kebanggaan nasional dan merubah persepsi/penerimaan negatif atas moge.

Keuntungan Keempat:

….. apa menurut Bro dan Sis?

——-

Moge produksi Indonesia dengan harga yang (lebih) terjangkau?

Stop importing, start producing !!

Kita pasti bisa!

 

 

Advertisement

46 thoughts on “Sudah Saatnya Pabrikan Produksi Motor 500-750cc di Indonesia

  1. Saya singgung kerugiannya dulu ah, tentang Infrastruktur ketersediaan jalan raya yg makin menyempit karna pertumbuhan kendaraan motor (mobil,motor) naik 6%/tahun

    • ada faktor teknis, yaitu kesiapan yang bro sebutkan. ada juga faktor visi dan komitmen ke depan. dan ada juga politic antara prinsipal negara2 di dalam satu merk. rumit tho

  2. Arahnya sih jelas ya Om..
    Biar pajak barang mewah yang melekat di moge perlahan turun dan hilang..
    Kayaknya Terangsang dari status fb yg saya buat kemarin.
    Hehehe…

    Anyway,
    pebruari jangan lupa oleh2nya
    ๐Ÿ˜€

    • kalau moge, sudah pasti produksi global. artinya harus memenuhi standar keselamatan yang ditentukan banyak negara maju di dunia bro

  3. Kalo ane antara setuju Dan ga setuju…
    Setuju kalo dengan makin banyaknya moge bisa menekan orang yg punya kendaraan bermotor yang nanti imbasnya minimal ngurangin seliweran motor2 kecil yg udah sangat bikin pusing.
    Bukannya diskriminatif tapi kalo ane liat di luar Negri motor itu bukan barang yang murah. Motor merupakan kendaraan pilihan, harganya setara sama Mobil. Ga kaya disini bayar dp ratusan ribu aja bisa bawa pulang motor. Kalo moge kan walaupun sistem nyicil tp orang minimal bakal mikir 1000x buat bayar dp.

    Cuma sekedar pendapat ajah…tp ttp jiwa rider mah setuju bgt kalo motor cc diatas 500 bisa jadi produk lokal bakal memuluskan naik kelas ane haha.

    • perilaku kendaraan bermotor tidak ditentukan oleh jumlah moge atau ukuran cc motor. Tapi bagaimana pengendara menghargai SIMnya yang didapat dengan ujian yang tidak mudah.

    • Bener banget , saya sangat setuju juga dengan bang leo kalo masalah ini. Ini salah satu point juga. Kalo perilaku rider pada sopan harusnya ga akan bikin pusing di jalan,, walaupun jumlah kendaraan banyak

  4. Kata Pimpinan masing2 pabrikan pasar’y dikit ๐Ÿ˜€
    emang dikit, tp 1 moge bisa disamakan dengan 5-10 motor bebek/metik.

    apalagi klo harga’y under 75jt wah legit tuh ๐Ÿ˜€

  5. Setubuh…
    Indonesia market share paling besar harusnya juga bisa menikmati motor besar…
    Sayangnya menurut saya hal ini harus di dukung dengan infrastruktur jalan yang baik dan wajib plant produksi jangan sampai ter

  6. seperti moge kawasaki Ninja 650 – ER6 waktu dirilis dulu kurang booming ya Pak? Padahal waktu itu harga paling terjangkau di kisaran 107 juta otr. di luar negeri termasuk best selling bike,

    performa bagus mesin tangguh dengan torsi kuat 64 Nm @7000 rpm, sudah lebih dari cukup untk di jalan raya. tapi disini kurang peminat. apa karena harga dulu sebelum ada kenaikan ppn-bm masih terlalu mahal? tx

  7. Negara segede Indonesia harus populasi moge lbh gede dari sekarang,
    tapi karena masalah pajak ini barang jadi mahal dan sesuatu yg mewah,
    dan terjadi produk turunannya (moge bodong),
    gimana kalo di turunin..?? (Netizen drama menolak dan lain-lain),
    emang untungnya pajaknya diturunin..?? permintaan meningkat,
    kebayakan moge dong..?? iya yg jualan jadi banyak, dan berfikir bagaimana kopentitif (produksi lokal).
    balik lagi pabrikan gak mau rugi,
    dan gak mungkin kita bisa memaksa pabrikan mau rugi.

  8. tinggal nunggu pabrikan mana yang duluan, kalau sudah ada yang memulai yang lain pasti ikutan..
    tinggal mencari vendor yang sanggup.. buat upside-down M-Sla*z aja kabarnya k*y*b* harus membeli alat baru untuk memproduksinya.. belum lagi spare-part lainnya ๐Ÿ˜€

  9. Yg ditulis diatas itu kesemuanya msh berupa potensi keuntungan. Dlm bisnis ada untung ada rugi. Jd perlu disebutkan jg potensi kerugiannya. Potensi kerugian yg jelas2 terlihat nyata adalah masalah sdm. Kualitas kerja sdm Indo sangat parah meskipun sama2 makan nasi. Dikit2 demo minta bayaran naik terus tiap tahun tp minta pekerjaannya yg santai. Buruh gampang banget diprovokasi sm LSM yg mengatasnamakan buruh. Jd intinya prinsipal Jepang keberatan invest di Indo bkn pd masalah yg macam2 tp hanya pd 1 masalah yg tdk akan bs diselesaikan dlm 5-10 th sekalipun yaitu SDM. Mental sdm Indo saat ini sangat parah semenjak era kebebasan dimulai pasca lengsernya Pak Harto. Segala lapisan masyarakat bs berpolitik sendiri2 dgn caranya sendiri2. Kebebasan yg kebablasan dgn alasan democrazy. Banyak penipu yg bermunculan baik dr rakyat kelas atas, menengah & bawah spt judul lagunya Iwan Fals. Negeri para penipu. Polisi, jaksa, hakim, pengacara, anggota dpr, menteri, buruh, organisasi serikat pekerja, pengusaha, guru, dokter, petani, pedagang pasar dll semua menjadi penipu dgn caranya masing2. Memang msh ada yg baik tp jumlahnya sedikit, tdk sebanding jumlahnya.

  10. Utk RoI 5 tahun saja, sekarang para CFO dan CEO butuh waktu mikir 3-4 bulan (paling cepet ya) sebelum bisa approve investment.
    Tapi kalo ada kalkulasi yg masuk akal utk RoI dalam 3 thn, proposal investment biasanya langsung di-approve dalam satu bulan, dan dalam bulan ketiga dana investasi sudah cair dari principal

    • Kalau utk business size begini keseliruhan proses sblm memutuskan butuh 1 tahun pun masih wajar menurut saya. Keputusan produksi nasional R 25 juga saya yakin ga hitungan bulanan.

  11. Tp yang perlu di ingat gaya berkendara masyarakat kita yg cenderung membahayakan jika sudah naik kendaraan dengan CC besar ( walaupun tidak semua, tp sebagian besar, apalagi yg baru naik kelas), penjualan moge disini harus dibarengi dengan edukasi kepada pemilik moge, dan disini dibutuhkan peran pabrikan sebagai stakeholder dan pemerintah sebagai pembuat regulasi di negri ini, dan semoga rencana penjenjangan SIM C bisa terealisasi, sehingga ada perbedaan SIM yg menggunakan motor 100CC dengan motor 1.000CC

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s