Italian Adjective
Kata brutal kita gunakan untuk menggambarkan karakter yang liar, kejam dan penuh dengan tenaga.
Hmm mengapa Almarhum Claudio Castiglioni (pendiri Cagiva, penyelamat Ducati dan pemilik MV Agusta) memilih nama Brutale untuk jajaran streetfighter MV Agusta. Why “Brutale”?
Saat berdiskusi dengan Bro Yahya – Moto Arte Indonesia dan disodori beberapa pilihan, rasa penasaran itu yang membuat saya spontan menyebut nama Brutale 1090R.
First look impression
Sebelum motor seharga 385 juta ini dikirim oleh Moto Arte utk direview, saya sudah membaca beberapa artikel mengenai sejarah, varian dan perbandingan Brutale. Tapi Bro dan Sis, saya tetap tidak bisa melupakan detik pertama menghadapi Brutale di depan mata, saat beradaptasi dengan apa yang saya lihat.
Muscular, kesan bertenaga ini terpancar jelas dari wibawa rangka tubular merah dan tebalnya otot mesin yang terekspos. Beauty, saat mata kita menyusuri perlahan lekuk tanki yang, tidak terlalu besar, namun padat, kemudian pada halusnya permukaan kulit seat dan desain double exhaust yang ya ampun…
Di parkiran, saya menghabiskan kurang lebih sepuluh menit hanya untuk diam memperhatikan dan menikmati bagaimana detil per detil mengalir mulai dari head lamp hingga rear lamp. Sebagai reviewer, saya terhitung jarang melakukan ini, biasanya hanya melihat desain sebuah motor sebagai sebuah satu konsep/tema besar. Z1000 banteng. CB1000R Unicorn. Z800 Commanding Officer.
Ergonomi
Meskipun secara statistic Brutale 1090R ini cukup tinggi, 830 mm, namun karena joknya ramping, kaki saya (174 cm) bisa menjejak tanah dengan cukup baik. Cukup bersahabat untuk ukuran orang Indonesia.
Posisi riding tidak terlalu menunduk, sedikit lebih tegak dibandingkan Ducati Streetfighter S. Memungkinkan kita untuk secara baik melihat, dan dilihat hehehe. Penting juga itu.
Melirik spion..…sudah in-mirror sign lamp (lampu sen nya di kaca spion) bro.. meskipun saya mendapat kesan MV Agusta sepertinya memikirkan kaca spion setelah motornya selesai. Desainnya menurut saya berbeda dengan keseluruhan konsep motor.
Kunci diputar dan saya dengan khidmat menyaksikan electronic display beraksi.
ECU melakukan testing fungsi2 utama. Pengecekan selesai dalam waktu 2.5 detik. Komputer mengingatkan bahwa Brutale perlu diservice 1000 KM.
Saya coba melihat pilihan menu. Cukup informatif, namun tombol di dashboardnya sedikit keras. Saya setting traction control di level 0.
Karakter Tenaga
Engine ON… wuehh.. electronic starternya mengesankan. Cukup dengan satu sentuhan ringan, tidak perlu ditahan seperti biasa, computer akan memastikan mesin hidup.
Dan kemudian, dan kemudian, saya mulai mengerti kenapa ia dinamakan Brutale. Meskipun bermesin 4 silinder inline, derumannya berbeda sekali dengan mesin inline four Jepang yang berdesing dan rata interval antar dentuman pembakarannya. Pada Brutale, suara 4 silindernya memiliki karakter yang sangat berbeda. Interval antara pembakaran sepertinya tidak sama/rata, saya tidak mendapatkan data derajat selisih pembakaran dari 4 silindernya. Namun faktor ini ditambah dengan radial valve (valve yang didesain melingkar) memunculkan suara khas yang tidak dimiliki inline four pabrikan lain. Inline four lain saat kita tarik gas cenderung berbunyi Zingggggg, kalau Brutale Vrrrrum…
Kopling, meskipun sudah diperlengkapi bantuan hidrolis dr Nissin, namun tetap keras. Mengindikasikan performa nan sporty. Dan benar, saat kopling dilepas sedikit, Brutale sudah memberontak ingin mendobrak berlari ke depan.
Dan ya ampun, ini mesin memang brutal. 4 silinder yang berkarakter L-twin bertorsi besar. Spontan, menendang sejak putaran gas awal.
