Yamaha MT-09 adalah motor generasi baru Yamaha yang fenomenal. Ringan, mudah dikendalikan, dan sangat bertenaga. MT-09 duduk manis di peringkat ketiga motor terlaris di Eropa tahun 2014 setelah BMW S1000RR dan Yamaha MT-07 menurut MCN dan Visordown.
Dan itu pula yang saya rasakan selama riding dan touring bersama MT-09 sejauh 5,000 km 8 bulan ini. Wis percaya saya aja deh. Motor ini sang penakluk jalanan kota.
Namun begitu memasuki area touring atau racing ada satu hal yang menurut saya menjadi satu faktor penghambat keluarnya semua potensi motor satu ini: suspension.
Dirancang sebagai motard, MT-09 memiliki spesifikasi suspensi yang cukup ringan. Fork spring depan sangat soft : 0.75 kg/mm linear rate. Sementara jika melihat spesifikasi pada umumnya sepeda motor road bike ber-cc besar, fork spring berkisar di angka 0.9 kg/mm ke atas. Kelihatannya sedikit perbedaannya, tapi melihat total angka travel dari shock depan, perbedaannya menjadi signifikan.
Spring yang terlalu soft menyebabkan motor mudah mengalami gejala dive (efek seperti ambles) saat braking/memasuki tikungan/menghadapi jalan tidak rata karena kemampuan spring dalam menyerap (compression) tekanan terbatas. Begitu pula dengan kemampuan spring dalam melepaskan tekanan atau rebound. Tekanan perlu dilepaskan secara halus dan gradual untuk mengurangi efek bouncing atau mental dari permukaan tanah.
Dalam forum Yamaha MT-09 Owner Indonesia, experience terhadap gejala soft suspension ini berbeda-beda. Bagi rekan-rekan yang berbobot ringan (50-60 kg) efek ini kurang begitu terasa. Sementara pada teman-teman lain yang memiliki berat diatas itu, ringannya spesifikasi spring memiliki dampak yang besar.
———-
Apa efeknya bagi handling mas?
Tentu terasa, saat kita memasuki jalanan apalagi tikungan yang tidak rata, suspensi yang terlalu reaktif atau mengayun akan menyebabkan kontak ban terhadap permukaan jalan berkurang. Apalagi di tikungan ini akan memunculkan efek sentripetal (membuang ke dalam) yang akan mengganggu kehalusan cornering kita dan tentunya kepercayaan diri.
Saat touring terakhir di Kangaroo Valley bersama motor-motor sport lainnya ini saya rasakan betul.
Iya MT-09 punya torsi/power yang tidak kalah, bahkan lebih besar. Iya handlingnya enteng dalam membejek tikungan (Wonderful frame). Tapi kedua hal itu diganggu dengan suspensi yang terlalu lunak dan menyebabkan pogo effect pada motor. Saat di jalan lurus bergelombang, saya masih hajar saja sampai 170km/jam, tapi begitu masuk tikungan panjang saya harus perhatikan betul kehalusan jalan. Kalau tidak rata di kecepatan medium pun jadinya terganggu.
Saat saya cek di forum-forum MT-09 atau FZ-09 (istilahnya di north America), suspensi memang jadi keluhan umum. Lha ya jelas, bobot mereka rata-rata 80 kg an ke atas.
——-
Bagaimana cara mengatasinya mas?
- Turunkan berat badan ke bawah 60 kg hehehehe
- Coba rubah settingan standard compression dan rebound yang ada di suspensi depan dan belakang. Ingat harus dicatat perubahannya. bandingkan dan cari hingga mendapat settingan yang optimal.
- Jika kedua hal di atas tidak membuahkan hasil perlu dipertimbangkan untuk mengganti suspensi. Utk front suspension bisa dengan mengganti spring yang memiliki spesifikasi diatas versi standard + oli suspensi yang lebih kental. Utk rear suspension, sayangnya lebih rumit, coba dengan menggunakan suspensi aftermarket seperti Ohlins for MT-09, ataupun seri Penske dari Stoltec.
Untuk saya alternatif pertama sepertinya sulit hehehe.
Jadi saya coba alternatif kedua dengan merubah setting compression dan rebound dengan catatan akhir berikut:
- Front Spring load: 3 putaran ke kanan – hard
- Front damping: 2 putaran ke kanan – hard
- Rear Spring load: 2 klik ke kanan, posisi 5, hard
- Rear damping: nill
Hasilnya bagaimana mas setelah bbrp settingan?
Motor memang jadi berkurang mengayunnya, tapi tetap tidak diam, chattering terutama saat keluar tikungan atau masuk gas.
Bro Adhiputra, MT-09 Owners atau Niners atau Master dari Yogya sudah mengaplikasi suspensi Ohlins. Menurut bro penyuka racing sekaligus long-range touring dengan BMW 1200GS nya ini, feelingnya dengan menggunakan ohlins memang benar-benar berbeda. Lebih diam dan halus sehingga jadinya pede melibas segala macam kondisi. Mantap tenann..
Wah, solusi yg pertama adalah kabar baik u/ pak taufik TMCBlog.. Heuheu..
Hampir mirip ya dgn spec suspensi KTM duke yg sedikit ambles jg. CMIIW
hehehehe iya kang Taufik aman..
Oh ya? yg Duke 200?
Betul Om.. Kebetulan body jumbo jg nih saya..
Jadi kapan beli ohlins om? 😀
nahhh itu hehe
sentripetal kayanya buang ke luar om bisa mengakibatkan high side 😉
coba dicek lagi mas. setau saya sentripetal itu gaya yg mengarah ke dalam
oh ya kirain sentripetal dan sentrifugal sama :mgreen:
cuma buat cornering ban depan kehilangan traksi namanya sentrifugal dan itu mengarah ke luar 😉
Diganti ohlins aja om Leo.. Pasti teratasi
http://motomazine.com/2015/08/27/motogp-bradley-smith-mendapatkan-perpanjangan-kontrak-di-monster-yamaha-tech3-hingga-2016/
wahh beratttt
Untuk ukuran $Aussie masa masih berat kang?
Hehe opsi terkhir maknyuss om
hiyaya haha
efek ngayun disini apa gak jauh beda sama limbung gitu ya om?
gimana kalo volume oli shocknya ditambahin om biar “ngepernya” rada keras?
Mantap
cara pertamanya itu mas yang challenging hehehe….
http://singindo.com/2015/08/28/pantas-saja-bapak-ini-mau-jual-ginjal-untuk-kuliah-anaknya-harga-satu-ginjal-rp-2-4-miliar/
opsi pertama memang benar2 sulit sepertinya…
thanks gan infonyaaa
Photo nya good banget, pake HP ato camera apa Gan???? ………..
Kenapa gak cari shick depan limbah punya r1 atau motor lain yg ber genre sport aja om