Tanggal 3 Mei 2014. Hari ke 3.
Rencananya berangkat jam 6. Segera setelah sarapan.
Jam 5 sudah bangun. Saya lirik bro Rano di sebelah juga mulai terbangun. Untuk etape ke tiga ini ridernya tinggal saya dan bro Rano, karenanya kami sekamar. Lainnya bakal pulang ke Jakarta dgn pesawat sore.
Mandi dan berusaha download. Bahh.. duduk di atas motor selama 2 hari ternyata bikin urusan ke belakang tidak terlalu lancar. Harusnya banyak2 makan buah bray ehehe..
Akhirnya jam 6 lewat 15 kita turun sarapan. Sudah ditunggu oleh bro William, keponakan Pape yang bakal escort kita menuju tapal batas kota mengarah Padang/Bukittinggi.
Bentar bro sarapan dulu, biar gerbongnya kedorong. Ga lucu soalnya pas di jalan jauh dr mana2 lalu kebelet.
Jam 7 akhirnya siap jalan… Tidak lupa untuk rute kali ini mengenakan Jacket Adventure terbaru dari Respiro: Journey. Review lengkap saya tulis di artikel terpisahh..
Kota Jambi sudah menggeliat di hari Sabtu yang tenang ini.
Sampai di batas kota Bro William memberikan ancer-ancer arah. Makasih ya Bro….
Saya dan bro Rano belum pernah riding di daerah ini. Berbekal peta Sumatera yang saya pasang di atas tank bag Contin dan informasi dari beberapa teman kita lanjuttt.
Riding berdua ternyata asyik juga. Menemukan irama riding lebih mudah dan perjalanan menjadi lebih cepat. Bro Rano (33 th) memang jam terbangnya tinggi, Jakarta – Bali pulang pergi (tanpa storing) sudah beberapa kali dilakoni. Ninja 250 FI dengan ban standar IRC yang terkenal licin juga dengan enak dibawa cornering pada kecepatan lumayan tinggi. Sebenarnya dia juga ada Z800, tapi mungkin eman2 hehe.
Rute Jambi – Muara Bulian merupakan jalur pemanasan. Masih banyak pemukiman dan jalanan kadang bergelombang.
Selepas Bulian nahh rute mulai mengasyikkan dengan tanjakan turunan kecil yang mengayun ke kiri dan kanan. Hutan dan perkebunan sawit mulai mendominasi di kedua sisi jalan.
Disini saya merasakan untungnya memakai motor dengan torsi besar. Cukup dipanteng di gigi 3 Verde melahap dengan baik geliat jalan raya. Pada beberapa tempat yang cukup lurus tanpa terasa kami memasuki kecepatan 145an Km/jam.
Menjelang pertigaan ke arah Muara Bungo, selepas Muara Tebo kami berhenti untuk refuel dan minum.
Kalau menurut orang-orang di kota Jambi mereka menyarankan melewati Muara Bungo yang merupakan pertigaan jalur tengah lintas sumatera menuju lintas barat. Namun saran dari teman-teman Ninja 250R Community untuk mengambil jalur yang baru menuju Padang karena menghemat hampir 100 km dan jalanannya bagus. Saat ngobrol di warung kopi di Pom Bensin mereka juga terbelah. Akhirnya saya dan Bro Rano setuju untuk coba jalur baru.
Keputusan yang sangat tepat!
Jalur ini baru selesai pengaspalan dan sangat sangat nyaman. Ini adalah jalur potong langsung memasuki perbatasan Sumatera Barat seperti ditarik garis lurus. Jalannya cukup lebar dengan visibility yang jauh ke depan. Bukit-bukit dipapas sehingga naik turunnya sangat bersahabat (bagi truk maksudnya).
Dengan tetap berhati-hati rute itu kami lalui dengan cukup lancar. Di beberapa tempat, saking kosong dan mulusnya, tanpa disadari kecepatan bahkan menyentuh angka 160 km/jam (yang sempat terekam 155km/jam).
