Setiap kali saya melihat MT-09 ini, setelah pencarian dan mencoba berbagai aliran moto, saya merasakan riding passion saya menjadi hidup dan mewujud.
Seperti apa sih mas sebenarnya rasanya?
Bukan hal mudah untuk menurunkan sensasi ini menjadi kata-kata. Saya merasa harus cukup benar mengenal dan menyatu. Karenanya saya tidak terburu-buru menulis reviewnya. Dan setelah 750 km bersama, sepertinya ini adalah saat yang tepat.
MT-09 adalah hasil bangun tidur Yamaha setelah tertinggal cukup jauh dari rivalnya pada pengembangan mesin mid-ship. R6, FZ8 adalah hasil desain dan kreasi yang hampir berumur satu dekade. Sudah banyak yang terjadi setelah itu:
- pergeseran interest dari genre sport ke yang lebih road/touring oriented (64% di Eropa, MCN 2014) dan;
- kecenderungan ke mesin yang lebih efisien (murah utk dibangun dan diproduksi) dan bertorsi.
Dan MT-09 ini adalah jawaban Yamaha ke depannya.
Shun Miyazawa dari Yamaha Global mengatakan, Yamaha sudah mempertimbangkan berbagai konfigurasi: in-line twins, triples and fours, dan V-twins; tapi in-line triple yang dianggap memberikan “the best solution of power, torque and low weight”.
Berangkat dari basis MT-09 inilah Yamaha akan mengembangkan berbagai varian motor ke depannya. Mengenal MT-09 akan memperkenalkan kita pada produk-produk Yamaha ke depannya.
ERGONOMI
Memenuhi tujuan desainnya, menurut Miyazawa MT-09 ini adalah sebuah “roadster motard”.
“Roadster motard” menunjukan orientasi MT-09 memang pada supermoto (motard) yang memadukan tiga elemen (road, flat track dan cross) dengan karakter road yang lebih besar.
Dan ini terasa sekali saat kita duduk: posisi antara pinggang dan stang terasa cukup dekat. Ini menyebabkan posisi riding kita seperti sedang berjalan dan berdiri tegak. You are in absolute control like a commander.
Pada kecepatan yang lebih tinggi, kita bisa duduk lebih mundur dan sedikit menunduk, pada posisi yg lebih sporty.
Bahu dan lengan cukup relax, tanpa tekanan. Otot punggung juga terasa lebih natural.
Posisi stang cukup tinggi, sedikit terlalu tinggi menurut saya malahan. Handle bar alias stang juga cukup lebar, memberikan presisi kontrol yang lebih baik untuk bermanuver.
Seat ramping dan minimalis, karena memang dirancang bagi kita utk tidak duduk diam diatasnya, namun juga bermanuver bersama motor.
Posisi kaki cukup nyaman dengan ruang gerak yang luas. Tidak terkunci. Pada longer range riding ini akan sangat berguna karena kita bisa berubah posisi kaki.
HANDLING
Asli, enteng banget. Anda tidak akan merasakan sedang mengendalikan motor bercc hampir 900cc.
Saya agak kebingunan mencari padanannya. Oke dari sesama triple silinder yang pernah saya coba MV Agusta Rivale 800, Brutale 800 dan Triumph Triple Speed 1050, mungkin yang terdekat adalah Brutale 800. Keduanya terasa seperti mengendari motor ber-cc 150-200cc. Baik pada kecepatan rendah maupun diatas 100km. Handling mulai terasa kurang nyaman pada saat sedang di highway (semacam jalan tol) di atas 130 km/jam. Suspensi belakang settingan bawaan terasa terlalu soft. Saat menikung dan digas motor terasa berayun. Bisa disetting lebih keras lagi utk suspensi belakang.
Tapi untuk perkotaan, motor ini bajingannya. Flipping kiri kanan enteng banget, ga ngelawan. Cornering angle pun bisa seketika dan mudah mengkoreksinya bila tidak pas.
KARAKTER TENAGA DAN TORSI
Jika kita terbiasa dengan 250cc dua silinder, tentu mengharapkan tenaga akan keluar smooth awalnya dan kemudian terlepas bebas di kitiran di atas 5000an RPM. Hal ini terjadi pada MT-09 juga, TAPI di RPM 2500. Buehhh
Rusak tenan. Mindset dan kebiasaannya harus dirubah.
