I will make it simple and brief.
Reputasi tiba mendahului kehadiran T-Max di Indonesia. Bagi para pemerhati Mega-Scooter bercc lebih dari 500 cc mungkin sudah familiar dengan BMW C600 Sport atau Suzuki Burgman 650 yang banyak beredar di pasar Eropa.
Namun T-Max memiliki posisi tersediri dalam konfigurasi persaingan di kelas ini setidaknya untuk dua alasan:
Pertama, T-Max yang mendefinisi kelas ini ketika diluncurkan oleh Yamaha tahun 2001 kepada public yang tidak teredukasi.
Kedua, melalui tiga generasi T-Max Yamaha mengarahkan paradigm bahwa Mega Scooter pun harus berorientasi sport.
Dan memang T-Max terlihat indah dan mengintimidasi pada saat yang bersamaan.
Desain sporty ala Yamaha tersemat habis pada setiap kurva tubuh T-Max. Agresif. Mengintimidasi karena dimensi T-Max yang tinggi dan besar, bahkan melebih total dimensi motor sport 600cc.
Saat istirahat makan di Café Vega, Manggar, Belitung Timur saya matur ke mas Defin Yamaha Indonesia untuk jajal-jajal sore T-Max. Silahkan mas. Muncul rasa penasaran juga karena selama 2 hari riding beberapa T-Max (5 unit kalau engga salah) tidak kalah agresifnya menjelajah Belitung dibandingkan kelas sport.
Saya ingin tahu apa saja sih yang ditawarkan this big convenient beast.
Saat duduk, yuppp.. memang gede dan tinggi. Coba static swiveling dulu. Mengayunkan motor ke kiri dan ke kanan saat statis untuk mendapatkan feeling awal handling motor ini. Beralih dari satu sisi ke sisi lain tidak seberat bayangan awal saya.
Engine on. Getaran sangat halus. Thanks to the third slave piston yang meng-counter-balance vibrasi mesin.
Squeezing the throttle, wow… responsive sekali.. melonjakkan motor berbobot 219 kg (wet) ini ke depan.. Torsi sebesar 45 Nm terasa ngablak semenjak RPM bawah…
Mengalirnya tenaga dari dapur pacu ke CVT dan roda belakang terasa sangat padat, halus dan bergelincir begitu saja. Mesin terasa mendenyut membesar ketika RPM ditarik melewati 5000RPM. Dan terus memburu naik secara linear tanpa gejala melandai.
Saya lirik speedometer yang agak sedikit deceiving. Yang terpampang lebih besar adalah satuan dalam miles per hour. Dan wohh this beast hit 100 miles/hour atau 160 km/jam. Dengan sangat stabil dan tenang. Aroma sporty betul-betul terasa. Overtaking di jalur luar kota tidak bermasalah.
Tanpa saya sadari posisi duduk saya sudah berubah. Mulai dari awalnya selonjor dengan posisi duduk di belakang. Sekarang kaki sudah lebih menekuk dengan posisi duduk lebih ke depan dan lengan menekuk. Sport tenan…..
Handling dan suspense sedikit mengingatkan saya dengan BMW GS. Ada realitas yang terpisah. Antara kondisi jalan yang wavey dan kenyamanan yang dirasakan tubuh. Seperti memandangi jalan raya dari balik dek. Nyaman dan berjarak.
Beloknya bagaimana mas?
Nahh.. saya awalnya skeptic dengan semua matic karena centre of gravity biasanya jauh di belakang. Tapi T-Max ini memang kelasnya berbeda. Titik beban cenderung lebih tengah karena posisi mesin diletakan lebih ke depan.
Berbelok dengan T-Max lebih menggunakan pinggul dan badan. Lumayan ringan, tapi gunakan pinggul. Kecuali anda berjalan pelan ya.
Salah satu problem cornering dengan T-Max adalah suspensi belakang settingan standard yang terlalu empuk. Jadinya mengayun. Tidak susah mengakalinya cukup merubah suspense menjadi lebih keras.
Problem lain adalah, T-Max ini memang di desain utk kondisi jalan dengan karakter medium to high speed. Long cornering adalah wilayah idamannya. Nah kelemahannya pada rute2 tikungan pendek seperti Cikidang atau Danau Maninjau. Wheelbase yang terlalu panjang akan menyulitkan quick and rapid maneuvering.
Saat melalukan test ride saya kesasar di kota Manggar, dari beberapa persimpangan saya melewatkan simpangan menuju pasar dan kesasar kesana kemari. Hadeuhh maaf ya mas Defin hehe.
KONKLUSI
Mega-scooter diciptakan untuk mengawinkan kenyamanan (matic transmission + praktikalitas) dan tenaga yang berlimpah. Kombinasi yang awalnya sangat berorientasi pada market eropa.
Yamaha mendorong lebih jauh versi ketiga T-Maxnya dengan menanamkan elemen yang ketiga: karakter sport.
Dan ini tercermin dengan baik on the way she moves.
Sembari berusaha menemukan jalan kembali ke tim Yamaha saya berpikir, hell I will have one of this. The white one.
komen dulu suhu
asem tenan,, maxi scoot sport…. jian marai pengen, btw FC berapa ya nih 500 cc,,, nampaknya angler tenann….
motor impian, sayang mahal
Motor matic yang nyauaman untuk perjalanan jauh nich 😉
http://potretbikers.com/2014/09/01/pentax-telorkan-kamera-medium-format-645z-harganya-murah-bingits/
pengeremannya gmna om.. mengingat ini kan matic, gabisa shift-down.. soalnya saya ngebayangin agak ngeri juga, meskipun selama ini belon nyoba maxi scooter sih..
Detail dari helmet Scorpion EXO-R2000
http://vanzmotoblog.com/2014/09/01/first-sight-detail-helmet-scorpion-exo-r2000/
cobain v-max juga om
Aihss ga ada bro. Se Indonesia baru laku 1
di Bali ada v-max om….
buat di jakarta mantep juga (buat ngeceng :D)
———-
http://kobayogas.com/2014/09/01/satu-tahun-kobayogas-com-ikuti-kuisnya-dan-menangkan-hadiahnya/
Masih oke sih….
tmax buat jalanan jkt ?
siap” nancap di poldur dan jebakan batman
Yg penting keyen 😂
woooww, bakal dipinang ngga lama lagi nih, hihiii…. 😀
wiih, dari belakang tampilannya kekar, cakep, nampol euy, kayak bokong jessica biel yg lagi pose sexy, damn dat ass!!! 😀
Pengen punya tapi…..
waow…. mantab tuh om…. cocok…
buat mudik kayaknya enak nih 😀
——————–
Ninja H2, apakah itu?
http://www.bladeus.wordpress.com/2014/09/02/teaser-video-ninja-h2-inikah-new-zx-250/
ganteng om
http://setia1heri.com/2013/04/07/lebih-dekat-dengan-si-gambot-moge-matik-yamaha-t-max/
Satu dari sekian masterpieced nya Yamaha. Mangstabh,, wish i could try this 1 out.. Dreaming thought..
Cocok nih om buat nemenin verde sama sabina….
Pingback: Gelar Tempur Matic Premium Yamaha di Indonesia (150-530cc), Mungkinkah Mendominasi? | 7Leopold7