Sebelumnya perlu dijelaskan artikel ini tidak ada hubungannya dengan clash di MotoGP Sepang. Artikel ini juga tidak membahas sanksi/penalti dr pantia lomba, tapi lebih pada aspek ganti rugi. Pertanyaan datang dari sohib Om Ito, sesepuh NIO (Ninja Injection Owners) yang bertanya via wall di FB. Om Ito tidak secara spesifik menceritakan kapan dan siapa kejadian, hanya secara umum seperti ini:
“Sekedar mau Tanya, kalau di sirkuit, baik itu latihan, fun race, sunday race, dll lalu ada kecelakaan yg disebabkan race itu sendiri, lalu motornya rusak, apakah ini resiko sendiri atau bagaimana ya ? Thanks yg bisa menjelaskan,, om Leopold Motoblog om @angga kurniawan anjany racing,, mungkin ?
*melibatkan 2 atau lebih pebalap”
“Ini terkait balapan, yg salah satu pebalap merasa di ambil racing line nya sehingga terjadi crash, jatuh ke gravel dgn motor rusak, pebalapnya sendiri gpp, tapi dia minta ganti rugi karena motornya rusak,, gimana menurut om ?”
Prinsip pertama: Pada aktifitas sport otomotif, jika terjadi kecelakaan, peraturan lalu lintas beserta aturan pidananya tidak berlaku. Meskipun demikian bukan berarti sirkuit adalah area bebas hukum. Apabila terjadi tindak pidana seperti perkelahian, penganiayaan, sabotase kendaraan, kekerasan seksual terhadap umbrella girls (kali aja ada yg nekad :D) maka bisa dilaporlan ke polisi dan hukum pidana berlaku.
Prinsip kedua: Perihal ganti rugi apabila terjadi kecelakaan merupakan kesepakatan dan itikad baik kedua belah pihak diluar jalur hukum. Terkadang pembicaraan baik-baik, permintaan maaf dalam semangat brotherhood bisa membantu menyelesaikan. Disini yang berlaku adalah norma kepatutan secara sosial dalam komunitas balap. Bagi mereka yang memang ugal-ugalan, tentu secara sosial juga mendapatkan sanksi dan stigma tertentu. Begitu juga unsur kesalahan dalam kejadian, pihak yang memang bersalah layaknya mengakui dan menunjukkan itikad baik dalam penggantian kerugian. Mengenai ganti ruginya sendiri, karena dibicarakan kekeluargaan, nilainya mungkin tidak akan mencover total biaya. Karenanya sangat disarankan baik utk rider maupun kendaraannya diasuransikan. Meskipun tentunya premi utk asuransi kendaraan dan orang dalam kecelakaan sport cukup besar ya. Kalau tidak ada asuransi ya siap tanggung resiko. Kalau mau balapan tapi bebas resiko bisa sih, main di Xbox atau Playstation saja.
Prinsip ketiga: Apabila pihak yang merasa dirugikan memiliki bukti bahwa pihak penabrak memiliki itikad buruk dan melakukan perbuatan tercela serta melanggar UU, maka ia bisa mengajukan gugatan perdata ganti rugi karena Perbuatan Melawan Hukum/PMH (pasal 1365 KUH Perdata). Dengan membuktikan UU yang dilanggar dan kerugian yang muncul. Saya belum pernah mendengar ada gugatan kasus perdata untuk kecelakaan saat sport, tolong dikoreksi.
Pada dasarnya tetap diharapkan didapatkan penyelesaian secara musyawarah dalam semangat persaudaraan otomotif tanpa harus membawa persoalan ini ke ranah hukum. Kalaupun tetap tidak bisa diselesaikan di antara kedua belah pihak mengenai ganti rugi, bisa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral seperti mediasi atau lembaga arbitrase.
Mungkin ada yang punya pengalaman atau lebih mengerti mengenai hal ini, maklum saya masih pelajar kinyis-kinyis, silahkan ditambahkan…
info yang sangat menarik, sepertinya harus dicoba 🙂 , Affleck
nyimak
Biasanya asuransi mengexclude kegiatan sport…kecuali memang asuransi yg menutup khusus kegiatan sport.. Tp jarang banget sih…resikonya udah bukan sudden dan unforeseen lagi soalnya…
http://kobayogas.com/2015/11/04/modifikasi-yamaha-new-vixion-lightning-pakai-teralis/
Agak janggal yah
Clear Jelas bang.. Ya kayak penjelasan bang Leo aja… Pas bangeeet.. Ngga memihak..
Ada gitu yang nekad bawa UG kebelakang paddok .. ini yang paling berbahaya .. wkwkwkwk
http://apipotoblog.com/2015/11/04/statements-bos-hrc-shuhei-nakamoto-rossi-menendang-yamaha-merespon/
gambarnya keren euy jadi inget ninja terbang
teman juga pernah mengalami di tikungan S kecil sentul pada saat fun race di kelas 600cc. teman mau di overtake rider lain dari sisi dalam sebelum masuk corner. yg akhirnya terjadi kontak kemudian masuk gravel. teman mengalami cedera. motor minor kerusakan. saat itu gak ada kesepakatan ganti rugi.
rider yg ikut event balap amatir sdh harus memperkirakan resiko yg bisa terjadi melibatkan rider lain.
perlu adanya aturan juga nih om kalo menyangkut crash yg disebabkan kelalaian pembalap lain.
karena kerugian sudah pasti secara materiil motor rusak, belum lagi kalo cidera.
kalo masalah cidera dll mungkin sudah ditanggung panitia penyelenggara. tapi masalah motornya yg belum jelas siapa yg menanggung kerusakan.
Wah baru tau om leo orang hukum
lha tak kirain kalau bukan kompetisi bebas aja kalau rusak / rugi di tanggung diri sendiri, kecuali kalau kompetisi resmi dan ada penanggung jawabnya
http://ongolongol.com/2015/11/04/ini-dia-pengganti-jorge-lorenzo-di-yamaha/
Apipblog pada November 5, 2015 pukul 12:37 pm berkata:
Ada gitu yang nekad bawa UG kebelakang paddok .. ini yang paling berbahaya .. wkwkwkwk
=========================================
kalo ane dipaksa UG gimana om? 😦
Karena biasanya dalam perlombaan balap motorsport jarang ada yg dengan sengaja menabrak PemBaLap lain om, risiko nya besar, bisa-bisa malah dia yg buntung..
Yah, namanya ga ada unsur kesengajaan masa sih dipaksa ganti rugi..hehe…
Kalo memang diperlukan ya sekali lagi peran RD/hakim yg memutuskan.
@ Subaru :
kalo UG-nya yang minta , yoda ente pasrah aja bro
wake up subaruuuu 😀
ay punya mimin
http://kobayogas.com/2015/11/05/inspirasi-modif-tak-ada-moge-honda-minerva-pun-jadi-diacak-acak
apakah sesimpel itu? cekidot..
http://nanocity.blog.com/2015/11/05/seri-motogp-ketika-sportifitas-dipertanyakan/
resiko ditanggung masing2 penumpang…. 😀
Setahu saya kalo asuransi tidak mengcover kerusakan akibat penggunaan selain di jalan raya : misal sirkuit / dipakai balapan.
Tapi kalo ga ketauan sm pihak asuransinya ya mngkin gpp 😀
Bisa sih, tp preminya beda dan jelas mahal.
Foto terakhir spektakuler juga ya om leo.