Sepanjang perjalanan dari kantor menuju rumah, saya terpaksa harus shift up. Lebih tinggi satu gigi agar mesin tidak terlalu beringas selama menembus kepadatan lalu lintas. Bukan saja utk menjinakkan hentakan pada saat revving up, tapi juga pada saat menutup gas, engine brakenya seperti twin engine, terlalu besar. Buas. Kompresi yang sangat tinggi 13:1, diatas kebanyakan superbike lain, memompa lebih banyak tenaga keluar dari kamar pembakaran.
Handling
Beberapa kali mengendarai Ducati, saya awalnya menduga Brutale juga cenderung stiff dan kaku, terutama di low-medium speed. Saya salah.
Handlingnya ternyata lebih mirip Japanese superbike. Sangat lentur dan nimble. Penasaran, saya menemukan artikel bahwa desainer Brutale 1090, pada saat MVA dimiliki Harley Davidson, merancang brutale dengan ridability (tingkat kemudahan dikendarai) Honda Hornet in mind. Ohhhh pantes saja. Baik pada low speed maupun higher one, Brutale bermanuver ringan. Saat saya bandingkan langsung dengan CB1000R, keturunannya Hornet, tanggal 14 Jan kemarin saya bisa mengerti apa yang dimaksud para desainer tersebut dan kenapa.
Saya kira ada beberapa faktor yang menjelaskan:
- Rangka, meskipun tubular, yang dibuat dari high end materials (percayalah waktu saya bilang high end),
- Bobot motor yang hanya 183 kg, sebagai perbandingan saja Z800 lebih berat 50 kg,
- keuntungan posisi 4 silinder inline yang memungkinkan bobot motor lebih ketengah dan
- suspensi yang sangat (sangat) superior.
Urban Aventure
Saat libur tanggal 14 Januari 2014 saya hela Brutale di lintasan Alam Sutra – BSD. Ini seperti melepas harimau ke kandang ayam.
Brutale dengan ringannya revving up.
Hanya dengan putaran kecil di pergelangan tangan kanan, realita dan tempat seakan dijambak, dilempar ke belakang secara brutal. Tanpa perlawanan.
Dengan applikasi Measurement of Acceleration for Android, saya mendapat 0-100 km/jam dalam 3.8 second (official time dg Race Logic = 3.4s). Lebih cepat dari kita bisa mengatakan “tiga koma delapan second”.
Saya tidak berani mencoba top speed Brutale yang secara resmi mencapai angka 265 km/jam. Karena bukan di Sentul. Dan looking back, sebenarnya muncul sedikit rasa menyesal. Tidak banyak kesempatan anda bisa menembus 220 km/jam ke atas dengan kendaran beroda dua *sigh.
Yang saya lakukan adalah berusaha mengetahui kecepatan maksimal pada setiap tingkatan giginya.
Pada gigi 1, Brutale menghantar saya sampai kecepatan 114 km/jam sebelum limiter berkedip di RPM 11.600 dan motor tertahan.
Pada gigi 2, saya dilesatkan sampai kecepatan 158 km/jam —- nah ini jawaban kuisnya.
Pada gigi 3, saya tidak bisa menyelesaikan sampai limiter 11.600 RPM krn lintasan sudah habis. Kecepatan terakhir menyentuh genap angka 180 km/jam saat RPM menjelang 10.000.
Memasuki rangkaian tikungan berkecepatan sedang-tinggi di sekitar Mall @Alam Sutra, saya awalnya underestimate. “Hei, kalem saja, ini adalah naked bike, yang berstang tegak.” Tapi sekali lagi saya salah, Brutale menangani cornering dengan kemampuan setingkat kelas sport. Peralihan dari upright menuju leaning angle berjalan spontan dan halus seperti cinta pada pandangan pertama. Seketika, tanpa harus dikoreksi. Dijaga suspensi Marzoochi dan karet bundar Pirelli, Brutale secara confident melalap mentah perputaran arah.
Dari review ini Brutale 1090R menurut saya adalah urban adventure bike: kendaraan yang didesain untuk menikmati setting urban dari atas motor. The best in its class. Baik dari gaya riding, fashion style, kompresi mesinnya yang tinggi (touring ga cocok dong), dan daya jelajah dengan tangki yang ada (setiap 200 km menjelang habis atau 10-11 km/liter). Apakah tidak bisa untuk touring, oh tentu saja bisa, sama bisanya dengan mengenakan stelan jas Armani untuk blusukan ke pasar pagi.
