Tanggal 2 Mei 2014. Hari kedua.
Hari ini mestinya cukup santai karena rute yang akan ditempuh hanya sejauh 280 km atau 3-4 jam perjalanan.
Kami juga tidak bisa segera berangkat karena motor Bro Benny mengalami trouble dengan kelistrikannya. Nampaknya ada kabel yang korsluit karena setiap kali fuse diganti dan mesin dimatikan fusenya terbakar. Terdengar simple tapi untuk mengetahui persis persoalannya ada dimana membutuhkan waktu dan kesabaran.
Untunglah kawan-kawan Ninja 250R Community yang sedang dalam perjalanan pulang dari KM0 berbaik hati menawarkan bantuan mekaniknya. Pagi itu motor dibawa ke base camp mereka di hotel Aston dan diperbaiki. Sekitar jam setengah 11 Ninja merah kesayangan bro benny ini meyalak sehat woof woof…
Sebelum meninggalkan Palembang, kami menyempatkan diri untuk tentunya foto-foto di area taman jembatan Ampera. Maklum bro jarang-jarang bisa foto sama motor kita disini hehehe.
Kelar foto2 kami mencoba keluar dari Palembang mengarah ke Jambi. Perjalanan sungguh puanaass ditambah lalu lintas yang sangat padat membuat kami mengalami dehidrasi dan overheat (sayangnya ga punya kipas radiator di badan hehehe). Berhenti di pom bensin untuk mengisi Pertamax sekaligus hidrasi. Disepakati kita tidak akan makan siang sebelum menempuh setidaknya setengah perjalanan menuju Jambi. Jam 11.45 kami kembali rolling keluar dari Pom Bensin.
Sampai 15 km pertama keluar dari Palembang traffic masih cukup padat. Seperti jalan raya Bogor siang hari deh. Butuh kesabaran, maklum kami ga pake alarm/strobo apalagi voorijder…
Namun setelah itu, apalagi saat mulai memasuki barisan tiada henti perkebunan sawit, kami diayun oleh jalanan naik turun yang kian lengang. Perlu diwaspadai disini. Kita akan cenderung terlena dengan jalanan naik turun ini apalagi kecepatan bisa menyentuh 130an km/jam.
Bahaya di setiap ujung tanjakan selalu mengintai kalau anda tidak hati-hati dan disiplin dengan jalur berkendara. Banyak kejadian dimana pada kecepatan tinggi di ujung tanjakan kendaraan menabrak telak kendaraan berlawanan arah. Peranan RC dan Wingman disini menjadi penting untuk membuka dan mendeteksi bahaya. Bro Dicky, RC andalan ASR ini menjalankan tugas dengan sangat baik. Cukup sering bro Dicky yang sudah tinggi ini (180cm up) berdiri di atas footpeg Versys nya (motor Kawasaki tertinggi) untuk mendapatkan visibility yang baik bagi rombongan. Salut!
Jalanan Sumatra memang memiliki karakter yang berbeda dengan di Jawa. Di jawa meskipun namanya jalan antar kota namun bisa dikatakan sepanjang perjalanan cukup dekat jarak antar desa dengan segala persimpangan dan aktifitasnya. Ini tentu menyebabkan kecepatan berkendara berkurang cukup banyak.
Di beberapa jalur di Sumatera bisa selama berpuluh kilometer anda tidak menemukan desa ataupun kendaraan dari lawan arah. The road is all yours…
Untuk rute Palembang – Jambi ini bisa dikatakan umumnya kondisi jalan cukup baik, meskipun di beberapa titik ada kondisi permukaan jalan yang sedang rusak atau dalam perbaikan.
Memperhatikan kondisi jalan dan kode dari RC dan Sweeper menjadi penting dilakukan.
Tidak terasa kami sudah berkendara 1 jam 20 menit, pukul 1.15 siang kami memasuki Sungai Lilin untuk santap siang. Tentunya di RM Padang hehehe yg cukup besar dan jaminan rasa adanya itu 😀
Meskipun tanpa voorijder ataupun sirene/strobe 12 motor ber-cc agak besar tentu menarik perhatian. Pertanyaan dan obrolan dari pengunjung RM ataupun penduduk kami ladeni sambil menyeruput es teh tawar… segarnyaaaa……
Wuehhhh tidak terasa sudah lebih 1.5 jam kami keasyikan makan, ngobrol, ngopi di RM tersebut. Jam 3 lebih kami lanjutkan perjalanan menuju Jambi. Ga nyampe 2 jam lagi lahh….
Gears up. Engine on. We hit the road.
Perjalanan mengunyah lintas Sumatra yang relatif mulus dan lengang di lanjutkan. Kesempatan untuk menghaluskan teknik cornering Er6 pun kerap dilakukan. Prinsipnya dengan Er6 saat akan cornering: attack earlier… (nanti bikin artikel sendiri hehehe)
Menjelang 1 jam memasuki Jambi kami perlu berhenti untuk refueling karena MV Agusta Rivale 800 Pape hanya berkapasitas 10 liter. Wuehh sudah dua pom pertamina dilewati namun Pertamax habis. Ini saatnya untuk menggunakan pertamax cadangan dua jerigen yang selalu dibawa Pape.
Motornya refueling, orangnya minum dan pipis…
Tidak terasa sudah pukul 4.30 sore. Yuk ayuk lanjutt..
Perjalanan menjelang kota Jambi lebih mendatar tidak terlalu naik turun, namun dimanjakan dengan cukup banyak tikungan panjang. Ajib banget…!
