“Saya ga minta macam2 mas”
Buka om Bibin saat saya singgah di Aerospeed.
“Soal regulasi perbedaan berat minimum motor, itu harus kita terima”
Pemilik Aerospeed yg ramah dan biasa berbicara dengan tempo cepat ini menambahkan
“Saya juga ga mau balik ke karbu, meskipun skrg ini lebih kenceng, karena tujuan balap itu ya R&D, bagaimana barang kita atau settingan kita teruji dan dikenal orang”
“Pemain Ninja ga boleh cengeng, saya juga jelasin ke Benny (Djati Utomo – tim Astra Racing Team), saya ga problem dengan berat”
“Kalau buat saya yang lebih penting itu justru soal klep”
Menurut om Binbin, sulit diharapkan dengan klep standard, Ninja 250 bisa mengalahkan performa CBR 250.
“Lho om, bukan soal chasis dan suspensinya?”
“Yang paling signifikan itu klepnya justru. Kalau dipantek di putaran tinggi terus menerus,antara 9000 -12000 RPM setelah lebih dr 2-3 lap, klep akan mulai engga presisi dan tenaga jadi ngedrop. Kalau Kawasaki secara resmi merevisi klep bawaannya atau kalau kita boleh pakai klep titanium agak lumayan deh”.
“lho om CBR kan juga pakai klep standard, apa materialnya lebih bagus?”
“Mas, masak mau berharap motor 2 silinder dengan material yg bagus utk racing di harga 50 juta sih?’
NAH LHO!!!! hahaha
Pingback: Kans CBR250 Dalam Persaingan Kelas Sport 250 cc | motorgoodness
ikut nyimak klw bgitu ndan
Pingback: Studi Kasus : Kalahnya Ninja250 di Sentul, Karena Klep yang Kurang Kuat Untuk Race | motorgoodness
Pingback: Studi Kasus : Kalahnya Ninja250 di Sentul, Karena Klep yang Kurang Kuat Untuk Race - OTOMOTIF | OTOMOTIF
masih ada RR mono bang