Mirip sekali dengan karakter MV Agusta Brutale/Rivale yang tebal, padat, dan bertenaga liar semenjak di bawah. Throttle yang drive-by-wire alias elektronik juga membuat gas menjadi sangat responsif. Menurut review luar terlalu responsif malah sehingga kurang cocok utk cruising.
Saat throttle ditarik lebih keatas dr kecepatan 40km/jam di gigi dua, gejala wheelie terus terasa. Melesat ke 100km/jam terjadi begitu saja. Jadi kalau belum terbiasa, di awal2nya kita sibuk menekan stang depan agar terus menjejak.
Bener-bener fun dan thrilling.
Saat akan memasuki Highway M23 (luar kota Canberra), saya berhenti di TL. Tak lama kemudian berhenti di sebelah saya, tidak salah lagi, CBR1000R. Agak kurang ajar ini motor. Di Australia pada jalur yang sama motor tidak boleh ber-sisian, peraturannya sama dengan mobil. Mana Seriuss banget kayanya ridernya. Baiklah. HIjau, blar… gejala wheelie terus tapi si MT-09 melesat cepat sendirian ke 132 km/h sampai kemudian wungggg.. disalip si nafas panjang.
Not bad. Karakter tenaga yang lebih bertorsi begini yang saya butuhkan di dalam kota.
ELECTRONIC CONTROL
Jika dilihat motor-motor lain dengan spesifikasi yang sama: 800ancc 3 silinder, MT-09 ini termasuk miskin electronic control. Tidak ada traction control dan power mode. Hanya ada throttle mode yang menentukan respons gas, bukan mapping engine. Akibatnya kita harus benar-benar matang dan membiasakan diri dengan motor ini karena tenagannya yang liar. Sudah ada perdebatan di pasar amerika utara (US dan Canada) mengenai problem ini (ditambah dengan tiadanya ABS di versi 2014). Pro dan kontra atas minimnya kontrol elektronik.
Tapi menurut saya, dengan ketiadaan electronic control assisstance itu justru kita lebih mengerti tenaga mentah dari motor serta batasan antara motor dan kita. Dinikmati dan dipelajari.
Kelemahannya emang ga ada Mas?
ada dong, namanya juga ciptaan manusia.
Yang pertama adalah perlindungan terhadap angin yang minimal, ini bisa diakali dengan memasang windhshield.
Yang kedua adalah daya jelajah yang disediakan tanki cukup terbatas. Sekitar 14 liter. Artinya setelah kurang lebih 180 km riding, bensin akan menyentuh tanda E. Untuk jelajah memang agak merepotkan terutama di wilayah luar Jawa.
CONCLUSION:
- Jenuh dengan dua silinder, tapi juga 4 silinder terlalu mainstream?
- Butuh sensasi berkendara yang luar biasa di kondisi jalan biasa? Tanpa harus mengebut di RPM tinggi?
- Anda mature, experienced rider yang membutuhkan raw power?
- Butuh motor bertenaga namun juga sangat lincah dan handal di tiga alam/motard?
Kalau jawabannya “iya”, MT-09 solusinya.
Next Article:
Bagaimana perbandingan MT-09 terhadap Z800 dan MVA Rivale?
p.s : Btw ada kemungkinan ini adalah daily ride review pertama MT-09 yang ditulis blogger Indonesia ya?

Parkir di kampus. Gratis dan diprioritaskan. Sementara mobil harus baya 1.5 dollar/jam dan lebih jauh tu di gedung.
Um minta tolonb fotoin motor classic sebelah kanan donk.
Kirim ke WA ane.
Mashani ROCK 08121 2524 280
lg nyari inspirasi cafe racer dan japsstyle nih
nahh itu memang rencananya jadi article sendiri. Judulnya sudah nemu: Berkelas Tanpa Harus Mahal dan Besar.
mantap om leo…btw motor yg diparkiran yg paling kanan motor apaan ya? Ajibbbb bgt kayaknya hehehe
Nahh nanti jadi satu artikel sendiri itu bro
Keren banget motornya mas, belom pernah liat disini…
Baru bulan februari ini siap di indonesia bro
om leo kok motor yang lain enggak ada helmnya? apa maling disana ennggak ada? 😀
Itu karena saya udh mau pulang makanya helm saya taruh di motor. Biasanya juga saya bawa.
saya tiap kali baca tulisan mas Leo isi kepala saya cuma iri, iri dan iri! hehehe
sama bro, saya juga gitu hehe
bikin iri aja si om leo… gas gasss… jgn ngebut ngebut ommm hehehe
sekolah gimana sekolah hehehe
Cakep emaaaaannggg MT09, motor ini wajib dimiliki suatu saat nanti, maybe naik kelas dari R25, hehe… 😀
cobain 600-650nya dulu 😀
Kereen bgt foto yg atas om…
makasihhh
om leo jago ny dah review motor…
makasih broo
yg warna orange bagus y….
