Selamat hari minggu….
CB1000R. Setiap kali melihat motor ini selalu timbul satu pertanyaan di benak saya. Bagaimana mungkin sebuah motor bermesin 1000cc 4 silinder bisa terlihat begitu ringkas bahkan menurut saya kecil. Misteri.
Hingga akhirnya, kurang lebih sebulan lalu, saya berkesempatan merasakan langsung CB1000R nya Bro Rudi Tan yang ketika itu baru pulang dr Belitung trip.
Apperance
CB1000R adalah genre streetbike yang berbeda jika dibandingkan dengan Z1000 atau FZ1. CB1000R didesain di Italia (bukan Jepang) dengan satu misi penting: mengganggu dominasi streetbike eropa seperti Triumph, Ducati, MV Agusta dll.
Dan ini terlihat dari garis desainnya yang memang jelas berbeda. Bentuk tanki, single sided arm dan garis buritan tidak mewarisi seri CB yang digantikannya: CB900F Hornet.
Lebih terbiasa dengan Z800 atau Z1000 yang majestic, saat duduk di atas CB1000R dan memandang ke bawah, kesan yg kuat muncul pertama kali adalah body yg ramping dan indah. Lekuk pada tanki halus mengalir, tidak terlihat lebar seperti laiknya motor 4 silinder segaris. Kaki pun dapat menjepit dengan rapat dan penuh gairah.
Dengan tinggi seat hanya 828 mm, CB1000R cukup ramah kepada para biker dengan tinggi di kisaran 160-180 cm. Kedua kaki saya dapat menjejak dengan sangat baik di tarmac.
ERGONOMI
Nyaman dan tidak intimidating. Saya bisa duduk dengan tidak terlalu menunduk ataupun terlalu tegak.
Engine is on dan deruman rapat khas 4 silinder pun halus terdengar… Sulit sekali untuk tidak jatuh cinta pada deruman mesin 4 silinder. Kebetulan CB1000R bro Rudy ini exhaustnya sdh diganti dengan Akrapovic, yg kebetulan juga my kind of pipe. Tetap bulat dan konsisten bahkan pada RPM menjelang redline.
HANDLING
Sayapun menghela CB1000R ini memasuki lintasan alam sutra.
Ya ampun….kagak berasa berat seperti motor 1000cc.
Motor seberat 217kg ini bergerak lincah seperti bisa membaca pikiran kita. Z1000 menurut saya sudah cukup nimble dan lincah. CB1000R saudara-saudara simply at different level.
CB1000R ibarat atlet senam, yang berotot namun lentur, berjalan melewati arus traffic dengan sangat mengalir dan presisi. Dari satu angle ke angle lainnya bisa dilakukan dengan predictable, tanpa harus mengkoreksi.
Saat memasuki parabola Mall @ Alam Sutra dan mencoba cornering pada kecepatan medium pun tidak terasa efek ‘melawan’ (centripetal) yang berlebihan. Sepersekian detik yang biasanya dibutuhkan untuk mendapatkan balance cornering sebelum kita ‘dive’ atau menyelam bisa dipangkas.
Dan wah, suspensinya juga menambahkan persoalan bagi rival2 CB1000R. Kalau anda mengenal lintasan alam sutra, beton disini tidak sepenuhnya halus. Bumpy dan bisa membuat efek bbrp mili second floating pada saat cornering. Tapi dengan CB1000R ini efek itu minimal. Ehh.. lho corner itu sdh lewat ya?
It puts shame on smaller streetbike, seperti Er6n. Iya iya memang harganya dan teknologinya beda lumayan jauh.
Misterinya ada dua ternyata.
1. Mass Centralization atau sentralisasi massa. Prinsipnya bagaimana Honda berupaya keras agar centre of gravity CB1000R benar2 bisa serendah mungkin dan tersentral mungkin (tidak menyebar/memanjang)
2. Chassis. Menurut Honda mereka melakukan investasi yang lebih di luar kebiasaan untuk mendapatkan chassis yang tepat : Gravity Die Cast mono-backbone aluminum chassis “that puts the 998cc engine out front and center, and lets you sit more upright”
Z1000 bisa saja lebih pendek 5mm wheelbasenya, atau lebih rendah 8mm tinggi seatnya, atau seringan CB1000R, namun Honda nampaknya mengambil pendekatan yang lebih revolusioner untuk meningkatkan handling,
KARAKTER TENAGA
Bukan hanya handling, tenaganya pun sangat bersahabat. PGM-Fi dan mapping distel sangat halus. Unit yang saya coba sudah ganti exhaust dan re-mapping. Namun dugaan saya CB1000R secara umum memiliki karakter yang sama: bertenaga di bawah, namun sangat halus dan terjaga.