Kami tahu kami memasuki kota ketika tiba-tiba sudah banyak ABG berkeliaran tanpa helm dengan menggunakan matic. Kewaspadaan justru lebih tinggi ketimbang touring ratusan KM di luar kota hehe.
Sebagai penanda ASR foto-foto dulu di “Tugu Monas”nya Jambi.
Jambi kota yang kecil, jauh lebih kecil dan sepi ketimbang Palembang. Namun berkendara harus berhati-hati disini karena jalan raya kebanyakan tanpa divider. Selonongan cukup sering terjadi.
Kamipun berlabuh di Aston Jambi untuk istirahat…
Palembang – Jambi tidaklah terlalu jauh, namun karena kami meninggalkan Palembang menjelang tengah hari rencana untuk explore Jambi dihari itu terbatas karena matahari sudah memasuki peraduannya.
Makan malam kali ini di Jambi ASR dijamu puas oleh tuan rumah Jambi aka Pape Setiawan.
Tidak kalah dengan Palembang aneka makanan seafood pun dikeluarkan dan tandas.
Karena saya akan melanjutkan ke Bukittinggi keesokan harinya jam 10 malam pun saya sudah pingsan. Saya diberitahu kemudian bahwa kawan-kawan KNC Jambi bertandang malam harinya.
Tedorr dolo….zzzzz….zzz…
Touring ASR – Bukittinggi: Persiapan (Part 1)
Touring ASR – Bukittinggi: Persiapan Motor (Part 2)
Touring ASR – Bukittinggi: Merak – Palembang (Part 3)
Touring ASR – Bukittinggi: Palembang – Jambi (Part 4)
Touring ASR – Bukittinggi: Jambi – Bukittinggi (Part 5)
Touring ASR – Bukittinggi: Bukittinggi – Padang (Part 6)
joooss om Leo…
makasihh bro Bailey
lho ada lady bikers juga ya om?
jangan rame2 kalau ada Ladybiker,nanti susah dapat ijin touring dari nyonya.bakal ndak ada artikel touring lagi.
itu kelihatan
hehehe engga dong… kan Sis Inge sudah dikenal jagonya riding
Itu sis Inge, Presiden nya WOW, Women on Wheel Indonesia.
Sis Inge dan suaminya Bro Dicky ASR rutin ikut touring ASR.
Wah jam terbangnya sudah sampai dimana2.
salut
artikelnya bagus,judulnya salah,mungkin lagi capek jadi ndak teliti habis part 2 lompat ke part 4.atau yg part 3 acara diPalembang yg diulas belakangan.
Hehe Bro Dewa, Judul yang salah yang artikel sebelum ini bro.
Persiapan dan Rapat (part 1), Persiapan motor (part 2), Merak-Palembang (part 3, Palembang-Jambi (part 4)
rempong ya supermoto dipake touring, hrs siap sedia bensin..
hehehe tapi diluar itu asyik juga lho hehe
Tumben masih sepi? Kena euforia R25 lapak sebelah ya??
Btw om leo kok kemana-mana bawa plat nomer di tank bag?
Buat apaan yah?
hehehe nampaknya begitu. Lain kali kalau mau ada launching heboh jangan nulis artikel yang berbeda dulu hehehe.
Itu plat nomer saya jatuh menjelang kota Palembang. Nampaknya vibrasi membuat semua mur baut menyerah hehe
Apa aku ketinggalan berita ya? Tulisannya kok sudah part 4, part 3-nya mana ya?
engga ketinggalan kok mas. judul di artikel sebelumnya yang salah. harusnya artikel sebelumnya memang part 3
Joss gandos mantap surantap mas Leo..!!
http://lexyleksono.com/2014/05/21/touring-yogyakarta-jatim-part-1/
makasih banyak mas… ditunggu artikel riding malangnya…
gimana reaksi masyarakat Jambi sama launching R25 Mas Leo??
di KNC sana pada ngomongin ngga??
wahh pas disana tanggal 2 Mei mas. masih jauh dari launching kemarin hehe
Review nya lengkap dan jelas pak leo. seakan-akan sy ikut dalam touringnya, cman bedanya bo***g saya gak ikut kepanasan.. cuman tempat pak leo bisa baca postingan berkualitas hari ini(erdualima effec), khususnya minggu ini sepertinya artikel pak leo itu the best.
hehehe bokong sebenarnya ga panas sih mas. pake celana dalam yg tanpa karet hehe.
Wah saya malah belum sempat baca2 soal R25 nih..
Makasih masukannya bro
Saran bro.
Sebaiknya tidak minum teh saat olah raga atopun turing, sifat teh itu urinatik, alias membuat gampang pipis.
Teh itu baik diminum saat relax, kamampuan anti oksidannya aka lebih baik.
Tp kalo ngeteh saat turing, apalagi turing motor, mo pait ato manis, sama aja, dehidrasi….. Coba aja liat, apakah atlit pelatnas itu minum teh saat dalam keaadaan aktif olah raga? Silakan googling aja, ane adalah praktisi olah raga renang, yg murid2 anepun ane larang minum teh saat sebelum 30menit istirahat……
Diuretik mungkin maksudnya bro.
Saya setiap kali berhenti selalu pipis dan juga minum paling tidak 1 botol aqua sedang + pocari.
Saat berhenti makan (kurang lebih 1 jam) memang saya minum es teh tawar sebelum mulai makan.
Makasih sharing informasinya Bro
Pingback: Touring ASR – Bukittinggi: Etape 3 Jambi – Bukittinggi (Part 5) | 7Leopold7
Pingback: Touring ASR Bukittinggi: Etape Final- Bukittinggi – Padang (Part 6) | 7Leopold7