Pukul 11.30 kami memasuki perbatasan Jambi-Sumatera Barat. Lumayan. Hanya 4.5 jam dari kota Jambi.
Di kota kecil Kota Baru ini kami memutuskan untuk makan siang di RM Dendeng Panggang.
Ternyata lapar juga karena sarapan tidak terlalu maksimal. 1 jam kemudian saya dan Bro Rano pun mulai gears on untuk melanjutkan perjalanan.
Wahhh alam Sumatera Barat memang indah.
Jika sebelumnya pemandangan didominasi perkebunan Sawit yang agak membosankan. Memasuki Sumatera Barat landscape total berubah.
Di kanan jalan mendampingi kita berjajar perbukitan kecil yang menjulang tajam hanya beberapa meter dari jalan. Sementara di sebelah kiri menghampar persawahan dengan diikuti kelokan aliran sungai kecil.
Indahnya. Seperti yang kita lihat di Televisi.
Sekitar pukul 2 kami berhenti untuk ngopi karena saya sudah ngantuk sekali. Efek minum obat waktu makan siang. Saya semenjak malam pertama di Palembang agak demam dan pusing karena terpapar ac kamar yang lumayan kencang.
Tidur sebentar ah sambil angkat kaki di bangku panjang. Sekitar 15 menit an bangun dan lanjut dengan menghirup kopi hitam. Ahhh segarnya. Bro Rano masih asyik ngobrol dengan warga Solok yang sedang dalam perjalanan pulang pergi Solok-Kota Baru bersama anak istriknya dengan motor matic. Ada banyak tips dan saran yang beliau berikan. Kami jadi bisa memperkirakan waktu tempuh. Untuk tiba di Bukittinggi bisa dalam waktu 1.5 sampai 2 jam lagi. Makasih banyak ya Pak… hati2 di jalan.
Perjalanan menuju Solok, sebuah kota pertigaan utama antara jalur barat dan jalur tengah, betul betul asyik. Jalanan di Sumatera Barat ini memang dirawat dengan rapi. Sangat jarang menemukan kondisi jalan yang membahayakan.
Kami dijamu dengan pemandangan perbukitan dan persawahan bumi Minang ini.
Memasuki Solok, kami refuel lagi. Mengechek sekali lagi dengan penduduk. Kota yang lumayan ramai namun rapi. Kami mengikuti jalan utama menembus tengah kota, jangan ambil jalur lingkarnya untuk rute menuju Tebingtinggi. Terus hingga sampai pada pertigaan paling akhir kita belok kanan.
Tidak lama wuahhhhhh tanpa peringatan kami disambut oleh birunya dan jernihnya danau Singkarak di kiri jalan. Luar biasaaaa….
Tidak heran rute ini menjadi tempat event balap sepeda yang terkenal. Untuk semua biker, ga rugi deh perjalanan panjang dari pulau Jawa untuk bisa sampai ke tempat ini.
Selama beberapa KM perjalanan menuju Bukittinggi via Padang Panjang ini ditemani oleh hamparan membirunya danau. Menyegarkan pikiran dan jiwa.
Danau kemudian melepaskan kita naik mendaki ke rute Padang Panjang. Rute ini mirip rute Bogor Puncak. Sempit, berkelok dan ramai. Dorong teruss…
Dan akhirnya tibalah kami di kota Bukittinggi nan permai pada pukul 4 sore. Atau 9 jam, 670km setelah berangkat dari kota Jambi.
Ini kota ramai sekali. Kendaraan aneka ukuran memenuhi jalan raya. Bukittinggi memang kota tujuan wisata di propinsi ini bahkan bagi propinsi disekitarnya. Bro Rano memimpin di depan menuju tujuan akhir Jam Gadang. Setelah sempat menanyakan arah tibalah kita di tujuan akhir touring: Jam Gadang.
Hari Sabtu sore, aktifitas warga memenuhi area Jam Gadang ini. Setelah foto-foto kami berputar mencari hotel. Dan kami memutuskan menginap di The Hill, sebelahnya maksudnya hahaha.