Seperti kelas streetbike pada umumnya, kelebihan CB1000R adalah pada torsi di range low-medium yang dibutuhkan untuk city riding atau country-side cruising. Kehalusan keluarnya tenaga ini membuat kita lebih confident untuk bermanuver ataupun keluar masuk tikungan. Honda juga meng-claim bahwa mapping dibuat halus agar konsumsi bahan bakar lebih efisien (pertimbangannya Eropa sekali).
Namun saya lebih senang torsi Z1000 yang sedikit lebih nakal.
KESIMPULAN
Honda CBR1000R adalah salah satu karya penting Honda utk kategori premium streetbike. Tipikal Honda, mereka merancang motor untuk kenyamanan, handling dan efisiensi. Kuda putih ini lentur namun tetap bertenaga. Motor ini menawarkan sesuatu yang sulit dikalahkan oleh para rivalnya. Motor bagi semua orang (yg mampu membeli tentunya). Setiap biker hanya butuh kematangan emosi dan waktu 5 menit untuk beradaptasi dengan superbike satu ini. Honda, a job well done!
Sedikit issue: dr segi penampilan, tipikal Honda terlihat biasa saja. Ini juga seperti di kasus superbike CBR1000 vs R1 vs ZX10R atau di kelas supersport CBR600 vs GSXR600 vs R6. Tampilannya agak biasa. Didesain dan dilahirkan di Italia tidak membuat motor ini lebih agressive pada style. Doktrin Honda yang mengutamakan kenyamanan nampaknya lebih dominan. Jika diparkir berbarengan Z1000 orang mungkin akan tetap lebih menoleh pada Z1000, tanpa mereka tahu apa yang terbenam didalam CB1000R. Yang tetap tinggal menjadi misteri.
Asiikkk pertamax nehhh
ini blog sepi bro… hahaha
Lom pada ngeh aja om hehhee…
Amankan dulu podium ah
silahkeun…
http://kobayogas.com/2013/10/20/test-ride-kawasaki-er6n-2012/
Sambil nitip stiker om hehhehe…
Kemaren pagi ya? Sayang kita ga ketemu, om lexy juga lagi di jakarta kemarin 😦
bukan bro awal september nih…
iya mas Lexy kalau minggu pagi ke Jkt
Iya…lah kalo kopdaran bukannya pada minggu pagi y om?
Pertamax….
Luar biasa gaya bahasanya Mazbro… Seperti Kahlil Gibran yang sedang memujua motornya…
Ane baca test ride jadinya kena racun, kalau mau beli motor naked 1000cc, ya Honda CB1000R…
hahaha penyair gagalll
sippp great bike it is
Penjualan Moge yang satu ini dmana ya bro? CB1000R
khusus nya di indonesia…
Via Importir Umum Bro
Azzzz….. Maen salip aja tuh atas ane.. 😀
jangan ngebut2 hehe
Ooo bulan lalu, kirain kemarin…buat saya sih gak kecil nih motor om, eh tapi buat 1000cc mgkin kecil x ya, dimensinya sedikit lebih besar dari ER6
iya september awal nih…
bisa dilihat perbandingannya antara saya nyemplak Z1000 dan CB1000 untuk ukurannya,
sepemantauan foto sih, om Leo lebih pas Z1000 hehehe..
baru ngeh foto header dah ganti yah…
Soal desain dari depan smp tengah, tyata kita sepaham om, dr depan melihat lurus, bisa saja orang sekilas melihat kalau itu adalah PNS, dimana HL-nya PNS emg nyomot dari situ hehehe.
Jok tengah smp buntut, jika tdk ada seperate seat, maka akan dianggap NVL..
