Packing/storing Motor Saat Touring, Mengapa Tidak?

Hidup ini tidaklah selalu yang seideal kita inginkan.

Idealnya touring adalah pulang pergi kita riding. Berangkat, tiba di lokasi, leyeh2, jalan2 lalu pulang.

Itu saya lakukan utk touring jarak pendek sampai batas terjauh Lampung dan Solo. Malahan kalau hanya Ciwidey saya hajar tektok pulang pergi tanpa nginep.

Tapi kalau sudah touring jarak menengah, ke Aceh misalnya, ada keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan definisi ideal dari touring (pulang pergi riding) sulit dilakukan.

Salah satu keterbatasan adalah waktu. Apalagi bagi kita yang harus bekerja agar bisa menghidupi keluarga.

Touring pulang pergi Aceh minimum membutuhkan waktu 2 minggu. Itu full riding tiap hari.

Saya nunggu sampai jaman motor terbang juga bakalan sulit bisa pergi setengah bulan hanya untuk touring saja.

Apalagi sambil nunggu bisanya, umur kita kemudian terus bertambah. Saya sudah masuk usia 40 thn ini.

Lalu apa kemudian kita terus menunda dan tidak pergi-pergi?

Enak aja.

Disini fungsi packing atau storing kendaraan bisa membantu. Untuk saya pilihannya adalah berangkat riding, pulangnya storing.

Storing adalah apabila kita membawa/mencarter kendaraan pengangkut, biasanya truck atau minimal mini box/pick up.

10615625_10152725548784158_3857737616295760779_n

Pic by Setiawan ASR

Sedangkan Packing ekspedisi adalah apabila kita mengirimkan kendaraan menggunakan jasa umum pengangkutan barang.

image

Yang mana yg lebih murah? Kalau beramai-ramai tentu lebih murah storing. Karena dihitungnya borongan. Tapi kalau hanya sendiri seperti saat saya ke Aceh, lebih baik packing melalui ekspedisi.

image

Apakah tidak lebih murah kalau dikendarai sendiri pulangnya mas, kan harus beli tiket utk kita pulang juga?

Taruh kata kita punya waktu ekstra. Utk pulang dr Aceh butuh waktu normal 7 hari. Jika jarak tempuh rerata sekitar 500 km/hari saya butuh setidaknya 300 ribu rupiah utk bensin perharinya. Dan penginapan sekitar 300rb/hari (apalagi kalau jalan sendiri tidak bisa share room). Total sudah keluar 4.2 juta rupiah diluar uang makan. Bisa saja sih menginap di rumah teman yg kita kenal via jaringan. Tapi malah sulit istirahat atau waktu berhenti di tiap kota jadi lebih lama. Ga mungkin dong cuma tidur dan berangkat pagi-paginya.

Sementara biaya packing plus pesawat tidak sampai segitu. Plus pulang kita tidak di PHK atau ditinggal keluarga.

Advertisement

32 thoughts on “Packing/storing Motor Saat Touring, Mengapa Tidak?

  1. Hahaha setuju….
    Ane turing terjauh cuma k sumbar dan bali, karna ane berasal dari 2 daerah tersebut… tp kalo turing untuk menikmati keindahan sampai k Aceh….? Ato malah keliling dunia? Ane mikir2 dulu dah, meskipun ane punya motor gs1200…. Ntar aja kalo udah lebih uangnya dan udah ga jadi jonnggos bule lagi….
    Salute buat ente oom….

  2. Setuju mas Leo, aku juga sdh beberapa kali pake storing. Memang ketersedian waktu yang menjadi menjadi kendala utama bagi saya. Kalau packing (kirim lewat jasa pengiriman belum pernah). Suatu saat pengin nyoba juga.

  3. kalau storingnya dibalik bisa juga yah om…

    kirim motor dulu ke Aceh, Startnya beneran dari Km.0. Odometer/Tripmeter direset ke 0. Pas nyampe rumah keliatan deh jaraknya. πŸ˜€

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s