Nikmat VS Bahaya nya Riding di Australia

Setiap kali saya posting foot-foto riding semenjak tugas belajar di Canberra, komentar teman-teman selalu senada “Aduhhh enak banget mas” “gila jalanannya asyik banget, lebar ga pake macet”.

Oke, itu betul.

Tapi supaya fair kita juga melihat, selain kenikmatannya, apa saja bahayanya riding di benua merah ini. Kita mulai dengan yang pasti dulu.

NIKMAT:

Bebas macet. Saya kira ga ada biker Indonesia yang justru sangat senang dan bahagia riding di tengah kemacetan. “wah kalau saya mah justru demennya riding saat macet mas”. Sepertinya sih ga ada ya.

Nah Australia ini memang surganya utk itu. Macet memang ada persis di pusat kota. Tapi keluar sedikit, sudah lega. Kita bisa menikmati riding dengan tenang dan nyaman. Mesin overheat? engga sempet.

Lalu-lintas tertib. Tidak ada angkot mangkal, tidak ada alay-alay jalan raya yang selanang-selonong. Tidak ada bus ugal-ugalan. Semua pengguna jalan raya menghargai SIM nya yang didapat dengan bertahap dan susah payah. Ngawur di jalan? bukan hanya ditilang, tapi dikurangi point. 7 point habis (bisa karena sekali pelanggaran besar) ? SIM dicabut. Saat riding kita tahu apa yang kita harapkan dari pengendara lain di depan, di samping dan di belakang kita. Kita menggunakan jalan raya dengan standard kepatuhan yang minimal sama. Beri tanda tiga detik sebelum mulai berganti jalur, beri jarak aman ke kendaraan depan dll.

Sama saja dg pengendara lain. Ngantri panjang di lampu merah, rombongan putus 3.

Sama saja dg pengendara lain. Ngantri panjang di lampu merah, rombongan putus 3.

Kondisi jalan. Untuk kondisi jalan raya di highway bisa dipastikan mulus, meskipun jenis permukaan jalan beragam. Perjalanan luar kota tidak perlu khawatir ada lubang menanti di tikungan highway.

Kesemua faktor itu menyebabkan jarak 600 km bisa ditempuh dalam waktu 5.5 sampai 6 jam. Itu Jakarta-Yogya lho dab, cuma 6 jam. Edian tho?

BAHAYA

Angin kencang. Ini bahaya dan musuh nomer 1. Biasanya ditepi jalan ada warning “high speed wind” terutama di route highway yang memang terbuka atau di perbatasan antara areal pegunungan dan padang rumput yang memiliki perbedaan tekanan udara yang besar. Arah angin dari depan cukup melelahkan karena menghempas tubuh kita. Namun yang lebih berbahaya adalah angin yang menghantam dari samping. Pernah jalan di Pantura dan merasakan motor bagian bawah atau roda depan seperti tertarik ke arah lain? Disini membutuhkan motor dengan wind protection (windshield utk tubuh bagian atas) dan bentuk aerodinamis yang baik. Atau dengan berat diatas 250 kg sekalian.

Binatang liar.  Sepanjang perjalanan anda akan sering melihat bangkai binatang yang tertabrak kendaraan. Umumnya kangguru. Jangan dianggap enteng, Kangguru bisa sangat besar dan bertulang kuat. Saya beberapa kali melihat mobil rusak radiator dan mogok tidak jauh setelah menabrak kangguru di kecepatan 100an km/jam. Lha itu mobil, kalau motor gimana ceritanya bro? bisa jadi kanggurunya hidup dan anda lehau. DIbutuhkan kontrol dan konsentrasi yang baik meskipun rute yang diambil kelihatannya aman.

GOPR0613-002

Permukaan Jalan. Meskipun secara umum kondisi jalan di highway sangat baik, kondisi jalan di backroad, atau jalan non-highway, harus diperhatikan dengan baik. Jalan backroad adalah jalan favorit para biker karena pemandangan dan rutenya yang luar biasa menyenangkan. Highway is boring, lurusss aja. Plus di highway biasanya selalu ada speed camera ataupun highway patrol yang memastikan kita tidak melebihi batas kecepatan 110 km/jam. Jalan backroad di banyak rute tidak memiliki batas kecepatan. Namun juga kondisi permukaan jalannya tidak mudah ditebak kalau kita tidak hapal. Ada tiga jenis bahaya disini: jalan berlobang terutama di tikungan, permukaan jalan yang berpasir, tumpukan daun gugur yang basah dan licin. Traction control + ABS sepertinya akan lumayan bermanfaat disini.

GOPR0619-005

KESIMPULAN

TIdak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Juga tidak dengan riding di Australia. Ada banyak kenikmatan, namun juga tidak kurang bahaya yang harus diwaspadai.

8 bulan disini, saya merasakan kalau riding, tingkat kewaspadaan saya malah lebih tinggi. Aneh ya. Di Tangerang atau di Indonesia saya justru merasa lebih pede.

Adanya bahaya bukan menghentikan, namun membuat kita lebih mengantisipasi bahaya dan menghargai jalan raya serta pengguna yang lain. Sekaligus bersyukur atas nikmat riding yang didapat. Dan itu yang membuat kita menjadi biker yang lebih baik bukan?

Bagaimana di lokasi bro dan sis? Apa nikmat dan bahayanya?

