Bagaimana Cara Kawasaki dan Yamaha Menghadapi Kondisi Overstock Product? Case Study Er6n/f dan R25

Overstock adalah kondisi dimana hasil produksi (supply) melebih pembelian/permintaan (demand).

Apakah ini berarti produk tersebut jelek mas?

Tidak mesti. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ini:

1. Ketidakakuratan perhitungan management dalam menganalisa pasar.

Sebelum produk dilaunching, managemen biasanya sudah menugaskan surveyor independen untuk melakukan prediksi berapa potensi pasar utk menyerap produk tersebut. Dan ini yang kemudian dijadikan target internal. Ingat target produksi tidak bisa sembarangan dan seketika dirubah. Karena ini menyangkut supply parts dari vendor, production line, marketing burden, distribution arrangment dll. Euphoria yang muncul saat produk dilaunching bisa saja mempengaruhi management untuk merubah target produksi  yang sebelumnya ditentukan. Ini terjadi pada Kawasaki Motor Thailand dengan alokasi eksport Er6n/fke ASEAN yang berlebihan di tahun 2013/14 dan pada Yamaha dengan R25. Kehadiran Er6 sebagai moge tangguh (ga usah banyak berdebat, percaya saja deh ke saya) dan meningkatnya penjualan Er6 di periode 2012 membuat volume produksi direvisi menjadi lebih besar. Pada kasus Er6n/f per bulan Agustus 2013 saya mendengar khabar over-stock secara regional (di tingkat Asia Tenggara). Di tahun 2014 angka overstock ini secara regional bahkan menyentuh angka 2300 unit. Dampaknya adalah dropnya harga 2nd Er6n/f dari 90an juta jatuh ke 75-80 juta. Pada kasus R25, euphoria pasar nampaknya telah membuat perhitungan awal produksi nasional berdasarkan survey independen 1000 unit/bulan dibengkakkan menjadi hampir 3700 unit perbulan di periode Oktober. Pada saat diketahui serapan pasar berubah, koreksi tidak bisa seketika dilakukan.

2. Kehadiran produk lain yang lebih kompetitif

Pada kasus Er6n/f pangsa pasar yang semula fokus pada produk ini terbelah dua dengan kehadiran Z800 pada pertengahan tahun 2013. Gap yang sebelumnya cukup jauh antara 250cc(50an juta rupiah) dan 600cc sport (230 juta rupiah) menjadi target pasar Er6n/f (100 juta). Namun Z800 dengan mesin 4 silinder 800cc bisa dijual diharga psikologis murah 169 juta. Ini ditambah dengan hadirnya Versys 650 dan kemudian Z1000. Kondisi ini terjadi bukan hanya di Indonesia, namun juga bisa dilihat di forum Z di Malaysia dan Thailand. Ini secara signifikan menurunkan penyerapan Er6n/f di regional termasuk Indonesia mulai pada periode akhir 2013 hingga 2014. Belum lagi ditambah turunnya kelas CBU Yamaha di market ini.

Berikut ini adalah daftar 5 besar tipe Moge Kawasaki yg terjual pada bulan Januari-April 2014 untuk memperlihatkan terpecahnya market
1. ER-6N : 171 unit.
2. Z800 : 103 unit.
3. Versys : 75 unit.
4. Z1000 : 70 unit.
5. Ninja 650 : 55 unit.

Pada kasus R25, tidak ada produk baru yang muncul. Pemain utamanya hanyalah Ninja 250 FI. Namun keputusan cepat Kawasaki untuk mengupgrade dan revisi minor Ninja 250 FI (slippery clutch, knalpot nassert beet, casting wheel dll) nampaknya membuat demand pasar terhadap Ninja 250 FI terjaga. Turun secara signifikan iya (dari 2000an ke 1500an per bulan) tapi tetap terjaga. Khabar munculnya CBR250RR dengan konfigurasi mesin V-twin dan output tenaga 40HP juga nampaknya berpengaruh dalam mencuri perhatian pasar potensial.

