Selepas 2nd Anniversary NEX 250R di Lembang – December 2012

Saya kebetulan terlibat di dua komunitas khusus Ninja 250: NEX250R (mayoritas karbu) dan NIO (Ninja Injection Owner), serta aktif di berbagai group FB komunitas Ninja 250, saya memperhatikan berbagai reaksi rekan biker Ninja 250 atas kehadiran Yamaha R-25.

NEX 250 R ride ke Pelabuhan Ratu – October 2012

NIO – IRS Sentul April 2013

Secara umum reaksi ini bisa di bagi menjadi tiga kelompok.

(Ingat kita membahas owner atau rider Ninja 250 ya)

1. Mereka yang adem ayem.

Kelompok ini mewakili cukup besar rider N250 yang saya kenal. Mereka santai tidak terganggu dengan pemberitaan gencar R25. Ada rasa ingin tahu, sebagai pencinta otomotif, namun menyikapi berita dengan wajar dan woless aja.

Apa sih ciri2nya kaum ini:

1. Relatif cukup lama dan sudah matang pakai Ninja 250, juga cukup serius mengenal kelebihan dan kekurangannya.
2. Punya Ninja bukan hanya sekedar punya sebuah motor, tapi bagian dari komunitas yang sudah menjadi keluarga. Senang susah kenyang lapar disana.
3. Sudah melakukan modifikasi tingkat sedang ke berat.

2. Mereka yang bête dan agak terganggu.

Ada dua hal yang mungkin membuat mereka terganggu. Pertama, pemberitaan ttg R25 terus menerus di media (yang menurut mereka berlebihan), dan factor kedua (kemungkinan bahwa) R25 menjadi  penantang dominasi motor yang dibeli ini. Setiap muncul berita tentang R25 bawaanya jadi bête. Beberapa mungkin malah sampai pada tingkat yang paling ekstrim jadinya sinis dan benci.

Apakah ini karena mereka sebenarnya kepengin punya R25 om?

BUKAN. Menurut saya bukan itu. Tapi lebih karena fase cintanya pada Ninja 250 yang masih dalam tahap tumbuh. Belum sepenuhnya matang. Kalau sudah mencintai dan menyatu dengan Ninja 250, informasi tentang ada gadis motor baru tidak akan mengganggu.

3. Mereka yang jadi galau

Ini para rider yang menurut saya belum masuk fase matang. Belum terlalu mengenal Ninja 250nya. Kemungkinan karena baru saja beli/diapprove leasing hehehe, apalagi waktu beli sudah pake berantem sama ortu/pacar/istri lagi. Orientasinya motor lebih sebagai alat keren dan nge-hits. Sehingga begitu ada yang lebih nge-hits jadinya kelimpungan dan gelisah. Nahhh biker model begini biasanya jumawa habis alias memandang rendah motor (dengan harga/kelas) di bawahnya.

Santai saja. Yang terpenting kan bukan apa motor yang kita kendarai, tapi bagaimana kita mencintai dan menjadi biker yang baik bersama motor kita itu.

——————————

Nah brother dan sister rider Ninja 250 termasuk kaum yang mana nih?