Dapat hotel murmer dengan kamar tanpa AC, 300rb dibagi berdua.
Kami sebenarnya sudah booking dan bayar hotel di Padang. Karena rencana awalnya menginap di Padang barulah kemudian besok ke Bukittinggi. Namun dua minggu menjelang keberangkatan rencana dirubah.
Setelah memarkir motor kami menuntaskan lagi eksploring kota Bukittinggi dengan berjalan kaki.
It is a very rewarding trip today. Hari ini ditutup dengan makan sate padang tentunya. Jam 9 saya sudah lelap tertidurr…
Touring ASR – Bukittinggi: Persiapan (Part 1)
Touring ASR – Bukittinggi: Persiapan Motor (Part 2)
Touring ASR – Bukittinggi: Merak – Palembang (Part 3)
Touring ASR – Bukittinggi: Palembang – Jambi (Part 4)
Touring ASR – Bukittinggi: Jambi – Bukittinggi (Part 5)
Touring ASR – Bukittinggi: Bukittinggi – Padang (Part 6)
nggak pake toa sirene ambulance itu bukan touring om katanya :v
ihhh emangnya kita biker apaan…
eh kaburrrrrrrrrrrr
di bleyer 14.000 rpm xixixxxxx
Hehehehehe ta tunggu di perapatan saja
kabur di bleyer 650 sese
woh cocok untuk motor yang bertorsi besar. dulu mau ngebut dimana, ini nich kalau mau ngebut. juooos om
tetap safety diutamakan bro.
Selama kondisi jalan (sepi belasan km, mulus, visibility baik) memungkinkan kita untuk memacu kecepatan yah kenapa tidak?
tapi jangan dipaksakan kalau memang riskan.
wahhh mantep tenan euyyy …. di tunggu ulasan touring selanjutnya om 😀
http://nivikoko.com/2014/05/26/lagi-lagi-gagal-modifikasi-undertail-di-nvl-akhirnya-bongkar-lagi/
siappppp
keren om touringnya 670 km 9 jam, agak oot nih ASR tuh always safety riders to?maaf nih om,tapi cukup menggelitik motornya gak pake spion,xixixixi . . . .
Memang tuh bro Rano. Udah diomongin, alasannya belum nemu yang cocok..
Jooozzzzz…. Jadi pengen touring jg ke Sumatra.. Pengalaman berharga bagi Om Leo, semoga selamat diperjalanan & bisa kembali ke Jakarta dgn selamat..
Touring Sumatera memang pengalamannya beda jauh bro..
om temenya itu fansnya hohe yaa??? wkwkwk kelihatan dari kaos dan hemnya 😀
hahaha kayanya ya. Tapi dia juga senang dg MM
wew manteb..ajip 😀
Makasihh bro Ikhwan..
Istimewaaaa, sungguh perjalanan yang WOW 😉
http://potretbikers.com/2014/05/26/bakso-pentol-jumbo-sedati-agung-sda/
Betul banget bro….
Kirain nginep ny di the hill om eh ga tau nya di sebelah nya wkwkwkwkwkwkwk bisa aja om leo
hehehe paket hemat saja….
155 kpj… udah lama gak nyampe segitu ..he he he.. *nyusunrencanaturing*
ayo ayo
mantab… om sesaat melupakan kemacetan ibukota
Betul sekali bro…
Absen
http://kobayogas.com/2014/05/26/amburadulnya-kualitas-plat-nomor-kendaraan-saat-ini/
dicatett..
Mantap ommmm….
Makasih bro Ary…
Mantap bro.. Jd pengen touring ke utaranya sumatera..