3. Strategi Marketing yang kurang dinamis

Intinya tidak ada produk yang sempurna. Er6n/f memiliki kekuatan dan juga kekurangan. Begitu pula R25 dengan kekuatan dan kekurangannya. Tugas marketing lah kemudian untuk meng-kapitalisasi atau mengemas kekuatan produk, sementara. Pada kasus Er6n/f awalnya Kawasaki mengatasi dengan disc 2-4 juta rupiah, bahkan utk pihak internal leasing menurut sumber saya discount mencapai angka 20 juta rupiah dengan skema kredit internal. Namun strategi ini kemudian dirubah menjadi cicilan 0% dan paket nonton bareng MotoGP/WSBK. Begitu pula untuk menjaga demand atas Ninja 250 FI, Kawasaki Motor Indonesia melakukan upgrade package untuk membuat product tetap terlihat superior, seperti penambahan slippery clutch (seharga 2 jutaan), knalpot Nassert Beet (5 jutaan).

Kesimpulan:

Penting bagi product premium untuk tidak membanting harga karena efeknya ganda.

Ke dalam: ini akan mengecewakan komunitas yang sudah atau baru saja memiliki kendaraan.

Keluar: ini akan merusak prestige product.

Discount 7 juta mungkin sifatnya hanya temporer dan terlokalisir di beberapa dealer, namun efeknya merusak secara nasional. Kawasaki lebih terbiasa menghadapi kondisi overstock product premium, cara mengendalikannya juga dengan diam-diam dan elegan.

Yamaha mungkin karena lebih terbiasa dengan menjual LPM (low price model) sehingga saat dealer menghadapi kondisi overstock, pendekatan marketing yang diambil sama seperti menjual entry-level bike yaitu diskon jor-joran.

Alih-alih menarik minat, cara seperti ini di kelas yang lebih premium (atau middle level) justru akan kontra-produktif. Saatnya bagi pabrikan untuk menata kembali mindset dan strategi marketingnya di kelas 250cc karena selain faktor internal, dampak inflasi dan juga kemungkinan mulai menipisnya kue pasar 250cc harus diantisipasi lebih baik.

51 thoughts on “Bagaimana Cara Kawasaki dan Yamaha Menghadapi Kondisi Overstock Product? Case Study Er6n/f dan R25

    • Kalo bayangan saya sih harusnya desain headlamp replika punya YZF-R6 tapi gak perlu lubang air intake. Swingarm banana dan frame deltabox (R15 harga 30juta aja bisa pake, kenapa R25 ngga?). Lalu pake tanki logam. Lalu shock blakang unitrek. Lalu kabel2 di dashboard jg dibuat lebih rapi.

      Itu sih bayangan saya kalo R25 produksi lokal mau overtake Ninja 250 versi CBU thailand, di harga yang head to head pula.

      Untuk keadaan sekarang, R25 memang sepantasnya di level 40jutaan, sesuai kualitas stengah2 yg dikasih hehehe.

    • Maaf nih Mas bro, tangki R25 itu kalo cuma dipegang doank memang ketauan dari plastik tapi itu kan kondoman. Tangki logam tetap ada dan terbungkus kondoman tangki.

      Mengenai frame deltabox, R15 bisa pakai karena biaya produksinya ketolong sama mesin SOHC 4v. Kalo pakai mesin DOHC, niscaya tak akan pakai frame deltabox.

      R25 tak pakai deltabox mungkin karena mesin DOHC 2 silinder itu mahal. Ditambah lagi frame deltabox juga mahal biaya produksinya. Kalo digabungkan bakalan lebih mahal harganya walaupun itu sudah produksi lokal. Apalagi Yamaha sepertinya mau mengambil untung yang besar.