Hanya pro arm dan area mesin yang bakal bikin orang ngeh ini bukan motor biasa hehehe…
bersih2 podium..*0B hahahaha..
Hahhaah siyaaalll…
betul sekali Bro, apalagi dg knalpot standard suara tergolong halus sekali.
Utk yg ga terlatih suara 4 silinder mungkin ga ngeh… dikira suara mobil sedan.
nah yg saya tes tempo hari, udah pake LV Cobra yang menggelegar suaranya wkwkwk…
Lebih milih Z1000 aja om lebih lebih galak. Om kalau dari segi harga di Indonesia selisih jauh gak antara Z1000 & CB1000?
Z1000 kalau IU sekitar 250 jt, CB1000R di 280an tergantung dollar dan diskon IU
“Sepersekian detik yang biasanya dibutuhkan untuk mendapatkan balance cornering sebelum kita ‘dive’ atau menyelam bisa dipangkas.”
Brow bisa di jelaskan lagi balance cornering itu maksud nya balance speed vs angle motor atau bagaimana ?
ya maksudnya menemukan garis keseimbangan antara kecepatan dan sudut lean. Pada bbrp motor kita tidak bisa langsung dapat, kadang ada koreksi sedikit.
weleh ada misterinya juga
serius lho
koq beda banget ya dgn testimoni bro kobay di warungnya..hhmm..*sambil colek si Z. Dgn kata lain, menurut saya CB1000R kurang gahar utk kelas 1000cc.
hehehe beda biker beda feelingnya
Karena saya cuma tes singkat, muter sekali, udahan…wkwkk..
Geber gas, mata berair…buat saya (saat itu) gak nyaman, tinggi dan berat. Hehehe.
walau desain eropa, tapi desainnya masih kalem ala CB series, kesan garangnya sedikit, masih jauh sama kegarangan Z1000 hehe
iya, Honda memang tidak menekankan pada style yg agressive atau sporty.
tapi itulah ciri khas honda, dari produk bebek sampe moge, bentuknya kalem,
motor yang cuma bisa jadi wallpaper komputer saya hehehehehehe
http://macantua.wordpress.com/2013/10/20/helm-kok/
ohhh saya kira wallpapernya bro kournikova
Wah itu lebih ga mungkin lg
… Hahahaha
http://kobayogas.com/2013/10/20/test-ride-kawasaki-er6n-2012/
Ahhh boong…wkwkwk
Bohong naon mang?
Wall paper kournikova…
Aslina teu boga xixixi lobana jepangan xixixi
Cing atuh kirim hiji dua nu cihuy mah 😀
Seueur tah di web batur bisi hayang mah ke di wassap hahaha
Ahhh sedaapp… 😀
Siap siap umpan lambung
Sudah disundul daann….jebreedddd
Jeger….. *naha jd transaksi di blog batur ieu t hahaha
Kabur ahhh wkwkwkwk….#hormat om leo
Njir kabur si aa eta…
woi woi saya dikirim juga yang jepangan itu tadi 😀
Waduh om ga punya wassapnya xixixi… Transfer sama kang yoga yah…
hahaha silahkeun..
Punten om Leo…. Xixixixi
ini motornya yg kecil apa ridernya yg gede ya..dr gambar sih motor seukuran nvl…
hahahaha *malu saya
Besar kemaluan neh om leo 😀
Nah klo ini persis tigerku
#kelilipan paku bumi#
cuman beda kelirnya aja mas. hehehehe
Akhirnya review Honda CB1000R keluar juga…sangat informatif dan netral, thanks untuk effortnya Om Leo. Kelas naked street bike bisa dibilang kelas yang penting bagi penggemar touring seperti saya….kelas ini adalah the real sportbike (on the street). Motor ini di mata saya sangat understated dan simple dibandingkan kompetitornya. Design nya yang tidak segarang kebanyakan naked bike lain serta tidak terlalu ‘moge’ plus design single arm nya justru yang membuat motor ini sangat menarik dan disukai oleh ‘real bikers’ – rider yang senang riding for the sake of ride (hmmm…apa ya kata yang tepat dalam bahasa Indonesia).
