Review sebelumnya:
The Unrivalled Rivale 800: Dominating Predator (Part 1)
The Unrivalled Rivale 800: “Not for everyone” Bike (Part 2)
The Unrivalled Rivale 800: Ultimate Excitement (Part 3)
——————————————————————————-
Setelah bicara riding experience dengan Rivale 800, kali ini kita akan melihat lebih dekat dan personal si kapten tim basket putri ini.
Rivale 800 mungkin kelihatan tinggi dan ramping, namun dianugerahi kedua kaki yang indah berotot. Seperlunya tanpa kelihatan berlebihan.
Kaki depan ditopang oleh shockbreaker Marzocchi (bacanya bukan Marjuki ya hehe) dengan diameter 43mm. Kaki yang terlatih dan adaptable dengan pre-load adjuster yang dengan sangat mudah bisa diatur.
Meskipun berat Rivale 800 hanya 173 kg (hanya 1 kg lebih berat dr Ninja 250, maaf hanya perbandingan) namun piranti perlambatan dipercayakan langsung ke Brembo Monobloc. Pengereman seperti istilah saya di artikel sebelumnya: sestabil Bank Indonesia. Tapak cukup lebar milik Pirelli Diablo Rosso II juga membuat sektor kaki depan nampak kokoh.
Begitu pula kalau bro dan sis melihat kaki belakang Rivale, single sided swing arm seakan memperlihatkan penuh keterlanjangan lekuk otot si Kapten. Material allumunium alloy membuat sisi kaki terlihat padat dan liat.
Beralih ke dada, perangkat pendinginan Rivale ini terlihat begitu massif dengan dual system (MV mengclaim triple). Pendinginan air dan oli. Untuk memastikan sang Kapten dapat merajai arena tanpa mengalami overheat. Setiap detil area dipakai penuh.
Mari kita lihat rangka dadanya, hmm tubular trellis yang terbuat dari allumunium alloy.
Coba masih ada yang berani ngenyek “ah rangka tralis doang” ga, hehe..
Satu hal yang selalu saya kagumi dari keindahan Rivale ini adalah kepaduan desain mulai dari area leher menelusur ke punggung hingga ke ujung buritan. Badan yang dibalut bahan thermoplastic, yang tidak seperti logam nan kaku dingin, terasa hidup hangat lencir di belaian.
Sungguh sungguh cantik..
Sekarang mari kita lihat bentangan kedua lengan sang Kapten tim putri ini.
Lengan yang langsing tanpa lemak dibalut dengan dua aksesori cantik. Sign lamp merangkap hand guard, dan kaca spion. Keduanya didesain sebagai satu bagian tak terpisahkan dari Rivale 800. Bandingkan dengan Brutale 1090R yang spion dan stang sepertinya baru dipikirkan setelah motor jadi. Sungguh menawan.
Berbeda juga dengan Brutale 1090R, Rivale 800 tidak lupa menanamkan switch untuk merubah traction control dan power mode di kedua stang. Sehingga mudah dirubah sambil berkendara, on-the-go.
Seperti membicarakan sang kapten tim putri basket saat kita SMA. Yang hanya bisa kita kagumi dari kejauhan. Semakin dilihat dan diperhatikan semakin terlihat kian menawan di hati.
Banyak terima kasih Pape Setiawan utk Rivale 800nya, juga untuk Regis Bagas, my first son, untuk foto-fotonya.
komplit neh om reviewnya jossssss
http://nivikoko.com/2014/06/16/full-review-en-pe-el-menginjak-umur-setahun-cekidot-brot/
terima kasih byk bro… hehe
wow mogeh
wow jugah
detailnya keren banget
enaknya dibelai-belai…
ngeceeeeesssss…… cluuup cluuuuup….
haha… sama nih
Gagahnya euuyyyy…. 🙂 Btw sein blakang ngeri jg y pnempatannya. Ngeri ‘ksundul’ mongtor lain klo lg lamer 😦
betul sekali bro… itu yang bikin saya ngeri.
kesundul bajaj gitu kocar-kacir
spt biasa , mantaaaap! 👍
selalu senang terima comment dari bro Fikri…
makasih ya
Samasama, Saya jga selalu senang membaca smua tulisan Pa Leo! hehe
khayalan liar=>rodanya ganti ruji2 ukuran 2.15×17 sama 2.25×17 di belakang..
waduh lik…
ambyarrr….
as i expected from Big Leo… though he’s not that Big actually 😀
Malam, ijin sharing artikel…
http://kobayogas.com/2014/06/17/recall-posisi-selang-rem-vespa-primavera-tidak-sampai-20-menit/
hahaha… lalu yg bikin besar apanya dong
Jempolnya ngahahaha
tanpa ditumpaki, dia terlihat sangat besar dan tinggi, tapi setelah ditumpaki kok gak gede2 amat ya? Is that for real?
Hati hati penipuan berkedok lelang barang sitaan lads…
http://kobayogas.com/2014/06/17/pojok-sharing-penipuan-modus-lama-kaset-baru/
hahaha ini mau bilang yang numpaki beruang ya 😀
puass puass
Bukan, badak bercula satu ngahahhaha
gile, eksotik amat ini motor
Jumpa Estrella
http://monkeymotoblog.com/2014/06/17/jumpa-kawasaki-estrella-kesan-pertama-begitu-menggoda/
namanya juga kapten tim baske putri jaman SMA dulu
Pingback: The Unrivalled Rivale 800: Blusukan (Part 5) | 7Leopold7
mogeh nan megah, genjossss!!!
om, foto bagian kiri terutama arm nya kok gak ada ya?
oh shiittt…..
empi agustusan bener2 menawan…..
eksotik…exiting…..penuh dgn detail seni
😀