Saya kepengin yg orange sebenarnya. Tapi inden 2 bulan dan lebih mahal 1600an dollar (model year 2015)
Perfect review, yupz smua tepat penggambaran penjabaran tt MT-09, bagi bro Leo yg tlh mrskn cc kecil hingga cc besar, model naked hingga fairing. Tp yg blm pernah merasakan naik motor cc besar (include me), image-nya ya model sport is the best.,no matter torsi, traksi dan yg njlimet etc.. Well, great articel bro Leo, we wait like this post again and again…
krn motor sport terlihat agresif, stylish dan rapi
Betul, tapi bukan itu saja, jajaran produk supersport 600cc ataupun 1000cc biasanya memiliki engine yang lebih high end dan powerfull dibanding motor cc sejenis dari genre touring/streetfighter/adventure.
Contoh aja: Ninja 1000 punya kapasitas mesin 1043cc, tapi power dan torsi lumayan jauh dibawah ZX10R yang kapasitasnya “cuma” 998cc. Cuma memang motor naked didesain supaya torsi puncak bisa dikail pada RPM lebih rendah.
Gw yakin sama halnya dengan produk Yamaha, Honda, bahkan Ducati, MVA ataupun Triumph. Engine di produk streetfighter yang sejenis, biasanya pakai engine supersport dari 3 atau 4 tahun sebelumnya. Bisa dibilang lungsuran atau bekas pake.
MT-09 sih exception ya, karena engine baru. Tapi andai aja Yamaha ngeluarin YZF-R675 3piston, gw yakin power dan torsi genk MT kalah telak lagi. Cuma memang kelas supersport butuh RPM lebih tinggi. Bukan menghina tapi memang bakal begitu faktanya.
Bisa dilihat dr perbedaan tujuan dan harganya juga. Sport bike WAJIB punya suspensi dan brake yg lebih superior. Itu saja sdh artinya 30-40 juta rupiah lebih mahal. Mengenai performa mesin tentunya kalau tujuannya demi kompetisi, you gotta have more juices from the same engine. Terutama utk HP. Utk torsi hmm coba bandingkan naked 1000cc baru suzuki dg versi sportnha
aahh bikin pengen aje nih
————–
http://kobayogas.com/2015/02/05/gak-suka-ditegur-karena-gak-pake-helm-rider-cewe-ini-akhirnya-nyundul-angkot-lads/
ayo indenn..
udah…
Kebiasaan buruk nih Mas Leo, membaca reviewnya bisa larut berada didalam alur cerita.. Uhuyy
kebiasaann buruk saya butuh waktu dan mood khusus utk nulis review. Ini masih ada 3 motor kelas raja belum selesai
Wuih kampusnya “ANU” bingits! Josss! 🙂
hehehe iya
Mantep reviewnya om, btw semenjak di aussie article om leo nongol trus, test ride zx kok belom keluar om 🙂
nahhhh itu dia. smpat ditulis draftnya terus hilang, asli susah lagi mulainya.
As usual Pak Leo, thorough banget.
Pas pertama liat specnya MT09, weightnya itu yg menarik perhatian saya, 11:12 sama Itali punya dg power segitu, boleh juga ni Yamaha.
Pengen sekali merasakan jambakan setannya pakai helm yg kacanya dibuka, istilahnya grin from ear to ear kali ya Pak.
haha malah repot mengendalikan front end mas, stang perlu ditekan
tu motor yg paling kanan apa ya om…?sepertinya classy bingits
Sedang disiapin artikelnya bro
woowww ada anak kuliahan
btw, reviewnya keren om….langsung kebayang didalam pikiran ane setiap moment yang om ceritain diatas 😀
Emmmm itu helmnya ga di iket rante? Dicolong lho nantik…he
Myaplusinfo.com
plat nomor depan gak wajib ya om?? tuh pada kepasang disamping semua.