      Yaahhh, itu baru opini ane saja..hehehe, jadi memang belum ada bukti pasti

    • setuju, minusnya bagi sya cuman desain aja tdk moge look.
      klan ninja hampir semuanya mengejar desain dan performa serta meninggalkan kenyamanan. ninja r, krr, mono dsb.

  1. Saya sependapat dng mas Leo …… mendiskon harga rdk menjamin mengurangi overstock …….cara ini kurang elegant walau sifatnya situasional …….temporer dan dilokalisir .

  2. Sbnrnya utk masalah diskon harga ini sdh akan sy komentari pd artikel yg seblmnya tp kali ini sdh dibahas sm sang blogger. Baru kali ini sy setuju. Efek obral harga akan mengakibatkan harga secondnya hancur. Hal ini sgt tdk disukai konsumen Indonesia. Selanjutnya sy sgt yakin kalo Ninja killer tdk akan pernah ada. Ninja akan terbunuh apabila dia sndri yg melakukan harakiri atau saling bunuh sesama Ninja alias sdh pada naik kelas. Killer yg sesungguhnya. The one & only : NINJA. Orang Indonesia sgt fanatik merk. Sekali Aqua tetap Aqua. Malah ketika sy tes drive Er Selawe pnya tmn pas nglewatin gerombolan anak SD & SMP mrk lsg bilang wih onok Ninja lewat.

  3. yamaha mestinya belajar dri byson yang dulunya smpat overstok… beberapa produk yg mestinya diproduksi limited jng buru2 dinaikin kapasitas produksiny, kualitas marketing mreka kan kamsupay, inden fiktif yang dilakukan dealer biar dpt alokasi paska booming harusnya bisa dibaca!!

    numpang share ya sob beberapa point kelebihan Yamaha jupiter MX king dibandingkan Suzuki satria FU, thank you…

    Kelebihan Yamaha Jupiter MX King dibandingkan Suzuki Satria FU (versi team marketing Yamaha)

  4. Good point,..memang serba salah
    Upgrade produk–bisa mencedederai konsumen lama
    Diem aja seperti sekarang bisa2 terus dicedeari lawan…
    Tapi berhubung sudah seperti ini buat aja promo temporary seperti tambahan knalpot akra or sakura… liat demand-ny apakah ada peningkatan…yg pasti kalau kondisi motor 11-12 gimmick speerti in yg penting..(ingat Kawak sudah tambah slippery clutch) ya Yamaha Tambah deh knalpot Akra.. 🙂

  5. halah mas… gimana konsumen “premium” gak kecewa!
    saya ke dealer yamaha jatim pusat mau beli R25, dilayani sales yg penampilannya amburadul, omongannya gak berpendidikan, tidak menguasai produk & promo. akhirnya pulang dgn kekecewaan.
    mbok ya salesnya ditraining yg bener ala salesman mobil gitu kek..
    kebiasaan jual matic murah & bebek

    • kok sama kaya pengalaman saya di DDS cempaka putih,waktu tertarik beli NMAX salesnya butuh ga butuh,ya konsumen yang pegang duit

  6. menurut ane…diskon s/d 7 juta adalah kesalahan fatal…
    seharusnya yamaha buat aja diskonnya dalam bentuk bonus…
    misalnya beli R25 dapat Helm AGV , knalpot acrapovic slip-on , tiket nonton moto GP atau yang lainnya)

    dengan begitu prestige akan tetap terjaga, dan tidak akan mencederai user R25 yang beli dengan harga normal..

    CMiiW 🙂

  7. Setuju mas analisa nya…dan saat ini kawasaki di kelas menengah nya dijejali varian yg cukup kompetitif…ada ER6N/F…Vulcan 650S…Versys 650 Dan Z800…”peluru” yang cukup Ber variasi di kelas menengah…dengan rentang harga Rp 100jt sampai Rp 200jt…kita lihat strategi kawasaki yg bener-bener siap menghadapi pasar saat ini…

  8. Ini yg aku suka dari om Leo. punya pandangan tersendiri atas suatu kejadian. disaat orang laen menanggapi kasus R25 dengan sinis om Leo punya pandangan berbeda. ada yg bilang karena down grade, kualitas abal2, g moge look, produk gagal, power g sesuai brosur dll.