Pros :
- Excessive power, seriously
- Handling easily beats other Italian bikes, anytime
- Exquisite design
Cons :
- Sulit utk merubah traction control setting
- Footpeg terlalu pendek, melelahkan untuk riding diatas satu jam
- Sebaiknya menggunakan celana riding atau boots, hembusan panas pada kaki kanan luar biasa
Final Conclusion
MV Agusta berusaha mendapatkan keunggulan dari dua pendekatan pada Brutale. Karakter tenaga motor-motor Italia yang keras dan keindahan desain PLUS ridability yang bersahabat.
And MV Agusta has done a very good job.
Brutale 1090 R memberikan kesempatan bagi mereka yang mencintai style dan prestige Italy untuk bisa mengendarai superbike dengan handling yang bersahabat. Tidak perlu lagi riding 2 jam, lalu pegelnya 2 hari hehehe.
Di sisi yang berbeda, bagi kubu pencinta kecepatan namun sudah jenuh dengan desain sport Jepang, power puncak 4 silinder dengan responsiveness 2 silinder yang dimiliki Brutale 1090R adalah pilihan yang perlu secara serius dipikirkan.
Apabila saya mencari tiga hal penting diatas (power, style dan handling), saya akan kesulitan menemukan alasan untuk tidak memilih Brutale 1090R
Catatan saja. Anda bisa membeli MV Agusta bike, but you don’t own the bike.
It’s the bike who actually owns you.
Terima kasih kepada Moto Arte Indonesia dan Bro Yahya yang sudah dengan hangat memberi kesempatan melakukan review. Juga mbak Rifka yang telah memfasilitasi prosesnya. Sukses selalu utk MV Agusta.
karakter tenaga brutal dikawal dengan handling mantap . . . .videonya om . . . .
tepat sekali……
video ngeditnya aduhh waktunya
1. embel2 handmade
2. panas khas moge
3. starter singkat saja, nggak kayak moge lain 😀
4. tenaga jossss
5. bonus pegel
^ wow
Kok pegel lik?
gk pegel piye, lah ipan jinjit, pegel jempol sikile dadi tumpuan, mongtore abot *podo karo aku.. xixixi
Mantap om
makasih broo
sama sama om Leo
Brutal bener ya…. sesuai namanya
brutal tenaganya.. handlingnya sih enak
segitu hebatkah hornet? 😮
Brutal= Manusia viking yg menguasai beladiri ninjutsu! 😀 haha
hornet utk handling cukup tekenal di Eropa yang mementingkan kenyamanan
Ckckck…emang bagus tulisannya Mas Leo, enak bacanya… Dulu sampe berulang2 baca yang CB1000R.
makasih banyak Bro utk feedback baiknya.
semoga selalu bermanfaat
wah mantab bener, lengkap bgt…eh itu trek lurusnya berapa km bang…kayaknya asik bgt tuh buat geber motor..
600 meter. Tapi sdh mulai harus lepas gas paling telat 200 meter sblm ujung.
Harus dicoba di jembatan suramadu nih.. 4 km.. udah cukup gak untuk mencapai top speed? 😀
Arghhhb motor keren nih
benerr bangett bro.
gila mantep bener om review Brutale nya..
Gimana untuk karakter pengeremannya om leo ?
Soalnya tentu ada perbedaan bila om leo pernah mempergunakan superbike yang memakai kaliper monoblock nya brembo..
Apakah kaliper di Brutale ini cukup sebanding dengan kaliper monoblock lain om ?
Terimakasih om leo..
saya engga ngetest secara teknis ya. tapi sempat sekali panic braking di summarecon karena ada anak SMP nyebrang jalur miring. Stabil dan melekat ya
sangar euy, two thumbs up buat om leo
http://monkeymotoblog.wordpress.com/2014/01/18/terbukti-knalpot-er6n-tahan-banjir-salut-buat-underbelly-exhaust/
makasihh bro…..
motor yang indah, tapi kalo di jalan ditanya “byson modifnya bagus mas, modif dimana?” oh god why? 😀
yg saya tau sih kalau sdh punya motor begini mah sdh ga akan peduli pendapat orang yg ga ngerti motor mas.
setuju pak tapi saya baca di forum kaskus ada yg dibilangin begitu dan dijual akhirnya, tekanan batin mungkin 😀
Lebay sepertinya, byson jauh dari ini soalnya… (Maksudnya utk org yg di kaskus ya bukan anda hehe).