58 thoughts on “Nikmat VS Bahaya nya Riding di Australia

  1. Saya masih Di kelas Macet”an mas…bawa moge gak liat speed, tapi liat temperature…kalo disini seperti yg mas tau…kalo di depan Ada kendaraan motong, bukan ngerem, tapi nglakson…hehe…

  2. Dari cara dapet sim aja, kita perlu berbenah. Shg lbh menghargai apa yg didapat dgn susah payah.
    Yg punya sim ya yg mmg layak punya. Meminimalisir alay bermotor f*, ibu2 sein kiri belok kanan, dan teman2nya 😀

  3. enakan di negara saya om,, ga ada kangguru,,ga ada batas kecepatan,, kita cuma perlu punya ilmu ramal,, meramal kapan bajaj tiba2 belok, dan meramal tiba2 ada alay muncul dari gang,,,😄😄😄😄

  4. Atmosfirnya mirip riding di sumatera Om, dimana bahaya alam lebih mengerikan daripada human error, tapi lebih bahaya lagi jika riding malam hari disamping faktor alam (jalan berlubang) juga ada Error Human (Begal) wkwkwk

    • Waktu ke kangguru valley, itu ada dua ibu (umur 40an) bawa GSXR600. Intinya bukan di usia tapi seberapa mudah org bisa punya SIM tanpa harus bisa bawa kendaraan.

  5. saya di bandung ya masih khas ala riding di Indonesia jalan berlubang dan kurang manusiawi sekarang banyak di cor beton tapi malah kurang nyaman karena kasar kadang bahu jalan dibiarkan apa adanya sehingga sangat berbahaya plus ibu-ibu riding terus alay angkot dan masih banyak driver maupun rider yang kesadaran lalu lintas nya sangat kurang btw nice share jadi membuka mata saya banget.

    • setuju kang. belum lagi angkot tiba tiba berhenti. sama entah kenapa sekarang bandung jadi sarangnya matic berisik knalpot yang ngeden minta ditabok.

  6. sederhananya, riding di Indonesia itu memiliki hikmah tersendiri: tegur sapalah penduduk (dan semua mahluk hidup) yg dijumpai disepanjang jalan, agar anda selamat sampai tujuan diiringi doa dari mereka yg anda sapa.
    *ora usah kesusu, kabeh wis ono sing ngatur*

  7. bahaya peringkat 1 disini mah ngga ada yang ngalahin emak-emak naik motor :3
    bahaya peringkat 2; abg cewek naik motor
    bahaya peringkat 3; motor laen :v
    bahaya peringkat 4; orang pacaran dimotor
    bahaya peringkat 5; angkot
    bahaya peringkat 6; orang pacaran di bangku paling belakang angkot, gimana ga bete panas-panas nonton orang pacaran di kaca belakang angkot sambil pacet :v

  8. kalo riding di rumah ortu ane yang terletak di salah satu sudut kabupaten bogor…
    nikmat: banyak berbagai macam toko, bengkel, dkk di pinggir jalan. nyari sesuatu nggak perlu riding jauh.
    bahaya: kalo malem minggu alay jalanan keluar semua, meresahkan -_-

  9. salut dengan peraturan SIM-nya yang ketat, btw yg ngurusin SIM disana kepolisisan ato pihak lainnya masbro? penasaran dgn wacana dirubahnya penerbit SIM di Indonesia, yang cocok siapa ya yg ngurus??

  10. jadi bahayanya:
    Angin kencang
    Binatang liar
    Permukaan Jalan

    kalo angin kencang n binatang liar pasti ga ada di jakarta, cuma permukaan jalannya itu lho…. kayanya pasti lebih parah di indonesia.
    (diluar kota2 besar, binatang banyak keliaran juga kan dijalan)

  11. Kalau di Jakarta, yang juga berbahaya dan bikin kesal adalah (ranjau) paku. Kalau sudah kena pasti bikin kesal setengah mati, rugi waktu, rugi tenaga ndorong motor, dan rugi duit dipalak tukang tambal ban yg (mungkin) masang ranjaunya. Itu kalau motor gak jatuh.

    Om Leo cerita dong, di LN khususnya Australia pernah kena paku gak, dan apa di sana ada tukang tambal ban?

  12. Mantab ulasanya…
    Ai masih di Indonesia pulau Jawa. Provinsi DKI Jakarta. Dimana bahaya terbesar adalah:
    1. Ketika persimpangan. Lampu sudah merah masih ada yang nerobos.
    2. Metromini dan Kopaja Ugal2an
    3. Perilaku Zig Zag alay dan lawan arah…
    4. Perempuan muda dan ibu2 bawa motor tanpa peduli safety…ex: lampu rem belakang mati, belok tidak sein, kalo sein kiri eh beloknya kanan, main Hp sambil nyetir, boncengan ber 3, naik motor kenceng pakainya topi, ketika topi nya terbang berhentinya sekaligus.. amsyonggg..
    5. Tikus nyebrang atau kucing nyebrang.
    6. Benang Layangan..

    Di Ausi enak ya om..tidak ada calo sewaktu ngurus SIM. Dan gak di dilama2in kalau ngurus SIM dengan Cara Jujur. (Dipaksa Nembak SIM).

    Mental yang bagus membentuk tatanan masyarakat yang bagus..mulai dari lalu lintas sampai urusan management negara..
    Ironis Indonesia yg dilihat di peta dekat sekali dengan Australia. Tapi jika komparasi hal apapun pasti terasa jauh…

    semoga sepulangnya om Leopold dari pendidikan disana. Memberikan dampak positif pada negara ini..

  13. keren yak batas kecepatan tegas di 110 kpj tapi bisa manteng 100 kpj dengan tenang.. beda sama di negara kita, di rambu maks 80 kpj, ada yang 120 kpj nggak ditilang, tapi manteng di atas 60 kpj aja susah bener.. 🙄

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s