Wah apalagi ke sana tambah mantap bro Marlin…
kereen pemandangannya.. terutama danaunya, jadi pingin saya. ya emang kalo dipikir2, sarapan memang harus maksimal ya om hehehe..
hehehe asal jangan kebanyakan ya. di motor ngantuk dan mules nanti hehehe
wow… , lewat Padang Panjang ya Om …, Kampung ane tuh…, setahun sekali touring kesana pas lebaran.
harusnya Om pas lewat padang Panjang …. Mampir ke Bufet sate Mak Syukur …
itu pas Musim Liburan …, ramenya minta ampun. tp yang punya Bufet nga mau nambah porsi walau sedang ramai ramainya …, bagi bagi rezeki. Tempat lain baru penuh kl disana lagi penug/udah habis
Bahhh… kalau tahu singgah deh. Pas lewat Padang Panjang sudah mulai laparr.
Kalo kata blog sebelah itu ‘haram’ hukumnya kalo touring pake motor fairing berkecepatan tinggi di jalan raya & tidak sesuai undang-undang… Kecuali, kalo dia yg ngebut oke-oke aja sih..
hehehe blog yang mana itu?
Keren kali om…
Apa Sumatera tempat turing terbaik di Indonesia ya?
Katanya malah Sulawesi itu surganya touring…
Oooh Wow !
Belum di bandingkan sih om,, lgpula sy baru pernah jalan di 2 propinsi (Sulsel dan Sultra)…
mantap om,
makasih bro rahmat
Eh … plat nomer belakang ilang… he3..polkis yang ngejar juga males kali ya… ha3…
Copot 2 kali waktu etape 1. Saya simpen plat di tas akhirnya.
enaknya turing pake moge torsi gede 😀
Hehehe tinggal gass…
huasyeemmmmm jalur nya yahuutt pak,, idem… semoga bisa merasakan juga…
Kudu nyobainnn memang
wuaaahhh jadi pengen!!
Saya aja pengin ngelanjutin lagi nih nanggung hehee
perjalanan yg panja , , , penuh inspirasi om leo
Betul sekali mas…
makasih feedbacknya ya
ternyata hampir sama Curup,bengkulu-bukittinggi,, kalo jalur tengah full lurus naik turun sampe beratus2 km, tapi mendekati danau singkarak mulai belok2,,,
kondisi jalan juga bagus ya?
perlu dicoba hehe
bagusnya jalan indonesia,, beberapa ada yang rusak,,,
lintas tengah yg lurus dari lubuk linggau sampe sumbar,
kalo mau nyoba lintas barat, perjalanan pinggir pantai
ASR always safety rano! 😀
Keren jalurnya…
Hehehe Rano baca nihh…
Asyik banget Capt rutenya
ASR itu apa sih om?
Always Safety Riders
kalau ada Alay lihat bisa muncul cerita”tadi saya lihat Er6n ngebut ngejar Ninja 250 tapi ndak bisa nyalip.kalau dalam versi Alay yg kencang harus didepan,haram punya motor kencang ada dibelakang.
hahaha iya juga ya, ga kepikiran gitu.
Kalau touring justru motor yang pelan harus di depan
lensanya lebar 17mm yah pa, cukup baik mengcapturenya
Saya pake kamera handphone kok bro. Mau bawa dslr ribet ga ada tempat.
Pingback: Touring ASR Bukittinggi: Etape Final- Bukittinggi – Padang (Part 6) | 7Leopold7
Reblogged this on djalidin143 and commented:
APA PILIHAN ANDA DALAM 5 MENIT KE DEPAN, AKAN MENGUBAH MASA DEPAN ANDA!
Orang-orang terkaya di dunia, mencari dan membangun JARINGAN. Orang-orang lainnya, hanya sekedar mencari PEKERJAAN. (Robert T. Kiyosaki)
Bila bisnis anda tidak hadir di dunia internet, maka anda akan kehilangan bisnis anda. (Bill Gates Microsoft) Sukses Selalu Bersama: http://www.nomor1.com/jaldin927
Kalai2 pakai motor matic dong touring mudik ys
Kalau ada kabari ys
pagi bg
info tentang perjalanan Jambi – Bukittinggi, yang jalan baru itu dimana ya
terimakasih infonya
Skrg mungkin sdh bukan jalan baru. Setelah tebo ambil pertigaan yg bukan ke arah bungo. Lihat peta dan tanya2 orang