  9. Gak heran klo om Leo gawe artikel sekomprehensif ini(lgi doktoral dilawan hehee)….suka Om dg analisis nya ttg suatu case yg komprehensif ini….smoga YIMM tahu artikel ini dn d jadikan pertimbangan!!

  10. Kalo caranya Honda ngadepin overstock gimana ya? Secara itu CBR250 aja nggak kejual. Tapi kok kayaknya tenang-tenang aja cuma duduk manis kaya nggak ada masalah?

  11. wahh saya suka gaya bicara om leo nih, lugas dan nggak berkesan menggurui. saya kadang kalau timbul niatan untuk ikutan ngeblog, suka turun moodnya, nggak tahu apa yang mau saya share. btw untuk kasus diskon gede2an yamaha, saya melihat pabrikan yamaha terlalu target oom, seharusnya kalau memang miss analisa, saya setuju dengan penambahan value buat stok 2014, kayak penambahan knalpot akra, atau filter ferrox. untuk menjaga image premium juga oom..

  12. betul sekali, untuk kelas premium, harga sebenarnya bukan jadi perhatian utama, tapi lebih kepada ke-exclusive-an dengan produk yg memang benar2 sesuai selera yg membuat seseorang mau membuka dompetnya.

  13. R25 kesannya kaya motor matic di iklankan sono sini diobral sono sini, pdhl orang beli motor 50jtan juga nyari prestige nya, r25 lebih banyak nongol di iklan sana sini ketimbang nongol motornya di jalanan, jadi seperti layu sebelum berkembang gara2 sudah jenuh liat iklannya daripada motor aslinya, kalo ninja justru sebaliknya(opini pribadi) simplenya kalo motor bagus akan dicari pembeli, dan sebaliknya kalo kurang bagus penjualnya yg cari pembeli

  14. Di dunia roda 4, diskon2an kaya’ gini hal yg sgt lumrah. Mau mobil murah sampe mahal apapun, klo udah jadwal akhir taun, ganti model,, diskonnya luar biasa. Dan sama sekali nggak menjatuhkan prestige kendaraan juga. Apa mungkin orang kita aja yang belum bisa nerima diskon motor sampe segitu, padahal yang diuntungin juga konsumen yang akan beli.

    • Lha itu kan diskon last stock mobil kalo buat ganti model. Diskon 10 atau 20 juta ya gw mau2 aja kalo cuma untuk alasan ganti desain. Ini lho R25 belum setaun launching udah diskon. Masa iya alasannya mau ganti model? Masa iya bukan karena kesulitan menjual? Ya sebagai konsumen yang mau beli sih untung2 aja dapet diskon. Tapi ini bukan diskon sekedar diskon, tapi buka kedok yang aslinya, bahwa R25 layaknya dan seharusnya dipasang di level 45jutaan SEJAK AWAL.

    • Mksdnya itu bkn akhir taun dan ganti model, tapi mksd gw tu akhir taun atau ganti model. Jdi walaupun keluaran terbaru pun, klo udah akhir taun bakal ada diskon yg lmyn. Gw g bo’ong, awal taun ini bln Januari kmrn gw baru beli Mobilio E Manual VIN 2014, diskon yg gw dapet 26,5 juta. Itu mobilio baru launching taun 2014 awal dan dengan indent yg luar biasa jg waktu itu. Tapi kembali lagi, namanya akhir taun, ngabisin stock VIN 2014 y pasti ngasih tu diskon dealer2. Toh konsumen cm bs nunggu diskon gede momentnya setaun sekali aja pas akhir taun ataupun pas ada ganti model. Jadi mnrt gw, diskon motor senilai 50 juta dengan diskon 7 juta, biasa aja. Toh, klo kita berpikir mau dijual langsung setelah beli, yg VIN 2014 pasti harga turunnya lebih jauh dari yang VIN 2015 tanpa diskon.