tdk mengurangi kegantengan wajah motor kalau seperti itu
mantafh euy…wkt msh dimarih artikelnya jarang nongol tp pas di ausi artikelnya ga kalah banyak sm pertamax7 …mantefh om! btw itu mt lom ada namanya om..? udah sabeni aje om kek org betawi ato sakerah kek org madura..jd inget ponakan kk ipar yg tggal d us pny mbil sedan wrn kuning di plat no nya dikasih nama sikoneng yg artinya si kuning dlm bhs sunda pdhal doi org jkt kturunan suroboyo…jd namanya endonesah banget…banget…banget
kang sakitnya dimana di gigi 3 disalip cbr … hehehe
mantapnya cbr
Kalah HP dan cc, kemungkinan juga kalah skill heheh
keluar dari mulut om leo sendiri kok namanya mt09 ini…ane suka tuh sebutannya cuma yang agak gak wise tp biarin aja..gimana kalo namanya Bajingan…atau Berandal…hahahaha
Oom Leo utk daily riding kota2 dibanding ama sabrina enakan mana oom? Kl angin dari mesin panasan mana dibanding sabrina?konsumsi bensin nya seliter brp km? 0-100 kmj brp detik oom?
Ralat oom Leo..maap, maksud sy dibanding ama Verde ER6n… 😀
lha kek bumi ama langit – jalur harian bsd – bintaro – kesehatan – ama yg di aussie hahahahaha
Mungkin kalau diibaratkan feelnya kurang lebih versi mininya ada di Z250 SL kali ya… Bodi kecil, torsi, dan enak buat ugal-ugalan hehe…
Om, kalo MT07 belum ngerasain ya? karena lebih suka body MT07 tapi mesin pilih MT09 😀
om, yg bener namanya MT atau FZ ??
FZ itu yg lama FZ800 atau FZ1 4 silinder inline, ini MT 3 silinder inline CMIIW
Di north america (US dan Canada) MT-09 dipasarkan dg nama FZ09
Utk pasar north america, MT 09 = FZ 9
Kereeeennnn
Tapi kalo yg belum terbiasa kayaknya susah ngendaliin beringas torsinya
Kalo masuk ke indo cocok nih jd penerus legenda RX King (motor spesialis jambret) wakakwkwkwk… ……….
BTW om Leo, kalo blm nemu sebutan yg cocok, kasih aja nama “Big Joe” or “Mr. Joe”
Appearance nya mirip joe taslim kan…? He he he!
kl mpe mt09 jd penerus rx king di sini….jambretnya pasti berdasi
kayaknya cocok nih bang dipakai buat ngejambret… wkwkwkk 😀
bajingan
ane pengen punya yg ginian yamaha MT series hehehe..ehh iy mas leo,,knpa ga pk knlpot recing,ap dilarang jg ke dsini, gmn sih sensasinya, ad ga yg wrn biru,,knp ga yg biru kl ada kekny keren tu biru,orange jg sipp
Btw yg berjejer paling kiri dan paling kanan itu motor apa om Leo?
mantap artikelnya bisa dicerna dan dipahami dengan tuntas
Disono karena motor minoritas enak ya om, kalo parkir diistimewakan,, secara gak abisin banyak tempat juga.. coba kalo sebanyak di Jakarta, ya sama aja kaya dimari ahaha..
———————-
strategi nmax = strategi r15
https://travelmotoblog.wordpress.com/2015/02/06/strategi-nmax-strategi-r15/
jadi ada rencana untuk di modif om MT nya 😀
Untuk jelajah memang agak merepotkan terutama di wilayah luar Jawa…. sik sik, ini di jawa apa ostrali seh? hahahaha
aku kapan yak punya yang begitu…hehe
————————————–
Mungkin ini R25 pertama yang di telanjangi dan di modif ala street fighter..
http://sansinno.com/2015/02/07/modifikasi-r25-ala-street-fighter/
sepertinya gejala ngangkatnya ban depan bisa diakali dengan menaikan uk velg belakang?!?!
kereen om…….
pinjem dong om
balimotorider.com/2015/02/06/bienvenue-balimotorider/
http://balimotorider.com/2015/02/06/nvl-ini-memikat-hati-sob/
Kl ane ga salah nangkep liat di vlognya shogunr1 setelah di reflash mt nya bisa sedikit lebih smooth
lho samping itu motor dari Surabaya ya om? kok nopolnya L
juaraa 😀
Pak,itu helm awas digondol orang. =))
Ya begitu juga yg ane rasakan… Cuma kok pas masuk gigi 6 suaranya berubah kaya mesin jet ya?? Nginnnggg
Pingback: Akhirnya Yamaha MT-09 RESMI dilaunching .. | 7Leopold7