Motor ini sangat disarankan bagi rider yang mengutamakan performa, handling, safety dan kenyamanan. Fitur ABS, combi brake dan traction control yang tidak ada pada kompetitor sekelasnya memungkinkan kita melahap tikungan seperti jalan2 santai saja (lah bisa buat tikungan tak terasa seperti contoh diatas kok hehehe…).
Menurut saya CB1000R memang juara yang rendah hati di kelas ini…
Z1000 ga punya fitur spt yg disebutkan di atas kah? MV Brutale 675 aja ada afaik…
Setahu saya sih hanya Honda (penggabungan ABS & CBS) dan BMW (Integral ABS) yang menggunakan teknologi Combine Braking System (CBS) di produk nya (diluar scooter)…system ini menggabung (serta mengatur) pengereman dua front disc dan rear disc sehingga mendapatkan pengereman yang sempurna dan tidak mudah slip, khususnya pada saat menikung…monggo dikoreksi bila kurang tepat…
Ooo oke, jd ABSnya combine sama CBS ala di skutik ya…tq om
Nahh ini komentar yang sangat bernas dan berdasarkan pengalaman langsung menghela CB1000R.
Saya senang dengan istilah “CB1000R memang juara yang rendah hati di kelas ini…”
TOP. thank bro Dicky..
1000 sese 16 klep dengan berat sedikit diatas er6 atau malah versys,,, kapan2 nyoba ah ( bobo dulu 😀 )
luar biasa tho lik…. pasti nanti bisa.
Btw saya perhatikan kok selalu ngitungi jumlah klep tho
cuma 1 masalahnya (IMHO), velgnya kayak velg mocin gitu, lebih bagus palang 5 atau palang 3 sekalian
masa sih, mocin yang mana ya Bro?
ntar ane cari, lupa
Honda memang menganut prinsip ‘Comfortable Style’. Bknnya ane FBH y tp ane kbtulan dah test ride&dnger dr bbrp ownernya yg dah gape dlam dunia permogean. Salut ma honda yang memegang teguh prinsip tsb. Dr Lini kelas capung sport layaknya Ciby 250 smpe 1000 RRnya memang punya sensai riding yg ‘mudah’. Beda kompetitor lain yg terlalu racy skali handlingnya. Trasa skali swaktu mlibas kmacetan di Jakarta yg notabene tdk cpt lelah 🙂 Malah lelahan pke n250 ane ktimbang Ciby 600 :). Apalagi riding dng CB 1000 RR ini yg notabene Naked style :). Vote for this!!! 🙂
Betulll…
Emang sih, desainnya Eropa banget…
tapi juga masih Honda banget….
Gara-gara penampakannya yg terlihat “tidak garang” bro Dicky Winata pernah ditantangin balapan sama motor kecil saat perjalanan ke Pandeglang dulu…hahaha… Untungnya saat lampu hijau nyala si CB1000 langsung melesat meninggalkan jauuh si motor kecil yg terbengong-bengong..
Wah….ga nyadar dan ga inget tuh kejadiannya Pak Lexy….wong saya bawa nya pelan2 aja kok hehehehe….
hahaha..nanti aku ingetin kejadiannya sambil nyruput es capucino ya…
Pelan2nya CB1000 ya om 😀
best RC kok mau dilawan hihi
Siap Pak Lexy!!!
hihihi pada ga sopan ya
mas leo, gimana klo artikel2 di blog ini dijadikan buku ? Pasti mantab !
wahhh makasih apresiasinya Bro July
tapi kualitasnya mah masih jauhhhh bro
rugi nanti penerbitnya hehehe
Reviewnya Pak Leo memang beda.. Pilihan kata selalu mantabb seolah yg baca juga ikut test ride. Haha.. *sory jadi OOT. 😀
makasih bro Azwar, review harusnya, menurut saya ya, lebih pada feel.
bukan pada technical spec.