Kalau saya sih palingan senyum aja, biarkan mesin yang berbunyi…
http://kobayogas.com/2014/01/19/nvl-vs-cbsf-nemesis-abadi-dan-rivalitas-tanpa-batas/
jos gandos kotos kotos
http://aripitstop.wordpress.com/2014/01/19/honda-berniat-pasarkan-moge-di-indonesia/
bagus sekali artikelnya…..
terkadang sy berpikir bs mendapat review lightweight bike dr om leo seperti p200ns
Makasih banyak bro… motor potensial itu. boleh kalau ada unitnya utk ditest hehee
hmm.. 180 km/h yahh.. dengernya aja udah lemes, maklum penunggang bebek. btw gimna tuh om perpindahan giginya dari 1 ke 2?.. brutal?.. udahlah yang pasti top markotop.
shiftingnya tergolong empuk.
heheh 180km/jam utk motor performance begini mestinya masih agak mudah ya.
Makasih ya bro…
siip om.. makasih kmbali.. ditunggu artikel berikutnya.
bener-bener brutal
brutal bener bener
Tulis panjang2 ilang siaaaalll…
http://kobayogas.com/2014/01/19/nvl-vs-cbsf-nemesis-abadi-dan-rivalitas-tanpa-batas/
mestinya tiap satu paragraph langsung hit “comment” bro hehehe..
Karena tadi dah asik ketik n ilang gara2 koneksi ngehek, singkat aja deh jadinya.
– we have something in common about MVA
– cinta pertama harusnya meletu letup, at least for me hehe
Artikelnya kependekan, lagi asik2 baca tau2 selesai…
Kandidat article of the year hehhe…
http://kobayogas.com/2014/01/19/nvl-vs-cbsf-nemesis-abadi-dan-rivalitas-tanpa-batas/
kita sehati gitu ya cyinn
waktu menjalaninya meledak-ledak, persis seperti Brutale.
saat jatuh cintanya, seketikaa..
wah kependekan ya, ini udah saya edit supaya ga kepanjangan malah.
tugas Bro Yogas menyempurnakan apa yang kurang….
Thank you Bro…article of the year versi 7Leopold7.com paling engga
Haha… sempurnaaaaa…
Ya nanti kalau dapet ya, mudah-mudahan stafnya kagak lupa lagi hehehe…
paling saya bisa ngegas doang om… 😀
http://kobayogas.com/2014/01/21/pojok-test-drive-kencan-singkat-bersama-all-new-crv-2-4-2011/
tangguhh..
http://hulssay.com/2014/01/19/sifat-dasar-wanita-yang-harus-diketahui-lelaki-part-2/
galakk
Horeeee…….menang kuis…..!!!!
lah emangnya ikut Pe?
Kalau baca artikel reviewnya Om Leo rasanya ikut tenggelam, turut merasakan. Bahasanya bener-bener seperti pujangga, pujangga roda dua. Sukses selalu untuk Om Leo, keluarga dan lapaknya 🙂
Makasih doanya Bro…
soalnya kita nge-review motor, kalau terlalu teknis, kering dan membosankan jadinya. Passion itu yang penting.
Kutip dikit ah artikel diatas:
“Dan ya ampun, ini mesin memang brutal. 4 silinder yang berkarakter L-twin bertorsi besar. Spontan, menendang sejak putaran gas awal.”
Mungkin kalau bro Regis dan saya lagi baca artikel ini bareng-bareng sambil makan “Pancake”, mungkin akan bilang “Lebay Banget Sih Cin!” ha… ha… ha… 😆
Sorry pak Leo becandanya kebanyakan kalo becandanya dikit kurang terasa torsinya he.. he.. 🙂 , maklum pak anak baru nih! baru bisa komentar lagi!.. moga aja pak Leo gak lupa… salam kenal pak…
Hmmm mas Imam mesti coba sendiri hentakan tenaganya deh. Ga heran banderolnya sampai 375 juta. Saat testbdi alamsutra bbrp kawan rider (big bikr) juga ikut test dan setelah turun mereka geleng2. “Tenaganya gila”
saya sdh berapa artikel mas Imam mau comment engga bisa2. settingnya terlalu protektif ya mas.
penulisan artikelnya bagus,ndak perlu dikomentari lagi.dan memang ndak bisa komentar.
jahhh… ya makasih bro..
semoga urusan klaimnya lekas bener..
