Pemerintah Perlu Pertimbangkan Tambahan Gerbong Khusus Motor Untuk Mudik. Sepeda Motor Bayar Beraneka Pajak Juga Bukan?

Miris setiap kali lihat foto para pemudik membawa keluarga (dan barang) menggunakan motor.

Kalau hanya dalam propinsi, atau jarak dekat misalnya Jakarta-Bandung mungkin masih okelah. Tapi banyak yang sudah diatas 300an KM bahkan dari Jakarta ke Jawa Timur berboncengan ber-4 dengan barang gembolan yang lumayan banyak.

Miris, karena itu dilakukan bukan karena hobby menyiksa diri dan keluarga. Tapi karena pilihan ekonomis lainnya tidak banyak tersedia.

Sementara itu kepolisian dan dinas perhubungan mencatat lebih dari 70% kecelakaan setiap arus mudik dialami pemudik yang menggunakan sepeda motor.

Saya ingat jaman mudik tahun 1999-2000 dengan naik Tiger ke Yogya. Untungnya belum nikah dan punya anak waktu itu. Perjalanan masih bisa ditempuh dibawah 12 jam asal berangkatnya tengah malam.

Lha kalau sekarang? ngerih kondisinya.

Mudik 3193_large

Beberapa pabrikan sudah mengambil inisiatif untuk menyediakan program mudik bareng atau pengangkutan motor dan biker. Tapi tentu karena ini inisiatif swasta tidak banyak bisa menjangkau pengguna sepeda motor.

Sebagai pemerintah yang bertanggung jawab melayani dan mengayomi masyarakat, apalagi getol banget menarik pajak dari sepeda motor yang luar biasa jumlahnya, pemerintah tidak bisa tutup mata terhadap fenomena ini.

Tidak cukup hanya dengan menghimbau, karena itu tugasnya pemuka masyarakat atau alim ulama. Tidak juga bisa dengan hanya melarang sepeda motor digunakan jarak jauh seperti rencana beberapa tahun lalu.

Perlu ada tindakan nyata.

Salah satu yang sangat mungkin adalah mengkonversi sejumlah gerbong barang untuk bisa digunakan mengangkut sepeda motor. Mungkin tidak akan sampai persis di kota tujuan, tapi ini akan memotong jarak tempuh ratusan KM atau belasan jam (dalam kondisi macet) dari para pemudik yang menggunakan sepeda motor.

Misalnya saya akan pulang ke Boyolali, jarak tempuh 600-700 km akan berkurang sangat banyak kalau saya bisa berhenti di Solo.

Lho mas, kenapa engga motor ditinggal saja dan naik angkutan AKAP?

Tidak semua pemudik memiliki kendaraan di kampung halamannya. Dan pada saat lebaran sangat tidak mudah men-charter atau menyewa kendaraan.  Kebayang dong pada saat lebaran harus berkunjung dan silaturrahmi ke banyak tujuan, yang tidak dekat, tanpa kendaraan.

Usulan gerbong khusus motor ini hanyalah salah satu contoh atau alternatif. Ada banyak moda lain yang bisa dipertimbangkan demi menekan angka kecelakaan selama mudik.

Pengendara motor adalah pembayar pajak. Dengan keterbatasan ekonomi yang real dan kebutuhan mudik yang real. Pemerintah harus mulai bertindak sebagai pengampu kepentingan publik yang dilengkapi dengan anggaran dan kekuasaaan, tidak hanya sekedar saran atau himbauan saja.

Bro dan Sis mungkin juga ada usul lain?

14 thoughts on “Pemerintah Perlu Pertimbangkan Tambahan Gerbong Khusus Motor Untuk Mudik. Sepeda Motor Bayar Beraneka Pajak Juga Bukan?

  1. tega gak tega ya om, selama tidak ada pilihan yang lebih ekonomis. Tau sendirikan diindonesa kaum buruh berpenghasilan rendah seperti saya adalah mayoritas. yang mencaci gak sefti dlsb sepertinya tidak pernah jd org miskin, makanya ngomong seenak udel

    • haha, alasan yang lucu ni….
      smoga anak istri anda bisa terus sabar ya sama anda 😀

  2. musim mudik sekarang gambarannya dah beda mas.. mungkin ga 180 derajat.. tapi daerah saya yg biasanya H-6 udah mulai banyak motor ma mobil..sekarang malah sepi..jalan kosong melompong..sumbatannya emg di jomin sampai indramayu, setelah cipali selesai lancar jaya.
    soal motor, kyknya KAI juga udah mulai membidik pasar ini mas.. sekarang gerbong yg disediakan juga udah mulai ditambah..

  3. jaman dulu sebelom ngredit motor ga segampang sekarang jarang lho yg mudik pake motor.
    semua orang naik kereta yg murah, gelar tiker, sampe nangkring di toiletnya.

    kalo mau ada gerbong khusus malah lebih ga efisien keretanya yg harusnya bisa bawa orang banyak malah dibuat bawa motor. kalo mau paketin motornya jauh2 hari.
    lagipula sebagian orang itu bawa motor salah satunya buat pamer juga dikampung.
    coba gugel belakangan ini ada foto orang bawa 2 anak sama istri mudik pake r15, bayangin aja gimana, bisa beli r15 masih maksa mudik pake motor, masak beli tiket bis ga bisa, kalo ga bisa pake motor yg lebih nyaman lagi, matic gitu.
    lagipula di kampung ga bisa pinjjem kendaraan orang tua/sodara dulu gitu buat silahturahmi ke keluarga yg agak jauh. musti gitu ya bawa kendaraan sendiri.

    solusi lain ya abisin pendatang2 di jakarta, efisiensi buruh/buka pusat produksi diluar jakarta, yg ga produktif suruh cari kerja di kampung halamannya aja. daripada di jakarta juga cuma nambah2 macet/ningkatin angka kriminalitas.

  4. Fenomena pulang kampung menjelang lebaran memang sudah terlanjur jadi budaya dari sejak dulu. Nah….hal ini pun berkaitan dgn banyak aspek terutama sebab kenapa hal ini bisa terjadi, salah satunya karena Jakarta adalah pusat dari segalanya di Indonesia…makanya hal ini belakangan semakin parah dan bahkan mengerikan. Jadi, kalo menurut opini saya, jika pemerintah ikut memfasilitasi mudik dgn gerbong khusus bukanlah solusi untuk kedepannya nanti. Memang ini akan menjadi pilihan yang sulit, namun harus segera dilakukan pemerintah yaitu merunut ulang dari awal sebab musabab hal ini bisa terjadi kemudian mengambil langkah strategis dalam arti kata semacam reformasi pula…serperti tidak lagi memusatakan segala urusan di Jakarta dan memudahkan orang didaerah dalam segala urusannya… Saya yakin jika hal ini segera dilakukan.dengan sistematis maka perlahan2 akan terjadi perubahan meskipun budaya mudik tidak dapat dihapuskan tetapi volume atau kapasitasnya tidak semengerikan serperti sekarang ini, sebab justru akan memungkinkan secara perlahan pemusatan kegiatan dan populasi akan tersebar ke daerah2…kemudian barulah pemerintah berkonsentrasi untuk.meningkatakan kualitas sarana infrastruktur secara merata dan tidak lagi terpusat hanya di ibukota negara yaitu Jakarta.

  5. udah ada mas pake kereta via ekspedisi yang ada di stasiun, biasanya di stasiun Bekasi/Jakarta Kota
    tapi harganya ya lumayan, untuk matic dan bebek dari Jakarta ke Semarang bisa 300-400rb kalo motor sport diatas itu harganya.

Leave a reply to FBK Cancel reply