‘..lbh pada feel, bukan teknikal spec..’ nah ini dia pembeda dgn blogger R2 lainnya..blogger R2 lainnya bagus, tp ceritanya masih sering pendek+ending’nya anti klimaks..
wah 4 silinder, jadi pengen nyoba juga 😀
http://awansanblog.wordpress.com/2013/10/22/iklan-tata-motor-nyindir-kaleng-krupuk-kah/
ayo ayo….
banyak pemakai Honda dan FBH bilang produk Honda yg terbaik.kadang sebagai orang yg terlahir diera modern menganggap cuma kefanatikan belaka.sulit dipercaya bila pabrikan lain tidak bisa mengikuti,tapi kenyataannya motor Honda sering dipuji sebagai “salah satu” yg terbaik dikelasnya.
fanatisme buta adalah tanda kurangnya informasi dan kejernihan berpikir.
Tidak ada produk yang 100% sempurna. Tidak ada pabrik yg 100% kuat di semua tipe produknya. Pilih yang terbaik sesuai kebutuhan.
Utk sport saya ogah Honda, krn selera riding beda. Tapi utk matic, saya memilih Honda krn cocok dg teknologinya.
mas leopold dulu yang naek vixy merah pindah ke ninja putih sekarang er6 kah?…hebat…hahahaha…gw seneng baca tulisan om leopold…., beda banget ama tulisan2 gw om bro leopold…hahahaha…boro2 mengalir, pating plintut lah bahasa jawanya….maklum masbro basic nya jauh dari tulisan,,,pengen belajar menulis aja…biar otak kiri kepake…hahaha..eh bener gak sih…..btw bagus2 nih tyulisannya..baca2 dulu yah om…
lebih dulunya lagi naik Tiger 97, Scorpio 06 hehehe
iya saya bro. Makasih banyak utk apresiasinya. Saya kebetulan di kerjaan harus sering nulis report makanya agak biasa nulis. Tapi memang budaya di kita bukan budaya menulis, blogging begini bagus untuk melatih keahlian menulis.
seperti biasa..ulasan Pak Leo sangat deskriptif..
enak di baca dan membuat pembacanya bisa memahami…
memang cb1000r ini koq terlihat kecil layaknya byson saja… 🙂
Terima kasih banyak mas Wahid utk kata-kata baiknya. Saya juga selalu menikmati khabar dari Papua yang dibawakan oleh mas. Keep on blogging mas, salut saya utk mas yang berjuang di tanah rantau.
iya memang kecil, kalau ga lihat mesinnya orang akan salah kira,
Om leo, kapan bahas kecelakan maut antara ZX-6R dan ER6N di kebon jeruk? ditunggu 🙂
Ini sebenarnya well exposed di media bro. Ada memang rencana menulis dr aspek safety gearbis not everything
kurang suka motor beginian,
lebih suka yg ala supermoto. dan sayangnya model supermoto yg kaya hpermotard ya cuma itu doang
hehehe hidup itu indah karena kita semua berbeda bro..
Kl dibandingkan sm kawasaki z800, bentuknya lebih besar mana om ?
menurut saya gedean Z800
om, ini motor dambaan ane hehhe.
kpn bisa ky om yak 😀 (nabung 20 tahun dlu kyanya baru isa terwujud)
nyicil dlu beli adiknya cbr150 hehe.
nambahin referesi search blognya motor om leo hehe.
bagus ni blog (y)
Semoga kita selalu dimudahkan rezeki dan apa yang kita butuhkan akan dibukakan jalannya. Amin.
Makasih banyak juga atas comment dan persinggahannya bro…
manteb gaya bahasanya,sangat dapet feelnya serasa saya yg naek ni motor bukan om leo,he he.eh gmana om kbar ninja yg 4silinder,jadi masuk dimari gak?
Cara penyampaian om leo bkin bahasan selalu menarik apapun objek yang dibahasnya..blogger kelas nie..he..
karena obyeknya memang menarik minat kita semua bro hehehe
jadi perhatian yang baca penuhh
buntutnya mirip new vixion ya om..?
keren banget nih motor, tapi kurang suka sama velg nya.. kesanya tebal dan berat (kalo liat di gambar)..
iya keren banget, setuju. Velgnya justu enteng itu bro. mungkin lebih enteng ketimbang velg standard motor2 ber cc dibawahnya
washemb om jebul gaya tulisan sampean Apik tenan setelah aku baca review CB inih !
manteb om manteb , jempol 4 ! 
Waooow ada misteriiiii
Pingback: Kemungkinan AHM Produksi CB250R Neo Sport Café (twin) | 7Leopold7