  15. Salam kenal Om Leo, saya mohon ijin beropini ya hehe.

    Kalo bicara overstock pasti ada hubungannya sama kesalahan forecasting. baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

    Forecasting kualitatif, seperti mendengar pendapat expert, survei konsumen, survei permintaan. YIMM bisa dibilang gak cermat di sini. hasil pasar menunjukkan konsumen 250cc 2cyl lebih memilih desain dan kualitas daripada performa. blunder ke 2 YIMM adalah menurunkan harga ketika overstock, yg malah membunuh image R25. kawasaki malah semakin mempertegas image ninja dengan melakukan upgrade. Kesimpulannya di Indo motor 250cc 2 cyl adalah produk diferensiasi, bukan low cost. valuenya di keunikan dan fitur, bukan di harga yg murah.

    Forecasting kuantitatif, lihat data historis, cek tren penjualan segmen ini. Life cycle produk ini udh bisa dibilang mature, malah trennya cenderung menurun. harusnya bisa tau diri untuk tidak produksi banyak. tapi sebanyak apa sulit diprediksi juga karena YIMM pemain baru. semoga di produksi tahap selanjutnya YIMM udh tau berapa produksi optimalnya

    bisa dibilang YIMM saat ini overstock karena dia baru aja masuk ke pasar ini, dan itu normal aja menurut saya. emang pada tahap tumbuh (growth) kadang harus merugi untuk menemukan kapasitas optimal. kita lihat nanti gimana produksi YIMM selanjutnya. jika tetep merugi yo berarti manajemene sariawan tenan 😀

  16. kereeeen analisanya om,,khusus yamaha emg sih bagian marketing sama mayoritas sales lapangan kayaknya nggk nyambung…kl produk lg booming konsumen malah di persulit kudu kredit,giliran mlempem kelabakan jor-joran diskon asal target masuk.
    Cuma mikir untung sesaat aja,di pikiran salesnya sepertinya nggk ada istilah “repeat order” .

  17. Sy pribadi sejak spyshoot nya keluar udah gak sreg dgn model nya, , beda jauh dengan prototype nya, ,
    Yah, at least dibikin underyoke, arm banana, agar beda dgn ninja, ,
    Masa r15 pake arm banana + lebih nungging dr pd yg 250cc,,

    Power disunat sih gk penting2 amat, dipake jg cuma buat sunmori, ,

  18. salam kenal om leo, saya ngambil ninja 250 tahun 2014 bulan desember, saat R25 masih heboh2nya, dulu sempet kepikiran ngambil R25, tapi setelah ngeliat langsung dan mikir bahwa produk ini buatan dalem negri malah jadi berpikir 2 kali, kenapa harganya yg katanya produksi dalem negri bisa mirip2 dengan motor CBU kayak ninja, soal power memang lebih besar R25, tapi siapa juga sih yg mau kebut2an di jalan raya, juga dengan kualitas materialnya, bener2 bikin saya berpaling ke ninja 250, model ga usah ditanya mas, biar orang bilang tergantung selera, dari komen2 di atas udah keliatan bahwa lebih banyak org yg kepincut model ninin dibanding R25, dan saya salah satunya 😀

    • Salam kenal juga bro. Tidak semua barang CBU harus lebih mahal drpd barang lokal sih. Apalagi kalau bro tau harga Ninja di Thailand negara produksinya itu dibuat selisih tipis dg harga di Indo krn kebijakan regional begitu. Keduanya motor bagus dg oroentasi yang berbeda.

Leave a reply to mariodevan Cancel reply