Nitip link yah om Leo..
http://donnyprabowo21.wordpress.com/2014/01/19/menikmati-car-free-day-di-komplek-masjid-sabilal-muhtadin-banjarmasin/
mari silahkeunn
Spt biasa slalu menunggu artikel Pa Leo, mantaaaaf!! Merefresh otak jdinya haha
makasih mas Fikri,.. semoga membantu kalau -pas lembur2
Oiya Pa Leo, ulasan mengenai SIM mn nih ? Hehe umur 16 udh bleh bkin blm sih ?
walahh, review om leo ttg motor terperinci ni. mantapp om
udah ngetes cb1000, mvagusta, mau test ride z1000. hebat om (y)
ditunggu next review lg om
siapppp…
makasih banyak ya masbro…
waw gile ya pasar moge semakin liar di indonesia, dari harga gimana om leo?? dibandingkan z1000 cb1000 & ducati 989 🙂
btw nice review once again
Bener bro, komunitas moge juga tumbuhnya semakin besar ya..
untuk harga B1090R 375 jt. 100 jutaan diatas harga Z1000 atau CB1000. Kalau sesamaItaly sih dekat ya
Thank you very much Bro Leo for the comprehensive article on our MV Agusta Brutale 1090R. i’ve also posted a link to this review on our official MVAI Facebook Page so that our friends could also benefit from reading your article.
again… very well written bro… thank you very much!
mewakili teman2 yg baca kasih lagi pinjaman motor type lainnya,biar tambah asik.kepada Bro Yahya terimakasih dari pengunjung warung.
hehehe jeritan hati dari pembaca plus member NIO
Bro Yahya, I had to restrain myself from keep on writing what I felt about the bike hehe. Thank you for posting link and mostly for the precious opportunity. Sukses selalu utk Bro Yahya dan MV Agusta
mantapp..kapan ya ada yang mau ngasih pinjem saya ini motor..cakepp..he3
http://motorcyclefunblog.wordpress.com/2014/01/20/honda-cbr-tukar-matic/
siapa tau malah bisa punya bro…. amin,…
mantab review byson modifnya (pura-pura ga baca) abis brapa modif byson diatas om ? 😛
habis 375 juta bro, plus bonus bysonnya utuh hehe
joss, brutal beneran ternyata 😀
kalo saya mah bakalan jnjit balet pake motor ini 😆
brutal benerann…
jinjit balet pake sepatu dan rok balet? *mbayangin
weleh2 masih ada yg bilang byson?? ibarat bumi dan langit..
klo punya duit sisa segitu gw ya naksir brutale 1090, Italy banget… modis, secantik model2 Italy. hehe..
gw suka nya motor Italy adalah parts yg digunakan kualitas bagus, bermerk internasional.
yang sebagian sudah racing component…
sip, forza mv agusta..
hehehe ya ada aja yang ga informed bro.. ga usah dipusingin….
keren asli memang motornya
keren banget cara penyampaian dan pendeskripsian apa yg sedang terjadi pada artikel2 di blog ini. Mantaap, kawan!
Terima kasih banyak feedbacknya bro….
nice bike…
nice pict..
and very nice article… ( I mean, very very nice article )
and a very generous comment by you bro Athar.
Many thanks for the kind feedback….
heran aku. . . kenapa kalau mbaca artikel di warung ini kayak ketagihan ya. . . . bahasanya ngalir gitu aja dan gampang sekali di cerna. . .
MV . . . . ndak berani komen dah. . . . kasta ningratnya motor ya motor ini . .
keep brotherhood,
salam,
hehehe makasih ya mas….
mungkin karena saya belum berhasil menulis dengan bahasa yang rumit.
bahasanya bahasa biker saja…
makasih utk masukannya bro… keep brotherhood
Baca review di blog ini enak banget bacanya.
Makasihh banyak bro… apalagi kalau bacanya sambil makan yg enak enak ya… double enaknya hehehe
Pingback: VendGenie - Learn How to Sell on VendGenie